The Young marriage(Sudah Terb...

By AmaliaRistiana2

1.6K 108 81

Alisa tidak menyangka bahwa pacarnya Denis menjebaknya terlalu jauh. padahal keduanya masih sekolah dan merek... More

sapa-sapa..
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35 (End)
Extra Bab

Bab 26

21 2 0
By AmaliaRistiana2

Selamat membaca 🌼

“Kamu hamil?” tanya Denis terkejut ketika melihat hasil USG milik Rania

Rania pun mengangguk dan tidak bicara apapun.

“Aku enggak mau tanggung jawab. ‘Kan kata kamu. Enggak usah pake pengaman karena selama ini kamu dengan suami kamu yang dulu, enggak hamil ‘kan. Kok sekarang bisa hamil?” tuduh Denis.

“Aku enggak tahu, kenapa aku bisa hamil. Selama pernikahan aku dengan mantan suami aku terdahulu. Selama enam tahun bersamanya aku enggak hamil. Kenapa aku baru hamil ketika aku sudah berpisah dengannya. Padahal aku sudah berpisah dengannya selama enam bulan lamanya. Ketika aku bertemu dengan kamu, aku tidak pernah bertemu lagi dengan mantan suamiku, Den.” Rania menjelaskan Denis sambil menangis.

“Pokoknya aku enggak mau tanggung jawab. Itu anak kamu bukan anak aku” tunjuk Denis.

“Kamu enggak bisa gitu Den ini anak kamu. Anak kita” tegas Rania.

Denis pun tertawa mengejek,“Bagaimana kamu tahu itu anak aku, siapa tau kamu pernah berhubungan dengan pria lain selain aku dan kamu menyangkanya itu anak aku. Aku sampai kapanpun tidak akan pernah bertanggung jawab.” tegas Denis.

Plakkk!!!!

Denis menyentuh pipinya yang ditampar oleh Rania.

“Kamu kira aku wanita yang kotor dan hina! Kamu kira aku wanita yang sering gonta ganti laki-laki! Ini anak kamu, Den! Aku melakukannya sama kamu, bukan sama setan!” teriak Rania.

“Tapi aku enggak akan bertanggung jawab terhadap anak di dalam kandungan kamu. Itu salah kamu sendiri. Kamu yang bilang enggak usah pake pengaman karena kamu yakin kamu enggak bakal hamil. Ternyata kamu bisa hamil. Aku enggak bisa hidup sama kamu lagi. Kamu harus ingat Rania, jika ada anak diantara kita, hubungan ini sudah enggak asik lagi. Aku hanya ingin bersenang-senang bukanya menciptakan keluarga yang hangat dengan kamu dan terikat selamanya dengan kamu!” seru Denis.

Denis pun langsung mengambil tasnya yang ia simpan di lemari. Setelah itu ia keluar dari kamar Rania. Rania pun mengejarnya dan menahannya.

“Kamu mau kemana? Kamu enggak boleh meninggalkan aku sendirian? Aku takut menghadapi ini sendirian.” mohon Rania kepadanya.

“Gugurkan kandungan kamu dan aku akan kembali kepada kamu” jawab Denis santai.

“Aku enggak bisa melakukan itu, itu sangat berbahaya Den.” pekik Rania.

“Yasudah kalo kamu mau mempertahankan anak itu, aku akan pergi dari sini. Kamu jangan mencari aku lagi.” Setelahnya Denis keluar dari apartemen Rania dan meninggalkan Rania di dalam apartemennya sendirian.

Rania merasa marah sekali kepada dirinya, ia tidak tahu jika karma akan menghampirinya seperti ini. Kehamilan ini bukan sesuatu anugerah untuknya melainkan karma untuknya. Ini adalah karmanya atas perbuatannya terhadap Varo mantan suaminya. Ia selalu menolak dan menolak. Ternyata Tuhan ingin memberinya suatu pelajaran supaya ia sadar akan kesalahannya.

Ia layaknya seperti wanita hina yang menjalani kehamilannya seorang diri. Rania pun kembali ke dalam kamarnya dan menangis sendirian disana.

***

Alisa sedang menyusui Adel di kamarnya. Ia bersyukur sekali jika anaknya tumbuh dengan sehat. Walaupun ia bercerai dengan suaminya. Ia yakin bisa membesarkan Adel seorang diri.

Adel sudah tertidur pulas, Alisa pun meletakkan anaknya di dalam box bayi.

