Punca Anomali | ZEROBASEONE...

By xieshila

2.4K 1K 381

Terbangun dengan sebuah fakta bahwa dirinya telah terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit selama 9 bulan la... More

Prologue | Ilusi Kuasi
1 | Realitas Ganjil
3 | Reminisensi Lengkara
4 | Disonansi Paradoksal
5 | Ragawi Tak Kasatmata
6 | Marvella
7 | Ekspedisi Tak Bernyawa
8 | Enigma
9 | Asrar & Warita
10 | Potret Persona Juwita
11 | Elusif
12 | Dejavu
13 | Kompleksitas Satu Waktu
14 | Praduga Tak Berakar
15 | Aksioma
16 | Tinggal dan Menetap
17 | Momentum Garib
18 | Tabir Ilusi Gael
19 | Tabir Ilusi Gustav
20 | Tabir Ilusi Rojiv
21 | Tabir Ilusi Tristan
22 | Mahendra, Zavier, dan Harris
23 | Tabir Ilusi Jehan
Epilogue | Delapan

2 | Satu Tahun Silam

150 59 49
By xieshila

Rupanya keinginanku untuk kembali ke rumah adalah hal yang sulit untuk dikabulkan oleh pihak rumah sakit. Walaupun sudah lolos dan dinyatakan sehat setelah melewati berbagai pemeriksaan fisik dan neourologis, dokter yang menanganiku masih ingin melakukan observasi lebih jauh terhadap tubuhku. Melihat kondisiku yang normal layaknya tubuh manusia sehat pada umumnya-ketimbang korban kecelakaan, jelas menimbulkan tanda tanya besar dalam dunia medis. Pasalnya, bagaimana bisa tubuh manusia yang pernah berada di fase dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu rangsangan selama kurang lebih 9 bulan lamanya, bisa sadar dalam kondisi baik-baik saja layaknya manusia yang baru saja terjaga dari alam mimpi? Tidak hanya itu, bagaimana bisa seorang pasien yang terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit dalam waktu lama, bisa berdiri kokoh dan bergerak bebas di hari pertama ia sadar? Jangankan untuk bergerak bebas, harusnya tubuh pasien yang baru sadar dari koma akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan tubuh mereka, mengingat persendian mereka masing-masing sudah tidak pernah digerakkan untuk beraktivitas sama sekali dalam jangka waktu panjang. Untuk beraktivitas normal lagi, memerlukan pelatihan dalam proses pemulihan yang intensif agar bisa kembali seperti sedia kala. Anehnya lagi, tubuh polosku begitu bersih, tidak ada lebam atau luka jahitan sama sekali tertinggal di sana. Jika memang aku adalah korban dari kecelakaan tunggal, harusnya ada bekas luka yang tertinggal, kan? Memikirkannya saja sudah membuatku kepalang pening, tapi setidaknya, aku bersyukur atas keajaiban Tuhan yang memberiku kesempatan berharga untuk tetap hidup.

Atensiku masih sibuk memandangi dirgantara lembayung senja yang perlahan mulai diselimuti oleh mega mendung. Sekon berlalu, rintik hujan menyusul untuk jatuh membasahi bumi pertiwi, diiringi dengan sepoi-sepoi pawana yang menyelinap masuk melalui celah jendela yang dibiarkan terbuka sedikit agar sirkulasi udara berputar dengan baik. Akibatnya, beberapa anak rambutku yang mulai panjang itu menari-nari kecil di udara, sesekali menggelitik pipiku dengan helainya yang tipis dan lembut. Namun, hal itu tidak mengusikku sama sekali. Pikiranku masih melanglang buana atas kejadian naas yang menimpaku beberapa silam. Dari sekian banyaknya hal-hal ganjil yang terjadi di luar dunia medis, hanya ada satu hal yang bisa diterima karena dianggap wajar sebagai pasien penyintas yang berhasil melewati fase koma. Amnesia retrograd¹, dokter memvonisku seperti itu.

"Aku bersyukur memori ingatanku tentang keluarga tidak hilang, terutama memori tentang ibu. Aku pun juga tidak lupa tentang hal-hal lainnya, seperti pertemanan, dunia kampus, tempat-tempat tongkrongan, dan hal-hal kecil atau bahkan hal-hal sepele lainnya. Namun, mengapa aku tidak bisa mengingat sama sekali perihal kecelakaan tunggal yang nyaris merenggut nyawaku kala itu?" Aku berdecak kesal lalu memainkan benda mini berbentuk piramida segitiga dengan jemari tangan kananku tanpa lelah dan jenuh. "Bukankah ini aneh?"

