SHORT STORY [ Zayyan x All ]

بواسطة LollyCandy22

35.7K 2.4K 428

bxb area- ! Aku sudah kasih peringatan. Jadi bagi yang gak suka silahkan keluar dari lapak ku secara baik-ba... المزيد

Jealous [ Sing x Zayyan ]
Teman? . [ Leo x Zayyan ]
Last Love [ Wain x Zayyan ]
Alzhemeir [ Lex x Zayyan ]
Do You Love Me? [ Sing x Zayyan ]
Love behind lens [ Leo x Zayyan ]
Hadiah Terbaik [spesial Sing Birthday]
Backburner [ Davin x Zayyan ]
Still a chance [ SingZay ]
Fanboy [ Spesial Zayyan Birthday ]
Wanna Be Yours [Sing x Zayyan ]
Backburner II [ Davin x Zayyan x Sing ]
Hybrid [Sing x Zayyan x Leo]
Hanahaki Byou [ Wain x Zayyan ]
Persephone [Sing x Zayyan]
Galak [ Sing x Zayyan x Leo ]
Wacana [ Random Fake chat ]
Wanna be Yours II [ Sing x Zayyan ]
Anniversary [Zayyan x Member]
Ghoul [SingZay]
Marry Christmas [Sing x Zayyan]
The red thread that binds - Sing x Zayyan

Eksperimen 101 [ Sing x Zayyan ]

1.2K 103 17
بواسطة LollyCandy22

[ Disclaimer cerita hanya karangan belaka, peminjaman nama tokoh dan visual tidak untuk di bawa ke real. ]

—Enjoy this story
Don't forget to vote and coment.

•••••••

"Apa? Menjadi rekan nya? " Sing bertanya dengan nada yang terdengar keberatan, iris-elang nya menatap sangsi kepada Hyunsik yang baru saja berkata demikian. Sedangkan sang professor muda itu hanya dapat menghela nafas lelah, kaca mata nya yang turun ia benarkan, matanya menatap lekat kepada Sing yang kembali ingin memprotes dirinya

"Hanya kamu yang pantas Sing. "

"Kenapa aku? Tugas ku selama ini hanya bekerja di lapangan seorang diri, aku seorang assasin, terbiasa memegang senjata dan memenggal kepala orang lain, lantas mengapa diriku sekarang harus menerima tugas untuk mengawasi bahan uji coba itu. "

"Ini perintah ketua, kita tak bisa membantah nya, kau tau bagaimana mereka kan, mereka bisa melakukan hal sesuka mereka jika kita melanggar"

Sing mendecakan lidah nya penuh kekesalan, dirinya bahkan sampai memukul dinding di sebelahnya hingga menimbulkan sebuah retakan di sana, namun sedikit pun tidak memberikan efek apa-apa ada dirinya, Hyunsik hanya terdiam menatap hal itu

"Dia juga akan menjadi calon mesin pembunuh seperti mu Sing. "

"Mesin pembunuh yang lahir dari seseorang yang hampir mati maksud mu. Tubuh nya tidak sempurna dia tidak akan bertahan. "

"Kita tidak tau, maka dari itu cobalah dulu untuk memperhatikan nya. "

"Terserah mu saja Hyung. "

Hyunsik tahu bahwa Sing pasti akan menolak perintah ini sejak awal, pria itu sangat tak suka terikat dengan sesuatu itu sebabnya dirinya selalu melakukan banyak tugas seorang diri hingga di kenal sebagai seorang yang di beri label assasin god, lantas tiba-tiba dirinya di minta untuk menjadi rekan bagi sebuah eksperimen baru yang terlahir dari seseorang yang hampir sekarat. Itu pasti membuat nya sangat kesal sekarang

"Aku akan mengacak-acak kantor pusat jika makhluk itu akan membuat ku kesulitan. "

Yah mau tak mau dirinya tetap harus menerima tugas itu meski dengan perasaan yang sangat dongkol.