Box bayi ini pemberian Ibu Gina. Walaupun ia sudah bercerai dari Denis. Ibu Gina sering mengirim uang untuk Alisa guna keperluan cucunya.

Ibu Gina sangat menyayangi Alisa. Walaupun ia kecewa dengan anaknya yang begitu saja menceraikan Alisa.

Pernah Ibu Gina berkunjung ke rumah Alisa karena ingin melihat Adel cucunya. Ibu Gina  membawakan bermacam- macam hadiah tetapi Ibu Diana yang melihatnya hanya biasa saja dan tidak mempedulikan kedatangan Ibu Gina ke rumahnya.

Ibu Gina mengerti, Ibu Diana pasti sangat kecewa terhadap anaknya. Ia ingin meminta maaf atas perbuatan Denis kepada putrinya. Namun, Ibu Diana memilih menghindar dan tidak peduli kepadanya.

Alisa keluar dari kamarnya untuk makan siang. Ibunya sudah memasakan sayur katuk dan lauk ikan goreng untuknya. Alisa langsung mengambil nasi secukupnya ke mejikom dan mengambil sayur katuk di mangkuk lain.

Alisa mencari Ibunya, karena Ibunya tidak ada di dapur. Ketika ia menengok keluar ternyata Ibunya sedang melamun di kursi depan warungnya.

Alisa pun menghampiri Ibunya disana, “Bu, kok ngelamun. Ibu udah makan siang belum?” tanya Alisa lembut.

“Ibu lagi enggak lapar, Nak. Adel udah tidur?”

“Udah Bu. Ayo Bu kita makan yuk. Aku enggak mau Ibu sakit” bujuk Alisa kepada Ibunya.

Akhirnya Ibu Diana menuruti keinginan anaknya. Mereka pun masuk ke dalam rumahnya. Alisa pun mengambilkan nasi serta lauk untuk Ibunya. 

“Ibu kayak lagi ada masalah. Ibu enggak mau cerita sama aku?” tanya Alisa lagi ketika mereka sedang makan bersama.

Ibu Diana memilih diam dan meneruskan makannya. Alisa pun tidak berani menanyakan lebih lanjut dan ia pun memilih diam juga.

Setelah selesai makan, Alisa membawa piring bekas Ibunya tersebut ke dapur untuk ia cuci. Selesai makan Ibu Diana tidak ke warungnya. Ia memilih untuk duduk di sofa ruang tamu.

Alisa langsung menghampiri Ibunya di ruang tamu dan duduk disampingnya.

“Aku tahu Ibu sedih ya sama nasib yang menimpa Aku. Aku minta maaf ya Bu kalo selama ini membuat Ibu susah dan sudah membuat aib untuk keluarga kita” ucap Alisa sedih yang sedari tadi ia menundukkan kepalanya.

“Tidak Nak ini udah kehendak Tuhan. Ibu hanya bingung menyampaikan fakta yang belum kamu dengar selama ini. Selama ini Ibu selalu menutupi fakta yang ada dan membohongi kamu. Sebentar ada yang mau Ibu tunjukkan kepada kamu”, Setelah itu Ibu Diana ke kamarnya dan mengambil kotak berwarna hitam dan membawanya kehadapan anaknya.

Ibu Diana pun mengambil salah satu foto dirinya dengan seorang laki-laki di dalam kotak tersebut. 

“Alisa, ini foto Ayah kamu” ucap Ibu Diana yang  menyerahkan foto dirinya dengan Yoga. Foto itu diambil ketika ia melangsungkan pernikahan di KUA. Beruntung pihak KUA mengabadikan momen tersebut sehingga Ia mempunyai foto dirinya dengan mantan suaminya.

Alisa mengambil foto tersebut. Selama ini Ibu tidak pernah memberitahukan foto Ayahnya kepadanya.

“Sebenarnya Ayah kamu belum meninggal. Ayah kamu masih hidup dan selama ini, Ibu sudah diceraikan oleh Ayah kamu sebelum kamu dilahirkan” Ibu menjeda ucapannya karena ia harus menggali lagi luka yang ia simpan sejak lama.