Atensiku lantas beralih ke arah simbol-simbol aneh yang terukir pada benda berbentuk piramida segitiga. "Aku tidak merasa pernah membeli benda ini atau bahkan memilikinya, bagaimana bisa benda ini menjadi milikku?"

Krieet

Terdengar suara pintu berderit. Di ambang pintu, terlihat bunda tengah berjalan masuk ke dalam kamar inap sambil menjinjing tas anyaman berwarna biru laut.

"Selamat sore, Marvel," sapa bunda lalu mengecup puncak kepalaku dan mengusap surai hitamku begitu lembut. "Maaf bunda membuatmu menunggu terlalu lama sendirian."

Aku menggeleng singkat lalu tersenyum simpul ke arah bunda. "Nggak apa-apa, Bun."

Bunda mengamatiku dari ujung kepala hingga ujung kaki, kecemasan mulai menyelimuti raut wajahnya. "Kamu beneran baik-baik saja, kan, Vel? Kalau ada yang sakit bilang ke bunda, ya, Sayang? Bunda khawatir kalau kamu diem aja kayak gini."

"Aku beneran baik-baik saja, Bun. Bukankah tadi pagi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter sudah keluar dan aku dinyatakan baik-baik saja?"

Bunda menghela napas panjang, rupanya jawabanku sama sekali tidak berhasil menepikan kecemasan pada sosok wanita yang begitu aku sayangi. "Namun, tetap saja ... bunda khawatir, Marvel. Bukannya bunda tidak bersyukur atau bagaimana, tapi bagaimana bisa kamu baik-baik saja padahal kamu tidak sadarkan diri begitu lama?"

Suara bunda terdengar mulai bergetar. Spontan saja kuulurkan jemari tanganku untuk mengamit jemari tangan bunda sembari mengusapnya lembut lalu meletakkanya di pipiku. Aku tersenyum, berusaha menyalurkan ketenangan kepada diri bunda.

"Aku baik-baik saja, Bun. Sungguh," ucapku meyakinkannya. "Anggap saja ini adalah sebuah keajaiban, anugerah dari Tuhan karena aku sudah menjadi anak penurut."

Pada akhirnya, seulas senyum membingkai bibir bunda begitu indah. Bisa kurasakan pergerakan tangan bunda secara perlahan menarikku ke dalam dekapannya, sesekali mengusap surai hitamku penuh kasih sayang. Aku pun melakukan hal serupa, kuulurkan kedua tanganku untuk merengkuh tubuh bunda begitu erat.

"Bun," ujarku tiba-tiba, membuat bunda melepaskan dekapannya padaku. "Apa aku boleh meminjam ponsel bunda?"

Ekspresi bunda mendadak berubah seperti mengingat suatu hal lalu menjawabku, "Oh, iya! Harusnya tadi waktu bunda pulang ke rumah gak cuman ambil pakaian ganti kamu aja, ya, Vel! Harusnya bunda bawa juga ponsel kamu yang ada di laci meja belajar kamu. Maaf, ya, bunda kepalang lupa. Nanti kalau bunda balik ke rumah, bunda bawain ponsel kamu. Cuman bunda gak tau, ponsel kamu masih bisa dipakai apa enggak karena sudah lama gak diisi daya."

"Nggak apa-apa, Bun. Untuk saat ini, aku pinjam ponsel bunda aja, ya?"

Tanpa basa-basi, bunda menyerahkan ponselnya padaku. Saat itu, pintu kamar inap berderit sekali lagi. Di luar sana, ada seorang perawat yang meminta bunda untuk ikut dengannya ke ruang dokter. Tentu saja bunda langsung pergi meninggalkanku setelah membubuhkan kecupan singkat di puncak kepalaku.

