(ยฒ) ๐™๐ˆ๐Ž๐๐๐„ || ๐“๐จ ๐๐ž...

By qinazxaa

86.6K 4.3K 721

Season 2 dari ZIONNE "๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๏ฟฝ... More

๐‡๐ข!
๐๐ซ๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ฎ๐ž
๐ŸŽ๐Ÿ. ๐†๐จ ๐จ๐ง ๐•๐š๐œ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ. ๐€๐œ๐œ๐ข๐๐ž๐ง๐ญ๐š๐ฅ ๐Œ๐ž๐ž๐ญ๐ข๐ง๐ 
๐ŸŽ๐Ÿ‘. ๐ˆ๐ญ'๐ฌ ๐๐จ๐ญ ๐š ๐‘๐ฎ๐ฆ๐จ๐ฎ๐ซ
๐ŸŽ๐Ÿ’. ๐€๐ซ๐ž ๐˜๐จ๐ฎ ๐‹๐จ๐จ๐ค๐ข๐ง๐  ๐…๐จ๐ซ ๐Œ๐ž?
๐ŸŽ๐Ÿ“. ๐’๐ฐ๐ž๐ž๐ญ ๐€๐ญ๐ญ๐ž๐ง๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ”. ๐˜๐จ๐ฎ ๐š๐ง๐ ๐ˆ
๐ŸŽ๐Ÿ•. ๐Œ๐ข๐ง๐ ๐๐ฎ๐ซ๐๐ž๐ง
๐ŸŽ๐Ÿ–. ๐๐ž๐š๐œ๐ก
๐ŸŽ๐Ÿ—. ๐‰๐ž๐š๐ฅ๐จ๐ฎ๐ฌ
๐Ÿ๐ŸŽ. ๐†๐ฅ๐จ๐จ๐ฆ๐ฒ ๐“๐ข๐ฆ๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ. ๐€ ๐‚๐จ๐ง๐๐ข๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ. ๐๐ž๐ซ๐ฌ๐ฎ๐š๐๐ž
๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐…๐ž๐ž๐ฅ ๐”๐ง๐Ÿ๐š๐ข๐ซ
๐Ÿ๐Ÿ’. ๐ƒ๐ž๐ญ๐ž๐ซ๐ข๐จ๐ซ๐š๐ญ๐ข๐ง๐  ๐…๐ข๐ง๐š๐ง๐œ๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ“. ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ”
๐Ÿ๐Ÿ”. ๐๐ž๐ญ๐ญ๐ž๐ซ ๐š๐ง๐ ๐–๐จ๐ซ๐ฌ๐ž
๐Ÿ๐Ÿ•. ๐€๐ซ๐ซ๐ž๐ฌ๐ญ๐ž๐
๐Ÿ๐Ÿ–. ๐ˆ ๐Œ๐ข๐ฌ๐ฌ ๐‡๐ข๐ฆ
๐Ÿ๐Ÿ—. ๐‡๐ž๐š๐ฏ๐ฒ ๐‘๐š๐ข๐ง
๐Ÿ๐ŸŽ. ๐๐š๐๐ฆ๐จ๐ฎ๐ญ๐ก๐ข๐ง๐ 
๐Ÿ๐Ÿ. ๐’๐จ๐ฆ๐ž ๐Œ๐จ๐ฏ๐ข๐ž๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ. ๐Œ๐จ๐ซ๐ž ๐‘๐ž๐œ๐ค๐ฅ๐ž๐ฌ๐ฌ
๐Ÿ๐Ÿ‘. ๐‡๐ž๐ซ ๐€๐ง๐ ๐ž๐ซ
๐Ÿ๐Ÿ’. ๐€ ๐’๐ฎ๐ ๐ ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ“. ๐๐ซ๐ข๐ฌ๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ”. ๐๐ž๐ฐ ๐…๐š๐œ๐ญ
๐Ÿ๐Ÿ•. ๐†๐ซ๐š๐๐ฎ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ๐Ÿ–. ๐๐ซ๐ž๐ฏ๐ข๐จ๐ฎ๐ฌ ๐๐ซ๐จ๐›๐ฅ๐ž๐ฆ
๐Ÿ๐Ÿ—. ๐”๐ง๐ค๐ง๐จ๐ฐ๐ง
๐Ÿ‘๐ŸŽ. ๐‡๐š๐ซ๐›๐จ๐ซ
๐Ÿ‘๐Ÿ. ๐…๐ฎ๐ฅ๐ฅ ๐จ๐Ÿ ๐‹๐ข๐ž๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ. ๐‡๐จ๐ง๐ž๐ฌ๐ญ๐ฒ
๐Ÿ‘๐Ÿ‘. ๐’๐ญ๐š๐ฒ ๐Ž๐ฏ๐ž๐ซ๐ง๐ข๐ ๐ก๐ญ
