BERAWAL DARI PERTUNANGAN (com...

By vivinafiah

1.9M 80.9K 2.8K

Vivi Rineyka gadis manis yang di tunangkan oleh ayahnya kepada putra dari rekan kerjanya ( Deni Devasa ) yang... More

Perkenalan
Deril's?
Sifatnya yang Dingin!
Makan bersama!!
Flower's
Mall's
kisah yang rumit.
Cas't BDP.
Hug{}
engagement day!
engagement day 2
Ayah?
Deril's mdbstr
Hari Pertama!
Deril disconcerting!
feeling's
Deril POV'S
Salma POV
Deril Suck's
Deril Sick's
This feeling.....
Deril Attention!
problematic question's
feeling the nascent!
Become Awkward!
Vivi Jealous!
statement painful
Dean Faudzi's
Hug's
Secret!
FirstKiss!
Tragedy
He is attentive.
the most painful thing
Honesty
Lost Confidence Back
Invective!
Lies Revealed
Decision!
Deril that Spoiled!
Alone.
Explanation
CaffeBigo.
Longing
picture?
An Ordeal Back
Undecided
Event
Deril frk!
Dearmad
Broken Heart
Tears
the umpteenth time
Sad Ending

Problem

21.8K 1K 75
By vivinafiah


Hei heiii ketemu lagi...

Makasih ya buat kalian yang masih stay di BDP aku sayang kalian banget deh😍😍😍
Bahkan buat yang udah setia banget dari awal BDP ada sampe sekarang aduh makasih banyak deh ya😘😘😘😘 deril dan vivi juga bilang makasih banget buat udah comment dukungan dan commentnan yang panjang. Kita suka ko💞.

Jangan pernah bosen ke ceritanya ya:(
Yawdah langsung aja yu cekidott. ....





Cekleekkk..
Pintu utama kamar mandi pun terbuka. Vivi segera menoleh kearah pintu utama.

Sa-salma batinnya berbicara di dalam sana. Vivi terbelalak kaget saat melihat sosok salma yang memasuki kamar mandi.

Salma tersenyum miris saat menatap vivi. Ia berhenti tepat di hadapan vivi.
Vivi sedikit memundur, tubuhnya sudah menyentuh westafel. Hatinya sangat tak enak, ia takut salma melakukan apa-apa kepada dirinya.

" selamat ya"ucap salma dengan sorot mata tajamnya itu.
" selamat atas jadi teman pengecutnya! Bahkan temen yang ga tau diri." Tanda salma. Tatapannya sangat tajam,bahkan nada suaranya pun terdengar sangat mengerikan.

Vivi terdiam, ia bungkam seribu bahasa, ia tak tau harus menjawab apa. Salma sudah tau semuanya. Ya, tau atas pertunangan Vivi dan deril. Dari raut wajahnya pun terlihat kalau dia sangat kecewa.

" Apa maksud lo?" Tanya vivi yang tak suka akan ucapan salma saat bagian selamat atas jadi teman pengecutnya! Bahkan teman yang gatau diri.

Salma terkekeh " lo bukan orang bego kan?" Tanya Salma sengit.

" gue ngerti perasaan lo gimana, tapi sal, ini semua udah keputusan deril. Dan bahkan der...

" apa? Lo mau nyeramahin gue? Mikir dong lo! Lo anak baru! Tau apa? " celah Salma dengan nada tingginya.

Vivi menyeringgai, ia tertawa manis " gue emang anak baru disini. Tapi bukan berarti gue bakal diem kalau diginiin!" Tandasnya.
" lagian udah lah lo terima aja sih kenyataannya dan...

" gue bakal rebut hak milik gue!" Celah salma sengit dan mencekam rahang vivi dan memepetkan nya ke tembok.

Vivi meringis saat punggungnya terbentur tembok yang lumayan keras.
Lo harus lawan dia vi! Harus! Dari pada lo di injek-injek terus! Batinnya bergeming di dalam sana.
Vivi membulatkan tekadnya, ia meyakinkan dirinya kalau dirinya bisa, ya bisa melawan salma saat ini.

