Guliran Tasbih Aldevaro [Open...

Από Pamelaa_kim

1M 32.2K 269

Kesalahan karena kabur dari Mesir saat pendidikan membuat seorang gadis terpaksa dimasukkan ke sebuah pesantr... Περισσότερα

prolog
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
next story after GTA
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
Epilog
info terbit
lanjut baca!!
male lead?
lanjut lagi?
chapter 00
vote cover!!
open PO dan info sequel
link shopee pemesanan + COD?
perpanjang masa PO dan potongan harga

special chapter

14.7K 461 11
Από Pamelaa_kim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Lantunan suara takbir telah bergemuruh memenuhi setiap sudut kota. hari kemenangan umat islam telah tiba. semarak kebahagiaan ikut melengkapi indahnya suasana idul fitri. namun tak ayal pula, tak sedikit orang yang menangis saat mendengarnya. entah sedih karena ramadhan telah usai atau karena merindukan sesosok orang terkasih yang telah pergi mendahului.

" Abba, Zein ingin ikut pergi ke masjid, " ujar Zein meloncat-loncat kegirangan.

" Yang benar? abba pergi ke masjid pesantren, Zein. nanti abba pulang lebih malam, " ujar Gus Varo.

" Tidak apa abba. aku ingin menemani abba di sana, " balas Zein tak melunturkan senyumannya.

" Zein, jangan merepotkan abba di sana! Zein yakin ingin tetap ikut dengan abba? tidak mengantuk? " tanya Ning Ziya memastikan.

" Ummah, Zein janji tidak akan merepotkan abba, " jawab Zein meyakinkan Ning Ziya.

" Kamu tenang saja sayang. Zein akan aku atur. kamu tidak perlu khawatir jika Zein mengantuk nanti, " tutur Gus Varo menatap dalam istrinya.

" Tapi kamu tidak keberatan jika aku tinggal berdua dengan putri kita bukan? " sambung Gus Varo sedikit merasa khawatir.

" Tidak mas. jika kamu lupa, aku sudah biasa, " balas Ning Ziya menenangkan suaminya.

Berbicara mengenai putri, balita itu sudah berumur empat bulan sekarang. pipi gembul merah jambunya begitu menggemaskan. tak lupa bulu mata lentiknya yang diturunkan dari sang ibu.

Ingin tahu siapa nama permata kecil keluarga mereka?

Malaika Ghaziya Calandra. jika banyak yang mengatakan bahwa Zein adalah duplikat Gus Varo, maka hal tersebut juga berlaku kepada Cala. namun hanya saja Cala merupakan duplikat dari Ning Ziya sendiri. bola mata cokelat milik Ning Ziya menurun kepada gadis kecil itu.

" Mas akan usahakan untuk pulang lebih awal dari yang mas katakan tadi, " ujar Gus Varo.

" Cala jangan merepotkan ummah! nanti setelah pulang dari pesantren, akan kakak bawakan permen cokelat, " celetuk Zein mencium gemas pipi merah jambu adiknya.

" Jangan terlalu banyak memakan cokelat, Zein! " peringat Ning Ziya.

" Zein mirip dengan kamu sayang. sama-sama pecinta cokelat, " ucap Gus Varo terkekeh kecil.

" Tidak ummah, aku janji, " ujar Zein dengan begitu lucu dan dibalas anggukan kecil dari Ning Ziya.

" Mas, aku sebelum kamu pergi jangan lupa bawa kue keringnya juga! aku sudah siapkan di atas meja ruang tamu, " ucap Ning Ziya menginterupsinya.

" Iya sayang. aku berangkat sekarang saja. kamu berhati-hatilah di rumah. kunci semua pintu dan jangan buka pintunya jika bukan aku yang meminta, " tutur Gus Varo.

" Iya mas. tolong sampaikan maaf kepada ummah karena aku tidak bisa ikut pergi "

" Na'am ya humaira, " ucap Gus Varo menatap lembut manik mata istrinya.

" Abba ayo pergi! aku sudah tidak sabar, " celetuk Zein menarik-narik ujung baju kokoh sang ayah.

