My CEO is My Ex (On Going)

By WahyuniTyas3

4.8K 168 0

Bagaimana jadinya jika mantanmu adalah CEO di tempatmu bekerja, apalagi dia yg telah menorehkan luka di hatim... More

Prolog
Hilangnya Arunika
Kemarahan Raditya
Promnight
Kepergian Arunika
Penyesalan Devian
Bertemu Kembali
Perjodohan
Kau masih Kekasihku
Bertemu Kiara
Kedatangan Miranda
Misi Raka dan Arunika
Medusa dan Ratu Drama
Sahabat?
Perjanjian
Oma Renata
Aku Menyesal Arun
Kulkas dua pintu
Lebih Dekat?
Cemburu
Makan Malam 1
Makan Malam 2
Selena si Ratu Drama
Rencana Marissa
Pertemuan Oma Renata dan Arunika
Makan Siang
Di permalukan atau Mempermalukan
Sumpah Miranda
Penangkapan Bondan
Have Fun
Perjanjian Selena dan Erick
Deal
Are You Okay?
Jogjakarta punya cerita
Alasan Devian
Pengganggu
Senja yg Romantis
Amnesia disosiatif
Fakta Baru
Selena Berubah
Kaburnya Miranda
Rahasia Marina
Misi Rahasia
Permintaan Arunika
Kembaran Arunika
Devian cemburu?
Kejutan untuk Erick
Aksi Clarissa
Arunika ngambek?
Surprised Birthday
Surat penangkapan Miranda
Bukti baru tentang Marissa
Selena pamit
Raditya kembaran Arunika?
Tentang Arunika
Surat gugatan cerai
Marissa dan selingkuhannya
Kepergian Selena
Marissa Kritis
Rencana tuan David
Marissa sadar
Resmi bercerai
Aksi absurb Arunika
Karma tabur tuai
Curahan hati Clarissa
Bertemu calon mertua
Pemilik Hatiku
Marissa di tangkap
Identitas Kiara?

Ancaman Bondan

95 3 0
By WahyuniTyas3

Pintu di buka dari dalam, alangkah terkejutnya Kiara saat melihat siapa orang yg berdiri di hadapannya, orang yg telah membuatnya menjadi tidak berdaya dan tidak bisa melakukan apa - apa tanpa kursi roda, orang yg Kiara takuti sekaligus orang yg Kiara benci.

"Ada apa om Bondan datang kemari?." tanya Kiara.
Ya, Pria paruh baya yg mendatangi Kiara adalah Bondan ayah kandung Erick, Bondan datang ke kos - kosan Kiara dengan membawa dua bodyguardnya.

"Begitukah caramu menyambut ayah dari kekasihmu, tidak sopan." cecar Bondan yg dari awal tidak suka dengan Kiara, "Tidak salah jika saya memutuskan untuk menjodohkan Erick dengan wanita yg lebih berkelas dari pada gadis miskin yg tidak punya sopan santun sepertimu." lanjutnya lagi.

"Maaf om Bondan jika saya bersikap kurang sopan, saya hanya kaget dengan kedatangan anda kemari." jelas Kiara yg merasa tidak enak hati.

"Sudahlah itu tidak penting, karena sampai kapanpun saya tidak akan merestui hubunganmu dengan putra saya Erick, dan saya minta tolong tinggalkan Erick." menoleh kearah Bodyguardnya meminta selembar kertas dan bolpoin, "Tulis berapapun nominal yg kamu inginkan, tapi setelah itu pergi sejauh - jauhnya dari hidup anak saya." sambil menyodorkan cek kosong yg sudah di tanda tangani oleh Bondan.
Kiara yg merasa di rendahkan dengan sikap Bondan menjadi marah dan geram. Kiara menerima sodoran cek dari Bondan dengan wajah datar,  Bondan yg melihat Kiara menerima cek tersebut merasa senang karena rencananya berhasil, Bondan sudah menduga jika gadis seperti Kiara hanya menginginkan uang Erick saja, tanpa Bondan ketahui jika ternyata Kiara menerima cek itu untuk dia robek menjadi berkeping - keping. Bondan dan kedua Bodyguardnya yg melihat itu menjadi ternganga, Bondan tidak percaya dengan apa yg dia lihat, baru kali ini Bondan melihat ada orang yg menolak uang hanya demi cinta.
Kiara dengan geram menaburkan serpihan kertas itu di hadapan Bondan sambil berkata, "Anda salah besar jika menilai saya menginginkan uang anda, karena harga diri saya jauh lebih berharga dari selembar cek ini, dan asal anda tau jika putra anda lah yg tidak mau meninggalkan saya bukan saya yg tidak mau meninggalkannya, jadi lebih baik anda bicara langsung kepada putra anda."
Perkataan Kiara membuat amarah Bondan meledak.