••••••

Ma Chun Sing, seorang pembunuh keji handal yang bekerja pada sebuah serikat dalam negara, kemampuan nya tak usah di ragukan lagi, dirinya tak pernah tertangkap ataupun di kalahkan, menjadi incaran banyak pihak karena keahliannya dalam menjalankan setiap tugas. Meski begitu identitasnya masihlah begitu sangat rahasia dan tersimpan rapih, hanya beberapa orang saja yang mengenal dirinya termasuk serikat organisasi yang menaunginya

Pada kehidupan sehari-hari ia di kenal sebagai pria ramah seorang pemilik kafe terkenal dengan gaya klasik yang menawan. Namun tak ada yang tau bahwa dirinya pun adalah seorang dewa assasin setiap kali dirinya memegang senjata saat menjalankan tugasnya yang penuh dengan tragedi berdarah

Lantas bagaimana bisa dirinya sekarang mendapatkan tugas untuk menjadi rekan sekaligus mengawasi dan mengajari sebuah eksperimen baru yang terlahir dari seseorang yang di selamatkan dari kematian.

"Dia eksperimen 101, dulu namanya Ahn Jihee, tetapi karena dirinya telah terlahir kembali kami memberi nya nama Lee Zayyan. "
Mata elang nya tak henti menatap sosok Zayyan yang kini tengah terduduk seorang diri pada kursi ruang isolasi melalui kaca pemisah di sana, meski telinganya tetap mendengar penjelasan Hyunsik tentang Zayyan, namun tatapan nya tak terlepasnya sedikit pun dari sosok pucat itu.

"Mengapa ketua mempertahankan nya? "

Hyunsik terdiam sejenak saat pertanyaan seperti itu yang justru Sing utarakan

"Karena dia spesial. "

"Spesial? "

"Yah, hanya dirinya yang bertahan dari seratus eksperimen lain nya, mereka semua mengalami gagal fungsi ketika di coba untuk di hidupkan kembali dengan tubuh dan jiwa baru setelah sekarat ataupun mati, hanya Zayyan yang berhasil bertahan dan tumbuh cukup sehat sekarang. "

"Tetapi bukan kah kau bilang bahwa tubuh nya belum sempurna? "

"Kau benar, itu sebabnya ketua ingin dirimu yang mengawasi nya, karena Zayyan di rancang untuk menjadi assasin seperti dirimu. "

Sing tak lagi mengatakan apapun, ia menegakan tubuhnya lantas berjalan menuju pintu ruangan isolasi itu, dengan tatapan Hyunsik yang kini memancarkan kebingungan saat dirinya menghampiri Zayyan yang masih sibuk memandangi lampu yang berada tepat di atas kepalanya

"Hei."

Panggilan kecil itu ia suara kan, membuat Zayyan kini menoleh ke arah nya, hening melanda beberapa saat menemani mereka yang masih sibuk berpandangan, hingga seketika senyum manis terbit pada wajah cantik itu

"Hallo kakak tampan. "

Dan Sing tak tau bahwa hanya dengan hal kecil seperti itu membuat perasaan nya bergetar aneh untuk pertama kalinya selama dua puluh empat tahun dirinya hidup.

••••••

"Mengapa aku harus membunuh kucing ini? Padahal dia bisa di selamat kan. " Zayyan bertanya dengan wajah sendu nya, dirinya menatap seekor kucing abu-abu yang kini tergeletak lemas dalam pelukan nya

Sedangkan Sing hanya menatap datar kepada pria cantik itu

"Karena tak ada gunanya, hanya akan menyusahkan mu saja jika ingin berusaha menyembuhkan nya. "

"Aku bisa membawa nya ke dokter. "

"Butuh uang, dan aku tidak mau mengeluarkan uang cuma-cuma hanya untuk makhluk yang akan mati. "

"Sing, kamu jahat sekali. " Zayyan menatap tak senang kepada Sing yang sangat bersikap tak acuh kepada kucing itu
"Aku akan merawatnya sendiri jika begitu"ujar nya lagi dengan tatapan yang menyiratkan kesungguhan di mata cantik itu, lantas si manis segera berlalu dari sana meninggalkan Sing yang kini tengah berdecak kesal

Apa untung nya merawat kucing yang sedang sakit? Membuang-buang waktu saja, jika itu dirinya, ia akan memilih untuk membunuh kucing itu agar tidak kesusahan dan juga menyusahkan dirinya

Tetapi Zayyan selalu berbeda semenjak pria cantik itu tinggal dengan nya, apakah manusia penuh warna itu sungguh di rancang untuk menjadi assasin? Mengapa Zayyan sangat lembut bahkan hingga tak tega membunuh seekor tikus kotor pada kebun belakang rumah mereka.

