After Sunset

By lexjulia

6.1K 3 0

Sequel cerita dari "Namaku Maira" yang aku tulis di noveltoon. Cerita kali ini adalah tentang sudut pandang d... More

1 [Frame]
2 [Sunflower]
3 [Wind]
4 [Summer]
5 [Shrivel]
6 [Summer End]
7 [Chance]
8 [Deleted]
9 [Black Rose]
10 [Is It]
11 [Her]
12 [Red Lips]
13 [Begin]
14 [First]
15 [Second]
16 [Third]
17 [Mine]
18 [Forgotten]
19 [Sweet of her]
20 [Care]
21 [Just Began]
22 [After Birthday]
23 [The Night]
24 [Promises]
25 [Dina]
26 [Her Smile]
27 [Happiest Day]
28 [Zahra]
29 [Tea Time]
30 [Signature]
31 [Silly Student]
32 [Telenovela]
33 [Graduated]
34 [Declined]
35 [Kids]
36 [Celebration]
37 [Growth]
38 [End Of Moment]
39 [Fallen Tree]
40 [Before Everything]
42 [Fairless]
43 [Betrayal]

41 [Candlelight]

28 0 0
By lexjulia

Libur semester akhir di tahun kedua dimas sebagai mahasiswa arsitek, dimas awali dengan pergi ke bandung, bersama rizal dan rumi.

Tiga mahasiswa arsitektur yang ambisius dan cerdas, tidak ingin menyia-nyiakan waktunya, mencari kesempatan untuk bisa belajar lebih mengenai dunia arsitek.

Teman SMA rizal yang kuliah di salah satu kampus paling bergengsi di bandung, mengundang rizal untuk mengunjunginya.
Putra namanya, dia sama seperti rizal, tertarik dengan dunia arsitek.

Rizal tidak datang sendiri, dia mengajak dimas serta rumi untuk pergi ke bandung dengannya.

Ketiganya memang hanya berencana mengunjungi bandung kurang dari satu minggu, karena mereka masih memiliki tumpukkan tugas belajar dari dosen, meskipun mereka sedang ada di dalam masa libur semester.

Mahasiswa arsitek tidak punya kemewahan libur semester secara bebas, dan memiliki waktu luang yang cukup untuk bersenang-senang, karena bidang studi arsitektur menuntut mereka untuk terus melakukan percobaan mengenai material dari design sebuah bangunan, fungsi bangunan, juga estetika dari sebuah bangunan, meski kelas teori mereka libur.

Tiga hari pertama dari kunjungan mereka ke bandung, mereka menjelajahi kampus putra dan mengunjungi perpustakaan kampus.

Ketiganya tak berhenti menatap penuh kekaguman akan design struktur kampus putra yang sudah sangat modern.

Perpustakan kampus putra juga tak kalah modern, dengan pelayanan yang sudah serba otomatis.

Tata letak yang sangat rapi, dilengkapi dengan komputer dengan technology termutahir di setiap sudutnya, dan yang paling membuat rumi kagum adalah, rumi tidak perlu menyusuri seluruh sudut lorong perpustakaan untuk mencari bacaan favoritnya.

Rumi yang sering merasa gugup saat bertemu orang baru, juga tidak perlu bertanya pada petugas perpustakaan mengenai letak buku yang ia cari, karena ada standing komputer yang menyambut rumi untuk mempermudah rumi mencari buku yang ia ingin baca.

Rumi hanya tinggal menulis garis besar mengenai buku yang rumi cari, dan komputer yang ada di hadapan rumi, dengan detail akan memberitahu rumi pilihan buku yang ia cari, jika rumi menekan salah satu buku dari pilihan yang ada di komputer, rumi akan mendapatkan detail, dan juga map untuk letak lorong berikut dengan nomer tempat penyimpanan.

"Kalau mau pindah kesini syaratnya apa aja put", tanya rumi dengan mata berbinar.

"Kamu ke ruang administrasi aja rum", jawab putra dengan setengah tertawa.

Putra juga mengajak rizal, dimas, dan rumi untuk pergi ke masjid raya bandung.
Mereka membicarakan mengenai detail design dari masjid tersebut, sambil mencicipi kuliner khas kota bandung yang ada di area masjid.

