Hadirnya Kamu | Tamat

By jeszyc09

660K 18.7K 357

Kehidupan Sultan berubah saat seorang gadis tiba-tiba hadir menjadi belahan jiwanya yang semula hilang. Gadi... More

Tokoh
1: Dijodohkan dengan om-om?
2 : Pertemuan
3: Cafe 70's
4: Bertemu Calon Mertua
5: Hari bersejarah
6: Jangan Marah, Diajeng
7: Drama Berkeluarga
8: Perubahan Sikap
9: Kecewa di Hari Merah
10 : Khawatir Seorang Suami
11 : Hilangnya Mahkota
12: Kelembutan Hati Sultan
13: Hinaan Serta Kekecewaan
14: Menerima Semuanya
15: Berkunjung ke Solo
16: Selamat Pak Prabu
18: Masih Ngidam
19: Ciuman Manis
20: Berjarak Sebentar
Cerita Baru
Siapa Yang Kangen?
Bantu Penulis Vote Cover Yu
Info Open PO!
Hadir di Shopee!!

17: Bahagia Tiada Tara

20.7K 907 16
By jeszyc09

Heloww💌

Baca bab ini sambil dengerin lagu

( Zaalima: Arijit Singh, Harshdeep Kaur)

🦋

"Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk ke kantor pak, saya tahu sebenarnya bapak sedang tidak enak badan." Jagat sempat terkejut saat melihat Sultan yang tiba-tiba datang ke kantor.

Sultan menganggukkan kepalanya. "Sama-sama, terima kasih juga sudah mau mengurus kantor disaat saya tidak ada. Mungkin saya tidak akan masuk kantor beberapa hari kedepan untuk istirahat, saya percayakan kantor aman ditangan kamu Jagat."

Jagat mengangguk. "Saya janji, kantor akan aman ditangan saya pak."

Setelah dirasa tidak ada lagi yang harua Sultan tangani pria itu berjalan keluar kantor kembali masuk ke dalam mobil yang masih menunggunya didepan kantor.

"Maaf pak Andre kalau lama" ucap Sultan tidak enak pada sopir-nya.

"Tidak apa-apa pak" balas pak Andre sembari melajukan mobilnya meninggalkan halaman luas kantor majikannya.

Sultan membuka handphone pribadinya, dia menghubungi Laurenza namun tidak ada jawaban. Mungkin dia sengaja mematikan handphone-nya agar tidak ada yang mengganggu. Mobil sudah berjalan selama beberapa menit, bahkan sudah hampir sampai rumah.

"Pak bisa putar balik?" Pinta Sultan.

"Loh, kenapa pak ada yang ketinggalan?"

"Antar saya ke cafe Laurenza, saya mau ketemu istri saya."

"Tapi kita sudah jauh dari perempatan pak."

"Tidak apa-apa, putar balik saja pak" balas Sultan.

Mau tak mau Andre mengikuti perintah majikannya, dia pun memutar balik arah mobilnya.

Brak!

Andre mengerem mobilnya secara mendadak membuata tubuhnya serta tubuh Sultan maju kedepan.

"Ada apa pak?!" Tanya Sultan terkejut.

Nafas Andre naik-turun. "Ada motor yang nabrak mobil kita pak."

Sultan melihat keluar jendela orang-orang berkerumun didekat mobilnya. "Ayo kita turun pak."

Sultan dan Andre turun dari mobil dan menghampiri kerumunan warga disana, Sultan terkejut seseorang yang menabraknya ternyata pasangan suami istri yang sepertinya ingin menju rumah sakit untuk menghantar istrinya melahirkan.

"Tolong angkat masuk ke mobil saya pak" ucap Sultan pada laki-laki yang berkerumun.

Sultan dibantu oleh beberapa orang terlebih dahulu mengangkat ibu hamil yang sedang meringis tak tertahan. Sultan menatap suami dari ibu hamil tersebut yang tak sadarkan diri.

"Cepat bawa masuk!" Bentak Sultan gemas pada orang-orang yang tidak gerak cepat.

Sultan masuk ke dalam mobil, dan duduk dibagian depan diikuti oleh Andre yang sudah menjalankan mesin mobilnya bersiap untuk melaju ke rumah sakit.

Tin tin!

Klakson dibunyikan oleh Andre agar orang-orang yang masih berkerumun menghalangi jalan, mobil melaju cepat meninggalkan tempat kejadian. Sultan menoleh ke belakang melihat ibu hamil tersebut yang terus meringis.

"Pak cepat pak" ucap Sultan yang diangguki Andre.

"Bu tahan sebentar, ibu boleh cakar lengan saya kalau mau" Sultan melipat lengan kemejanya dan mengulurkan lengannya.

Ibu tersebut menurut dia mencakar lengan Sultan cukup kuat sehingga pria itu meringis kesakitan.

"Arrghh! Pak Andre cepetan pak!" Teriak Sultan kesakitan.

"Iya pak iya, ini mau nyampe."