Ia menghela nafas, entah mengapa kepalanya menjadi berdenyut pening jika menyangkut pria cantik yang sangat bertolak belakang dengan nya itu. Getaran ponsel pada saku celananya mengalihkan pikiran nya, jemari besarnya tergerak untuk merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya dari sana, terlihat nama Hyunsik yang memanggil pada layar ponsel itu

"Ada apa? "

"Bagaimana perkembangan nya? "

Sing terdiam beberapa detik, mata elang nya melirik pada si cantik yang kini tengah berlalu dari arah dapur dengan sebuah baskom berisikan air hangat di sana

"Dia baik. " Jawab nya setelah keheningan melanda beberapa saat

"Sing..... Ketua ingin melihat nya. "

Iris matanya terlihat sedikit membesar, tatapan nya teralihkan dari Zayyan saat pria cantik itu pun melihat ke arah nya, ia berjalan menjauh menuju jendela besar di ruang tengah, menantikan hal apa lagi yang akan Hyunsik katakan

"Sudah tiga bulan berlalu, dan ketua ingin melihat perkembangan Zayyan, dia ingin tau apakah Zayyan layak di pertahanan untuk menempati posisi assasin seperti dirimu. "

Kata-kata Hyunsik membuat perasaan nya terusik secara tidak nyaman, entah mengapa perasaan tak nyaman itu kini terasa mengusiknya

"Jika tidak, Zayyan akan di musnahkan karena di anggap gagal. "

Dia bahkan tidak bisa membunuh seekor tikus. Kata-kata itu seolah tertelan dalam tenggorokan nya, tak bisa sedikitpun dirinya utarakan kepada Hyunsik, selama ini dirinya hanya selalu menjawab bahwa Zayyan tumbuh dengan baik, tapi tak pernah Sedikitpun menceritakan bahwa pria cantik itu jauh sekali dari sebuah kata berhasil untuk subjek eksperimen yang di inginkan

Sing juga tak mengerti mengapa dirinya melakukan semua hal itu, namun entah mengapa suara lembut, wajah ceria, tatapan hangat serta senyuman cantik itu seolah tidak bisa membuat dirinya berkutik, seolah tidak bisa membuat dirinya yang sadis dan kejam muncul ke permukaan untuk Zayyan.

Sejak lahir Sing tidak tau artinya kehangatan, ayah nya pergi meninggalkan dirinya yang baru lahir, dan sang ibu yang tidak menerima hal itu memilih meninggalkan nya pada panti asuhan, ia tumbuh di sana dengan bulian dari anak-anak panti, bahkan guru di sana tidak begitu memperdulikan nya yang sangat menyedihkan. Hingga malam itu akibat rasa benci yang memuncak, Sing melakukan pembunuhan terhadap salah satu anak panti yang sering kali membuli nya

Anak berusia tujuh tahun itu menceburkan teman nya pada danau yang dingin dan dalam dengan tatapan mata yang tidak memancarkan apapun layak nya psikopat.

Hyunsik melihat nya, dan pada akhirnya memutuskan untuk mengajak Sing untuk tinggal pada serikat organisasi mereka. Hingga di sanalah awal mula pembunuh berdarah dingin menjadi bagian melekat pada diri nya hingga sekarang.

Dan lucunya semua hal kejam tentang dirinya seolah lapuk begitu saja dengan kehadiran Zayyan yang secara tiba-tiba muncul dalam kehidupan nya.

