Awareness: Is (not) The Ending

By Ciciliaa03

17.6K 1.2K 79

-[COMPLETED] -[TAHAP REVISI] - BEBERAPA PART DI PRIVATE (TERMASUK ENDING, EPILOG, EXTRA PART MENGHINDARI CO... More

Prolog
1. New Class
2.Poetry
3. Doubtful
4. Do you love me?
5. Sympathy, Empathy or Love?
6.Consensus
7. It's the answer?
8. Darkness(1)
9. Darkness(2)
10. New Boyfriend
11. Give and Take
13. Distance
14. bestfriEND?
15. Where Are you?
16. It's happiness?
17. bestfriEND, again?
18. Langit Jingga
19. Seleksi
20.Selingkuh?
21. OMG! My First Kiss!
22.Accident
23. Menyesal
24. The Car?
25. Reality
26. Pemilik Hati
27. Goodbye
Epilog
EXTRA PART #1
EXTRA PART #2
About Sequel
XXX

12. Jealous

537 35 0
By Ciciliaa03

ATTENTION!

Bagi kalian yang belum bisa membaca part yang terprivate walaupun sudah ngefollow aku, caranya hapus cerita ini dari library(perpustakan) kalian dulu setelah itu refresh dan add to library (tambah ke perpustakaan) lagi. •ENJOY•

°°

Lena berjalan bersama kedua sahabatnya mereka berhenti disalahsatu meja kantin.

“Kalian pesan apa?” Tanya Friska pada yang lain.

“Gue siomay tapi jangan pake tahu. Esnya nutrisari jeruk aja.” Pesan Vania.

“Vania! Friska!” Teriak seseorang.

“Ada apa?” Tanya Vania pada pria yang baru saja lari menghampiri mereka.

“Cepat kumpul di ruang pecinta alam. Yosep mau ngomong penting katanya.” Ucap pria itu memberi tahu.

Terdengar helaan napas dari Friska, “si Yosep nggak ngerti jam istirahat kali ya? Kenapa nggak pulang sekolah aja.” Gerutunya.

“Udahlah mendingan kita cepat kesana. Tadi Yosep kayak marah-marah gitu nyuruh anak-anak kumpul.” Ucap pria itu. Yosep si Ketua baru pecinta alam, dia ketua yang baik, dalam artian dia menerima masukkan semua anggotanya walaupun sikapnya yang kadang sesukanya sendiri membuat tak sedikit anggota yang bergeleng kepala dan angkat tangan jika sikap itu muncul.

Vania menepuk bahu Lena, “kita tinggal dulu nggak apa-apa?” tanya nya.

Lena tersenyum, “gue bisa ngehubungin Nata.”

Friska dan Vania tersenyum. Mereka pergi bersama pria yang tadi menghampiri. Lena tidak pandai bergaul, dia hanya memiliki sahabat dekat Friska dan Vania itupun karena mereka satu smp. Walaupun beda kelas tiap istirahat mereka selalu bareng, Lena tidak memiliki teman dekat di kelasnya. Semua orang yang sekolah disini memang temannya, tapi tidak semuanya itu dapat ia percaya. Judulnya aja teman ujung-ujungnya nusuk, datang butuhnya doang. Yah, Lena malas dengan orang seperti itu.

Lena duduk, dia sendiri di tengah-tengah keramaian orang-orang mengantre makanan. Matanya berkelana mencari sesosok orang.

“Bukannya itu Dino? Kok Nata nggak ada disana?” Tanya Lena pada dirinya sendiri. Lantaran dia melihat di meja ujung hanya ada empat orang, tidak ada Nata.

Dia mengambil handphone, mengetikkan sesuatu untuk Nata.

Lena Yudhistira: Ada dimana sayang?

Lebih dari lima menit, barulah notifikasi dari Nata muncul.

Natanael Claudyno: Di perpus. Kenapa sayang?

Lena langsung mengetikkan sesuatu.

Lena Yudhistira: Kimia?

Sengaja Lena tidak menutup chatroomnya, bertujuan agar cepat dia membalas chat dari Nata.

Natanael Claudyno: Iya sayang, kamu udah makan?