“Ayah kamu menikah dengan Ibu, karena ginjal Ibu cocok untuk nenek kamu. Setelah Ibu memberikan salah satu ginjal Ibu kepada nenek kamu lewat operasi. Pasca operasi, Ayah kamu tidak pernah memunculkan dirinya dihadapan Ibu. Ia terlalu pengecut, Ia hanya mengutus pengacaranya untuk memberikan surat cerai kepada Ibu dan saat itu Ibu merasa di zalimi sekali oleh Ayahmu. Namun, Ibu tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Ibu bingung sekali kala itu. Ibu juga belum mengetahui jika kamu ada di dalam rahim Ibu. Ibu tidak terima ketika Ayah kamu mengutus pengacaranya untuk menyerahkan surat cerai kepada Ibu. Ibu akhirnya kerumah nenek kamu, ternyata disana Ibu melihat Ayah kamu sudah memiliki istri dan anak. Ibu merasa ditipu sekali olehnya. Ketika Ibu ingin berbicara dengan Ayahmu. Ayahmu menolak Ibu dengan kasar serta menghardik Ibu supaya tidak muncul lagi dihadapannya. Ibu diusir olehnya dan Ayah kamu memberikan sejumlah uang di dalam koper untuk Ibu. Supaya meninggalkan dia. Setelah itu Ibu keluar dari rumah nenek kamu. Ibu berusaha menghadapi takdir yang sangat tidak adil yang menimpa Ibu. Sampai akhirnya Ibu tahu jika Ibu sedang mengandung kamu. Ibu tadinya ingin menggugurkan kandungan Ibu. Namun, ada seorang wanita tua yang menolong Ibu ketika Ibu ingin mengakhiri hidup. Ketika itu Ibu baru sadar, Ibu seperti membunuh jiwa yang tidak bersalah. Setelah itu Ibu tinggal dengan Ibu Sri di rumahnya. Ternyata Ibu Sri tidak mempunyai anak dan suami. Anak serta suaminya meninggal karena kecelakaan motor saat menjemput anaknya di sekolah. Kata beliau, mari kita hidup bersama-sama. Kamu sendirian, saya juga sendirian. Setelah itu, Ibu hidup dengan Ibu Sri. Setelah Ibu melahirkan kamu. Ibu Sri meninggal. Ibu sangat sedih sekali. Makanya Ibu selalu bilang nenek kamu sudah meninggal ‘kan. Karena Ibu menganggap Ibu Sri adalah orang tua Ibu, Nak” Ibu Diana menceritakan kisahnya sambil mengusap air matanya.

Alisa yang mendengar cerita Ibunya sangat sedih sekali. Ternyata selama ini Ibunya sudah sangat menderita sekali. Ditambah lagi dengan keadaan dirinya yang seperti ini. Rasanya Alisa sudah sangat berdosa sekali terhadap Ibunya.

“Maafkan Aku ,Bu. Aku tau selama ini, aku salah. Aku udah buat malu Ibu. Enggak seharusnya aku tinggal disini ‘kan Bu. Aku enggak tau jika Ayah sangat kejam sekali terhadap Ibu. Aku sangat membenci Ayah,Bu. Ayah mencampakkan Ibu ketika ia sudah mendapat apa yang ia inginkan. Setelah itu Ibu dicampakkan olehnya begitu saja” ucap Alisa sambil menangis.

“Sudah Nak, kamu jangan membenci Ayah kamu. Dia adalah orang tua kamu juga. Ibu salah selama ini tidak memberitahukan kepada kamu. Kamu harus mengetahui jika ayah kamu masih hidup” Ibu Diana menghapus air mata anaknya tersebut.

“Tapi aku enggak butuh Ayah yang seperti itu. Ia jahat sekali kepada Ibu. Aku cuma butuh Ibu aja, aku enggak butuh Ayah disamping aku. Aku cuma butuh Ibu aja. Aku sayang banget sama Ibu.” Alisa masih saja menangis.

Ibu Diana pun memeluk anaknya dan menenangkannya, “Iya Nak, Ibu juga sayang sama Alisa dan Adel cucu Ibu. Hanya kalian keluarga yang Ibu punya.”

Ketika mereka sedang berpelukan, pintu rumah seperti diketuk oleh seseorang. Ibu Diana pun melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya dan menuju ke pintu untuk melihat siapa yang datang.

Ternyata tamu itu adalah Yoga. Ibu Diana kaget sekali, kenapa Yoga bisa mengetahui rumahnya. Cepat-cepat ia keluar dan menghampiri Yoga dan membawanya untuk duduk di kursi warungnya.

Diana dan Yoga sudah duduk di kursi warungnya dan sama-sama diam. Diantara mereka tidak  ada yang mengucapkan sepatah katapun. 

