ISLA [Salma X Rony]

Bởi Dlaull_

1.2M 63.8K 3.2K

Perjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjo... Xem Thêm

Cast
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Kisi-kisi
22.
23.
24.
25.
26. ♥️♥️♥️
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
38.
39.
40.
41
42.
43.
44.
45.
46. (Happy new year)
47.
48.
49.
50.
51.
53.
52.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69
70. Epilogue
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2
EXTRA PART 3
EXTRA PART 4
Extra Part 5

37.

20.5K 924 96
Bởi Dlaull_

Tak ada waktu bagi Salma dan Rony untuk kembali membicarakan persoalan rencana honeymoon itu. Karena kini mereka berdua sudah berada di bandara internasional Yogyakarta, iya Yogyakarta.

Gak, Gak salah kok. Mereka hanya pergi ke Yogyakarta. Apa yang diharapkan dengan waktu yang hanya tersedia dua hari? Mereka tidak bisa kemana-mana.

Semuanya serba mendadak, koper mereka sudah ada di dalam private jet milik keluarga Airlangga. Rony bahkan harus melanjutkan agenda meeting terakhirnya lewat zoom di atas langit dengan wajah Salma yang sudah bete penuh disebelahnya.

Tangannya terus mengenggam tangan Salma selama perjalanan, mencoba menjadi upaya menenangkan wanitanya.

Rony tak bisa berbuat banyak, dia sudah menemukan wajah bete Salma saat mobilnya sampai di bandar udara halim sore tadi.

Langit sudah jadi gelap saat mereka sampai di Yogyakarta. "Aku cari tempat shalat dulu ya, nanti kita makan malam" tutur Rony membuka obrolan pertama.

Salma hanya diam, benar-benar diam. Rony membawa Salma ke salah satu cafe yang ada disana, mencari bangku yang kosong dan berlalu ke arah meja order.

Ice chocolate tersaji dihadapan Salma, dengan sekeping cookies dengan rasa yang sama. "Aku tinggal sebentar, gapapa?"

Anggukan Salma membuat Rony berlalu dan kini Salma sendiri disana. Minumannya teracuhkan,ia sama-sama tidak punya selera untuk menikmatinya. Es batunya mencair, warnanya memudar. Rony kembali dengan jas yang kini sudah berada di lengannya hanya tersisa kemeja berwana hitam dengan celana senada.

"Sayang, kenapa gak diminum?" Tangannya kini bergerak membuka bungkus sedotan lalu menusukannya, mengaduk sekilas, mencobanya sekilas lalu menyodorkannya pada Salma.

"Enak, cobain" pinta Rony.

Salma menyesapnya sedikit sebelum ia mengembalikannya pada Rony yang masih didepannya.

"Ayo, tadi mobil jemputannya udah di depan"

Tangannya membawa kembali tangan Salma ke dalam genggamannya. Rony hampir terlihat seperti sedang menyeret Salma saking tidak bersemangatnya perempuannya itu di belakangnya.

Perjalanan mereka hening, pertanyaan Rony soal makan malam juga hanya di jawab dengan
kata terserah dari Salma.

Rony tidak mau mengambil banyak resiko, ia memutuskan untuk langsung membawa Salma ke hotel tempat mereka akan menginap dan mungkin akan melakukan makan malam disana.

Tangannya yang terbebas memijat pelipisnya pelan ketika mendapati penampakan kamar didepannya. Kamar itu benar-benar untuk pasangan bulan madu. Lihat saja area kamar mandi yang terbuka itu, astaga.

Kelopak bunga mawar juga terlihat di beberapa sudut kamar. Puncaknya tentu saja di ranjang.

"Kamu mau kita ganti kamar aja?" Tanya Rony memandang Salma yang terdengar membuang nafasnya.

"Atau mau pisah kamar dulu?"

"Kamu apaan sih Ron!"

Salma cukup terkejut dengan penawaran yang kedua itu. Ia jadi terlihat benar-benar jahat disini, tapi tawaran Rony benar-benar tak masuk akal. Memangnya harus sejauh itu.

Kali ini Rony yang membuang nafasnya kasar, ia sendiri sudah lelah seharian ini ditambah kejadian mendadak sore ini lalu suasana hati Salma yang juga tak baik-baik saja.

Obrolan mereka pagi tadi saja belum sepenuhnya selesai tapi sore ini mereka dipaksa untuk menyelesaikannya dengan ikut dalam semua rencana.

"Ron maaf"

Salma tau dia salah, tidak seharusnya dia membiarkan Rony menyelesaikan semuanya. Termasuk rasa tidak nyamannya saat ini yang ia ciptakan sendiri.

Kini Salma sudah melingkarkan tangannya di leher Rony, mendekap suaminya dari depan. Salma meletakan kepalanya tepat di depan bahu Rony , menyamankan posisinya. "Maaf"

"Gak seharusnya aku biarin kamu mikirin ini sendirian. Kamu pasti cape banget hari ini, maafin aku"

Rony melingkarkan tangannya di pinggang ramping Salma, merengkuh penuh istrinya. "Gapapa, aku cuma bingung aja harus gimana. Semuanya serba mendadak"

"Maaf juga karena persetujuan aku tadi pagi yang bikin ini semua terjadi, kita nikmatin aja ya. Minggu udah pulang juga, anggap aja ini jadi waktu kita buat istirahat" lanjut Rony.

Salma mengangguk, mereka masih berada di posisi yang sama. Keduanya masih nyaman, bahkan malah makin mencari posisi ternyamannya. Sampai suara perut Salma membuat Rony tertawa sedangkan Salma malah merengut kesal, perut perusak suasana.

"Suara apa tuh?" Tanya Rony pura-pura.

