Perpindahan Jiwa Gadis Penggo...

By jeongsa14

974K 52.7K 3.7K

Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghanc... More

01 - Gadis Penggoda
02 - Duplikat Apollo
03 - Kabar Kecelakaan
04 - Hilang Ingatan
05 - Suamiku, ayo mandi
06 - Kamu Mencintaiku?
07 - Pengangguran
08 - Perubahan Sifat Tuan
09 - Karena Tali Bathrobe
10 - Karena Alergi
11 - Memasak
12 - Diluar Angkasa
14 - Hari Pertama Kuliah
15 - Prof Rayden
16 - Dosenku Suamiku
17 - Sebuah Rumor
18 - Makna Cemburu
19 - Ungkapan Hati Nara
20 - Tanda Dileher
21 - Tamparan Keras
22 - Bertemu Papa
23 - Identitas Serena
24 - Tentang Pelantikan
25 - Diantar Papa
26 - Menuju Acara Pelantikan
27 - Acara Pelantikan
28 - Bukan Yang Pertama
29 - Anak Haram
30 - Postingan Instagram
31 - Kecurigaan Iviana
32 - Prioritas Diatas Prioritas
33 - Ingatan Yang Kembali (1)
34 - Konferensi Pers Mendadak
35 - Jenna Yang Patah Hati
36 - Pilihan Tepat
37 - Indahnya Damai
38 - Pendekatan
39 - Kasus Penembakan
40 - Serena Ovallius
41 - Acara Reuni
42 - Wanita Pertama
43 - Penyesalan Rayden
44 - Sehari Setelahnya
45 - Malam Pertama
46 - Posisi Terbaik
47 - Skin To Skin
48 - Kebenaran
49 - Kemunduran Rayden
50 - Menyerahkan Jabatan
51 - Sydney McKenna
52 - Ketakutan Serena
53 - Jantung Yang Tak Berdebar
54 - Siapa Dalang itu?
55 - Setelah Dua Bulan
56 - Rencana Pernikahan
57 - Nasib Jenna
58 - Keromantisan
59 - Kembali Ke Kediaman
60 - Hari Kebahagiaan
61 - Pengakuan
62 - Mulai Terkuak
63 - Selalu Siap Menunggu
64 - Terungkap
65 - Tanpa Absen
66 - Rencana Iri Dengki
Tersedia Versi Pdf
Kelahiran Kembali Amelie Elysia
Ranjang Panas Kakak Ipar (21+)
Pdf 17 Ribu Diperpanjang!

13 - Teman Latte

18.4K 993 18
By jeongsa14

Selesai makan siang, Serena bergelayut manja di lengan suaminya. Kalau begini, Rayden memiliki firasat buruk. Pasti ada sesuatu yang istrinya inginkan, sesuatu itu, kadang tidak bisa di tebak atau bahkan di luar dugaan manusia. "Ada apa?"

Serena tersenyum manis, "Hubby peka sekali." Dia pun menatap Rayden dengan pandangannya yang begitu menggemaskan, "Aku mau teman Latte yang banyak."

"Teman Latte?"

"Iya! Pokoknya, Hubby harus membelikan teman Latte untuk aku! Yang banyak! Empat!" Setelah meminta tanpa menjelaskan siapa Latte, Serena pun pergi meninggalkan Rayden menuju kamarnya. Dia ingin menghafal denah rumah ini, kalau tersesat lagi, sepertinya Serena membutuhkan Google map.

Dan di ruang tengah, Rayden mengeluarkan ponselnya. Dia menghubungi asisten Eros, "Eros. Beli empat Latte,"

"Iya, Tuan? Empat Latte? Kopi?"

"Pokoknya empat Latte, kalau salah, kau yang akan di marahi istriku."

Tut.

Di seberang sana, asisten Eros menatap nanar ponselnya. Dia pun berjalan meninggalkan ruangannya di kantor menuju cafe di dekat perusahaan, dia membeli 4 kopi latte dan membawanya ke kediaman sang Tuan. Sudah melimpahkan pekerjaan ke asisten Eros, meminta di belikan empat Latte tanpa menjelaskan Latte apa yang di maksud. Bahkan menumbalkan asisten Eros agar jika salah, asisten Eros yang di marahi oleh Serena.