Hari kelima, mereka pergi mengunjungi jalan Asia Afrika yang ada di jantung kota bandung.

Empat mahasiswa arsitek yang kagum akan bangunan kuno di jalan Asia Afrika yang tetap kokoh setelah puluhan tahun berdiri, membuat mereka tidak melewatkan waktu, untuk memotret setiap sudut bangunan yang mereka lewati.

Hari terakhir di bandung, dimas meminta putra mengantarnya ke kartikasari, untuk membeli pesanan kakaknya.

Tiga mahasiswa dari jogja tersebut, mengakhiri tour di bandung setelah berbelanja oleh-oleh, kemudian mereka pulang kembali dengan kereta malam.

Rizal dan rumi memilih untuk turun di jogja, sementara dimas, langsung pulang ke solo.

"Om dimassss", teriak rania yang melihat dimas keluar dari peron stasiun.

Ternyata mbak odah, rania dan pak marto, sopir mas zaki yang menjemput dimas di stasiun.
Dimas langsung memeluk rania, dan dua kardus yang dimas bawa, di ambil alih oleh mbak odah.

"Om dimas ke bandung kok nggak ajak ina", ujar rania sambil mencium pipi dimas.

"Kan ina udah mulai sekolah", jawab dimas.

"Kan bisa bolos dua hari", jawab rania sambil menunjuk angka satu.

Dimas tertawa melihat telunjuk jari rania yang tidak sesuai dengan ucapannya.

"Langsung ke toko aja ya pak", pinta dimas pada pak marto.

"Nggak capek mas", tanya pak marto.

"Capek pak, tapi kangen sama mami", jawab dimas.

Pak marto kemudian menyetujui permintaan dimas.

"Om dimas di bandung lihat apa aja", tanya rania sambil menatap dimas.

Dimas kemudian mengeluarkan kameranya, dan memperlihatkan foto-foto yang dia ambil pada rania.

"Kok nggak ada foto ina", tanya rania dengan wajah cemberut.

Dimas kemudian mengambil foto rania, dan dia langsung berpose genit.

Perjalanan yang hanya dua puluh menit, berakhir dengan tawa rania, yang masih terpingkal-pingkal setiap melihat ulang foto konyol dirinya dan omnya dari lensa kamera dimas.

"Ngetawain apa sih", ujar dina yang membuka pintu mobil, begitu pak marto menghentikan mobilnya di depan toko.

"Mbak pesenan mbak di bagasi ya, tuh dua kardus", ujar dimas sambil menunjuk ke arah bagasi mobil.

Dimas yang turun dari mobil dengan topi coklatnya, di sambut zahra dengan senyum sumringah.

Dimas kemudian memberikan oleh-oleh yang dia siapkan secara khusus untuk zahra.
Sandal dengan motif zebra, dimas beli untuk zahra, di salah satu outlet butik yang tidak jauh dari rumah putra.

Zahra merasa dirinya sangat spesial, karena mendapat oleh-oleh dari dimas, sementara pegawai yang lain tidak mendapatkan apapun.
Zahra kemudian mengatakan terimakasih dengan senyum cantiknya.

Dimas langsung naik ke lantai dua untuk menemui maminya, setelah mengusap lengan zahra.

Memeluk maminya, adalah hal yang pertama dimas lakukan setelah ia ada di dalam kantor, kemudian dimas mengeluarkan seluruh isi tasnya yang berisi oleh-oleh untuk keluarganya.

Saat dimas berangkat ke bandung, dimas hanya membawa tas ransel kempes yang berisi lima kaos, dan lima pakaian dalam, tapi dimas pulang dengan tas penuh berisi oleh-oleh untuk mami mita, papa seno, aksesoris untuk rania, serta tiga kaos distro untuk dina, zaki, juga arya.

"Bagus juga dek kaosnya", ujar dina, saat mencoba kaos dari dimas sambil melihat kaca.

"Makasih om dimas bandonya, ina suka", ucap rania dengan ceria.

"Bando aja yang terimakasih, ini ada jepit, ada crunchy, ada jam tangan juga", protes dimas.

"Makasih om dimas untuk semuanya", ucap rania dengan lantang, lalu mencium pipi dimas.

Dimas kemudian tiduran di sofa karena merasa sangat lelah.