"Gue ga yakin,lo bisa ambil deril dari gue!" Ucap vivi yang mendorong tubuh salma agar menjauh dari diri nya dan melepaskan cekamannya.
Vivi menahan bahu salma agar salma tak bisa lagi melakukan hal yang tidak di inginkan.

" lo emang...

" apa -apaan ini?" Tanya dede tiba-tiba memasuki kamar mandi dengan wajah cengonya itu.

Gawat! Batinnya angkat bicara di dalam sana.
Vivi melepaskan tangannya dari bahu salma, ia sedikit menjauh dan berniat untuk keluar dari kamar mandi dengan cepat. Jika ia masih di dalam seperti ini,ia akan habis oleh 2 manusia yang sangat tak suka padanya itu.

" sal lo gpp?" Tanya Dede yang mendekat kearah salma. Tangannya mengelus bahu salma.

"Pipi gue di tampar, coba lo selesain tuh anak!" Ucap Salma yang mengelus-ngelus pipi kanannya itu seolah-olah kalau dirinya telah di tampar oleh vivi.

Pandangan dede beralih kepada vivi yang  sedang perlahan berjalan ke arah pintu keluar.
" mau kemana lo!"ucap Dede cepat dan menahan vivi, dede mengunci pintu kamar mandi itu.

ohayolah de gue gamau harus berdebat sama lo batinnya menggerutu di dalam sana. Ia sangat takut jika harus menghadap dengan pria seperti dede. Dede tipikal cowo yang sangat emosian, bahkan dalam skenario ini dede sangat membela salma. Ia bisa habis kalau seperti ini.

" gue mau keluar" ucap Vivi dengan nada suara sedikit memohon.

Dede terkekeh " lo ga boleh keluar! Kita selesain masalah disini!" Ucapnya dengan sorot mata yang tajam.

Vivi terdiam, dirinya sangat takut saat ini. Ia takut dede melakukan hal senonoh kepadanya.
Vivi sedikit memundurkan langkahnya.

"Masalah apa si de? Gue selama ini gada masalah sama lo. " ucap Vivi dengan nada suara yang cukup tinggi.

Dede terkekeh " lo punya masalah sama gue! " ucapnya yang sedikit mendekat kearah vivi.
Vivi sangat takut kali ini, matanya beralih kepada salma yang hanya tersenyum sinis menatapnya di dekat westafel.

" apa maksud lo nampar salma?!" Ucap dede tajam.

Vivi mengerutkan keningnya, ia menggeleng cepat " gue ga pernah nampar dia de!" Ucap vivi yang masih berjalan mundur agar menjauh dari dede.

" ternyata lo mainnya kasar ya, oke. Gue bisa" ucap Dede yang langsung mendorong tubuh vivi hingga terbentur tembok sengat keras.

Ia meringis kesakitan saat punggungnya terbentur tembok.
Dede mencengkram kedua bahu vivi, ada senyuman menjijikan  yang mengembang di bibirnya.
Vivi mengalihkan pandangannya kelain tempat, ia tak mau menatap dede sama sekali.

" lepasin gue!" Ucap Vivi sedikit meronta agar dede melepaskannya.

"Gakan! Sal? Lo bisa lakuinnya sekarang" ucap dede yang mengalihkan pandangannya kepada salma. Salma tersenyum ia mendekat kearah vivi.

Vivi menggeleng cepat, ia sangat memohon agar salma tak melakukan apapun kepadanya. Detak jantungnya sangat berdetak tak menentu.

" sal, gue mohon! Lepasin gue. Gue ga pernah ada masalah apapun ke lo berdua. Dan soal deril, kenapa si lo ga ikhlasin...

Plakkk.....
Salma menampar pipi kanan vivi dengan tamparan yang sangat kencang. Salma tak ingin mendengarkan ocehan vivi tadi.
Vivi meringis kesakitan, ia merasa pipinya sangat panas dan perih.

