Who Is (OneShoot)

بواسطة Pandayusy

258 19 2

Sepenggal cerita masa lalu. A songfiction from Bruno Mars - Who Is المزيد

Who Is

258 19 2
بواسطة Pandayusy

Aku mulai menikmati senja sore di Pantai Ancol, walau ini tak sebaik dengan pemandangan di kota lain namun setidaknya aku masih bisa melihat sunset dengan pasir-pasir yang menapaki kaki ku. Oh ya, hai semua. Aku adalah Berliana Veranika. Kalian bisa memanggil aku Bebe, ya, nama panggilan sejak aku kecil. Aku baru saja menyelesaikan acara yang aku buat di kawasan ini juga. Karena itu, aku bisa sejenak menikmati angin pantai ini.

Aku bukan wanita yang sempurna tentang fisik. Aku hanya wanita bertubuh pendek dengan kulit sawo matang dan rambut panjang yang sedikit bergelombang. Tidak ada sedikit pun hal yang bisa aku banggakan dari fisikku.

Hanya saja, aku merasa diri ku sempurna saat mengerjakan sesuatu. Ya, lihat saja buktinya aku bisa membangun Event Organizer tanpa bantuan dari siapapun. Tapi, aku tak tahu mengapa dia tetap tak bisa melihatku dengan perasaan ini? Walau kejadian ini sudah berlalu namun bekasnya masih terasa hingga saat ini. Kalian penasaran? Apa yang terjadi denganku? Aku akan menceritakannya, tapi jangan sampai kalian merasa takut tentang jatuh cinta.

Ini hanya sepenggal kisah yang masih berbekas meninggalkan luka.

I was perfect for the sircus.

7 years ago.

Aku masih tersenyum memandangi dia. Laki-laki yang tengah bermain basket di lapangan. Laki-laki yang memakai kaos dengan bertuliskan '95 Vero' pada bagian punggung. Ya, dia adalah Vero, sahabatku, sekaligus cinta pertamaku.

"BEBE! SINI LO MAIN!" Teriakanya membuat aku menoleh. Dan tanpa banyak kata aku pun mengangguk, melepaskan tas dan berlari ke lapangan.

Aku mencoba bermain dengan sepenuh hati bersama Vero. Waktu demi waktu, menit demi menit aku jalani dengan semangat. Sementara, Vero menjadi penjaga gawang dan aku lempar bola langsung menuju ke ring.

"YEESS!!" Teriak ku begitu bola yang aku lempar langsung masuk kedalam ring.

"WOAAA, KEREN LO BE,PERFECT! Gue aja kalah." Ucapan seseorang membuat aku menoleh. Aku tersenyum lebar, ya, dia di sana. Vero, sahabatku.

"Biasa aja kali," Balasku "Cabut yuk balik!"

"Ayo, tapi makan dulu ya ditempat biasa," Jawabnya aku hanya mengangguk "Dan, ada hal yang mau gue omongin ke lo. Penting."

Aku pun langsung menoleh kearahnya, menatap mata legamnya, ada apa? Mengapa? Namun hanya beberapa detik, dia pun langsung berbalik tanpa berucap lagi. Aku pun mengikuti dirinya. Dan perasaanku menjadi tak tenang.

If she dared me, i do it.

Suasana tiba-tiba saja menjadi berubah. Aku mengeratkan jaket yang menyelimuti kaosku. Di depanku, Vero sudah duduk terdiam sembari menunduk. Ada apa ini?

"Ehem," Dehemanya membuatku batal untuk memasuki dunia diamku.

"Be?" Panggilnya. Aku mendongak mencoba mencari tahu dari tatapan matanya.

"Maksud isi buku diary ini apa?" Tanyanya-lagi, sembari menyodorkan sebuah buku diary.

Aku melotot bagaimana bisa dia dapatkan buku ini? Buku tentang semua yang aku rasa.

"Lo gimana bisa dapet buku ini?!" Sentakku sembari merebut buku itu. Tapi nyatanya tidak bisa, malah kini buku itu di peluknya.

"Jelasin dulu semua maksud buku ini." Ucapanya yang tegas. Aku tahu, ini pasti akan menjadi akhir segalanya.

"G..a ada maksud apa-apa ver." Jawabku singkat.

Tidak ada pembicaraan lagi, namun mata Vero seolah-olah membuatku takut untuk menyembunyikannya. Aku meremas tanganku, ini tidak bisa. Aku tidak bisa berbicara tentang apa yang ada di dalam buku itu. Aku takut, semuanya akan punah.

"Lo harus jujur sama gue VERONIKA!" Ucapnya dengan menekankan namaku. Aku tahu ini berbahaya, tapi bagaimana.

Aku menundukan kepalaku, aku takut. Astaga, tak bisa kah aku menghilang begitu saja? Aku tidak bisa jujur. Ini sama saja merusak semua yang aku punya, termasuk persahabatanku.

"Be, sampai kapanpun lo nunduk ga bakal kita temui akhirnya. Mending sekarang lo cerita sama gue atau gue pergi dari hidup lo se-la-ma-nya."