"Aduh bu jangan kuat-kuat, sakit!" Sultan menahan tangan ibu hamil tersebut agar tidak mencakar lengan Sultan kuat-kuat.

Andre menoleh menatap majikannya, dia tersenyum geli melihatnya. Sultan sadar Andre sedang melihat ke arahnya sembari menahan tawa, pria itu segera menatap tajam Andre.

"Kenapa senyum-senyum? Cepat, sakit lengan saya ini!"

"Iya pak iya, nyampe kok ini!"

Mobil terparkir diparkiran rumah sakit Sultan segera keluar mobil dan memanggil suster untuk segera menolongnya, suster pun gerak cepat membawa ibu hamil serta suaminya.

"Pak Andre urus suaminya ya, biar saya yang urus istrinya." Ucap Sultan yang diangguki oleh Andre.

Sultan berlari mengikuti brankar yang membawa ibu hamil yang ditolongnya, saat sampai ruangan bersalin Sultan berhenti mengejarnya dan membiarkan dokter yang mengurus semuanya. Sultan duduk diruang tunggu dengan mata yang melirik lengannya yang terdapat bekas cakaran, pria itu meringis melihat lukanya yang sedikit mengeluarkan darah.

Suara tangisan bayi dari dalam terdengar Sultan menghembuskan nafas syukur. "Alhamdulillah bayinya selamat."

"Kamu ngapain disini mas?"

Sultan yang sedang menunduk menatap lengannya terkejut mendengar suara yang sangat tidak asing baginya, pria mendongak dan langsung bangkit dari duduknya melihat siapa yang berdiri didekatnya, Laurenza berdiri berdampingan bersama temannya.

"K-kamu ngapain disini sayang?" Tanya Sultan yang terkejut karena Laurenza tiba-tiba ada di rumah sakit.

Ceklek

Pintu ruang bersalin terbuka menampilkan dokter perempuan yang tersenyum bahagia pada Sultan.

"Selamat pak Prabu anaknya perempuan" ucap dokter tersebut membuat Laurenza dan Fira terkejut mereka berdua saling pandang.

Sultan sendiri pun sama dia menatap bingung dokter yang sedang tersenyum didepannya.

"Anak?" Tanya Laurenza dengan tatapan yang butuh penjelasan.

Seketika wajah Sultan berubah panik. "Ah, bukan dok. Dia bukan istri saya" Sultan menggelengkan kepalanya.

Dokter tersebut tak terima dia menatap miris Sultan. "Kok bapak jahat sekali?"

"Jahat gimana, wong benar dia bukan istri saya."

Sultan kembali berbalik badan menghadap Laurenza. "Sayang dokter ini salah paham, tadi mas-

"Pak, suaminya sudah diurus di ruang UGD." Lapor Andre yang membuat semua menatapnya.

Sultan menarik pelan lengan Andre. "Tolong jelaskan apa yang terjadi tadi pak."

Andre terkejut melihat istri majikannya yang tiba-tiba ada di rumah sakit, Andre pun mengerti setelah melihat dokter yang tak jauh darinya berdiri.

"Jadi tadi saat saya ingin memutar balik tiba-tiba ada seseorang yang menabrak mobil yang saya kendarai, ternyata yang menabrak adalah sepasang suami-istri yang ingin menuju rumah sakit karena istrinya yang mau melahirkan. Saya dengan pak Prabu pun menolong mereka berdua membawanya ke rumah sakit, suami dari ibu yang melahirkan itu tidak sadarkan diri dan sedang diurus di ruang UGD." Jelas pak Andre yang membuat dokter mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

Laurenza pun menghela nafas lega, hampir saja dia berteriak 'Cerai' didepan wajah Sultan.

"Saya minta maaf pak, sudah salah paham. Saya kira itu istri pak Prabu, maaf" dokter tersebut tersenyum tak enak.

Sultan menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa, saya ngerti kok."

Setelahnya dokter tersebut izin masuk kembali ke dalam ruang bersalin, Sultan kembali menatap Laurenza.

"Maaf mas, tadi aku sempat salah paham."

Sultan tersenyum satu tangannya menyelipkan lehai rambut dibelakang telinga Laurenza. "Gak masalah."

"Omong-omong kamu ngapain disini? Jenguk teman?"

"Laurenza hamil om" sambar Fira dan langsung menutup mulutnya setelah mendapat tatapan tajam dari Laurenza.

Niatnya Laurenza ingin memberikan kejutan dirumah, tetapi dia lupa bahwa ada makhluk bermulut ember disampingnya. Andre tersenyum bahagia setelah mendengar ucapan teman Laurenza, sedangkan Sultan dia seketika membeku nafasnya memburu tampak tidak percaya dengan apa yang Fira ucapkan.

"Hamil?" Ucap Sultan dengan suara bergetar.

Laurenza tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, kedua tangannya terangkat mengusap pipi Sultan yang sudah mengalir air mata disana. Kedua lutut Sultan lemas seketika kepalanya berdenyut kencang disertai pandangannya yang kabur.