"Hyung, apa dia akan benar-benar di musnahkan jika dirinya gagal? "

"Tentu, itu adalah keputusan mutlak yang ketua tetapkan, mengapa kamu bertanya lagi? Bukan kah selama sepuluh tahun ini kamu sudah banyak menyaksikan pemusnahan dari setiap hal yang gagal? "

"Hyung. Aku tidak ingin dia musnah, aku ingin dirinya tetap berada dengan ku. "

Hening seketika, tak ada jawaban apapun dari Hyunsik di seberang telfon sana, hingga hal itu membuat Sing kini mengerutkan dahinya, perasaan was was tiba-tiba saja muncul dalam dada nya yang kini terpacu dengan cepat

"Hyung."

"Sing, maafkan aku. "

"Apa—"

"Lari Sing, para ketua sudah mengetahui bahwa ada keanehan dari Zayyan dan dirimu, mereka yang memaksa ku untuk menghubungi mu. Lari Sing sebelum mereka menangkap Zayyan karena pasukan mereka sudah di kirim kesana.

"Sial."

Panggilan itu segera ia putuskan, tanpa banyak berfikir dirinya segera berlari menuju kamar pria cantik itu, dengan tergesa Sing membuka pintu kamar Zayyan, membuat sang empu yang tengah memangku kucing abu-abu itu tersentak pada posisinya dan menatap penuh kebingungan kepada Sing yang terlihat gelisah

"Ayo pergi. "

"Hey? Ada apa Sing? "

"Zayyan kita harus pergi, segera dari sini. "

"Tetapi ada apa? "

"Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan, tetapi kita harus pergi sekarang demi keselamatan mu. "

Sing segera menarik lengan berdiri, tapi pria manis itu justru menahan tangan nya dan menatap menuntut kepadanya

"Aku tidak akan pergi sebelum kamu menjelaskan apapun, lagipula bagaimana dengan kucing ini! "

"AKU TIDAK INGIN KAMU DI MUSNAHKAN. "

Bentakan itu membuat Zayyan seketika terdiam pada posisinya, mata cantiknya menatap lekat kepada Sing yang kini terlihat kacau, sangat jauh dari penampilan dan kepribadian Sing yang selama ini dirinya lihat

"Zayyan aku mohon dengan sangat, ayo pergi dengan ku, aku tidak bisa membiarkan mu di musnahkan. " Sing memohon dengan wajah nya yang terlihat frustasi, tatapan mata yang selalu terlihat redup dan dingin itu kini terlihat buruk, ada luapan emosi di sana yang tak pernah hadir selama dua puluh empat tahun dirinya hidup, dan semua itu muncul hanya karena sosok Zayyan yang mengisi harinya.

Kedua nya kini saling menyelami tatapan masing-masing yang seolah menyampaikan banyak pesan di sana, hingga ketika Zayyan meraih tangan besar Sing untuk dirinya usap penuh kelembutan, maka Sing tak berfikir dua kali untuk segera menarik si manis melangkah cepat meninggalkan rumah itu dengan kucing tadi dalam gendongan nya.

•••••

Sing mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan sunyi pada tepian tebing lautan, bener mobil hitam terlihat mengejarnya di belakang sana. Zayyan hanya dapat duduk diam pada kursi penumpang di sisi nya sambil memeluk kucing itu dengan erat, iris madunya terlihat gemetar penuh rasa takut

"Sing, kenapa mereka mengejar kita? "

"Mereka menginginkan mu. "

"Kenapa?"

"Untuk membawa mu pergi dari ku. "

Tatapan Sing terlihat mengunci si manis di balik kaca dasbor mobil, sedangkan Zayyan pun kini terlihat membalas tatapan nya

"Sing, aku tau kamu adalah seorang pembunuh. "

Jujur saja kalimat itu benar-benar membuat Sing terkejut, dirinya sedikit pun selama ini justru menjaga Zayyan agar tidak mengetahui apapun perihal dunia gelap yang dirinya tekuni meski itu sangat berbanding terbalik dengan tugasnya yang di perintah untuk menjadikan Zayyan sama seperti dirinya

"Maaf karena aku tetap lancang memasuki kamar rahasia bawah tanah yang kamu larang dengan keras. "

"Sing, aku juga tau tugas mu tentang diri ku. Dan aku minta maaf karena aku membuat dirimu mengalami hal sulit seperti ini. "

"Tidak! Kamu tidak membuat ku kesulitan, semua yang terjadi, aku melakukan nya untuk menjaga mu. Hari dimana kamu menyapaku dengan senyum cantik itu, kamu benar-benar membalikkan dunia ku Zayyan, lantas bagaimana bisa aku tetap melakukan tugas sialan itu dan membuat mu berakhir menjadi kotor akan darah seperti ku."