Aku mendongak ketika dia berkata seperti itu. Aku merasa seperti ada yang menusuk jantungku, aku tidak mau dan tidak ingin ini terjadi.

"Gue..." Haruskah aku jujur?

"Semua di dalam buku itu kenyataan ro." Akhirnya aku bisa menjawabnya.

Aku memang mencintai bahkan sejak dulu kita bersahabt, namun aku tidak bisa mengungkapkanya karena aku takut. Ini hanya akan membuat jarak di antara kita. Sentuhan hangat mengalir begitu saja di pipiku. Aku takut menghadapi kenyataan di depan yang akan terjadi denganku.

"Ssst, lo jangan nangis be." Ujarnya.

Aku pun membuka mata dan menghapus, mengapa? Mengapa aku harus menangis? bukankah everything will be alright?

"Kalau lo suka sama gue, gue minta lo buktiin sama gue."

Deg! Kata-kata itu langsung membuat aku diam sejenak, apakah ini pertanda?

"Bukti apa?" Aku membalasnya. Mataku tetap saja tertuju pada dirinya. Dia tersenyum,

"Gue mau lo sempurna di mata gue. Lo tahu seperti apa wanita idola gue? Gue harap lo seperti dia. Gue kasih lo waktu selama 1 bulan ini, dan kita tidak kontak ataupun bertemu."

Penjelasannya semakin membuatku terhantam. Jantungku seperti kaku,

"Baiklah, aku setuju."

Bodoh! Kata itu begitu saja keluar dari bibirku. Bagaimana sekarang? Aku tidak ingin kehilangan dia, tapi dia memberiku tantangan yang berarti sama saja aku harus mengikutinya. Karena kalau tidak semua akan hancur.

Loves make you stupid.

Setelah sore tadi berjalan dengan penuh jantung, aku bisa pulang. Aku hanya bisa terdiam di dalam kamarku. Memikirkan segalanya apa yang akan aku jalani ke depanya untuk mendapat dia. Aku bukan wanita cantik yang seperti dia inginkan, aku bukan wanita feminim yang ia inginkan. Lalu bagaimana aku bisa menjadi itu semua? Aku bukan wanita penyuka bunga seperti idamanya. Cinta ini benar-benar membuatku bodoh.

Dengan gampangnya aku bilang 'iya'. Padahal aku tahu itu terlalu berat untuk aku jalani, lalu bagaimana?

Aku biarkan saja air mata ini mengalir, menyusuri pipiku. Aku merasa aku tak bisa, tapi aku harus bisa.

I gave it up. But i guess it was enough.

Sudah dua minggu ini aku mencoba menjadi apa yang dia inginkan. Tapi sama saja, aku sudah mencoba untuk meminum obat peninggi, tapi hasilnya nihil. Hanya satu yang berhasil.

Aku mulai menyukai bunga tulip. Aromanya entah bagaimana bisa menimbulkan ketenangan di pikiranku. Hanya ini satu-satunya yang bisa membuatku fokus kembali pada apa yang ingin aku jalani. Aku sama sekali tidak mendengar kabar Vero.

Yah, ini lah yang sudah kita berdua sepakati sampai sebulan kedepan. Aku tidak akan pernah menghubunginya dan sebaliknya walau aku tahu ini sungguh menyakitkan. Bagaimana rasa rindu ini seperti ingin menususk dadaku hingga aku tak lagi bisa bernafas.

She watched me try.

Aku terus mencoba. Sebentar lagi adalah waktuku, aku ingin dia melihat perubahanku. Walau aku tahu ini tidak semencolok apa yang menjadi idamanya. Setidaknya aku sudah berusaha untuk berubah menjadi apa yan ia mau walau aku tahu, aku tidak menjamin apa hasilnya nanti.

Yang pasti aku harus menyiapkan segalanya, termasuk kekecewaan.

I'm not perfect.

Tibalah hari ini, aku akan bertemu denganya. Di sini, di tempat ini, pinggir danau tempat biasa kita berkumpul aku menggunakan rok selutut dengan blus berwarna hitam, rambut yang aku kepang dan ditaruh pada bagian kananku, serta sepatu kets kesayanganku.

Tepukan di belakang ku membuat aku menengok. Dia di depanku, tersenyum. Aku menikmati pemandangan yang berada di hadapanku. Sudah berapa lama aku tidak melihatnya? Sementara, selama ini aku selalu bersamanya setiap hari.

"Hai." Sapanya.

Aku mengedipkan mata, dan berharap semuanya baik-baik saja.

"Hai," Balasku dan tersenyum.

"Lo berubah ya, persis seperti yang gue mau." Ujarnya.

Aku tersipu malu. Dan mencoba menundukkan kepala.

"Kesana yuk!" Ajaknya dan mengenggam tanganku. Jantungku melompat-lompat tak karuan dengan genggaman hangat tanganya. Ia mengajakku pada bangku di dekat danau ini. Dan pergi entah kemana.

Aku hanya menunggu dia di sini, menikmati pemandangan yan berganti pada hadapanku. Aku berharap semua yng aku lakukan saat ini berhasil pada akhirnya. Dingin. Aku menengok, dia ternyata menyodorkan es krim di pipiku.