Lena Yudhistira: Belum, ini lagi di kantin.

Natanael Claudyno: Makan sana

Lena Yudhistira: Iya bawel

Natanael Claudyno: Biarin bawel yang penting kamu cinta

Lena menyunggingkan senyum, dia belum membalas tapi chat Nata sudah muncul kembali.

Natanael Claudyno: Udah sana makan ntar bel dulu.

Lena Yudhistira: Okay.

Setelah itu Lena menyimpan handphonenya kedalam saku rok, dia berjalan ke warung penjual baso. Mengantre cukup lama akhirnya dia mendapatkan semangkok basonya. Dia duduk disalah satu kursi kantin yang masih kosong.

Suara Vero yang menggoda seseorang terdengar sampai kursinya, Lena menggelengkan kepala. Ada-ada aja orang seperti Vero. Tidak punya malu dan percaya diri tingkat tinggi.
Lena menajamkan pendengarannya saat nama Nata disebut-sebut. Apa disana ada Nata? Dia yang focus ke mangkok baso mendongakkan kepalanya menatap kursi paling ujung. Disana ada Nata, dan juga Stevi. Mereka berdua sedang dipojokkan oleh keempat pria itu, tapi ekspresi Nata biasa saja. Dia membawa dua piring yang satunya diserahkan kepada Stevi.

“Hapal be ge te ya Nat pesanan Stevi.” Goda Dino. Suaranya itu loh, satu ruangan kantin juga kayaknya terdengar semua.

Lena menarik napas panjang, dia nggak boleh cemburu. Mereka sebatas sahabat. Lagian Nata mengenal Stevi sudah lama wajar saja jika pria itu hapal tentang Stevi. Nata juga sudah menceritakan perihal Stevi yang memintanya membantu belajar kimia dan Lena tidak keberatan. Hanya sebatas menemani belajar bukan?

Disisi lain hati Lena mencelos, selama ini Nata tidak pernah memesankan makanan untuknya, bahkan Lena juga meragukan kalau Nata mengetahui makanan kesukaan nya kecuali brownies. Apa barusan dia iri pada Stevi?

“Hai!”

Lena tersadar, Nata berada di depannya. Lalu mengambil duduk.

“Kamu kok?” Tanya Lena, dia melihat kearah bangku paling ujung, mereka sudah tidak ada disana semua.

Melihat Lena yang kebingungan Nata tersenyum, “yang lain udah ke kelas. Dan aku lihat kamu sendirian disini. Makannya aku nyamperin kamu.” Ucap Nata memperjelas.

Gadis itu mengangguk, dia memakan kembali baso yang kuahnya sudah agak dingin.

“Kenapa sendirian? Kemana Vania sama Friska?” Tanya Nata menatap Lena, dia menopang kedua dagunya. Memandangi aktivitas makan Lena.

“Mereka kumpulan pecinta alam.” Jawab Lena disela-sela makannya.

Nata mengangguk, dia menyelipkan rambut Lena yang tergerai ke depan mengganggu pemandangannya memandang wajah cantik itu.

“Kenapa nggak minta aku temenin?” Tanya Nata lag.

Lena sudah menghabiskan basonya, tapi dia lupa membeli minum. Sedikit ragu dia mencomot cup yang dipegang Nata lalu meminumnya. Dia memandang Nata, tak ada tanda-tanda pria itu marah karena mengambil minumannya.

“Aku kan udah ngechat kamu, tapi kamu ada di perpus.” Ucap Lena.

Pria itu menampakkan jajaran giginya, dia mengusap rambut Lena. “Sorry.”

“Es nya aku habisin..” Cengiran tak berdosa menghiasi wajah polos Lena.

Nata menatap cup yang dipegang Lena, tersisa es batunya saja.

“Itu emang es buat kamu.” Jawab Nata.

“Aku lihat di meja cuma ada semangkok baso, makannya aku beli es biar kamu nggak haus.” Nata menjabarkan.

Lena tersenyum, satu lagi perhatian kecil Nata yang membuat dirinya bahagia.

“Ekhm..Ekhm..” Seseorang dengan suara serak-serak banjir berdeham. Kedua insane itu menoleh.

