"Brother Shiloh?." Isaac Shiloh berdiri sambil peluk tubuh di hadapan mereka berdua. Dan dia telah menyaksikan segala-galanya yang terjadi.
Matanya menatap dingin wajah lelaki disisi adiknya itu.
"I can explain it, Brother Shiloh."
"I've seen everything, Eve."
Eve Aurora telan air liur. Belum pernah dia melihat abangnya sedingin ini.
"Brother Shiloh, this is Ryeo Matthias."
Ryeo Matthias mara ke hadapan dan menghulurkan tangannya.
"Hi. I'm Ryeo Matthias Grover."
Mata Isaac Shiloh menatap tajam wajah lelaki itu, lalu menyambut huluran tangan tersebut.
"Isaac Shiloh Rayne. Mmm would you mind if you let me talk to Eve for a while?."
"Sure." Ryeo Matthias meninggalkan mereka berdua. Suasana agak tegang saat itu.
Dingin tatapan mata abangnya itu.
"I want you to come back with me. Immediately!." Tegas.
"Brother Shiloh?."
"Don't let me repeat it, Eve. I'll wait for you in the car." Isaac Shiloh bertegas. Dan abangnya beredar meninggalkan kapal itu dan menuju ke arah kereta diikuti oleh Kelvin.
Sighs.
"What did he say?." Soal Ryeo Matthias yang sedang menghampirinya.
Eve Aurora mengukirkan senyuman.
"He's taking me back to the hotel. Well, actually.... I'm having some discussion with him regarding the hotel's management. So, yeah, I'm about to leave." Ryeo Matthias menatapnya dengan senyuman. Jarinya mengusap lembut pipi kemerahan itu.
"I'm gonna miss you, princess."
"You better miss me, or.."
"Or?." Sebelah kening terjungkit.
"Before I miss someone else." Gadis itu mengusiknya nakal.
"Naughty! But I like it!." Bisik lelaki itu sambil memeluknya erat. Eve Aurora membalas pelukkan itu. Semakin erat. Matanya melirik ke arah Roll Royce Cullinan hitam yang berada tidak jauh dari pelabuhan itu.
"I'm leaving now, Ryeo." Dia melepaskan pegangan tangannya.
Lelaki itu angguk kepala.
Dia melangkah meninggalkan lelaki itu, namun tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia menoleh ke arah lelaki itu semula. Tanpa membuang masa, dia berlari ke arah Ryeo Matthias lalu memeluk lelaki itu kembali.
"I love you, Ryeo Matthias. Remember that." Bisiknya lembut. Entah mengapa dia merasakan seperti akan terpisah dengan lelaki itu.
Ryeo Matthias tersenyum.
"I love you more. And more." Dia mengucup lembut dahi gadis itu.
...
Suasana sepi didalam kereta yang sedang bergerak laju menuju ke Rayne's Hotel. Manakala, Eve Aurora hanya memerhatikan ke luar tingkap disepanjang perjalanan itu. Sesekali, Isaac Shiloh menoleh ke arah adiknya yang sedang termenung itu.
"You're not talking, Eve?."
"You're just weird, Brother Shiloh."
"He's just using you, Eve."
"No! He's not using me, Brother Shiloh." Eve Aurora menatap ke dalam mata abangnya itu.
Isaac Shiloh membalas tatapan itu.
"He's using you, Eve. You've never been like this before. Not even once."
Kereta itu berhenti dihadapan bangunan hotel tersebut. Eve Aurora masih menatap mata abangnya itu, dia tidak menyangka abangnya akan mengeluarkan kata-kata sebegitu terhadapnya.
"You're not my brother! I didn't recognise you anymore!." Marah adiknya, lalu keluar dari perut kereta itu dan berlari masuk ke dalam bangunan hotel tersebut.
Hatinya bagaikan disiat-siat saat melihat mata adiknya berkaca menahan tangis. Dan dia juga terasa sedih dengan kata-kata adiknya sebentar tadi. Dia hanya ingin melindungi adiknya sahaja. Dia terlalu sayangkan gadis itu, itulah satu-satu adiknya.