"Dasar gadis cacat, berani - beraninya kamu berkata seperti itu di depan saya, saya pastikan kamu akan menyesal setelah ini." ucap Bondan emosi, Bondan menoleh kearah Bodyguardnya yg berada di belakangnya, dengan kode lirikan mata, Bodyguard Bondan bergerak cepat menyeret paksa Kiara dari kursi rodanya.

"Cepat bawa paksa dia." titah Bondan.
Kiara yg mendapat perlakuan seperti itu terkejut, dia tidak menyangka Bondan ternyata benar - benar kejam dan nekat.

"Lepaskan saya tolong.. tolong lepaskan saya..." teriak Kiara sambil memberontak agar bisa terlepas dari cekalan dua Bodyguard yg memiliki badan kekar, Kiara yg memang tenaganya kalah besar dari dua lelaki itu menjadi lelah karena berontak, apalagi dengan keterbatasan kakinya yg belum bisa berjalan mengakibatkan tubuhnya sakit saat di seret paksa menuju mobil, retak di kakinya juga mengalami pendarahan karena tadi sempat menghantam kursi roda saat di seret.

"Berhenti!." seru sekelompok pemuda yg berpenampilan seperti preman, "Jangan buat kekacauan di wilayah kami atau kalian yg menanggung akibatnya." ancam Raka, seorang preman yg berada di barisan paling depan.

"Kami tidak ada urusan dengan kalian, kami hanya ingin membawa gadis ini pergi." jawab Bondan yg tidak gentar dengan ancaman Raka di depannya.

"Urusan gadis ini juga urusan saya, jadi lepaskan dia sebelum kalian saya hancurkan."

"Saya tidak akan menyerahkan gadis ini, silahkan saja saya tidak takut." tantang Bondan.

"Serang!." perintah Raka pada anak buahnya.
Dan terjadilah baku hantam yg tidak seimbang 3 lawan 10, dengan mudah Bondan dan kedua Bodyguardnya di pukul habis oleh Raka dan teman - temannya itu. Dari salah satu mereka juga ada yg bergerak menolong Kiara membawanya duduk kembali ke kursi roda.

Sebelum pergi Bondan berteriak mengancam Kiara, Bondan akan datang kembali sekaligus membuat perhitungan kepada para preman yg tadi menyerangnya, "Kali ini kamu selamat, tapi besok saya pastikan kamu tidak akan bisa lolos dari saya." ancam Bondan yg berjalan tertatih di papah oleh kedua Bodyguardnya karena Bondan mendapatkan luka banyak di tambah kondisi tubuhnya yg tidak sekuat dulu.
Setelah melihat mobil Bondan pergi dari depan kos, Kiara menghembuskan nafasnya lega, tidak lupa Kiara berterima kasih kepada sekelompok pemuda yg tadi sudah menolongnya.
Kiara juga diantar masuk ke dalam dan di bantu berbaring di ranjang oleh mereka, badan Kiara terasa lemas dan sakit semua apalagi di bagian kakinya.

"Kamu tenang saja mereka tidak akan berani kembali, anak buahku juga akan berjaga - jaga disini." ucap Raka.

"Kalian sebenarnya siapa?, tidak mungkin jika hanya kebetulan lewat sini karena saya tau ini bukan tempat yg kalian lewati, pasti ada yg menyuruh kalian?." tanya Kiara curiga.

"Boss kami yg menyuruhnya, sebaiknya kamu istirahat dulu, boss kami akan segera datang."



                          ***



Sedangkan di tempat lain seorang pria mengetuk pintu di depannya, setelah mendengar sahutan dari dalam pria itu segera masuk.

"Arun apa kamu sibuk?." tanya Devian saat sudah berada di depan Arunika.

"Pak Devian, ada yg bisa saya bantu?." tanya Arunika yg tadinya sedikit kaget melihat kehadiran Devian. Arunika merubah raut wajahnya yg tadinya terkejut menjadi datar seperti biasa.

"Tolong jangan panggil pak jika kita sedang berdua."

"Tapi itu sangat tidak sopan pak, apalagi anda merupakan atasan saya yg wajib saya hormati."

"Huft.. terserahlah gimana kamu." ucap Devian yg tidak bisa memaksakan kehendaknya, "Arun saya ingin bicara penting, apa kamu ada waktu?." tanya Devian yg mengutarakan maksud kedatangannya.