๐Ÿ‘๐Ÿ’. ๐๐ข๐ ๐ก๐ญ๐ฆ๐š๐ซ๐ž
๐Ÿ‘๐Ÿ“. ๐’๐ฐ๐ž๐ž๐ญ ๐“๐ก๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ”. ๐“๐ซ๐ฎ๐ฌ๐ญ ๐ˆ๐ฌ๐ฌ๐ฎ๐ž๐ฌ
๐Ÿ‘๐Ÿ•. ๐‚๐š๐ฎ๐ ๐ก๐ญ ๐ˆ๐ง ๐“๐ก๐ž ๐€๐œ๐ญ
๐Ÿ‘๐Ÿ–. ๐๐ž๐ฐ๐ฌ๐ฉ๐š๐ฉ๐ž๐ซ
๐Ÿ‘๐Ÿ—. ๐๐ž๐œ๐จ๐ฆ๐ž ๐š ๐๐š๐ซ๐ญ๐ง๐ž๐ซ
๐Ÿ’๐ŸŽ. ๐Œ๐ž๐ž๐ญ ๐š ๐“๐ก๐ซ๐ž๐š๐ญ
๐Ÿ’๐Ÿ. ๐‚๐จ๐ง๐ฃ๐ž๐œ๐ญ๐ฎ๐ซ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ. ๐๐ž๐š๐ญ๐ž๐ง
๐Ÿ’๐Ÿ‘. ๐“๐ซ๐ž๐š๐ญ ๐–๐จ๐ฎ๐ง๐๐ฌ
๐Ÿ’๐Ÿ’. ๐‚๐จ๐ฆ๐Ÿ๐จ๐ซ๐ญ๐š๐›๐ฅ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ“. ๐€๐ฉ๐ฉ๐จ๐ข๐ง๐ญ๐ฆ๐ž๐ง๐ญ
๐Ÿ’๐Ÿ”. ๐„๐ฌ๐œ๐š๐ฉ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ•. ๐ƒ๐ž๐ž๐ฉ ๐‹๐จ๐ฏ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ–. ๐ƒ๐ข๐ฌ๐ญ๐š๐ง๐œ๐ž
๐Ÿ’๐Ÿ—. ๐‡๐š๐ฎ๐ ๐ก๐ญ๐ฒ
๐Ÿ“๐ŸŽ. ๐‘๐ž๐œ๐ค๐ฅ๐ž๐ฌ๐ฌ๐ง๐ž๐ฌ๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ. ๐“๐จ๐ฑ๐ข๐œ ๐…๐ฎ๐ฆ๐ž๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ. ๐’๐š๐ฏ๐ž๐
๐Ÿ“๐Ÿ‘. ๐๐ฎ๐ž๐ฌ๐ญ๐ข๐จ๐ง๐ฌ
๐Ÿ“๐Ÿ’. ๐Œ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ“๐Ÿ“. ๐€๐ฉ๐จ๐ฅ๐จ๐ ๐ข๐ณ๐ž
๐Ÿ“๐Ÿ”. ๐•๐ข๐œ๐ญ๐ข๐ฆ
๐Ÿ“๐Ÿ•. ๐†๐ž๐ญ ๐“๐จ ๐Š๐ง๐จ๐ฐ ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ“๐Ÿ–. ๐“๐ž๐ฅ๐ฅ ๐“๐ก๐ž ๐“๐ซ๐ฎ๐ญ๐ก
๐Ÿ“๐Ÿ—. ๐ˆ ๐€๐๐ฆ๐ข๐ซ๐ž ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ”๐ŸŽ. ๐„๐ฏ๐ข๐๐ž๐ง๐œ๐ž
๐Ÿ”๐Ÿ. ๐€๐ง๐ ๐ž๐ซ
๐Ÿ”๐Ÿ‘. ๐๐ข๐ง๐ค ๐“๐ฎ๐ฅ๐ข๐ฉ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ’. ๐“๐ก๐ซ๐ข๐ฅ๐ฅ๐ข๐ง๐ 
๐Ÿ”๐Ÿ“. ๐€๐›๐จ๐ฎ๐ญ ๐‡๐ข๐ฌ ๐…๐ž๐ž๐ฅ๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ”. ๐ˆ๐ง๐Ÿ๐จ๐ซ๐ฆ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง
๐Ÿ”๐Ÿ•. ๐“๐จ๐ฑ๐ข๐œ ๐‘๐ž๐ฅ๐š๐ญ๐ข๐จ๐ง๐ฌ๐ก๐ข๐ฉ
๐Ÿ”๐Ÿ–. ๐Ž๐ฎ๐ซ ๐Ÿ๐ž๐ž๐ฅ๐ข๐ง๐ ๐ฌ
๐Ÿ”๐Ÿ—. ๐Ž๐ฎ๐ซ ๐๐š๐ฆ๐ž
๐Ÿ•๐ŸŽ. ๐ˆ'๐ฆ ๐–๐š๐ข๐ญ๐ข๐ง๐  ๐Ÿ๐จ๐ซ ๐˜๐จ๐ฎ
๐Ÿ•๐Ÿ. ๐“๐ก๐ž ๐„๐ง๐ ๐จ๐Ÿ ๐”๐ฌ
๐„๐ฉ๐ข๐ฅ๐จ๐ 