☘️

Dua hari setelah hanya santai di rumah, dimas mulai kesibukan libur semesternya dengan pergi ke kantor om saka.

Om saka adalah adik dari papa seno, papanya dimas, dia juga sama seperti dimas, menyukai bidang arsitektur.

Om saka memiliki kantor arsitek sendiri, yang ia kelola dengan teman-teman kuliahnya dulu.

Alasan dimas menemui om saka, selain karena ingin berkonsultasi tentang tugas-tugas kuliahnya, dimas juga ingin belajar lebih dalam mengenai dunia arsitek.

Dua tahun kuliah di fakultas teknik arsitektur, membuat dimas tidak sabar untuk terjun secara profesional.
Punya om yang memiliki passion yang sama dengannya, membuat dimas semakin yakin, bahwa menjadi arsitek adalah jalan yang ingin ia tempuh di masa depannya nanti.

"Magang di kantor aja gimana selama liburan", ajak om saka pada dimas.

"Bisa om, kan aku baru semester empat", jawab dimas.

"Coba kamu konsultasikan dulu sama dosen kamu", ujar om saka.

"Oke om, kasih aku tips juga dong om supaya aku bisa lulus tepat waktu, soalnya banyak kakak kelas aku yang enam tahun di kampus masih belum lulus juga", pinta dimas pada om saka.

"Nggak usah buru-buru keluar dari kampus dim, nikmati aja dunia kampus selagi kamu masih jadi mahasiswa", jawab om saka.

"Yaudah kalau lulus dengan nilai memuaskan", tanya dimas.

"Om cuma bisa kasih kamu masukkan untuk lebih mempelajari setiap detail dari design yang kamu gambar dim, sama jangan lupa siapin mental kamu untuk jadi profesional begitu lulus", ujar om saka.

"Serap semua ilmu yang dosen kamu berikan, jangan malas untuk bertanya, juga belajar untuk kerjasama secara tim karena itu sangat penting di dunia profesional", tambah om saka lagi.

Dimas berusaha mendengarkan setiap ucapan serta nasehat yang om saka berikan dengan seksama.

"Om, design aku yang ini di tolak terus", ujar dimas sambil memperlihatkan portofolio design tangga spiral yang dia gambar, begitu om saka selesai dengan nasehatnya.

Om saka melihat portofolio dimas, dan langsung bisa melihat permasalahan design tangga spiral milik dimas.

Om saka kemudian menjelaskan mengenai perspektifnya yang kurang sempurna, ukuran dari jarak anak tangga yang terlalu berlebihan, perhitungan beban material yang salah, serta dimas belum menjabarkan secara detail mengenai fungsi dari tangga spiral yang dimas gambar.

Dimas mencatat koreksi dari om saka, dan tersenyum saat om saka memberinya pujian.

"Estetika dari design yang kamu gambar udah bagus banget dim, bagus dalam sudut pandang profesional om, artinya kamu sudah cukup detail dalam mengkalkulasi sudut dari gambar yang kamu design, meskipun penjelasan setiap material yang akan kamu pakai, juga perhitungan untuk volume masih kurang, tapi om akui kamu udah good banget, padahal baru mau masuk semester lima", puji om saka dengan wajah bangga saat melihat portofolio milik dimas.

"Waktu SMP udah les gambar om, sama les lagi sebelum masuk kuliah", jawab dimas sambil tersenyum.

Libur semester akhir tahun kedua, dimas habiskan sepenuhnya di kantor arsitek milik om saka, dan hanya ke toko mami di hari sabtu dan minggu.

Meski dimas sibuk dengan tugas kampusnya, juga magangnya, tapi tidak membuat dimas menyia-nyiakan perhatian yang zahra berikan untuknya.

Secara sembunyi-sembunyi, zahra juga mulai menunjukkan perasaannya untuk dimas dengan terbuka.

Dimas bukan tidak merasakan sikap zahra yang berlebihan padanya, hanya saja tamparan karin masih terasa di wajahnya.

Dimas tidak ingin menjadi terlalu ramah, yang nantinya bisa membuat zahra menyalah artikan maksudnya.
Dimas juga tidak dalam posisi untuk bisa menjalin kasih, karena dia sendiri tidak punya waktu yang cukup untuk dirinya sendiri.