Deril tolong aku batinnya bergeming di dalam sana dan meminta tolong agar dirinya di selamatkan oleh 2 makhluk jahat yang ada di hadapannya ini.

" cukup" ucap salma tersenyum puas dan menjauh dari vivi dan dede. Ia kembali berdiri ketempat wastafel.

" apa? Lo mau minta bantuin deril? Haha dia gada disini! Gue bisa dengan puas ngelakuin apa aja ke lo!" Ucap dede menatap tajam kearah vivi. Rasa takut pada diri vivi semakin menjadi. Ia terus meronta Agar dede melepaskan cengkramannya itu.

" de gue mohon lepasin gue!"ucap Vivi yang meminta dirinya di lepaskan oleh dede.

Dede tertawa " buat apa gue lepasin lo? Bahkan gue pengen basmi cewe murahan kaya lo. Eh bentar deh. Coba lo jawab pertanyaan gue! Lo di bayar berapa sama deril?" Tanya dede yang mendekatkan wajah vivi dengan wajahnya. Cengkraman pada bahu vivi pun sangat erat sekali.

Vivi menggeleng tak mengerti apa maksud dede " gue ga ngerti apa yang lo bilang"ucap vivi yang sangat marah kali ini.

Dede tertawa sangat puas " lo ga ngerti? Ah masa iya? Lo pasti tau kan cewe murahan? Jangan so polos deh. Kan lo cewe murahannya, ko lo mau-maunya si sama deril? Aelah deril kan cuma manfaatin tubuh lo aja cewe murahan." Ucap Dede dengan tatapan yang sangat melecehkan kepada vivi.

Plakk...
Vivi menampar dede sangat kencang. Ia tak suka akan ucapan dede tadi.
Dede tersenyum meleceh kearah vivi, vivi sedikit mengerutkan keningnya mengapa dede tak kesakitan atas tamparannya itu?.

"Cuma itu kemampuan lo?"tanya Dede yang mempererat cengkramannya itu.
Vivi menelan silvanya dengan susah payah, ia merutuk dirinya sangat bodoh telah melakukan tamparan konyol itu.

Vivi terdiam, deru nafasnya tak beraturan. Ia terus menatap dede,sebaliknya pun dede ia terus menatap tajam vivi.

Tangan kiri dede beralih ke arah rahang vivi. Ia mencengkram rahang vivi sangat keras.
Vivi meringis kesakitan, rasanya gigi miliknya terasa patah di dalam sana.

" dasar murahan! Lo ga tau diri ya! Padahal lo anak baru disini! Lo ga ngaca dirinya? Lo tuh gada istimewanya kenapa deril temen gue harus milih cewe kaya lo, ya cewe level rendah. Coba deh lo mikir sekali aja, lo ngaca di depan cermin. Lo tanya kediri lo sendiri, apa lo pantes sama deril? Liat salma? Dia cantik,bahkan jauh dari pada lo.  " sengit dede panjang lebar. Tangannya masih mengcengkram rahang vivi.

Vivi meringis kesakitan,ia mendorong tubuh dede agar menjauh darinya. Tapi nihil, usaha nya itu tak berhasil, dede lebih kuat darinya. Tak terasa air matanya pun mulai memenuhi kedua matanya. Ia sangat merasakan sakit di rahangnya.

" gue ga peduli apa yang lo bilang,tapi gue mohon. Lepasin gue" ucap vivi yang tak begitu jelas dan mendorong dede agar melepaskan cengkramannya.

Salma yang berada di belakang dede pun hanya tertawa puas melihatnya.
Air mata vivi mulai membanjiri kedua pipinya.

Deril tolonggg batinnya menangis di dalam sana.

" mending lo jauhin deril deh! Lo ga pantes sama cees gue!" Ucap Dede yang semakin mempererat cengkramannya pada rahang vivi.
Vivi meringis kesakitan. Ini sangat sakit sekali, bahkan vivi sulit untuk berbicara.