๐Ÿ”๐Ÿ. ๐‘๐ž๐œ๐ข๐ฉ๐ซ๐จ๐œ๐š๐ฅ

583 34 3
By qinazxaa

Cerita ini hanya fiksi dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak mana pun

_

Darkan menekan bel apartemen Anne, tetapi pintu tak kunjung dibukakan, apa dia jadi pergi mengunjungi acara ulang tahun ibu temannya?

Kemudian Darkan meneleponnya, tanpa menunggu lama panggilan langsung tersambung.

"Halo!" Dari seberang telepon suara Anne sangat ceria.

Darkan tersenyum. "Kau ada di mana?"

"Di rumah orang tuanya Ellisa, ada apa?"

Darkan terdiam sejenak. "Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin melihatmu sebelum pergi."

"Kau akan pergi kemana memangnya?"

"Italia."

Dari seberang telepon Anne terkejut. "Untuk perjalanan bisnis? Kau tidak sedang berada dalam masalah apa pun, kan?"

"Aku ke sana untuk memastikan sesuatu, Jeff berpikir Mr. Geo yang membunuh keluarganya. Kau ingat dengan pengancam yang saat itu aku temui? Dia orang yang sama dengan yang memberitahukan bukti-bukti pada Jeff."

"Tolong selalu berhati-hati... setelah sampai di sana, hubungi aku."

Darkan mengangguk dan tersenyum. "Pasti, kau juga selalu berhati-hati, kalau ada apa-apa bilang padaku, jangan selalu memendamnya sendiri."

"Kau juga."

Darkan terdiam sejenak, ia sebenarnya merasa bersalah pada Anne karena masih belum berhasil membantunya menemukan saudaranya, mengungkap kematian ayahnya, dan memasukkan Enzo dan dua pelaku lainnya ke dalam penjara.

Orang yang saat itu Darkan perintahkan untuk mencari informasi saat di acara yang diadakan Matteo pun gagal, semua waiter dijaga ketat, dipastikan keluar dari gedung itu.

Darkan hanya mendapatkan informasi bahwa Matteo sangat marah karena ia dan Anne berhasil ditolong oleh seseorang.

"Aku akan matikan teleponnya, sampai jumpa."

Dari seberang telepon Anne mengangguk dan khawatir padanya. "Iya, sampai jumpa nanti."

***

Selama di rumah orang tua perawat Ellisa yang mengadakan acara ulang tahun ibunya dengan memotong kue dan makan bersama, Anne merasa keluarga itu sangat hangat, dan kedua orang tua Ellisa memperlakukannya dengan sangat baik.