" Sabar Zein. jangan lupa pakai jaketnya! karena kamu sendiri yang meminta untuk memakai motor. diluar sedang dingin, " peringat Gus Varo.

" Baik abba, " patuh Zein langsung menyelonong pergi meninggalkan ketiga manusia itu untuk menuju kamar miliknya.

•••

Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia mendung! namun jika hati seindah bulan, hiasi dengan senyuman. angin berhembus pelan di barengi hati yang begitu tenang. setiap insan saling memaafkan, melupakan segala kesalahan.

" Taqobbalallahu minna wa minkum taqobbal yaa kareem, minal aidzin wal faidzin kakek dan nenek. Zein meminta maaf jika selama ini Zein memiliki banyak kesalahan. Zein meminta maaf jika Zein mungkin pernah merepotkan kakek dan nenek. Zein dimaafkan bukan? " ucap Zein mengerjab pelan dan dihadiahi cubitan kecil di pipi menggemaskan miliknya.

" Taqobbal yaa kareem Zein. kenapa cucu nenek begitu menggemaskan? " pekik umi Laila menguyel-uyel wajah cucunya.

" Nenek, tolong berhenti! nanti wajah Zein tidak tampan lagi, " celetuk Zein yang membuat semua orang yang berada di ruangan itu tertawa.

" Kamu akan selalu tampan bagaimanapun juga Zein, " sahut Anthony yang tengah memangku Ele.

" Tentu saja. abba nya Zein juga tampan, " ucap Zein dengan polosnya.

" Iya, abba nya Zein memang tampan. tapi ummah nya Zein juga tidak kalah cantik bukan? " ujar Ning Kirana.

" Cala juga cantik seperti ummah, " balas Zein.

" Zein kemarilah! uncle ada sesuatu untuk kamu, " panggil Albirru.

" Apa? " tanya Zein setelah sampai dihadapan Albirru.

" Uncle punya permen cokelat. apa kamu mau? " bisik Albirru tepat di telinga Zein.

" Aku takut dimarahi oleh ummah, " balas Zein dengan berbisik.

" Tenang saja. kita makan diam-diam tanpa sepengetahuan ummah, " bisik Albirru mempengaruhi buntalan kecil itu.

" Baiklah, " ucap Zein dengan berbinar.

" Apa yang kamu katakan kepada Zein? jangan macam-macam, Al! " seru Ning Ziya memicing curiga kearah adiknya.

" Tidak ada kak. tenang saja, " balas Albirru.

Ditengah kecurigaan Ning Ziya terhadap Albirru, Ele bergerak tak nyaman dipangkuan Anthony.

" Ada apa sayang? " tanya Anthony berusaha menggendong putranya.

" Mungkin Ele merasa lapar. Sabiya, sebaiknya kamu bawa Ele ke kamar saja, " tutur Ning Kirana.

" Baik kak, " angguk Sabiya menyetujui ucapan Ning Kirana.

" Ingin aku antar sayang? " tawar Anthony.

" Tidak perlu mas. kamu disini saja, " tolak Sabiya dengan halus.

" Panggil aku jika kamu perlu sesuatu, " ujar Anthony yang dengan langsung dibalas anggukan kepala dari istrinya.

" Dasar budak cinta, " cibir Albirru tanpa menyadari lirikan tajam Anthony yang mengarah kepadanya.

" Coba ulangi sekali lagi! daddy potong uang jajan kamu, " ancam Anthony yang dibalas delikan oleh Albirru.

" Daddy, aku hanya bercanda, " ujar Albirru meyakinkan. tidak bisa dibiarkan jika Anthony benar-benar memotong uang jajannya, pikir Albirru.

" Potong saja dad. daripada Albirru membeli barang-barang yang tidak jelas, " sahut Ning Ziya ikut memanasi.

" Kakak jangan meracuni pikiran daddy! "

" Memang apa yang kamu beli? " tanya Anthony penasaran.

" Tidak ada. aku tidak berbohong. jangan percaya dengan kak Ziya, dad! " seru Albirru menggeleng cepat.

Sementara pelaku yang berusaha memanasi pun tertawa bahagia melihat wajah adiknya.