"Silahkan pak."

"Arun kamu jangan salah paham dulu dengan apa yg di ucapkan Miranda tadi, saya tidak ada hubungan apa - apa dengannya," Devian berhenti sebentar melihat respon Arunika yg ternyata masih sama, yaitu datar. "Selama ini saya tidak pernah dekat dengan perempuan manapun semenjak kepergianmu, saya masih menantimu berharap kamu kembali dan harapan saya akhirnya terwujud, kamu kembali dan menjadi sekretaris saya, saya benar - benar tidak bisa lupakan kamu setelah 6 tahun yg lalu, perasaan itu masih sama seperti dulu, loving you." Devian mengutarakan semua yg mengganjal di hatinya.

"Maaf pak Devian bukankah tidak pantas rasanya membahas masalah pribadi di kantor lagi pula kita tidak punya hubungan apapun selain rekan kerja, dan saya rasa tentang ucapan Nyonya Miranda itu urusan anda dengan CALON TUNANGAN anda, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan saya." tegas Arunika yg dengan sengaja menekankan kata 'Calon Tunangan' untuk memperjelas semuanya. Entah kenapa setelah bertemu dengan Miranda tadi membuat Arunika menjadi Badmood dan kesal.

"Miranda bukan calon tunangan saya Arun, dia hanya mengaku saja yg kebetulan dia akrab dengan mamah tiri saya, kamu tentu masih ingatkan bagaimana sikap mamah tiri saya yg sebelas dua belas dengan Miranda." jelas Devian, dia tidak ingin Arunika salah paham lagi dan mengira dia hanya ingin mempermainkan perasaannya saja.
Arunika yg mendengar itu mengernyitkan keningnya, Arunika ingat betul bagaimana sikap dan  angkuhnya tante Marissa mamah tiri Devian, dulu saja dia tidak di sambut dengan baik saat Devian mengajaknya ke rumah.

"Mamah Marissa berniat menjodohkan saya dengan Miranda, tapi saya menolaknya dengan tegas karena saya punya kamu, oma juga tidak setuju dengan keputusan mamah, dan papah juga menyerahkan semuanya pada saya, jadi tidak usah di anggap serius ucapan Miranda tadi, dia selalu begitu jika ada perempuan yg berada di dekatku, bahkan dulu Clarissa saja selalu diajak baku hantam saat ke kantor."
Mendengar nama Clarissa membuat hati Arunika sesak, dia masih kecewa dengan sahabatnya itu, Arunika tidak tau sekarang Clarissa entah masih menjadi sahabatnya atau tidak.
Devian yg melihat wajah Arunika berubah menjadi sendu merasa bersalah, harusnya dia tidak membahas tentang Clarissa yg tentunya sensitif bagi Arunika, harusnya dia memilih topik lainnya agar bisa berbicara lebih lama lagi dengan Arunika karena tadi dia baru saja melihat jika Arunika menyimpan rasa cinta untuknya, Arunika-nya cemburu saat Miranda mengklaim dirinya sebagai calon tunangannya.

"Maaf Arun, bukan maksud saya untuk membahas dia, maaf sudah buat kamu tidak nyaman." sesal Devian.

"Tidak apa - apa pak Devian, bukannya dia kekasih anda, oh ya kenapa anda tidak menerima perjodohan itu?, apa itu karena Clarissa?." tanya Arunika penasaran. Arunika mengingkari janjinya sendiri yg berkata tidak mau tau lagi dengan semua yg berkaitan tentang Devian.
Devian yg mendengar Arunika bertanya seperti itu menjadi senyum - senyum sendiri, dia yakin dengan feelingnya kali ini jika Arunika masih mencintainya.

"Kenapa anda senyum - senyum sendiri pak?." tanya Arunika yg sadar jika Devian menatapnya sambil tersenyum, "Jangan salah paham dengan pertanyaan saya, saya hanya penasaran dengan Clarissa, mengapa dia tidak berada disini." ucap Arunika yg tau jika Devian tersenyum karena pertanyaannya.

"Tidak apa - apa Arun, saya jelaskan pada kamu dengarkan baik - baik." ucap Devian sambil tersenyum menggoda kearah Arunika, "Pertama saya tidak menerima perjodohan itu karena saya tidak mencintainya dan saya sudah punya kekasih, kedua saya dari dulu sampai sekarang tidak memiliki hubungan apapun dengan Clarissa, kita hanya saudara jauh, ketiga Clarissa tidak ada disini karena dia bekerja di perusahaan gebetannya." jelas Devian panjang lebar.
"Oh ya apa kamu tidak penasaran siapa kekasih saya?." tanya Devian menaik turunkan alisnya.