"Terima kasih kau sudah mau ikut datang ke acara kecil-kecilan tadi karena ibuku memintamu datang." Perawat Ellisa berucap pada Anne, ibunya tahu tentangnya karena ia selalu bercerita tentang hal apa pun pada orang tuanya.

Kini mereka berdua berada di sekitar tempat parkir, berjalan menuju apartemen masing-masing.

"Apa yang kau katakan, aku sangat senang bisa datang ke acara tadi! Bagiku itu bukan acara kecil-kecilan, tetapi acara yang sangat berharga!"

Ellisa tertawa kecil, begitu pun dengan Anne. Namun, senyuman mereka memudar saat melihat seseorang yang berdiri tak jauh dari mereka sambil menatap ke arah Anne, dia terlihat sengaja menunggu.

"Jean." Anne menyatukan kedua alisnya, ia masih sangat marah dengan sikapnya saat di acara yang diadakan Matteo.

Jean menghampiri mereka, pandangannya tertuju ke arah Anne.

Anne menelan ludahnya, ia takut Jean akan bersikap kasar lagi. "Anne, ayo kita pergi." Ellisa menarik tangannya, tetapi Jean lantas menghadang langkah mereka.

Kini pandangan Jean lekat menatap ke arah Ellisa dengan tatapan yang sulit diartikan, apalagi Anne merasa Ellisa dan Jean tampaknya sudah saling mengenal, tatapan tajam mereka masing-masing terlihat penuh arti yang tersembunyi.

Jean beralih menatap Anne. "Aku ingin berbicara denganmu."

"Aku tidak mau."

"Ini tentang Cindy."

Anne membulatkan kedua matanya, Jean terkekeh setelah melihat reaksinya. "Bagaimana? Apa kau tetap tidak ingin berbicara denganku?"

"Ayo kita bicara." Anne berucap dengan penuh penekanan.

"Anne." Ellisa menggelengkan kepalanya.

"Aku harus berbicara dengannya jika itu tentang saudaraku." Anne tidak ingin berbicara dengan Jean, tetapi ia tidak akan bisa menolak jika berkaitan dengan saudaranya.

Kemudian Anne mengajak Jean ke suatu arah, tetapi mereka masih berada di sekitar area parkir.

"Apa yang kau tahu tentangnya??"

"Aku bertemu saudaramu."

"Di mana kau bertemu dengannya??"

"Di rumah Matteo."

Anne menggeleng tak percaya. "Ceritakan padaku semuanya dengan jelas." pintanya.

"Ini tidak gratis." Jean menarik sudut bibirnya, raut wajah yang sebelumnya datar, sekarang berubah menjadi licik.

"Aku akan melakukan apa pun yang kau mau, katakan sekarang tentang Cindy." Anne berucap dengan nada tinggi.

Jean menaikkan salah satu alisnya. "Kau yakin akan melakukan apa pun yang aku mau?"

Anne terdiam, ia sebelumnya berbicara dengan spontan.

"Kali ini aku tidak akan meminta banyak darimu, aku hanya ingin kita kembali berkencan seperti dulu."

Anne menyatukan kedua alisnya dengan tatapan tajam, Jean selalu saja seperti ini, dia selalu menginginkan timbal balik dalam hal apa pun.

"Bagaimana?"

Anne menelan ludahnya dengan masih menatapnya tajam, ia tidak sudi kembali lagi berhubungan dengan Jean seperti dulu.

"Aku akan menghitungnya." Jean melipat tangannya di depan dada. "Satu... dua..." ia terus lanjut menghitung, sengaja mempermainkan Anne, dan saat dihitungan kesembilan dia menyetujuinya.

"Aku setuju..." Anne berucap dengan terpaksa dan suaranya mengecil.

"Apa? Aku tidak mendengarnya?" Jean mendekatkan telinganya pada wajah Anne."

"Aku setuju." Anne mengulang ucapannya dengan penuh penekanan dan menatap Jean dengan sangat tajam.

Jean langsung memeluknya dengan sangat erat sampai tubuh Anne terdorong ke belakang. "Sekarang kita kembali seperti dulu, kan??" Ia melepaskan pelukannya, dan menatap Anne dengan sangat senang.

