istri mungil nya Gus Agam (SU...

By Gulajawa_1

2M 87.1K 1.2K

Sudah terbit!! Tersedia di toko buku online (Shopee) Beberapa bab telah dihapus. Versi lengkapnya tersedia di... More

INFO
FAHAMI
01 - RATU SIRKUIT
02 - KAJIAN PAGI
03 - DAPET SORBAN
04 - MASUK PESANTREN
05 - TEMAN BARU
06 - GUS NYEBELIN
07 - TES HAFALLAN
08 - PERHATIAN
09 - TRAGEDI PERPUS
10 - PRIA IDAMAN
11 - DENGAN QOBILTU
14 - GENGSI
15 - SALING TERBUKA
16- PERTANYAAN DAN PENJELASAN
17 - MALAM MINGGUAN
18 - ABSURT NYA ISTRI KU
19 - ANA UHIBBUKI FILLAH
20 - EFFORT ZIVA
21 - JAHILNYA GUS AGAM
22 - SIAPA RUI?
23 - BUJUK ISTRI BOCIL
24 - WANITA
25 - CERAMAH GUS AGAM
27 - COSPLAY PINGUIN
28- KEDATANGAN GUNTUR
29 - DUNIA MILIK BERDUA
30 - SUAMI IDAMAN
31 - CEMBURU NYA IBU NEGARA
32 - TINGKAH RANDOM GUS AGAM
33 - AWAL MULA PERMASALAHAN
34 - FITNAH
35 - PENJELASAN!!
36 - AGEN RAHASIA!!
37 - LEBIH DARI KATA SEMPURNA
38 - HORORNYA ALAM AZAB
39 - SENANG DAN SEDIH
40 - FIKAR ATAU AGAM?
42 - KUCING ABU
43 - RASA CEMBURU
45 - HALAL BAGI SUAMI ISTRI
47 - KURAS HARTAKU NONA
48 - KEBERANIAN GUS AGAM
49 - SIUMAN
50 - BERANGKAT KE KAIRO
51 - SEBUAH FIRASAT
52 - KABAR TAK TERDUGA
54 - MY PRINCESS
55 - BOMIL (BOCIL HAMIL)
56 - DIJAGA
57 - TAWARAN
58 - KHAWATIR
59 - LILAHITA'ALA
60 - USG KANDUNGAN
61 - TERBONGKAR SUDAH
62 - PERGI KE AMERIKA
63 - BERBAGI RASA SAKIT
64 - 28 JANUARI

53 - SUPRISE

20.7K 1.1K 19
By Gulajawa_1

Assalamu'alaikum

Jangan lupa follow ig author:@wp.gulajawa
Gus Agam : agamganteng_12

Sebelum membaca awali dengan
Bismillahirrahmanirrahim

REVISI BAB 53
Warning : maaf alur / judul bab sedikit berbeda. Selamat menikmati

***

Malam hari tiba. Disaat yang lain sibuk dengan tidurnya, Ziva sendiri sibuk mengeluarkan isi perutnya di wastafel kamar mandinya.

"Hoeeek...hoeeek."

Saat ini Ziva tengah berperang dengan rasa mual nya itu. Sudah ada 10 menit Ziva disana.

"Hoeekk...eng-nggak kuat."

Wajah Ziva benar-benar pucat akan hal itu. Setelah merasa cukup tenang, Ziva lekas meraih tisu dan mengusap ke wajahnya. Yang bercucuran keringat.

"Gini ya rasanya hamil," gumamnya.

"Mas Agam, hiksss.. pulang,"rengeknya.

***

Meresa sudah membaik. Ziva lekas keluar dari kamar mandi. Tidak berniat tidur, Ziva memilih untuk pergi kedapur saja.


Setelah sampai didapur, dirinya melihat kearah jam dinding yang terpajang disana. Terlihat jam menunjukan pukul 11 malam.

Tujuan Ziva kedapur ialah ingin membuat teh hangat. Ziva merasa ketika minum teh tersebut, dapat meredakan mual nya itu.

Ziva mulai membuat teh nya seraya bersenandung dengan girangnya. Setelah beberapa menit, teh hangat pun sudah siap. Lekaslah Ziva membawanya ke kamar untuk dinikmati dikamarnya.

***

Saat tiba dikamar, Ziva pun segera menikmati teh hangat itu. Dan benar saja, mual nya sedikit mereda.