Brakkkk....
Pintu kamar mandi pun terbuka sangat lebar.
Dede segera melepaskan cengkramannya itu, vivi segera menoleh kearah pintu utama kamar mandi.

"Dean? "Pekik salma kaget saat melihat sosok dean yang berada di ambang pintu dan ternyata dean lah yang mendobrak pintu nya.

Dean, lo emang penyelamat. Batin vivi berbicara di dalam sana, hatinya terasa di lindungi saat ini ya. Ya setidaknya walaupun bukan deril tapi dean juga suka menolongnya.

" kelakuan lo emang kebangetan! Mending lo keluar dari pada gue laporin lo ke pak bambang" ucap dean dengan sorot mata yang tajam. Terlihat dean menahan emosinya itu.

" lo tuh ya ishh... ganggu aja! " ucap Salma kesal karena dean telah menganggu aktivitasnya itu. Salma menghentakkan kakinya dan langsung melangkah keluar dari kamar mandi.

" urusan kita belum selesai" desis dede pelan dan langsung meninggalkan kamar mandi. Dede sempat menatap tajam dean sejenak, tapi setelah itu ia segera melangkah keluar.

" lo gpp?"tanya dean yang mendekat kearah vivi yang sedang mengelus rahangnya itu, pipinya sangat di banjiri oleh air nata.

" gue gpp ko de" ucap vivi yang mengusap air matanya itu.

" sutt, gue tau lo bohong. Makanya lain kali jangan sendirian kalau mau kemana-mana" ucap dean yang langsung menarik vivi dalam pelukannya itu.
Vivi sedikit terhentak kaget saat dean memeluk maksa dirinya.

Vivi dengan cepat menjauhkan tubuhnya itu dari pelukan dean " thanx ya lo udah nyelamatin gue buat yang ke dua kalinya. Gue ga tau harus bilang apa de." Ucap Vivi tersenyum manis Dan bertrimakasih kepada dean.
Dean sedikit kecewa akan penolakan pelukannya itu. Tapi ia mencoba tersenyum, ia tahu vivi sulit sekai untuk di dapatkan.

" coba lo cek dm lagi. Gue pengen lo sekali aja nerimanya" ucap Dean tersenyum manis.
Vivi mengerutkan keningnya, ia tak mengerti apa maksud dean.

" vi? Lo lama banget si? Ya ampun tau nya lo di kamar mandi ini. Gue cari lo di kamar mandi lantai 2 tau. " ucap yuli yang tiba-tiba datang dengan deru nafas yang tak beraturan.

" loh ko ini pintu jadi kaya gini si?"tanya wjdya kebingungan saat melihat pintu kamar mandi yang sangat hancur.

Mata yuli dan widya terbelalak saat melihat sosok dean yang berada di hadapan vivi.
Vivi tersenyum, ia sedikit meringis saat merasakan rahangnya yang linu.

" gue tadi kekunci, so? Dean nolongin gue" ucap vivi yang sedikit berbohong kepada yuli dan widya. Kalau sampe viv menceritakan semua yang terjadi, pasti yuli dan widya akan mengadu kepada deril. Dan deril pasti akan marah sekali kepada salma dan dede. Vivi tak mau itu terjadi.

Dean mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan vivi tadi.

" plisss" desis vivi pelan dan memohon agar dean tak memberitahunya.
Dean menarik nafas nya dalam dalam dan segera mengeluarkannya secara perlahan.
"Oke " ucap dean tersenyum sangat manis.

Tettt... tetttt...
Bel pun sudah sangat terdengar.

" thanx ya de" ucap vivi tersenyum sembari menepuk pundak dean dan langsung melangkah keluar kamar mandi.
Widya dan yuli masih setia menunggu vivi di luar sana.
Dean hanya menatap vivi saja. Senyuman manis mengembang di bibir dean. Ia merasa sangat bahagia melihat vivi seperti ini.

" ayo" ucap vivi yang langsung menarik tangan yuli dan wjdya agar meninggalkan kamar mandi.