"Tuan,"

"Bagus, cepat sekali." Rayden mengambil alih kopi latte yang asisten Eros bawa, dia hendak naik ke lantai atas tapi Serena sudah lebih dulu mendatanginya dengan wajah penuh keringat. "Kamu kenapa?"

Serena menatap Rayden, gadis itu melewati Rayden dan asisten Eros lalu menjatuhkan dirinya di atas sofa. Dia merasa sebal, "Aku tersesat. Kenapa juga kamu harus membuat rumah yang besar seperti ini?!"

"Tersesat?"

"Iya! Aku mau ke kamar, tapi aku tersesat."

Asisten Eros menahan tawa tapi injakan di kakinya, membuat dia langsung memasang raut wajah serius seperti biasa. "Oh iya, ini pesanan kamu."

Serena tersenyum manis hingga senyumnya memudar, "Ini apa?"

"Latte, kopi latte."

"Kok kopi?! Aku bukan mau kopi!!"

Nah kan, nah kan. Rayden menatap tajam asisten Eros yang menggaruk tengkuknya, "Kamu bilang mau empat Latte, Serena."

"Iya, itu Latte!"

Serena menunjuk ke arah pelayan yang kebetulan hendak melintas dengan membawa kandang kelinci. Rayden juga asisten Eros menoleh, keduanya mengerjap. "Kelinci itu namanya Latte?"

"Iya! Aku mau empat Latte supaya Latte tidak kesepian!"

Rayden memejamkan matanya sejenak, "Baik. Semua ini salah Eros,"

Kok saya, Tuan? Dalam hati, asisten Eros ingin menangis saja rasanya. Dia masih muda, tapi sepertinya akan tua lebih cepat.

"Kok salah Om Eros?"

Om Eros? Ya Tuhan!! Tolong berikan kesempatan untuk asisten Eros kabur dari situasi ini, asisten Eros tidak menyangka jika Nyonyanya yang setelah kecelakaan mengalami amnesia, kini malah hobi mengobrak-abrik kesabarannya yang setebal dompet sang Tuan. "Karena dia yang membelinya, kamu marahi saja."

Sekarang, Rayden yang kembali menumbalkan asisten Eros padahal dia yang menyuruh membeli Latte tanpa menjelaskan Latte yang di maksud itu apa. "Ini bukan salah Om Eros! Ini salah Hubby! Harusnya Hubby yang beli sendiri supaya tidak salah! Hubby menyebalkan!"

"Baik, aku yang salah. Mau keluar? Untuk beli keli─ ekhem, untuk beli Latte maksudnya."

"Mau! Ayo pergi sekarang!"

"Kamu tidak mau ganti pakaian?"

"Kenapa? Takut aku makin cantik?"

Asisten Eros menahan tawa melihat Tuan-nya yang baru kali ini mati kutu di depan seorang gadis.

***

Di depan tempat kelinci di jual, Serena turun sendiri dan melarang Rayden untuk ikut. Rayden patuh, dia menunggu di dalam mobil sedangkan Serena melihat-lihat banyaknya kelinci yang lucu. "Bibi, saya mau yang itu dua!"

"Baik, saya siapkan sebentar, Nona."

"Bibi, aku tinggal dulu ya. Aku mau beli es krim,"

"Silakan, Nona."

Serena tersenyum manis, dia pun pergi ke mini market di samping toko ini membuat Rayden yang memperhatikannya dari dalam mobil, menaikkan satu alisnya. Di dalam mini market, Serena mengambil es krim rasa cokelat dan minuman botol untuk Rayden. Saat akan membayar, Serena tidak sengaja menabrak seseorang hingga belanjaannya di dalam keranjang jatuh berserakan.

Serena pun buru-buru membantunya membereskan kembali, "Aduh. Maaf ya, aku tidak sengaja."

"Tidak masalah,"

"Sekali lagi, maaf ya!"