Anne tidak menanggapi itu, ia meminta Jean agar segera memberitahunya.

"Harusnya dari dulu aku dan ayahku datang ke rumah Matteo, ternyata selama ini saudaramu ada di rumahnya, dia yang menculiknya."

"Jelaskan sekarang." Anne berucap dengan nada tinggi, ia marah karena Jean bertele-tele, atau jangan-jangan dia berbohong?

Jean menghela napas, tidak bisakah Anne bersabar, dan mau menanggapi rasa senangnya?

"Jadi pagi ini tanpa membuat janji temu aku dan ayahku datang langsung untuk meminta maaf ke rumah Matteo karena kekacauan yang aku buat di acaranya, tiba-tiba ada saudaramu yang berlari ke arah kami, dia meminta tolong sambil menangis, Matteo tampak marah, dia menyuruh beberapa orang agar membawa saudaramu."

"Saat ayahku bertanya siapa wanita itu, Matteo dengan tenang menjawab kalau wanita itu adalah adiknya yang mengalami gangguan jiwa karena ditinggalkan kekasihnya."

"Kenapa kau tidak menolongnya?? Dan berkata kalau wanita itu bukan adiknya! Tetapi dia Cindy, saudaraku!"

"Aku dan ayahku tidak akan bisa pulang jika aku mengatakan itu, Matteo bukan sembarang orang."

Lagi-lagi orang yang mengatakan Matteo bukan sembarang orang bukan hanya Darkan ataupun Jeff.

"Siapa dia yang sebenarnya?"

"Yang aku tahu dia salah satu CEO di perusahaan besar, tetapi aku pikir bukan hanya itu karena ayahku juga tampaknya sangat menghormatinya."

Anne menghela napas secara kasar. "Aku akan mendatanginya, beri aku alamat rumahnya." ucapnya dengan yakin.

"Dia orang yang berbahaya, jangan pergi ke sana."

"Cindy sudah pasti di sana, aku tidak mungkin diam saja." Anne berucap dengan napas yang tak beraturan, jadi selama ini Cindy berada di sana? Dia diculik oleh Matteo? Apa sebenarnya ayahnya pun dibunuh olehnya? Karena Matteo klien terakhir ayahnya.

"Aku akan menelepon polisi."

"Jangan sekarang."

Anne akan marah, tetapi Jean kembali lebih dulu menjelaskan.

"Aku mendengar dari ayahku di telepon, sedang terjadi perselisihan besar antara sesama polisi sejak kebijakan-kebijakan baru yang dibuat ketua polisi negara sekarang dianggap buruk, dari berita juga sudah ada informasi yang sempat muncul kalau ada sebagian para polisi yang terbukti bekerja sama dengan kejahatan terorganisir, tetapi berita itu tiba-tiba menghilang, aku tidak menemukannya di mana pun lagi."

"Sekarang para polisi yang membela kebenaran tengah berjuang membersihkan nama baik kepolisian, dan berjuang menyingkirkan semua polisi yang tidak jujur dan berkhianat pada negara."

"Intinya aku pikir... Matteo bukan hanya CEO, dia adalah salah satu pemimpin mafia, hanya saja dia pandai mempertahankan topengnya, kalau kau melaporkannya sekarang itu akan sia-sia, dia sepertinya memiliki banyak kenalan lebih dari ayahku, banyak pihak yang bersamanya, bukan hanya polisi saja."

Anne tidak menduga Jean akan tahu semua itu, ia sangat bingung, haruskah ia sepenuhnya percaya pada ucapannya?

"Aku tidak berbohong." Seolah tahu Anne berpikir bahwa dia berbohong, Jean berusaha meyakinkan. "Ayahku memiliki banyak kenalan, aku diam-diam sering menguping dan tak sengaja mendengar pembicaraannya di telepon, kau tahu sendiri aku lebih sering tinggal bersama orang tuaku di rumah, daripada di apartemen."

Anne menghela napas secara kasar, lalu langkah apa yang harus ia ambil untuk menyelamatkan Cindy secepat mungkin? Apa ia harus meminta tolong pada Darkan?

Namun, Anne tidak ingin terus merepotkannya, apalagi Darkan pun sepertinya tengah memiliki banyak masalah.