Yoga mengetahui alamat Diana karena divisinya sedang mencari lahan di sekitar daerah rumah Diana. Tanpa sengaja, ada yang memotret Diana yang sedang melamun di kursi depan warungnya. Yoga pun penasaran dan bertanya kepada Divisi marketing yang memotret ini. Setelah itu ia meminta alamat lengkap foto itu diambil.

Yoga sebenarnya tidak memiliki keberanian untuk menemui Diana. Namun,  ia harus meminta maaf  kepada Diana atas dosa-dosanya, karena ia sudah terlalu jahat selama ini kepadanya.

“Diana, Aku…” sebelum Yoga melanjutkan ucapannya. Diana langsung memotongnya begitu saja.

“Ada apa kamu kesini, kita sudah selesai. Bagaimana keadaan Ibu kamu, sehat atau sudah mati. Terus kamu ngapain kesini. Enggak cukup buat saya menderita seperti ini. Sekarang juga kamu pergi dari sini , karena saya enggak sudi melihat kamu,dan saya sudah menganggap kamu mati sejak lama!” Diana mengusir Yoga dari rumahnya.

“Aku tau Diana, kamu pasti sangat membenci aku. Aku juga sadar tidak akan mudah mendapatkan maaf dari kamu. Namun, beri aku kesempatan sekali saja membahagiakan kamu dan anak kita.” mohon Yoga.

“Masa itu sudah lewat, kamu meninggalkan saya 16 tahun yang lalu. Saya melewati semuanya sendirian. Sementara kamu bersenang-senang diatas penderitaan saya. Kamu hidup bahagia bersama istri dan anak kamu. Jadi saya mohon, tolong jangan muncul lagi di hadapan saya dan anak saya. Karena kami sudah menganggap kamu sudah tidak ada!” Diana sudah sangat kecewa sekali kepada Yoga.

Tanpa mereka sadari, Alisa mendengar semua percakapan mereka. Ia langsung menghampiri Ibu dan laki-laki  yang mengaku Ayahnya tersebut. 

“Silahkan Anda pergi dari sini. Saya dan Ibu tidak membutuhkan Anda. Selama 16 tahun saya hidup bahagia bersama Ibu. Anda sudah sangat jahat sekali kepada Ibu saya. Selama ini Ibu saya berhasil membesarkan saya dengan baik dan saya tidak kekurangan apapun. Jadi saya minta Anda jangan pernah kesini lagi dan juga jangan pernah Anda menyakiti Ibu saya lagi!” Alisa mengusir Ayahnya dan membawa masuk Ibunya ke dalam rumahnya.

Yoga hanya diam berdiri di tempatnya  dan menundukkan kepalanya. Yoga juga teringat dengan anak perempuan yang ada dihadapannya ini. Anak perempuan ini adalah anak perempuan yang sama yang ia jumpai enam bulan yang lalu di supermarket. Ternyata anak perempuan itu adalah anaknya, pantas saja parasnya mirip sekali dengan Diana.

Yoga pun meninggalkan warung sembako Diana dan menuju ke mobilnya. Ia masuk ke dalam dan berdiam diri sejenak disana. Ia merasa seperti orang yang sangat bodoh.  Ia kira Diana akan memaafkannya dan ternyata anaknya pun juga membencinya. Ia menangisi nasibnya namun, nasi telah menjadi bubur. Kebencaian Diana dan anak perempuannya yang sudah ia telantarkan selama 16 tahun lamanya tidak dapat dihindarinya lagi. Yoga pun menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan rumah Diana.

***

Tiga bulan kemudian, Rania sudah resign dari kantornya. Ia menjalani kehamilannya seorang diri. Ia berulang kali menghubungi Denis. Namun, nihil Denis memblokir nomornya.

Rania setress sekali, ia tidak tahu harus meminta pertolongan kepada siapa sampai akhirnya terlintas nama mantan suaminya di dalam otaknya. Ia pun langsung menghubungi Varo untuk bertemu.

Ia mengajak Varo untuk bertemu di apartemennya. Namun, Varo menolaknya tetapi Rania bersikeras ingin bertemu dengan Varo. Akhirnya Varo setuju tetapi bukan di apartemen Rania melainkan cafe di sebelah kantornya.

Rania pun berharap, Varo tidak terkejut dengan kondisinya saat ini yang tengah mengandung tanpa seorang suami.

💔💔💔

Ga paham ama Rania😏

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 254K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
548K 42.6K 18
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
1.8M 61.2K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...
7M 48.2K 60
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...