Eve Aurora menyembam wajahnya ke atas bantal. Kedengaran tangisannya di bilik itu. Dia sayangkan abangnya, dan dia juga sayangkan Ryeo Matthias. Kenapa kisah cinta dia dihalangi?
...
Suasana di meja makan itu terlihat sepi sahaja. Hilang riuh seperti kebiasaannya. Isaac Shiloh memerhatikan adiknya yang sedang memotong steak itu. Wajahnya masih suram dan muram. Ivy Rose melirik ke arah menantunya, begitu juga menantunya. Mereka merasakan seperti ada yang tidak kena kepada Isaac Shiloh dan Eve Aurora.
Manakala, Henry Flynn pula masih berselera menikmati medium steak itu.
"Ehem! We are not attending a funeral right now, aren't we?." Ivy Rose bersuara.
Lea Heloise Angel dan Henry Flynn ketawa mendengarkan soalan itu. Manakala Isaac Shiloh dan Eve Aurora pula terus menikmati makanan yang terhidang dihadapan mereka tanpa mencelah.
"I'm glad to hear the voices. Finally! My ears are fine!." Ivy Rose berseloroh ingin menceriakan suasana yang suram itu.
"Mine too, mom." Balas Lea Heloise Angel.
Isaac Shiloh tersenyum. Manakala Eve Aurora hanya mendiamkan diri sahaja.
"Eve?." Panggil Ivy Rose.
"Yes, mon." Eve Aurora memandang ke arah ibunya.
"How about Matthias? Is he okay?."
"Mmm.. he's okay. Much better."
"I'm glad to hear that. I hope he's doing well."
"He did." Matanya melirik ke arah abangnya. Mereka berpandangan. Dingin.
"Hi! Good evening, everyone!." Muncul Max Rhett dan Pearl Emmaline secara tiba-tiba.
"Max!." Ivy Rose bangun untuk menyambut abangnya itu dengan gembira.
"Sister Pearl! I missed both of you."
"We missed you too, Ivy." Mereka berpelukkan.
Mereka gembira menyambut Max Rhett dan Pearl Emmaline yang pulang dari melawat kakak kepada Pearl Emmaline di Delft.
"I'm done eating. I'm going upstairs. Bye everyone." Eve Aurora bangun dan meninggalkan meja makan itu.
Henry Flynn memerhatikan sahaja gerak langkah gadis itu menuju keluar dari bilik makan itu. Sepertinya, ada yang tidak kena yang telah terjadi. Gadis itu juga hanya mendiamkan diri sahaja, jika tidak pasti suaranya akan memenuhi bilik makan ini. Dia menyuakan potongan steak itu kedalam mulutnya sambil berfikir.
Cardigan hitam itu disarung ke tubuhnya. Dia ingin pergi ke rumah lelaki itu, untuk membersihkan luka tikaman di perut Ryeo Matthias.
"Where are you going?." Soal Isaac Shiloh yang tiba-tiba sahaja muncul di hadapan pintu bilik suite itu.
"I'm about to leave."
"I'm not letting you go, Eve. Just stay at the hotel!."
"You can't decide for me, Brother Shiloh..!."
"Eve? Shiloh?." Panggil Ivy Rose yang terkejut mendengar jeritan Eve Aurora itu.
"Husband?." Lea Heloise Angel yang tiba-tiba muncul juga terkejut mendengar jeritan adik iparnya itu.
"What's happened with you two?!." Ivy Rose mulai menyoal.
"He started it first, mom." Eve Aurora mula menangis.
"Shiloh? Tell me. I demand the explanation. Now!." Ivy Rose memegang kepalanya. Inilah kali pertama kedua-dua anaknya bertengkar dan bermasam muka.
"... That guy! He's just using you. To get your money! It's proven today. He's using you and making you pay for his debts!."
