This Is Our Baby! [SASUNARU]

By evinnreii

20.8K 877 94

"Starting And Ending" Sasuke yang sedari kecil menaruh hati pada Naruto sang 'sahabat' sekaligus rival nya. ... More

[√0.1: Affair.]
[√0.2: Sasuke..]
[√0.3: Perjodohan!?]
[√0.4: Bayi?!]
[√0.5: Pertunangan.]
[√0.6: Malam Pertama. 18+]
[√0.7: Manja?]
Pertanyaan. No Update
[√0.8: Pindah.]
[√0.9: Clingy Sasuke.]
[√10: Misteri.]
[√11: Sosok misterius. 18+]
[√13: Tersesat.]
Extra Part : From The Future.
[√14: Besi berkarat.]
[√15: Gaara. ]
Spesial Part Sasuke Birthday!

[√12: Cemburu.]

826 36 2
By evinnreii

"NARUTOO!" Kiba berteriak kencang ke arah Naruto yang baru saja ingin memasuki kelas. Tak peduli dengan orang yang berlalu lalang melihatnya dengan tatapan kesal.

Ya, Naruto dan Sasuke mulai masuk sekolah kembali, awalnya Naruto menolak karena pinggulnya masih sakit akibat genjotan Sasuke, namun karena ia teringat dengan remedial nya, jadilah ia masuk kesekolah sekarang. Dengan wajah masam tentunya.

Tapi rasa kesal itu berubah bahagia, ketika ia bertemu dengan Kiba, dan Gaara.

"Kiba! Gaara!" Teriaknya semangat bahkan berlari kearah mereka berdua. Tak peduli dengan sakit di bokongnya.

"Lo kemana aja cok dari kemarin?!" Tanya Kiba langsung pada Naruto setelah melepas peluknya.

"Eh? Kemarin gua lagi sibuk banget Kib, ada urusan rumah soalnya." 'urusan rumah ngurusin anak ayam maksudnya.' lanjut Naruto dalam hati.

"Oalah gitu. Yaudah ayok masuk kelas, lama lama disini jadi gosong semua kita." Celetuk Kiba cepat, menarik lengan kedua temannya menuju kelas.

Saat sampai di kelas, ia sudah mendapati Sasuke yang duduk di bangku nya dengan wajah masam. Terlihat menyeramkan memang, tapi jujur, Naruto tidak tahu apa yang membuat seme nya itu marah.

Naruto segera duduk di bangku nya, sebangku dengan Kiba. Tak lama ada seorang gadis yang memasuki kelas dan menggebrak meja miliknya dengan bar-bar.

"NARU!" panggil gadis itu, Ino.

"Ino!"

"Ah gue kangen banget ama lo bejir!" Ino bertingkah lebay, ia mengusak-usak rambut blonde milik Naruto membuat rambut yang sudah berantakan itu, jadi semakin berantakan.

Satu gadis berambut gulali menarik kerah Ino kesal.

"Heh! Dia baru masuk udah lo usilin aja anjer!" seru nya, wajah nya sudah memerah menahan kesal. Ya, itu Haruno Sakura. Teman terdekat Naruto selain Ino, Kiba dan Gaara.

"Ya gimana ya?! Lucu banget gini masa di cuekin sih!" balas Ino mendramatis dengan baground bunga bunga pelangi di belakangnya. Membuat Sakura jengah, Kiba dan Naruto tertawa dan Gaara hanya diam.

"Sakit, O'on! Jangan nabok tai!" Seru Naruto kesal saat Kiba tertawa terbahak-bahak dengan tangan yang menepok pahanya.

Ia melihat Sasuke berdiri depan pintu kelas, gestur nya seperti sedang bicara pada seseorang.

'Sama siapa dia bangsat?!' Naruto mengumpat dalam hati.

Naruto segera berdiri dari tempat duduknya, dan jalan menuju depan pintu kelas, dengan kesal ia sedikit berjinjit dan ingin menarik kerah Sasuke dari belakang, namun mengurungkan niatnya, saat melihat ada gadis yang sedang memberikan kotak bekal pada Sasuke.