"Aduh...kamu bikin energi umi terkuras tau ga," oceh Ziva seraya membelai perut nya itu.

Ziva memperhatikan layar ponsel, dirinya memperhatikan chat terakhir Gus Agam.
"Kok ga dibales, padahal centang dua," kesalnya.

Ketika teh sudah habis, Ziva lekas membaringkan tubuhnya di atas kasurnya. Kelopak mata itu perlahan menutup penglihatannya.

Selang beberapa detik terdengar dengkuran halus dari Ziva. Ziva mulai tertidur pulas setelah meminum teh hangat itu.

***

Kesunyian malam berganti dengan kicauan merdu burung dipagi hari. Sinar matahari mulai memasuki ruangan kamar Ziva.

Selepas shalat subuh, Ziva memutuskan untuk tidur kembali. Namun, karena merasa terusik dengan kicauan burung. Dengan perlahan Ziva membuka matanya.

Merasa sudah terkumpul energi, Ziva lekas bangkit berjalan kearah kamar mandi. Tujuan Ziva hanya ingin membasuh wajahnya.

Saat ini Ziva tengah menggosok giginya itu. Namun tiba saja hawa dingin menerpa kulitnya, yang membuat bulu kuduk nya berdiri.

'Kok kaya ada yang liattin Ziva ya!!' batin Ziva dengan penuh was-was.

Tak lama terdengarlah suara langkah kaki mendekat kearah Ziva. Rasa ragu meluap di hati Ziva. Sial nya Ziva tidak menghadap ke cermin, jadi dirinya tak mengetahui siapa itu.

Pada akhirnya Ziva memilih menundukkan pandangan nya. Disana Ziva melihat ada satu sepasang kaki, terlihat dari kaki itu seperti milik seorang pria.

Hati Ziva benar benar was-was. Apakah dia seorang pembunuh? Apakah dia maling ? Atau dia seorang penculik? Pikiran Ziva tak bisa tenang.

Ziva meraih tempat shampo dengan perlahan agar tidak diketahui oleh sosok disampingnya.

Dengan penuh ragu Ziva membalikan badan dengan mata yang tertutup, lalu memukul pria tersebut dengan botol shampo.

Bugh.

"Awsss."

Ziva mendengar suara rintihan itu. Aneh, suara nya sangat familiar ditelinga Ziva. Karena merasa kepo. Dengan perlahan Ziva membuka kedua matanya itu.

"Aws.. sakit sekali," keluh pria itu.

Mata Ziva membulat sempurna melihat sosok pria itu, yang tak lain adalah sang suami.

Ziva yang panik lekas menjatuhkan wadah shampo itu. "Astaghfirullah mas!!"

***

Saat ini mereka telah keluar dari kamar mandi. Ziva tengah duduk ditepi ranjang, menunggu sang suami menyelesaikan memakai pakaian nya.

Keheningan ini membuat Ziva gila. Dirinya benar-benar bodoh, namun di satu sisi lain Ziva juga takut kalau itu orang jahat.

"Ehem," Gus Agam berdehem seraya mendekati sang istri. "Kenapa diam saja hm?" Gus Agam kini berdiri tepat dihadapan sang istri.

"Eng-anu mas, maaf," cicit Ziva yang tertunduk lemas.

Hela an nafas terdengar dari Gus Agam. Lekaslah Gus Agam berjongkok tepat dihadapan Ziva. Tangan kekar milik Gus Agam langsung memegang tangan mungil istrinya.

"Humairahku, mas udah bilang enggak papa. Mas tau itu bentuk pembela an kamu, mas yang seharusnya minta maaf. Mas ga bilang dari awal, mas malah berfikir jahilin kamu. Sepenuhnya kesalahan ini bersumber dari mamas."

Ziva hanya terdiam. Dirinya tak bisa berkata-kata, padahal Ziva merasa dirinya yang salah. Tapi Gus Agam mengatakan ini merupakan kesalahannya.

"Sayang," tangan Kekar itu terulur kedagu Ziva. "Berhenti merasa bersalah okeh. Sekarang mandi dulu, kita harus sarapan."

Suara yang begitu lembut membuat telinga Ziva terhipnotis olehnya. Suara ini yang selalu Ziva rindukan, di siang maupun malam.