"Aku akan terus menyelidikinya tentang itu, dan jika beruntung mungkin aku juga akan berhasil membebaskan saudaramu, tetapi nanti berkencan saja tidak cukup bagiku, aku ingin lebih." Jean menyeringai, lalu berjalan pergi dengan perasaan yang sangat bahagia. 

Anne sangat panik sekarang, selain karena tahu Cindy dalam bahaya, ia pun panik karena terpaksa kembali lagi berhubungan dengan salah satu orang yang paling ia hindari dan benci.

***

"Kau akan menelepon pengancam itu sekarang?"

"Iya, aku akan bilang ingin bertemu dengannya sendirian, aku akan berbohong telah mengetahui keberadaan Mr. Ciso." Kemudian Darkan mencari kontak nomor pengancam itu.

Mereka sudah tiba di Italia, mereka saat ini berada di hotel, sedangkan rumah dan mansion peninggalan Mr. Geo belum berhasil Darkan ambil alih dari Matteo.

Jeff perlahan menganggukkan kepalanya lalu menoleh ke arah Lucia yang berdiri di depan jendela, lalu ia menghampirinya.

"Maaf aku sempat bersikap kasar padamu karena emosiku sedang tidak stabil dan karena aku dalam pengaruh alkohol. Emosiku tidak tertahan setelah melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau pacarku berselingkuh, dia tidur bersama pria lain."

Lucia cukup terkejut. "Pantas saja kau tampak frustasi sekali tadi malam, ternyata bukan hanya karena satu masalah, tetapi... kau sungguh menangis dan marah karena diselingkuhi? Karena biasanya kan kau yang selingkuh." Lucia di akhir terkekeh.

Jeff terdiam sejenak dengan dahi berkerut, ia tersinggung karena Lucia sepertinya senang ia mendapatkan karma.

Jeff menghela napas. "Saat itu setelah tiba di New York, aku tidak langsung mengunjunginya, selama beberapa hari aku mengurung diri, aku sangat terpukul setelah mendapatkan bukti kalau Mr. Geo yang membunuh kedua orang tua dan adikku."

"Dan saat suasana hatiku sedikit membaik, aku mengunjungi kekasihku, tetapi aku malah menemukannya tidur bersama pria lain."

"Kau sepertinya sangat percaya dengan bukti itu kalau Mr. Geo yang membunuh keluargamu??" Lucia bertanya dengan tatapan sinisnya.

Jeff menggeleng. "Tidak... aku... aku hanya... entahlah, maafkan aku." Ia memalingkan wajahnya ke arah lain dengan napas yang tak beraturan karena mendadak gelisah.

"Aku mengerti, aku juga pasti sepertimu jika ada di posisi yang sama denganmu, mari kita lihat nanti, siapa pelaku yang sebenarnya." Lucia berucap sambil menepuk pelan pundak Jeff. "Tetapi aku yakin itu bukan Mr. Geo."

Sementara itu, Darkan tengah menelepon pengancam itu, salah satu tangannya mengepal kuat, ia sangat kesal karena pengancam itu menolak bertemu dengannya.

Darkan berhenti mencoba mengubungi pengancam itu, lalu menghela napas secara kasar, dan berjalan menghampiri Jeff dan Lucia yang tengah berbincang.

"Jeff, pengancam itu tidak mengangkat telepon ataupun membalas pesanku, tetapi aku tahu tempat kerja dan tempat tinggalnya, kita akan ke sana sekarang."

Jeff mengangguk, Darkan beralih menatap Lucia. "Ingat pesanku, jangan kunjungi Enzo sendirian, apalagi sekarang malam hari."

Lucia mengangguk. "Iya, kau cerewet sekali, aku bukan anak kecil lagi."

Darkan sudah seperti kakak tertua bagi mereka, meskipun dari kecil sikapnya yang dingin, dia selalu memberikan perhatian dengan sangat baik.

TBC

Menuju ke ending, muehehehe😈

Jangan lupa vote dan komen, follow akun aku juga 🦋qinazxaa🦋, makasih!

Continue Reading

You'll Also Like

132K 14.4K 19
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...
694K 20.3K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...
2.4M 136K 30
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...
1.3M 73.8K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...