Yah! Ia juga tahu kok kalau Sasuke punya banyak fans! Tapi kan mereka sudah tunangan, kenapa tidak ada yang tahu, sih?!

'Eh tapi kan yang minta jangan di publish itu gue..' Naruto bergumam dalam hati.

Selanjutnya ia mengusak-usak kasar rambut blonde milik nya.

Tak peduli dengan gadis berambut merah semerah rambut Kushina itu, ia berjinjit dan berusaha menggapai kerah Sasuke, menarik nya dengan keras.

"Akh brengsek!" Sasuke terlihat terkejut hingga tak sengaja mengumpat kecil.

Sasuke berbalik dan ia melihat Naruto yang sedang bersidekap dada dengan mata biru nya itu menatap Sasuke tajam, bibir pink nya maju beberapa senti dan alis nya berkedut kesal.

Dalam hati Sasuke terkekeh.

"Kenapa, hm?" Tanya Sasuke lembut, tangannya bergerak ingin mengelus lembut rambut Naruto.

"Hmpth!" Naruto menggembungkan pipi nya kesal. Mata nya mulai berkaca-kaca. Naruto merasa aneh, kenapa ia sensi sekali, sih?!

Sasuke menatap gemas terhadap Naruto. Melihat bibir semerah cherry itu mencebik kesal, alis berkedut, dan mata yang berkaca-kaca.

"Ngambek, hn?" Tanya Sasuke lagi.

"E-engga kok.." Naruto mengelak, walau matanya telah berkaca-kaca.

Sasuke tidak bodoh untuk tau jikalau Naruto cemburu saat ia bersama gadis lain. Kalau benar, apakah boleh ia mengharap Naruto akan jatuh ke pelukannya segera?

Tanpa basa-basi, Sasuke mengangkut Naruto dan menggendongnya ala koala. Teman-teman Naruto yang menetap hal itu tidak merasa heran, tentunya Sasuke dan Naruto sudah sering melakukan interaksi fisik se frontal itu di sekolah. Jadi itu adalah hal biasa menurut mereka, yah walau mereka akan tetap bersemu saat melihatnya. Terutama pada Fujo dan Fudan.

• • •

Sasuke membawa Naruto ke kamar mandi sekolah, mereka tidak niat melakukan apa-apa loh! Halu kalian simpen dulu tolong ya!

Terlihat Naruto sudah menangis sesegukan dengan jemari mungil nya yang meremat baju bagian lengan milik Sasuke. Sasuke terkekeh pelan.

"Kenapa, hn?" Tanya Sasuke kembali.

"Hkkss.. Ta-tadi kamu lama banget- hkkss.. ngomong sa-sama cewek itu.." Ujar Naruto tersendat-sendat, menangis sesegukan dengan wajah yang menoleh kearah samping, enggan untuk menatap wajah rupawan nan sialan milik Sasuke.

"Jadi kenapa nangis?"

"Ka-karena kamu- hkksss.. terus-terusan ngomong sama ce-cewek tadi, aku.. aku nggak suka.. hkkss.." balas Naruto, nafas nya sudah tak beraturan akibat menangis, tak kuat menahan.

Sasuke meletakkan Naruto di atas meja yang tersedia agar duduk, sementara ia berdiri di antara paha Naruto, tangannya berada di pinggang sang uke.

"Gini ya, sayang.. cewek itu gak berniat apa-apa, kok. Dia cuma ngasih kotak bekal nya untuk aku, tapi kan udah aku tolak, aku juga nggak suka dengan masakan orang lain selain kamu. Pertama, aku ga suka cewek itu karena menurut aku dia aneh. Kedua, aku ga suka liat dia ngerayu-rayu aku supaya ambil bekal nya. Ketiga, diantara yang lain, aku paling ga suka liat kamu nangis." jelas Sasuke panjang lebar, tangannya bergerak mengelus pucuk kepala Naruto. Sementara yang satunya mengelus pinggang ramping Naruto untuk menenangkan.