Zahra yang selalu ada disamping dimas, saat dimas melewati patah hati pertamanya, membuat dimas memiliki ruang tersendiri untuk zahra di hatinya.

Dimas ingin merasakan cinta zahra sebagai kekasih, tapi bukan saat ini, mungkin nanti saat tugas kuliah dimas mulai berkurang.

"Emang jadi mahasiswa arsitek sibuk banget ya", tanya zahra, saat dia mengajak dimas makan malam berdua.

"Iya, begadang terus, belum lagi ngerjain tugas yang bisa ngulang sampai berkali-kali", jawab dimas dengan gamblang.

"Kalau kamu ngerasa capek, kenapa nggak pindah jurusan aja", tanya zahra sambil menatap dimas.

"Nggak, soalnya aku suka ilmu arsitek, dan aku senang ngejalaninnya", jawab dimas sambil tersenyum.

"Kalau bulan depan aku main ke jogja gimana", tanya zahra dengan penuh harap pada dimas.

"Emang mau ke tempat siapa di jogja", tanya dimas sambil meminum teh hangatnya.

"Ya main sama kamu, jalan-jalan keliling jogja", jawab zahra.

"Nggak ada waktu aku, begadang terus di studio kampus", tegas dimas.

Jawaban tegas yang dimas lontarkan, mengalirkan rasa kecewa di hati zahra, namun zahra berusaha untuk tetap tersenyum dan memahami dimas.

Zahra yakin kalau dimas menolaknya bukan karena dia tidak menyukainya, tapi memang karena kesibukan dimas sebagai mahasiswa arsitektur.

Makan malam dimas berdua dengan zahra, menjadi penanda berakhirnya masa libur semester dimas.
Meski dimas harus kembali ke jogja dan kembali jauh dengan zahra, tapi zahra yakin, kalau dia berhasil menyulam rasa miliknya di hati dimas, dengan kepulangan dimas ke solo kali ini.

Zahra tinggal bersabar dan menunggu dimas jatuh ke dalam perangkap cinta yang sudah zahra jahit selama satu tahun terakhir.

***

Continue Reading

You'll Also Like

226K 5.2K 50
A simple girl who works for her boss as a personal assistant. Right, expect he is dangerous. She just doesn't know it. He's a mafia boss. He saves h...
647K 28.7K 41
แ€’แ€ฎแ€‡แ€แ€บแ€œแ€™แ€บแ€ธแ€œแ€ฑแ€ธแ€€แ€แ€ฑแ€ฌแ€ท แ€แ€ปแ€™แ€บแ€ธแ€žแ€ฌแ€แ€ฒแ€ทแ€กแ€œแ€ฝแ€พแ€ฌแ€€แ€ผแ€ฌแ€ธแ€€ แ€…แ€ฏแ€ถแ€แ€ฝแ€ฒแ€แ€…แ€บแ€แ€ฝแ€ฒแ€›แ€ฒแ€ทแ€กแ€ญแ€™แ€บแ€‘แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€›แ€ฑแ€ธแ€•แ€แ€ญแ€•แ€€แ€นแ€แ€แ€ฝแ€ฑแ€กแ€€แ€ผแ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€ธแ€€แ€ญแ€ฏแ€›แ€ฑแ€ธแ€–แ€ฝแ€ฒแ€ทแ€‘แ€ฌแ€ธแ€แ€ฌแ€•แ€ซแ‹ แ€™แ€ญแ€”แ€บแ€ธแ€แ€œแ€ฑแ€ธแ€แ€ญแ€ฏแ€„แ€บแ€ธแ€›แ€ฒแ€ท แ€กแ€ญแ€™แ€บแ€™แ€€แ€บแ€€แ€แ€ปแ€™แ€บแ€ธแ€žแ€ฌแ€แ€ฒแ€ทแ€กแ€™แ€ปแ€ญแ€ฏแ€ธแ€žแ€ฌแ€ธ...
199K 15.2K 47
[Under editing]* "Charche nashe ke chal rahe the main zikr teri aankhon ka kr aaya, jab baat sukoon ki chidi main baat...
286K 19.6K 58
ABHIMANYU RATHORE :- Rude , workaholic CEO of Rathore Empire .Devilesing hot , every girls drools over him .But loves his family to dearest . . SAKS...