" lo serius ga di apa-apain kan sama dean?" Tanya Yuli yang masih tak percaya.

" seriusan. Tapi jangan bilang deril ya plis" ucap vivi yang memohon agar yuli dan widya tak memberitahu kepada deril soal tadi.

" iyah engga, tapi lo bener ka gpp?" Tanya Widya yang memastikan.

Vivi tersenyum " bener ko" " ucap vivi tersenyum meyakinkan.
Widya dan yuli pun akhirnya percaya akan ucapan vivi. Setelah itu mereka bertiga pun segera memasuki kelas dengan cepat.

12.05 wib.
Bel menandakan telah usai pelajaran pun telah berbunyi 5 menit yang lalu.
Vivi mulai membereskan buku-buku miliknya.
Yuli dan widya telah pulang terlebih dahulu, mereka bilang kalau dirinya sudah di jemput.

Vivi meraih ponselnya, ia mengecek ponselnya itu. Tapi tak ada satu pun pesan/panggilan dari deril.
Vivi mengernyitkan dahinya, mengapa deril tak menghubunginya?.

Oke vivi akui, kalau dirinya rindu dengan deril. Vivi mulai melangkah keluar kelas. Ponselnya ia genggam sedari tadi. Suasana di sekolah sudah cukup sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang masih berada di sini.

Vivi menuruni anak tangga dengan cepat. Ia ingin segera sampai di rumah, ia takut bila bertemu dede dan salma kembali jika ia sendirian seperti ini.

Saat dirinya lolos keluar dari sekolah tanpa melihat batang hidung dede dan salma ia pun menghembuskan nafas leganya.

Huhh untung batinnya berbicara di dalam sana.
Vivi mulai melangkah menuju halte. Ia akan menunggu angkutan di sana.

Cukup lama ia menunggu angkutan di halte.
Vivi terus memainkan ponselnya. Ia berniat untuk membuka instagram miliknya.

Ternyata ada 2 pesan yang masuk.
Vivi segera membuka isi pesan itu dengan cepat.

DeanFaudzi.

Yawdah gue ganti deh permintaan gue nya. Gue mau ngajak lo makan bisa? Malem ini.
DeanFaudzi.

Sekali ini aja lo ngabulin. Gue pengen lebih deket sama lo.
DeanFaudzi.

Vivi membaca isi pesan dean dengan seksama. Ia sedikit menggedikan bahunya saat membaca isi pesannya itu.

Vivi segera mengclose pesan dean, ia tak ingin membalasnya. Ia takut deril akan mengetahui nantinya.

" hey" ucap seseorang secara tiba-tiba dan duduk di samping vivi.
Vivi segera menoleh kearah orang yang telah duduk di sampingnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambungg.

Wah itu siapa ya? Apakah dean? Apakah dede? Ataukah yang lainnya?. Bagaimana ya kisah selanjutnyaaa, apakah deril akan pulang nanti sore? Atau bahkan besoknya lagi? Apakah vivi lewatin harinya tanpa deril?
Masalah apa lagi yang akan terjadi padanya selanjutnya?.

Penasaran? Tetep stay di BDP terus ya😍😘
Yang udah baca jangan lupa vomment yang banyak okeyyyyy... di tunggu banget kalau malam ini vomment nya banyak besok bakal di lanjut deh😂😂

Yawdah ya seeyouu next timee...😄😄😄😄😄

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 200K 48
Alinka Meara Salsabila, sangat menikmati statusnya sebagai mahasiswi. Baginya kuliah sangat menyenangkan, hal itu didukung dengan lingkungan kampus y...
2.5M 31.5K 29
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
1.2M 31.9K 25
Started: 3 Juni 2015 Finish: 26 September 2016 07012018 #927 in Roman 18082018 #1 in Love Kisah seorang perempuan yang lulus dengan cepat di universi...
57.9K 2.6K 63
Bagi teman-teman yang baru baca, silahkan mampir di well pribadiku ya. Aku buat begini supaya nggak pada salah paham. Di well pribadiku ada dua akun...