"Ta-tapi kamu bener- hkkss.. kan? Kamu nggak boong, kan?!!" Tanya Naruto menuntut, mengundang kekehan geli dari Sasuke.

"Jujur, sayang. Aku nggak boong."

Naruto hanya diam setelah menerima jawaban dari Sasuke, tangannya semakin kuat meremat baju bagian lengan Sasuke.

Sementara nafasnya masih tersendat-sendat, mata, hidung dan bibirnya memerah lucu.

Sasuke mengusap ingus yang berteger di hidung Naruto tanpa rasa jijik sekalipun. Tangannya yang lain mengusap mata Naruto agar lelehan air mata nya tak mengalir lagi.

Menghidupkan keran wastafel, mencuci tangan yang terkena ingus Naruto dan mengelap wajah Naruto menggunakan tangannya yang masih basah, kembali ia cuci lagi tangannya.

"Udah tenang?" tanya Sasuke lembut. Naruto mengangguk, walau bibirnya masih mencebik sedih.

Dengan tiba-tiba, Naruto merentangkan tangannya pada Sasuke, meminta pelukan hangat dari sang dominant.

Terkekeh, Sasuke langsung memeluk Naruto di pinggang dan menyandarkan kepala Naruto di dadanya.

Mengelus-elus lembut rambut blonde halus punya Naruto.

"Listen to me. Gaada yang aku suka selain kamu, kamu adalah orang pertama yang aku sukain sedalam ini, jadi jangan pernH berpikir kalo aku bakal pergi dari kamu, ya?" Ujar Sasuke tiba-tiba.

Naruto terkekeh pelan, "buaya!" serunya sambil tertawa.

Sasuke ikut tertawa, "tapi, aku serius, Dobe!"

"Hehee.. iya percaya kok, jangan pergi, ya?"

"Iya."

"Janji?"

"Janji."

Mereka menautkan jari kelingking masing-masing sebagai tanda perjanjian yang sah. Lalu terkekeh mengingat kekonyolan mereka.

• • •

Tak terasa sudah jam istirahat, kini Sasuke bersama kelompok nya sudah berada di kantin. Yaitu Sasuke, Neji, Sakura dan Shino.

"Mau pesen apa? Biar gue pesenin sekalian." Tawar Sakura pada ketiga temannya.

"Ngikut akan gua mah." balas Neji.

"Gua nasgor satu." Ujar Sasuke.

"Kalo gua mie aja." Shino menambahkan.

"Oke, tunggu ya."

Sakura berjalan kearah kantin, tapi sebelum memasuki kantin sudah ada yang menariknya, ia terserap entah kemana.

"AKHH!" Sakura berteriak dengan keras, namun tak ada yang mendengarkan.

• • •

"Sakura mana anjer?! Lama banget perasaan." gerutu Neji, Shino menganggukkan kepalanya setuju.

"Mungkin ngantri." Balas Sasuke.

"Bener juga sih, tapi ini udah hampir masuk! Apa kita pesen sendiri aja ya?" Timpal Shino.

"Yaudah ayo."

Mereka bertiga ingin bergegas ke kantin kembali, namun tak lama Sakura datang menghampiri mereka bertiga dengan wajah pucat dan nafas terengah-engah.

"Sasuke! Sasuke please bantuin gua!" Serunya heboh.

"Bantuin apa?" tanya Sasuke heran.

"Ayo panggil Naruto, trus ikut gua. No penolakan!" Perintah Sakura. Segera menarik lengan Sasuke ke arah kelas dan ingin memanggil Naruto.

• • •

Mereka berdua sampai di kelas, Sakura menghampiri meja Naruto.

"Naru! Ayo ikut gua sama Sasuke!" Tanpa menghiraukan pertanyaan dari Naruto, Sakura segera menarik lengan keduanya untuk segera mengikutinya.

• • •

"B-bangsat!! Sakura kita mau kemana?!!" Teriak Naruto kesal sekaligus tanda tanya.

Mereka seperti terombang-ambing di sebuah terowongan bulat. Yah, sepertinya ini adalah portal.