Serena tersenyum manis, dia bergegas membayar belanjaannya dan kembali ke toko kelinci, meninggalkan seseorang yang tersenyum tipis menatap punggungnya yang semakin menjauh. Dia tidak sadar, bergumam tentang Serena, "Cantik."

Selesai membeli 2 Latte lain yang Serena namakan Mocha juga Matcha, dia pun ingin istirahat karena sudah lelah tapi takut tersesat. "Hubby, aku mau tidur."

"Ya sudah,"

"Antar!"

Rayden menahan senyum, dia tahu jika istrinya ini takut tersesat lagi. Tanpa protes, Rayden menemani Serena menuju kamar. Pria itu juga menemani Serena sampai terlelap dengan nyenyak. Setelahnya, dia keluar kamar menuju ruang kerja. Serena yang menganggap dirinya sebagai pengangguran, membuat Rayden menikmati perannya sebagai pengangguran dan membebani asisten Eros yang merasa kepalanya mengeluarkan asap.

Drrt ....

Rayden melirik ponselnya yang menampilkan nama si penelpon, pria itu terdiam sejenak sebelum akhirnya memilih menerima. "Ya?"

"HALO SAHABAT KESAYANGANNYA LADY BRA!!"

Rayden memejamkan matanya sejenak, menyesal dia telah menerima telepon dari Brandon. "Intinya,"

"Jangan ketus-ketus dong, nanti jodohnya jauh."

"Sudah menikah,"

"Iya juga, tapi kan, yang sudah menikah juga belum tentu berjodoh. Bisa saja bercerai,"

"Tutup mulutmu,"

"Galak sekali Bapak yang satu ini,"

"Brandon,"

"Iya, iya! Aku cuma mau bilang, selamat istirahat."

Tut.

Rayden mengeraskan rahangnya, jika tidak ada kepentingan untuk apa menghubungi dirinya? Lady Bra satu itu agaknya memang ingin kena pukulan telak dari Rayden jika mereka bertemu. Apalagi tak lama, panggilan masuk dari Ares terlihat di layar ponselnya. Rayden memijat pelipisnya, tidak Brandon, tidak Ares, kenapa kedua sahabatnya itu sangat menjengkelkan?

"Apa?"

"Bagaimana kondisi Serena?"

"Kau berani menanyakan istriku pada aku sendiri?"

"Oh, apa kau maunya aku menanyakannya langsung pada Serena?"

"Jangan nekat! Katakan, apa tujuanmu menghubungiku?"

"Sudah di bilang, aku hanya ingin tahu kabar tentang Serena."

"Kau masih menyukainya?"

"Siapa yang tidak suka dengan istrimu? Dia cantik, muda, periang, pintar. Aku siap menikahinya jika kau menceraikan dia, atau sebelum kau menceraikan dia dan dia mau menikah denganku, aku siap seratus persen untuk menjadi suami keduanya."

"Jangan bermimpi! Di mana kau sekarang?"

"Kenapa? Mau membicarakan tentang suami kedua untuk Serena?"

"Mau membicarakan, kau mau di makamkan di mana? Biar aku kubur hidup-hidup sekalian!"

Di seberang sana, Ares terkekeh mendengarnya. "Aku rasa, kau sudah mulai menjadi budak cintanya. Kalau begitu, jangan sia-siakan dia demi siapa pun. Sekali kau menyia-nyiakan dia, akan ada banyak pria yang menginginkan dia. Jangan sampai, kau menyesal kelak."

Rayden menyerap semua ucapan Ares meski tidak mengatakan apa pun. Rayden ini gengsinya melebihi tingginya langit, jangan kaget ya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

10.1K 907 42
Soraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya yang masih terbilang muda, Rita ibu dari R...
1.6K 101 59
Anna Doroty Xacdrac, Putri Vampir yang berusaha untuk memenangkan hati tunangannya yang selalu menganggap dirinya adalah anaknya yang bernama Aaron A...
308K 1.8K 12
nina and papa (21+)
3.9K 425 18
Menceritakan kehidupan Fiony dan Freya sebagai seorang kakak adik dan murid di salah satu SMA. Cerita pertama yang aku tulis. Di dalam ceritanya ada...