“Sudah dengar bel masuk? Kenapa masih disini?” Ketusnya.

Nata menampakkan jajaran giginya, “ini mau ke kelas bu.” Mereka berpamit dan berlari meninggalkan guru yang memergokinya. Lena tertawa, baru kali ini dia ditegur guru gara-gara masih diluar saat bel sudah berbunyi.Wait… Kapan bel bunyi?

••

Lena menghempaskan dirinya ke ranjang, acara nontonnya dengan Nata batal gara-gara pria itu disuruh membeli perlengkapan adiknya. Dia nampak bosan, tidak ada chat masuk. Dari Nata atau dari siapapun.

Cting cting cting

Baru saja ingin terlelap, Vania mengirimkan foto di grup ciwi-ciwi yang berisi dirinya, Lena dan Friska.

Vania DwiAR: send a picture

Vania DwiAR: send a picture

Vania DwiAR: send a picture

Lena membuka foto itu satu persatu. Nata yang tengah menggendong bayi dengan Stevi.

Lena Yudhistira: Itu Devian, adik Nata.

Vania DwiAR: Bukannya lo ada janji sm dia?

Lena Yudhistira: Y. tp dia ngebatalin.

Friska Adwy: WHY?

Lena Yudhistira: Disuruh beli perlengkapan adiknya.

Friska Adwy: Knp harus bareng Stevi?

Lena Yudhistira: g tempe

Vania DwiAR: lo ga takut mereka punya perasaan?

Lena Yudhistira: g

Vania DwiAR: Lo belum pernah denger tentang cinta susah ditebak?

Lena Yudhistira: blm

Vania DwiAR: Gue rasa mereka terjebak sama perasaan mereka sendiri.

Lena Yudhistira: Lo baperan, childish

Friska Adwy: Daripada kita tebak2an mulu gmna klo ngebuktiin ini semua?

Lena Yudhistira: Caranya?

Friska Adwy: Kita ketemuan aja, gue sama Vania ntar kerumah lo

Vania DwiAR: Sekarang?

Friska Adwy: Iya begs

Vania DwiAR: gue lg jalan sama selingkuhan.

Friska Adwy: Cepet kerumah gue atau gue bocorin ke pacar lo kalo lo punya selingkuhan

Vania DwiAR: Settt ngancem jhaa. Wait gue otw.

Lena menyimak percakapan itu, Vania memang suka berselingkuh. Menurutnya selingkuh itu seperti rasa tambahan dalam asmaranya. Seperti kamu tengah menikmati makanan enak tapi harus bersembunyi memakannya. Padahal itu tidak baik, tapi kata Vania membuat orang lain bahagia itu adalah pahala. Lena tidak habis pikir dengan pemikiran gadis itu.

••

Stevi kesal, lantaran dirinya dipaksa ikut menemani Nata membeli perlengkapan untuk Devian. Dia ingin pulang, kakinya sudah pegal-pegal. Baru saja selesai latihan tari tradisional dan Nata menariknya masuk ke dalam mobil. Stevi tidak bisa menolak, jika dia menolak pria itu tidak mau mengajarinya kimia. Perhitungan!

“Sebenarnya hari ini jadwal nonton aku sama Lena.” Ucap Nata.

Stevi melirik pria itu, “terus?”

“Ya batal, gara-gara ini.” Ucap Nata. Dia tidak menyesali Hani yang menyuruhnya membeli perlengkapan Devian, tapi dia sedikit kesal karena janjinya pada Lena tidak bisa dia tepati.

“Kenapa nggak ajak Lena?” tanya Stevi.

“Aku nggak enak sama dia.” Ucap Nata. Dia takut merepotkan pacarnya.

“Ah derita kamu sih sebenernya!” Stevi mencibir juga pada akhirnya.

Nata menyunggingkan senyum kesal, “oke. Aku nggak mau bantu kamu.”

Stevi menajamkan pandangannya ke Nata. “Oh?” Stevi bersidekap dada. Dia berjalan meninggalkan Nata yang sibuk dengan Devian dan trolli belanjaannya.

°°

06 Mei 2016

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
30.9M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
15.8M 991K 35
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...