"I know him better than you..!."
"You're so naive, Eve. How can you trust someone you just met?! And lend your money?."
"You didn't know him, Brother Shiloh. He never takes me for granted." Dengan lembut Eve Aurora menjawabnya.
"Huh!."
"Eve, you may go."
"Mom?."
"Shiloh!."
"You may go, but bring Henry with you." Eve Aurora memandang ke arah ibunya, lalu memeluk tubuh Ivy Rose.
"Thank you, mom." Ivy Rose tersenyum.
...
"I'll just wait outside, okay?." Ujar Henry Flynn setelah mereka berdua tiba di hadapan pintu rumah lelaki itu.
"You're not coming?."
"No, it's okay. I'll leave you to do whatever you want. With him." Jawab Henry Flynn dengan nakal membuatkan gadis itu tertawa.
"Don't think too much, Eve. Go and hug your boyfriend tightly!." Henry Flynn mengenyitkan matanya sebelum meninggalkan gadis itu.
Knock! Knock! Knock!
Udara pada malam itu agak dingin. Mampu untuk menyejukkan hatinya yang sedang kepanasan itu. Tidak lama kemudian, Ryeo Matthias membukakan pintu itu.
Mereka berdua berbalas senyuman.
"Hi, princess." Lelaki itu menarik lalu memeluk tubuh genit itu.
Hilang rasa kedinginan tubuhnya saat itu.
"Come in. It's freezing outside." Ryeo Matthias menarik tubuh genit itu masuk ke dalam rumahnya.
"Do you want something hot?."
"Something hot?." Ryeo Matthias tertawa melihat wajah polos itu.
"Drink. Hot drink. Like a coffee or tea."
"Oh! There is something in my head."
"What is it? It's me?." Lelaki itu mengusik manja.
Eve Aurora tersenyum, lalu dia anggukkan kepalanya.
"Yes. It's you. It's always you." Lelaki itu mendekatinya, lalu mengucup lembut dahinya.
"I feel the same." Balas lelaki itu.
"And....! I'm coming back to work. I'm fully recovered. Thanks to you for taking care of me. You did a good job, Aurora."
"Really?." Ryeo Matthias angguk kepala.
"I'm super excited to see you at the hotel! Again!." Dia memeluk tubuh tinggi itu.
"I always know it!." Dia membalas pelukkan itu. Dia suka memeluk gadis itu, bau harum yang datang dari tubuh itu selalu membuatnya merasa tenang.
Knock! Knock! Knock!
Mereka berdua saling berpandangan saat mendengar ketukan itu.
"Eve?." Jerit Henry Flynn.
"Oh! It's Henry!." Eve Aurora meluru ke arah pintu dan membukanya.
Muncul wajah Henry Flynn sambil tersengih-sengih. Ryeo Matthias berdiri di belakang gadis itu.
"Hi! Hello, Ryeo Matthias! Still remember me?." Ryeo Matthias angguk kepala.
"Great!"
"What is it, Henry?." Soal Eve Aurora.
"Eve? Your brother asked you to come back to the hotel. It almost 11 pm... But, Ryeo, do you mind if I'm using the toilet? I have to pee!."
"Yes. Sure. It's over there." Ryeo Matthias menunjukkan arah toilet tersebut.
"Thanks!."
Lantas, Ryeo Matthias memeluk gadis itu dari belakang.
"I hope you are staying. With me." Bisik lelaki itu lembut di telinganya.
"Next time. Perhaps?." Usik Eve Aurora nakal. Jika dia boleh memilih, dia juga ingin tinggal bersama-sama dengan lelaki itu. Menikmati malam yang penuh indah ini bersama-sama. Namun, dia tidak ingin keadaan tegang yang terjadi diantara dia dan abangnya semakin memburuk. Pasti akan membuatkan ibunya bertambah sedih.
"I'll keep the promise." Eve Aurora mengangguk sambil tersenyum.
I'll let you be in my dreams if you let me in yours.