Sepeninggalnya bunda, aku langsung mengotak-atik ponsel beliau untuk membuka aplikasi browser. Sepasang ibu jariku bergerak lincah di atas papan ketik, menuliskan kata 'Google Translate' pada laman pencarian. Setelah apa yang dicari itu ditampilkan, aku tidak menggunakannya untuk menerjemahkan suatu bahasa. Akan tetapi, memanfaatkan opsi simbol berbentuk kamera pada Google Translate untuk mencari jawaban atas rasa penasaranku. Langsung saja kuarahkan fungsi kamera tersebut ke arah simbol-simbol aneh yang terukir di benda berbentuk piramida segitiga secara bergantian. Hasilnya pun langsung ke luar dalam hitungan detik.


꧑ ꧓ ꧕ ꧐

1 3 5 0


Aku tersenyum senang. "Oh, jadi simbol-simbol aneh ini adalah angka?"

Tidak berhenti di situ, ibu jari kananku menyentuh opsi 'telusuri' untuk mengetahui lebih lanjut dari mana simbol angka ini berasal.


Angka Jawa


Sesuai deduksi awal, benda berbentuk piramida segitiga ini adalah salah satu jenis ragam dadu. Bedanya, selain dari wujudnya yang tidak menyerupai kubus seperti dadu pada umumnya, angka yang diukir pada setiap sisi menggunakan Angka Jawa.

Pertanyaan baru pun muncul dalam benak. "Apakah dadu ini adalah dadu dari sebuah papan permainan? Jika iya, papan permainan apa?"

Ketimbang menjawab rasa penasaran ini, aku penasaran akan hal lainnya yang sempat mengangguku beberapa waktu lalu. Aku menutup aplikasi browser dan beralih ke aplikasi Youtube.

"Kecelakaan tunggal ... di Malang ... pada tanggal ... tiga puluh satu desember ... dua ribu dua puluh dua," ejaku bersamaan dengan jemari tangan yang mengetik pada laman pencarian.

Atensiku langsung tertuju pada hasil pencarian teratas dengan thumbnail mobil Jeep Wrangler berwarna merah, yang aku kenali sebagai milikku. Tanpa pikir panjang, aku langsung menekan tombol play.

Selamat pagi, Pemirsa.
Berjumpa lagi dengan saya, Brilian Dwi Aksara, dalam acara Breaking News edisi Senin, 1 Januari 2023, untuk membawakan berita-berita teraktual dan terpercaya, dirangkum dalam Breaking News pagi ini.

Kecelakaan tunggal terjadi tadi malam, Minggu, 31 Desember 2022, di area wisata Gunung Bromo, Jawa Timur. Sebuah jeep terjun ke jurang di tanjakan menikung. Insiden ini melibatkan 1 orang pria berusia 22 tahun, yang tidak lain adalah pengemudi jeep tersebut, ditemukan dalam keadaan kritis. Berdasarkan rekaman suara yang ditemukan pada ponsel korban, dugaan sementara menyebutkan bahwa pengemudi tergesa-gesa karena mengalami kepanikan yang diduga menjadi pemicu terjadinya kecelakaan tunggal tersebut. Tim penanganan darurat dan otoritas terkait sedang melakukan investigasi lebih lanjut terkait penyebab pasti dan kondisi kesehatan pengemudi ...

Refleks saja aku menekan tombol pause di tengah-tengah berita lawas yang dibacakan. Dahiku mengernyit lalu berucap lirih, "Rekaman suara?"

Catatan kaki:

¹Ketidakmampuan mengingat kejadian yang terjadi sebelum cedera otak atau kejadian traumatis

Say hello to Marveliano!

Continue Reading

You'll Also Like

64.2K 3.3K 38
Ketika Eliza mulai mempertimbangkan untuk resign dari Alfarez Group. Bosnya yang anoying, Adnan Alfareza, datang mengajaknya menikah dengan menawarka...
61.6K 7.8K 50
Kembali ke masa sekolah mungkin adalah impian bagi kebanyakan orang yang masih ingin menikmati masa muda mereka. Tapi itu tidak bagi sosok laki-laki...
16.6K 2K 42
Menceritakan tentang Ryujin, anak indigo yang tidak sadar bahwa dirinya memiliki kelebihan. Ia tak pernah menyadarinya karena yang ia lihat hanyalah...
783K 73.4K 43
Setelah meninggal karena bunuh diri dan dihidupkan lagi sebagai Ava Eulalie-seorang figuran novel yang dibunuh pada bagian prolog karena memergoki ak...