"Bagaimana?" Tanyanya-membuka percakapan di antara kita.

"Seperti yang lo lihat." Jawabku.

"Tentang perasaan lo..." Perkataanya yang menggantung membuatku menoleh, kenapa?

"Gue ga maksa lo buat ngebales perasaan gue. Gue cuman mau menuhin janji yang gue buat itu aja." He, aku bohong? Iya.

Kita pun kembali diam. Ini benar-benar berbeda dari sebelumya. Tiba-tiba saja dia mengenggam tanganku dan menarik aku ke pelukannya.

"Gue harap mulai sekarang lo jauhin gue be, selamanya."

Aku tidak bisa bernafas. Aku yakin, aku salah dengar. Tapi perkataanya lo selanjutnya membuat aku percaya ini adalah kenuyataan.

"Jauhin gue be, gue takut. Kalau cewek yang gue suka tahu lo juga suka sama gue, dia bakal mundur begitu aja. Maaf be, gue rasa dia lebih sempurna dari pada lo."

Aku mendorong tubuhnya. Luntur sudah air mataku.

"Kenapa lo lakuin ini sama gue ver? KENAPA?! LO GA PERNAH TAHU PERASAAN GUE! Gue berjuang demi lo, ternyata ini? ini jawaban lo?" Emosiku memuncah. Aku tidak bisa lagi menahan amarahku.

She wanted someon thats perfect.

"GUE UDAH BERUSAHA JADI YANG SEMPURNA DI MATA LO! TAPI APA?! NIHIL VERO!" Teriakku lagi. Aku menangis. Aku melihat matanya memerah. Betapa teganya dia. Astaga ini sama saja aku di jatuhkan begitu saja.

"COBA LO DI POSISI GUE! GUE SELALU NAHAN SAAT LO BILANG IDAMAN LO VER! GUE TAHAN KARENA GUE SAYANG SAMA LO! TAPI APA? LO NEMUIN BUKU ITU, DAN LO NYURUH GUE BUAT BERUBAH, DAN SEKARANG LO BUANG GUE VER? BUANG GUE? HAHA." Aku tertawa sinis.

"Ga be, ini ga seperti lo kira. Please, ngertiin posisi gue kali ini aja. Gue mau bersama dia. Tolong, relain gue be. Relain gue buat pergi dari lo, bukan maksud gue buat ngancurin lo." Jelasnya. Namun aku sudah tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Hatiku sudah hancur sehancurnya, hanya tinggal bagaimana aku bisa menyusunya kembali.

But at the end of the day, who is?

"Jadi, siapa di mata lo yang sempurna?" Aku tahu, jawaban ini adalah yang paling menyakitkan dari segalanya. Tapi aku harus tahu, ya, untuk menghancurkan hatiku seterusnya.

"Caroll." Jawabnya.

DEG! Carol?

"Jadi, lo suka sama sepupu gue Ver? Haha, gokil. Apa kurangnya gue Ver? Apa? Bukanya gue lebih baik dari dia?" lagi-lagi aku tertawa. Ini tidak mungkin, Vero cinta sama sepupuku? Aku dikhianti oleh saudara dekatku sendiri.

"Maaf." Suara lembut nan halus membuatku menoleh. Di sana Carol berdiri dan menatap. Aku pun bangkit dan berjalan mundur.

"Terima kasih buat semuanya Vero, for everything. Thanks buat lo Car, udah ngekhianatin gue padahal lo tahu gue suka sama dia. I'm done." Ucapku dan berlari jauh. Semuanya sudah berakhir, aku tidk tahu lagi bagaimana harus mengungkapkanya. Aku di khianatin dengan sepupuku. Ini menyakitkan benar-benar menyakitkan.

Back to now..

Aku membuka mataku, air mata mengalir deras di pipiku, bagaimana dulu aku begitu jatuh hingga ke dasar hati. Dan memnutuskan untuk pindah ke Ibukota tanpa ingin tahu kembali tentang mereka. Hatiku begitu saja terpatahkan. Itu adalah sepenggal luka yang masih tertoreh hingga sekarang. Masih-

Tiba-tiba aku rasakan tangan melingkar di perutku. Aku sudah tahu siapa ini,

"Jangan menangis sayang, lupakan. Ada aku, suamimu." Suara yang selalu menjadi penyemangatku. Aku mengangguk dan menyandarkan kepalaku di dadanya.

Ya, walau dulu aku tersakiti. Namun tidak untuk saat ini. Aku sudah memilih dia untuk menjadi pendamping hidupku selamanya. Ronald Hendrawan.

"Love you," Ucapnya.

"Love you too."

Dan aku adalah wanita tersempurna di dunia, karena memiliki laki-laki tersempurna seperti dirinya.

----------------------------------------------------

Yeay, selesai juga ceritaku. Ini buat authorwattpadin. Aku ngambil

Thankyou All,

Hope you like & enjoy my story

With love

Pandayusy.


واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
366K 19.6K 20
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
130K 1.4K 3
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...