Setetes cairan bening itu tiba-tiba saja mengalir membasahi pipi nya, Zayyan tak menyangka bahwa Sing begitu perduli padanya meski pria itu selalu bersikap monoton dan berekspresi dingin kepada dirinya.

Ia sedikit mengingat kehidupan lalu nya sebelum dirinya di ubah menjadi objek percobaan tepat ketika ia sedang sekarat, ia tidak pernah merasakan cinta apapun dalam hidup nya, ia penyakitan, tubuhnya lemah dan buruk, lantas hal itu lah yang membuat dirinya sedikit pun tidak di perdulikan oleh siapapun, tetapi Sing sosok yang di kenal sebagai pembunuh berhati beku ini lah yang justru memberikan cinta kepada dirinya.

Suara tembakan terdengar nyaring, mobil di belakang mereka kini mulai membabi buta menembaki mobil milik Sing, beberapa mengenai kaca belakang hingga pecah dan membuat Sing segera meminta Zayyan untuk merunduk

Namun sial nya beberapa peluru itu berhasil menembus ban mobil nya hingga pecah, menyebabkan mobil itu berdecit hebat akibat oleng dan berakhir menabrak tepian tebing hingga berguling dengan keras

Suara kucing yang mengeong lemah membuat mata Zayyan terbuka dengan sayu, kepala nya sakit bahkan dirinya bisa merasakan darah yang mengaliri pelipisnya. Dan hal yang dirinya lihat terakhir kali sebelum kesadaran merenggut nya adalah Sing yang sudah tidak sadarkan diri di samping nya.

••••••

Dingin nya air yang mengguyur tubuhnya membuat Sing perlahan mulai tersadar, rasa berdenyut hebat yang mendera kepalanya benar-benar membuat dirinya cukup kesulitan untuk membuka mata, tubuh nya terasa sakit akibat kecelakaan yang dirinya alami sebelum ini, dan hal itu seketika membuat kesadaran Sing sepenuhnya kembali, ia segera membuka matanya dengan lebar untuk menyadari bahwa dirinya tengah terduduk dengan borgol listrik yang membelenggu tangan nya pada kursi besi yang ia duduki saat ini

"Zayyan?! "

"Kau sadar? "

Suara berat seseorang yang kini berjalan mendekat ke arah nya membuat Sing segera menatap tajam orang itu. Sosok pria berusia enam puluh tahun itu kini terlihat dengan wajah datarnya menatap kepada Sing

"Park Haneul apa maumu! "

"Cih, kau bertanya mau ku? Tentu saja itu adalah sebuah eksperimen yang sempurna. Kau tau dimana letak kesalah mu Sing? Kau tidak menjalankan tugas mu dengan baik, kau membiarkan eksperimen itu tumbuh layak nya manusia bodoh. "

"Zayyan! Dia punya nama! "

Haneul menatap sinis ketika Sing membentak nya

"Lihat kau bahkan berani menggonggong kepada ku karena objek gagal itu. "

"Dia bukan objek gagal sialan, dimana dia! Kau jangan berani menyentuh nya! "

Sing kembali berteriak, tubuh nya berusaha memberontak dengan keras meski ia tahu belenggu yang menahan tangan nya itu memiliki daya setrum yang bisa saja menyengat nya

"Kau sangat ingin melihat nya ya? Baik lah. Bawa objek itu kesini. "

Pintu besi itu terbuka, memperlihatkan sosok mungil yang tengah di seret paksa dengan rantai yang mengikat lehernya layaknya seekor anjing, wajah lelah serta beberapa lebam terlihat di sana, bahkan dirinya bisa melihat sisa darah yang mengering pada sudut bibir pria cantik yang kini tengah menatap nya dengan sayu