Sultan jatuh pingsan dengan sigap Andre menangkap tubuh Sultan sehingga kepala Sultan tidak membentur lantai, melihat Sultan yang tiba-tiba pingsan orang-orang yang berlalu lalang pun mendekat ikut membantu Sultan dibawa ke ruang pemeriksaan.

Sampainya disana dokter segera memeriksa keadaan Sultan yang sudah dipasang infus oleh suster. Laurenza ikut masuk ke dalam saat dokter memeriksa suaminya ditemani oleh Fira yang merasa bersalah karena sudah keceplosan.

"Suami anda mengalami kecapean, kesehatannya juga kurang baik. Jadi saya sarankan untuk dirawat maksimal dua hari" ucap dokter yang memeriksa Sultan pada Laurenza.

Laurenza menganggukkan kepalanya. "Iya dok, terima kasih."

"Saya tinggal ya" ucap dokter tersebut sembari tersenyum pada Laurenza dan Fira juga tersenyum pada dokter tersebut.

"Gara-gara lo nih!" Laurenza menyikut lengan sahabatnya.

Fira tersenyum tak enak. "Hehe... Maaf, abis gue gemes banget mau kasih tau suami lo."

Laurenza merotasikan bola matanya, untung suaminya tidak terkena serangan jantung.

"Oh iya Za, tadi mama gue telepon katanya gue suruh ke rumah nenek. Jadi gue pamit ya, sekali lagi selamat atas kehamilan lo" ucap Fira menepuk pelan punggung Laurenza.

Laurenza menganggukkan kepalanya. "Iya makasih udah mau temenin gue tes kehamilan."

"Gue duluan ya, nitip salam maaf buat om Sultan" ucap Fira melambaikan tangan kepada Laurenza.

Laurenza menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, setelah kepergian Fira Laurenza mengambil amplop berwarna coklat yang berisi hasil pemeriksaan kehamilannya tadi. Laurenza melihat foto hasil USG dari dokter, dia tersenyum melihat ada dua janin didalam rahimnya. Laurenza menyimpan amplop tersebut di meja samping brankar rumah sakit dan beralih menatap Sultan yang masih terpejam, satu tangan Laurenza terangkat mengusap rahang Sultan serta dahi sang suami.

Kedua mata Sultan bergerak-gerak tanda dia terusik dengan usapan tangan Laurenza, pria itu membuka matanya dan langsung disambut oleh wajah cantik sang istri. Sultan tidak bisa menahan air matanya, Laurenza duduk disamping Sultan yang terbaring di brankar dan Laurenza pun memeluk tubuh Sultan yang bergetar karena menangis.

"Terima kasih sayang, mas gak tahu harus mengucapkan kata-kata cinta seperti apa agar kamu percaya jika mas benar-benar bahagia mendengar kabar yang sangat gembira ini. Terima kasih sudah mau mengabulkan keinginan terbesar mas."

Laurenza mengusap sayang pipi Sultan yang sedang bersandar di dadanya. "Aku percaya kamu bahagia mas, gak perlu dengan kata-kata cinta wajah kamu sudah mengatakan semuanya."

Laurenza melonggarkan pelukannya dia mengambil gambar USG hasil tes dari dokter dan memberikannya kepada Sultan.

"Dokter bilang anak kita kembar."

Sultan kembali menatap Laurenza dan membenarkan posisi duduknya, pria itu kembali menarik Laurenza ke dalam pelukannya agar istrinya bisa bersandar di dadanya.

"Diajeng, mas tidak bisa mengucapkan kata apa-apa lagi selain terima kasih dan mas sangat mencintai-mu. Mas tidak menyangka akan mengalami hal yang sangat bahagia ini, terima kasih sudah mau mengabulkannya sayang." Sultan mencium lembut kening sang istri.

Laurenza menganggukkan kepalanya dia mengusap dada sang suami Laurenza ikut terharu mendengar ucapan Sultan, dia tidak bisa membayangkan Sultan sebahagia apa sekarang.

Satu tangan Sultan terulur mengusap perut Laurenza yang masih rata seketika detak jantung Sultan terasa lebih cepat, dia tidak bisa menahan senyum bahagia ini. Kepalanya menunduk mencium perut yang terdapat dua calon bayinya bersama Laurenza.

"Sehat-sehat didalam sana anak papa, bunda."

🦋

Bahagianya sampai sini.

Jangan lupa vote serta berikan komentar positif kalian agar penulis makin semangat lanjutkan bab berikutnya💝

Followww

Selamat om Sultan sebentar lagi jadi papa🤩

Continue Reading

You'll Also Like

7.2M 351K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
1M 1.9K 17
WARNING!!! Cerita ini akan berisi penuh dengan adegan panas berupa oneshoot, twoshoot atau bahkan lebih. Untuk yang merasa belum cukup umur, dimohon...
2.5M 37.6K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
777K 50.2K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...