KISAH CINTA AMEL

נכתב על ידי nctjaehyungf

8.4K 645 319

cerita kelanjutan kisah cinta Amel, sebelum baca cerita ini, lebih baik baca cerita Duda keren suami idaman. עוד

s a t u
d u a
e m p a t
l i m a
e n a m
t u j u h
d e l a p a n
s e m b i l a n
s e p u l u h
s e b e l a s
d u a b e l a s
t i g a b e l a s

t i g a

687 49 12
נכתב על ידי nctjaehyungf

Amel Pov

Gue dan Kak Adam lagi diperjalanan pulang, hari udah semakin malam karena ini udah jam 7 malam, tadi dijalan mancet banget alhasil kita terjebak macet, sebenarnya perut gue lapar, pengen ngajak Kak Adam makan dipinggir jalan, tapi gue sungkan, udah nebeng pulang, minta berhenti cuma untuk makan.

"Amel, lo lapar gk?" Tanya Kak Adam dengan agak meninggikan suaranya, karena sedang dijalan.

Gue yang mendengar pertanyaan itu bingung mau balas apa, sebenarnya gue lapar tapi gue gk enak sama Kak Adam, tapi kalau gue jujur, gue takutnya membebani Kak Adam, lagian ini juga udah malam, pasti Kak Adam punya kesibukan sendiri.

"Gue gk lapar Kak" balas gue, tapi suara perut gue ini gk bisa di ajak kerjasama, cacing-cacing didalam perut gue udah meronta-ronta minta makan, walaupun lagi dijalan Kak Adam masih mendengar dengan jelas suara perut gue.

"Udah Amel gk usah sungkan, gue tahu lo belum makan" ucap Kak Adam, lalu Kak Adam menyusuri matanya kearah pinggir jalan yang mungkin jual makanan, setelah dirasa menemukan tempat yang pas, Kak Ada mengehentikan motornya disebuah warung makan lesehan, disana menjual nasi goreng.

"Kita berhenti disini dulu ya Mel."

"Loh gapapa Kak, gue bisa nahan rasa lapar gue."

"Tapi gue juga lapar Amel, gue mau makan."

Gue disana bingung mau balas apa, emang gk bisa bohong sih gue kalau gue lapar, gue melepas jaket Kak Adam yang terikat rapi dirok gue tak lupa melepas helm, lalu kita pun masuk kedalam lalu mencari tempat lesehan yang kosong, setelah itu gue dan Kak Adam duduk disana, sebetulnya gue pernah makan di pinggir jalan kayak gini, tapi ini pertama kalinya gue duduk lesehan disini.

"Gapapa kan kalau kita makan disini?" Tanya Kak Adam khawatir, kalau gue gk suka sama tempatnya.

"Gk masalah Kak, gue gk pernah makan di pinggir jalan tapi lesehan kayak gini."

"Ini pertama kalinya dong?"

"Betul Kak."

"Gimana rasanya Mel? Seru gk?" Tanya Kak Adam.

"Seru Kak, gue jadi bisa melihat motor dan mobil yang berlalu-lalang dengan duduk di lesehan kayak gini."

"Bagus kalau gitu, gue kira lo gk suka sama tempatnya."

"Suka kok Kak."

"Yaudah kita pesan makanannya."

Kak Adam manggil abang-abang yang tak jauh dari pandangannya, terus Abang tersebut menghampiri kita.

"Mau pesan apa Mas.Mbak."

"Saya pesan nasi goreng pedas, minumannya es jeruk aja" Kata Kak Adam.

"Saya mau nasi goreng juga bang, tapi pedesnya sedengan. Minumnya es teh ya."

"Baik Mas.Mbak. ditunggu ya."

Setelah acara memesan makanan itu selesai, gue melihat kearah jalan raya yang udah ada didepan mata gue, melihat kendaraan yang berlalu-lalang itu bikin gue nyaman dan tenang untuk sesaat, gue jadi keinget Mami dan Papi gue. Dulu gue pernah makan di pinggir jalan kayak gini, Papi dan Mami gue gk pernah malu makan dipinggir jalan, bahkan katanya mereka berdua sering makan dipinggir jalan sewaktu pacaran dulu, itu benar-benar cerita yang indah, Mami gue selalu setia sama Papi gue sampai akhir hayatnya, rasanya pengen banget ngulangin masa-masa itu, kalau sekarang gue udah jarang banget makan bareng Mami, karena Mami sibuk kerja, dan hari ini terbalaskan juga rasa rindu gue makan di pinggir jalan, walaupun bersama orang lain, bukan keluarga gue.

"Amel?"

"Ah iya Kak?"

"Lo kenapa ngelamun, wajah lo kayak sedih gitu, kenapa Mel?" Tanya Kak Adam.

"Engga Kak, gue cuma kepikiran keluarga gue aja."

"Ada apa emang?"

"Dulu gue sama keluarga pernah makan di pinggir jalan kayak gini, tapi semenjak Papi gue gk ada, kita udah gk pernah makan di pinggir jalan, bahkan makan bersama aja udah jarang banget" ucap gue dengan perasaan yang sedih sekaligus perasaan rindu.

"Gue paham perasaan lo Mel, Mami lo pasti sibuk banget ya nerusin bisnis Papi lo."

"Iya Kak, tapi untungnya ada Bang Raka yang selalu ada buat gue."

"Gue juga akan selalu ada disamping lo Mel."

"Makasih ya Kak."

"Makasih untuk apa Mel?"

"Makasih karena lo udah ngajak gue makan di pinggir jalan, gue emang lagi kangen banget sama masa-masa itu."

"You're welcome Amelliza Fringka Ardilla."