Dada nya memanas, rasa amarah nya meradang melihat Zayyan yang di perlakuan seperti itu, sudut matanya bahkan terlihat memerah akibat amarah nya yang memuncak

"PARK HANEUL APA YANG KAU LAKUKAN?! "

Pria tua itu tertawa seolah teriakan Sing adalah lelucon, ia mengambil alih rantai yang mengekang Zayyan dan menarik pria cantik itu tanpa berperasaan hingga Zayyan terjatuh tepat pada hadapan Sing yang semakin memberontak

"Lihat baik-baik! Sing! Dia hanya objek yang gagal! Aku menciptakan nya untuk menjadi seperti mu! Bukan menjadi sampah yang kini menganggu kerja mu! Aku membesarkan mu dengan begitu baik selama bertahun-tahun, kau tidak pernah mengecewakan ku sedikit pun, tapi kenapa hanya karena objek gagal ini kau bahkan berani berteriak kepada ku! "

Zayyan menangis dalam ketidakberdayaan nya, ia menatap Sing dengan penuh kepedihan seolah mengisyaratkan bahwa Sing memang seharusnya tidak mengenal dirinya

"Kau adalah aset ku yang paling sempurna dan berharga Sing, bagaimana bisa dirimu rusak hanya karena dirinya?! Bunuh dia! "

Mata yang selalu menampilkan tatapan tajam tak berbelas kasih itu gemetar seketika, lidah nya bahkan seolah kelu untuk mengucapkan kata-kata saat Haneul meminta nya untuk menghabisi Zayyan

"Aku tak mungkin membuang mu Sing, maka sekarang dirimu harus memilih, tetap bersama ku yang sudah merawat mu hingga sekarang atau segera membunuh objek gagal ini dengan tangan mu sendiri. "

Sing tidak pernah tahu bahwa rasanya menjadi korban yang di berikan pilhan sulit akan semengerikan dan sesakit ini, ia seolah melihat dirinya sendiri dalam sosok Haneul ketika sedang menghakimi korban nya

"Bunuh aku... " Zayyan berujar lirih dengan putus asa, ia menatap teduh kepada Sing yang kini terlihat begitu kacau. Pria itu bahkan sudah menangis dalam kebisuan

"Zayyan.... "

"Bunuh dia Sing! Bunuh! "

Belenggu pada tangan nya terlepas secara otomatis, namun senjata yang kini tersodor pada hadapannya tak membuat dirinya bergerak sedikit pun

"Tidak apa-apa Sing, kamu harus tetap menjalani hidup mu dengan baik, maaf karena aku dirimu mengalami hal ini"

Wajah menyedihkan itu tersenyum dengan tulus kepadanya meski air mata sudah membasahi pipi nya, rasa sesak itu semakin nyata saat ia melihat wajah pasrah Zayyan di sana, mengapa dirinya harus mengalami hal seperti ini? Ia baru saja menemukan warna dalam hidup nya yang abu-abu.Tetapi mengapa begitu singkat?

Jemari nya yang bergetar hebat itu kini mulai tergerak meraih senjata api yang berada tepat pada hadapan wajah nya.

Tatapan mata yang penuh rasa sakit itu tak lepas dari Zayyan yang hanya dapat memandangi dengan senyum penuh kepedihan. Perlahan senjata api itu ia arahkan pada pria cantik itu yang kini terlihat memejamkan matanya, bersiap untuk meninggalkan dunia ini, meninggalkan kenangan hangat singkat yang ia lalui semenjak bertemu Sing selama tiga bulan ini

"Aku mencintaimu. " Gerak bibir tanpa suara itu tertangkap pada iris-redupnya, membuat rasa bersalah serta sesak itu seolah semakin menggerogoti dinding kewarasan nya saat itu juga

"Tembak! "

//dor! //

••••••



























"Sing? Kamu bermimpi buruk?" Wajah khawatir Zayyan terlihat jelas dalam pandangan nya ketika ia membuka mata, nafasnya memburu, bahkan bulir keringat dingin terlihat membasahi pelipis nya

Ia segera terduduk dan menyadari bahwa dirinya menggenggam erat tangan pria cantik itu