"Sepertinya itu tidak ada hubungannya dengan saya pak, maaf jika sudah tidak ada yg di bicarakan anda bisa keluar saya masih banyak pekerjaan," ucap Arunika yg jengkel pada Devian. dia tidak bisa mengontrol emosinya mendengar jika Devian memiliki kekasih hati, lalu kemarin Devian dengan gamblangnya berkata jika dia tidak pernah setuju jika hubungan mereka berakhir dan sekarang dengan bangganya bilang ingin mengenalkan kekasihnya padanya, huft dasar playboy cap kadal.

"Sorry - sorry saya hanya ingin mengenalkan kekasih saya pada kamu saja, setelah itu saya akan pergi." ucapnya sambil mengotak - atik ponselnya dan menunjukkan pada Arunika, "Gimana cantik banget kan kekasih saya?," tanya Devian saat ponselnya telah berada di tangan Arunika.
Arunika mengernyit bingung, pasalnya dia tidak melihat apa - apa selain wajahnya sendiri, karena saat ini Devian sedang menggunakan aplikasi kamera depan, "Kok... ." ucap Arunika sambil menatap wajah Devian.

"Gimana udah tau kan wajah cantik kekasih saya, cinta pertama dan perempuan satu - satunya di hati saya selain oma dan Almarhum mamah saya." kata Devian berjalan mendekati Arunika dan bersimpuh di depannya.

"Pak.. ." ujar Arunika yg terpotong karena di bungkam dengan jari telunjuk Devian.

"Sstt.. Biarkan saya yg bicara, saya ingin meminta maaf atas kejadian dulu yg terjadi di hubungan kita, maaf saya egois, maaf saya udah mengabaikan kamu dan maaf yg sebesar - besarnya karena telah menjadikanmu bahan taruhan walaupun saya memiliki alasan untuk melakukan itu, saya mengerti jika kamu masih kecewa dan marah sama saya, saya akan terima semua itu karena memang saya pantas mendapatkannya, tapi izinkan saya untuk berada di dekatmu menebus semua waktu yg pernah saya sia - siakan, menjagamu dengan segenap jiwa raga dan izinkan saya membuktikan jika saya pantas mendapat kesempatan kedua dan pantas bersanding denganmu, menjadi satu - satunya yg akan mendampingimu di masa tua hingga sampai menutup mata." ucap Devian tulus.
Hati Arunika terenyuh mendapat perlakuan manis seperti itu, namun sebisa mungkin dia membentengi hatinya agar tidak terlena dengan ucapan manis Devian, dia tidak mau kembali terluka  seperti dulu.
Dengan pelan Arunika menarik tangannya dari genggaman tangan Devian.

"Huft.. baiklah, tidak ada salahnya berdamai dengan masa lalu lagian kita sekarang partner kerja, akan sangat tidak nyaman jika masalah pribadi berimbas pada kerjaan, berteman dengan mantan sepertinya tidaklah buruk."

"Kok berteman?, kita kan gak jadi putus."

"Itu menurut anda pak Devian, bagi saya semenjak 6 tahun lalu kita sudah tidak punya hubungan apa - apa lagi, dan sekarang kita hanya sebatas rekan kerja tidak lebih." ujar Arunika sambil meraih berkas di hadapannya, "Saya bekerja dulu pak Devian, jadi bisakah anda menepati ucapan anda untuk tidak mengganggu saya." lanjutnya lagi.
Dengan berdecak kesal Devian pergi dari ruangan Arunika.

"Nanti pulang bareng ya pacar." ujar Devian terkekeh.
Arunika yg mendengar Devian menggodanya menjadi tambah kesal hingga melempari Devian dengan bolpoin yg di pegangnya.

"Dasar Boss menyebalkan." gerutu Arunika namun di akhir kalimatnya dia tersenyum.
Devian yg mendengar gerutuan Arunika menjadi semakin tersenyum lebar, senang sekali rasanya membuat kekasih ah ralat maksudnya mantan kekasihnya kesal, ekspresinya sangat lucu dan menggemaskan, ingin Devian membungkusnya dan membawanya pulang bersamanya.

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 176K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
847K 17.9K 28
Semua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. A...
3.7M 195K 44
Dipersulit saat mengerjakan skripsi sudah biasa. Tapi bagaimana jika yang melakukan itu adalah suami sendiri?
907K 67K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...