"Diem deh lo! Ikut aja dah!" Jawab Sakura acuh, walau ia juga sedikit takut.

BRAKK

BRUUKK

CRAACCKK

"ADUH SAKIT!"

"Akh!"

"AAAWWW!!"

Ketiganya sama sama mengaduh sakit ketika terdampar di tanah, Naruto mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat ini.

Ini.. adalah hutan!

Bagaimana bisa mereka sampai ke hutan?!!

"Sakura bastard! Ini kan hutan! Lo ngapain bawa kami ke mari?!" Tanya Naruto tak santai.

"Masuk dulu." Balas Sakura tenang, mengajak Sasuke dan Naruto untuk mengikutinya.

Mereka memasuki hutan yang kelam itu, bahkan mereka tidak tahu sekarang ini siang, atau malam.

"Hohohoo... Gua bilang makasih banget buat lo nona pink karena uda bawa incaran gua selama ini.." Tiba-tiba ada suara berat dari arah samping kanan Naruto. Membuat Naruto berteriak terkejut.

"Lo siapa?!" Tanya Naruto setengah berteriak.

"Masa depan kamu, sayang.." Sosok itu menjawab dengan smirk di wajah nya.

"T-tapi.. lo kan udah.. udah mati.." Balas Naruto hati-hati, takut menyinggung sosok bertubuh seputih susu ini.

"Gua bakal reinkarnasi. Jangan khawatir, ya."

"Brengsek! Ngapain lo muncul depan Naruto, bangsat?!" Sasuke berteriak marah.

"Sa-sasuke.. kamu.. kamu kenal di-dia?!!" Seru Naruto shock.

"Kamu ga perlu tau, Naru. Ini ga penting. Yang jelas, pergi sama Sakura menjauh dari tempat ini." Perintah Sasuke yang berusaha tenang.

Tanpa menunggu, Naruto mengiyakan ucapan Sasuke dan segera menarik lengan Sakura.

• • •

"Haa.. haa.." Deru nafas tak beraturan terdengar bersahutan dari bibir Sakura dan Naruto. Sudah sekitaran 3 jam mungkin mereka berputar-putar disini. Hutan ini benar-benar tak ada celah keluar! Bagaimana bisa mereka keluar dari hutan berbelit ini?!

"Sa-sakura.. gimana ini?? Sasuke gimana??" Naruto merana, ia sangat takut jikalau terjadi sesuatu pada Sasuke.

"Udah, gapapa, Nar." Sakura hanya bisa menenangkan Naruto saat ini, ia juga tidak tahu mengapa ia membawa Naruto, dan Sasuke kemari.

Mereka berdua lanjut berlari berlawanan arah. Sakura arah kiri, sementara Naruto arah kanan. Dengan harapan mereka bisa menemukan jalan keluar.

Disini sama sekali tak ada internet, Naruto jadi tak bisa menghubungi Sasuke.

Rasa-rasanya Naruto ingin membunuh sosok yang mengaku masa depan nya itu.

• • •


hehe, ga jadi up besok, :)

udah dapet ide nya sekarang, plus nyuri waipi tetangga 😁

btw, kalo ga besok, lusa aku up yang "teman" okeeeeeeee

aku sibuk bgt akhir" ini
( boonk, aq siboek turu 😁 )

ok bay syg bebs

Continue Reading

You'll Also Like

20.9K 2K 6
Semua orang mungkin pernah melakukan kesalahan, tapi Sasuke merasa jika kesalahannya pada lelaki kuning itu terlampau parah sampai ia tak yakin bisa...
28.3K 1.5K 4
No Summary but, Naruto is Sasuke MINE!!! Seri Remake dari ff fandom sebelah di kapal baru YuAs couple (BLACK CLOVER). Banyak yang berubah di sesuaika...
30.6K 2.1K 9
Haruskah bulan kembali pada porosnya? Ataukah sang mentari bisa memeluknya? Apakah mungkin bagi matahari bersama rembulan? All character is owned by...
3.1M 50.2K 35
⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️ Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah i...