"Maaf, apa aku menyakiti mu? " Zayyan tersenyum tipis dan menggeleng, usapan lembut dirinya berikan kepada punggung tangan Sing yang berkeringat, lantas setelahnya ia mengambil segelas air yang berada pada meja nakas untuk dirinya berikan kepada Sing

"Bagaimana sudah lebih baik.? "

Sing mengangguk tipis, lengan kokohnya kini menarik Zayyan untuk terduduk di atas pangkuannya, dan segera ia peluk tubuh mungil itu erat-erat

"Aku bermimpi hal itu lagi, kau tau bagaimana takutnya aku saat itu, saat dimana aku harus membunuh mu. "

Zayyan mengerti sekarang, hal yang selalu berhasil membuat Sing bermimpi buruk adalah ketika kejadian kelam itu kembali merasuki mimpi si tampan

Jemari-jemari lentik itu tergerak untuk mengusap pipi hingga rahang tegasnya, dan Sing membiarkan belaian halus yang terasa nyaman itu

"Tidak apa Sing, sudah lima tahun berlalu, jangan terlalu mengingatnya, kita sudah baik-baik saja, jauh baik-baik saja sekarang. Kau pun tau bagaimana takut nya aku ketika dirimu dengan penuh emosi pada akhirnya menghabisi mereka semua termasuk atasan mu? Kau sempat mendapatkan luka, aku benar-benar ketakutan jika terjadi hal buruk dengan mu, beruntung Hyunsik Hyung membantu kita pergi dari sana dan segera mengobati luka mu. "

Mereka berdua sama-sama di liputi oleh keputus asaan saat itu, tapi Zayyan tak pernah menyangka bahwa Sing akan melakukan pemberontakan saat itu juga, dan pria itu seorang diri melawan semua orang yang berada di sana, sedikit nya Zayyan sedikit takjub bahwa Sing hanya mengalami beberapa luka goresan tanpa ada luka fatal sedikit pun, tak aneh jika kekasihnya memiliki julukan dewa pembunuh pada saat itu.

"Kau hidup ku, aku akan melakukan hal apa saja untuk dirimu. " Ujarnya dengan nada nya yang rendah, serta tatapan dalam yang tulus. Zayyan tersenyum tipis, dirinya menyamankan dirinya bersandar pada dada bidang favorite nya itu, jemari lentik nya kini tengah menari nari di sana, seolah menyampaikan letupan rasa bahagia yang tidak bisa di utarakan oleh kata-kata

Tangan besar Sing tergerak untuk menangkap jari-jari cantik itu, dan seketika kecupan penuh kasih sayang ia berikan pada telapak tangan si cantik yang kini tengah tersenyum lembut

"Aku mencintaimu."

"Aku tau, terimakasih sudah menjadi pelengkap hidup ku. "



















End.

Wah panjang sampai mata ku panas 😔
Maaf ya untuk cerita lain belum ku up, soalnya aku lagi belum sempet mikirin alur mereka huhu, yang ada alur alur buat one shot kaya gini 🥲

Gimana kawan, apakah seru?

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

AMILA بواسطة ok.

قصص المراهقين

129K 11.6K 64
Selamat membaca cerita Gus Amir dan Ning Mila♥ Mila Arsyana Fahmi. Perempuan cantik dan manis yang baru berhijrah setelah meninggalnya sang ayah. Gad...
Swear بواسطة Itadct

قصص الهواة

889 109 4
Hari-hari Yechan tidak pernah lagi sama semenjak bertemu dengan Jaehan. Hantu remaja yang sekarang selalu mengganggu ketenangannya. Tapi, benarkah Ja...
114K 9.3K 36
Kisah seorang gadis cantik yang hidup penuh kasih sayang dari kedua orang tua nya dan kakak laki-laki nya,berumur 20 th pecinta Cogan harus bertransm...
1.3K 198 9
"Malaikat seperti mu, tidak bisa jatuh ke neraka bersama ku." ~ Disclaimer: Harry Potter © J.K Rowling. Saya hanya meminjam segala sesuatu yang ada d...