Setelah itu si penjual bawain dua piring dan dua gelas minuman yang tadi kita pesan.

"Ini Mas.Mbak. selamat menikmati."

"Terimakasih Bang" Ucap gue lalu setelahnya si penjual pergi.

Gue langsung menyantap nasi goreng itu dengan sangat lahap, karena bagi gue sekarang, nasi goreng ini enak banget, mungkin karena gue lapar kali ya.

"Pelan-pelan Mel Makan nya."

Uhuk uhuk uhuk . . .

Belum juga mingkem Kak Adam, gue udah tersedak nasi goreng yang gue makan, Kak Adam dengan cepat ngasih gue es teh tadi dan tissue.

"Kan udah gue bilang Amel, pelan-pelan."

"Maaf Kak, habisnya gue lapar."

"Katanya tadi gk lapar."

"Hehehe" gue tersenyum kikuk.

Entah kebetulan atau bagaimana, tiba-tiba aja gue melihat Pak Vino dan Wilona menuju ketempat kita duduk sekarang, gue syok bukan main kerena melihat mereka, gue gk masalah kalau Pak Vino ada disini, tapi dia terus jalan menghampiri tempat gue, gimana gue gk syok dan panik.

"Maaf ganggu waktu makan kalian, karena disini full kita boleh gk gabung bareng kalian?" Tanya Wilona.

Kelihatan juga Kak Adam kaget bukan main, terus dia natap gue kayak ngode boleh apa engga kalau mereka gabung, karena gue gk enak kalau harus menolak, gue terpaksa mengangguk mengiyakan.

"Silahkan" ucap Kak Adam.

Gue melihat Pak Vino menatap gue sinis, gue yang di tatap juga balik menatapnya, padahal gue udah melupakan sejenak tugas berat yang dikasih Pak Vino, tapi sekarang malah orang nya muncul disini, benar-benar bikin gue frustasi.

"Ekhem, kalian pacaran ya?" Tanya Wilona

Gue yang lagi makan dengan tenang pun tersedak untuk kedua kalinya, tapi Kak Adam sigap ngambilin gue minuman, gue langsung minum teh itu dengan dua kali tegukan.

"Lain kali hati-hati ya" ucap Kak Adam, gue membalas dengan anggukan.

Tiba-tiba tangan Kak Adam mendekat ke mulut gue, lalu dia mengusap bekas air yang ada disekitar bibir gue.

"Ekhem, romantis banget sih kalian" ucap Wilona sambil bergaya batuk-batuk.

Kak Adam langsung membalas perkataan Wilona tadi "Saya dan Amel cuma teman."

Sebenarnya gue sedikit gk nyaman ditanyain begitu sama Wilona, lagian kepo banget jadi orang.

"Ouh cuma teman" ucap Wilona dengan wajah menyebalkannya, ia masih mengingat kejadian waktu di Villa bandung dulu, bisa-bisanya dia datang dan menyela pembicaraannya bersama Pak Vino, benar-benar tidak punya sopan santun.

"Oh iya Vino, kamu mau pesan apa?"

Gue menatap Pak Vino dan Wilona sinis, gua benar-benar gk suka lihat wajah Wilona saat ini, rasanya gue pengen pergi sekarang juga, selera makan gue jadi hilang karena kehadiran kedua orang ini.

"Oh iya, kita dulu pernah ketemu kan di Villa bandung?" Tanya Wilona.

"Iya Mbak, saya Amel"

"Oalah, sahabat nya Jihan ya?"

Gue cuma mengangguk aja, karena gue udah malas ngomong sama Wilona.

"Kalian malam-malam begini kok masih keluyuran, besok telat lagi" tanya Pak Vino, tapi dia bukan kayak nanya tapi lebih ke nyindir gue.

"Iya Pak, kebetulan saya mau antar Amel pulang, tapi mampir sebentar karena lapar" balas Kak Adam cepat.

Pak Vino cuma ngangguk-ngangguk aja.

"Bapak juga, malam-malam begini kok masih aja diluar, emang besok Bapak gk telat ngajar?" Tanya gue balik, anggap aja ini pembalasan gue.

"Saya kan disiplin, jadi saya gk akan telat"

"Oh disiplin, paham-paham" balas gue dengan menekankan kata-kata gue.

Gue yang gk tahan langsung ngasih kode Kak Adam buat cabut, gue benar-benar udah gk nafsu makan sekarang ini, dari pada gue tambah kesal terus maki-maki Pak Vino, mending gue pulang aja.

"Yaudah Pak.Mbak. saya dan Amel pamit pulang dulu ya"

"Oh yaudah, hati-hati ya kalian" ucap Wilona, Pak Vino cuma natap sekilas lalu dia sibuk makan lagi.

Gue menggandeng tangan Kak Adam lalu gue berkata "duluan ya Pak, jagain itu pacarnya" setelah mengatakan itu gue pergi masih dengan menggandeng tangan Kak Adam.

Pak Vino yang mendengar itu cuma terdiam menatap gue, tapi dia gk bicara.

Hari ini memang benar-benar hari terberat gue selama di kampus, setelah pulang pun gue juga ketemu orang yang gue gk suka, mana kebetulan ketemu di tempat makan lagi, gue berharap besok gk seberat kayak hari ini.

***

08 Maret 2024

המשך קריאה

You'll Also Like

2.4M 127K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
471K 24.6K 59
[TAMAT] [BEBERAPA PART MASIH DALAM TAHAP REVISI.] [SEOSEN KEDUA SUDAH DI PUBLISH.] ⚠️ Konfliknya sangat ringan dan santai ⚠️ Mengandung unsur dewasa...
1M 56.6K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
862K 61.9K 35
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...