" Kamu jahil sekali sayang, " gumam Gus Varo menggeleng kecil.

" Lihat wajah Albirru, mas! kasihan sekali, " ledek Ning Ziya.

" Dad, kak Ziya mengejek ku, " adu Albirru bak anak kecil.

" Uncle seperti anak kecil saja suka mengadu kepada orang tuanya, " cetus Zein tiba-tiba.

" Ck! ibu dan anak sama saja, " dengus Albirru.

" Semuanya ayo kita berfoto! " ajak Gus Arsha yang sudah menyiapkan kameranya.

" Ayo semuanya segera rapatkan barisan kalian! " sambung Gus Zaidan disamping Gus Arsha.

" Arsha, sebaiknya nanti saja kita berfoto. kita menunggu Sabiya dan juga Ele terlebih dahulu, " sahut Gus Mahen.

" Aku akan memanggil bunda, " ucap Albirru bersiap beranjak dari tempatnya.

" Al, biarkan saja. kita akan tunggu bunda kamu saja. kasihan jika adik kamu terganggu nantinya, " ujar Ning Kirana.

" Baiklah, jika begitu mari kita makan, " ucap Gus Zaidan sedikit berteriak.

" Zaidan, jangan berteriak! " peringat abi Adrian.

" Maaf abi, " balas Gus Zaidan tersenyum tak berdosa.

" Abi ingin memakan apa? Kirana ambilkan, " tawar Ning Kirana kepada kyai Alif.

" Apa saja, " jawab kyai Alif singkat.

" Zein, ayo kita pergi mengambil makanan. setelah itu kita makan brownis, " ucap Ning Amara.

" Brownis? cokelat? "

" Iya Zein. nanti kita akan makan es krim juga, " ujar Ning Amara sembari mengangguk.

" Amara, jangan terlalu berlebihan! " ucap Ning Ziya menginterupsi.

" Tidak berlebihan kak. sekali-kali tidak apa "

" Bukan sekali, tapi berkali-kali, " gerutu Ning Ziya.

" Biarkan saja Zein kali ini sayang. nanti kita bawa Zein ke dokter gigi untuk memeriksa giginya, " sahut Gus Varo menenangkan.

" Kamu ingin makan apa mas? " tanya Ning Ziya.

" Ambil apa saja sayang. kita makan berdua, " ujar Gus Varo.

" Kebiasaan, " sindir Ning Ziya bercanda.

" Sunnah sayangnya mas, dunianya mas, cintanya mas, " goda Gus Varo.

" Mas, " panggil Ning Ziya melotot kecil.

" Na'am ya humaira, ana uhibbuki fillah, " ujar Gus Varo semakin gencar untuk menggoda istrinya. dan hal tersebut berhasil memunculkan rona merah di wajah cantik istrinya. ingatkan Ning Ziya untuk balik menggoda suaminya di rumah mereka nanti.

.
.
.
.
.

Vote dan komen!!

Taqobbalallahu minna wa minkum taqobbal yaa kareem, minal aidzin wal faidzin.

Mohon maaf lahir dan batin teman-teman ✨

Jangan lupa follow ig nya Gus Varo ya
@ ghazi.atharryhan


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

ALIF Από Ismaawtn

Πνευματική

6.5M 455K 58
Apakah seorang anak Kiai harus bisa menjadi penerus kepemilikan pesantren? Ya. Namun, berbeda dengan seorang Haafiz Alif Faezan. Mahasiswa lulusan sa...
GUS AZZAM Από النور

Πνευματική

4.7M 288K 60
[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Hana di deskripsikan sebagai gadis nakal pembuat onar dan memiliki pergaulan bebas, menikah dengan seorang pria yang kerap...
54.2K 1.1K 14
[Reading List Spotlight Romance of November 2023 WattpadRomanceID] - Seorang gadis yang baru saja berhijrah harus menghadapi sedikit ujian kehidupan...
RAY TRANSMIGRASI Από Cally

Πνευματική

82.6K 6.5K 27
ini cerita pertama maaf kalo jelek atau ngga nyambung SELAMAT MEMBACA SAYANG(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)