"Iya, Ziva mandi. "

Saat Ziva hendak bangun, tubuh nya seakan terbang karena di angkat sang suami. "Izin kan mas memandikan mu nona!!" pintanya dengan nada yang begitu lembut.

Rona merah diwajah Ziva mulai terlihat. Ziva hanya bisa mengangguk terhadapn permintaan sang suami. Gus Agam lekas menggedong Ziva memasuki kamar mandi untuk memandikan nya.

***

Selepas memandikan Ziva, saat ini Gus Agam tengah mengeringkan rambut sang istri.

"Mas Agam pulang ga bilang-bilang!!"

"Kan surprise, kalau kasih tahu ya nggak seru," tangan kekar itu terus mengeringkan rambut milik istrinya.

"Terus, mas ada bilang ke umi?"

Gus Agam belum menjawab. Setelah memastikan rambut Ziva benar-benar kering. Gus Agam lekas mengangkat tubuh Ziva.

"Mas!!" malu, itu lah yang saat ini Ziva rasakan.

Gus Agam terkekakak melihat rona merah di wajah istrinya. Gus Agam membawa Ziva kearah ranjang. Dengan perlahan Gus Agam menurunkannya di tepi ranjang.

" Ya humairahku, tunggu di sini sebentar ya mas ada kejutan buat kamu."

Mendengar perkataan sang suami membuat Ziva merasa penasaran. Ziva lekas mengangguk sebagai jawabannya.

"Mas nggak lama kok, cuma ngambil sarapan sama sesuatu," tangan kekar itu membelai lembut wajah mungil sang istri.

Alis Ziva terangkat satu ketika mendengar perkataan Gus Agam. "Kita ga makan bareng umi sama abi??"

" Sayang, akhir-akhir ini kamu mual kan. Jadi selama masa mengidam. Kamu akan makan sesuai dengan kesepakatan dokter. Hitung-hitung mengurangi mual."

Sungguh lembut caranya berbicara dengan tangan membelai pipi chubby milik istrinya.

"Tapi ga enak mas!!"

Gus Agam mengangguk perkataan Ziva. Bagaimana pun itu benar adanya.

"Tapi Huamirahku, mas ga mau mengambil resiko. Dimana sehabis makan lalu muntah kembali, apa lagi sampai wajah kamu pucat. Mas ga sanggup liat nya."

Ziva terdiam dengan perkataan sang suami.
Lekas lah Ziva mengangguki perkataan nya. Bagaimana pun juga, Gus Agam hanya khawatir terhadap Ziva.

"Ya sudah. Tunggu sini ya," ciuman singkat di kening Ziva sebagai tanda pamitan. "Jangan kemana-mana, diranjang aja!!"

Ziva mengangguki perkataan nya kembali. Sungguh sikap manis Gus Agam melebihi biasanya. Jikalau terus seperti ini, Ziva yakin dia akan terkena obesitas.

Gus Agam melangkah menjauh dari Ziva menuju pintu keluar. Sebelum Gus Agam pergi, Gus Agam sempat memberikan lambaian kecil kepada sang istri.

Ziva yang melihat lambaian itu lekas membalasnya dengan senyuman manisnya.

Tubuh Gus Agam benar-benar sudah tak terlihat karena berjalan pergi dari kamar tidur.

"Semudah itu ke Kairo ke Indonesia!!! Emang sekaya apa sih suami Ziva," gumamnya.

***

Akhiri membaca dengan mengucap
Alhamdulillah.

Suka sama cerita nya?
Jangan lupa beri vote dan komen nya.
Follow juga akun WP author Gulajawa_1

Bantu follow akun Instagram author
@wp.gulajawa

Continue Reading

You'll Also Like

2.2K 277 5
Bagaimana rasanya menyimpan perasaan kepada sahabatmu sendiri? Berat bukan? semua orang sering mengalaminya. Kita hanya bisa memendam rasa dan tak in...
4.2K 295 5
Rosario mu tak bisa bersanding dengan tasbihku, Alkitab mu tak bisa sejalan dengan Al-Qur'an ku, dan air baptis mu tak bisa menyatu dengan air wudhu...
116K 10.9K 28
Mahalnya seseorang bukan dari hartanya, tapi dari kualitas diri yang ia miliki. -Baby A Auriga Arden Dewangga Putra Pratama, laki-laki berparas tampa...