Tangan Salma mendorong tubuh Rony, melonggarkan rengkuhan keduanya. "Aku laperr"

"Tadi aja ditanya diem aja, terserah katanya."

"Ihhh Ronyy"

"Hahahaha, yaudah ayo makan. Mau dikamar atau keluar?" Tanya Rony.

"Di kamar aja deh, aku udah males kemana-mana"

Rony berlalu ke arah telp di kamar itu, memesan beberapa makanan pada Resto hotel. Sementara Salma sudah mulai membongkar isi koper, mencari baju ganti untuknya dan juga untuk Rony.

"Ron"

"Hm?kenapa?"

"Aku mau bersih-bersih"

"Terus?"

"Gimana?"

"Gimana apanya?"

"Kamu kok nyebelin sih"

Rony menggeleng gemas sambil melangkah ke arah Salma di tengah kamar mereka. "Kenapa sayang? Hm?"

"Aku mau bersih-bersih"

"Ya udah bersih-bersih gih sana. Aku yang tungguin makan malamnya. Mau ditemenin apa gimana?"

Salma hampir saja melempar baju di tangannya jika saja ia tak ingat bahwa tidak hanya baju yang ada di gulungan itu.

"Aku malu Ron"

Rony bingung, kenapa malu? Tapi ia kemudian mengingat sesuatu dan mengangkat wajahnya, mengarahkan pandanganya ke arah kamar mandi di kamar itu.

Kamar mandi yang cukup terbuka dengan atap langit langsung. Ya mereka menginap di salah satu hotel bintang 5 paling mewah di Yogya yang menyajikan konsep paviliun. Terlihat sedikit berlebihan memang apalagi mereka hanya berdua disana.

"Yaudah kamu bersih-bersih aja, aku diluar mau ngerokok"

"Jangan banyak-banyak loh Ron" peringat Salma.

"Tergantung berapa lama kamu bersih-bersihnya"

"Ronn nanti kamu bau Rokok, aku gak suka"

"Oke, 2 paling banyak"

Salma pergi berlalu setelah kesepakan disepakati, dan Rony pergi keluar, duduk di sebuah meja dengan dua kursi yang berhadapan dengan pemandangan kolam renang luas di bawah.

Ia mulai membakar sepuntung Rokoknya, sembari menunggu Salma selesai dengan kegiatannya.

Acara merokoknya sempat terhenti ketika pesanan makanannya datang. Tak lama Salma muncul dengan gulungan handuk di rambutnya, perempuannya keramas.

"Ron aku udah selesai, kamu kalo mau bersih-bersih juga bajunya udah aku siapin di atas kasur"

Salamma mengusak rambut basahnya sembari berjalan kembali ke dalam dengan Rony dibelakangnya.

"Kamu keramas?"

Pergerakan tangan Salma terlihat berhenti, suasananya tiba-tiba hening

"Sal?"

"Ron buruan mandi, aku udah laper banget" pengalihan Topik jadi respon pilihan Salma akhirnya, menyudahi rasa canggung yang ada. "Aku tunggu di meja tadi ya"

Salma langsung berlalu kembali ke luar kamar, mendudukan dirinya di kursi yang sebelumnya Rony duduki.

Makan malam itu dilalui mereka dengan hening, benar-benar hening. Keduanya tampak menikmati makanan masing-masing dengan khitmad. Tapi siapa yang tau perasaan mereka masing-masing saat ini.

Terlebih Salma, selama makan pikirannya melanglang kesana kemari. Pikirnya, apa ia sudah siap? Tunggu, SIAP UNTUK APA?

Ayolah Sal, lo pasti tau ini arahnya kemana.

"Sal?"

"Ya? Kenapa Ron?" Jawab Salma dengan sedikit terkejut karena awalnya dia sedang tidak fokus disana.

"Kamu udah shalat kan? Mau jamaah?"

Salma mengangguk pelan, lalu mereka berlalu kembali ke dalam kamar. Salma sudah siap lebih dulu dengan menggelar dua sajadah, tubuhnya juga sudah berbalut dengan mukenah berwarna hijau emerald.

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Ya tuhan, dengan menyebut namamu hambah meminta dan memohon atas segala kebaikan untuk hamba dan istri hamba. Atas segala berkat dan rahmatmu, atas segala Ridha pada setiap rencana kami. Atas segala jalan yang sedang engkau siapkan dan atas semua takdir yang sudah engkau persiapkan. Berilah kami keikhlasan yang penuh dalam menerima dan menjalaninya, sebagaimana engkau berjanji atas segala hal baik untuk hamba-hambamu"

"Ya tuhan, yang maha pengasih dan penyayang. Sang maha perencana terbaik dari segala jalannya kehidupan. Ya tuhan, berilah hamba petunjuk dalam menjalani kehidupan hamba dan suami hamba. Tunjukkanlah kepada kami bahwa semua rencanamu pastilah indah untuk kami. Berilah hamba petunjuk dalam menjalani hari-hari hamba, sebagai seorang istri , anak , menantu, kakak, saudara, teman, dan menjadi seorang hamba. Hambs memohon setiap kebaikan yang engkau siapkan dan setiap ridha yang engkau curahkan."

Keduanya sama-sama mengusap wajah mereka, mengaminkan segala doa yang diharapkan, segala harapan yang mereka sampaikan. Salma kemudian menyalimi tangan Rony, sedangkan Rony tampak mengusap pucuk kepala istrinya itu lembut sembari berdoa.

"Ron"

"Ya?"



















"Kalo kamu mau minta Hak kamu sekarang, aku gapapa kok"






























"Sal?"

"Aku serius, ini hak kamu dan juga kewajiban aku Ron. Gak ada dosa atas itu, maaf kalo sikapku bikin kamu gak nyaman"

Rony menarik nafasnya pelan memutar tubuhnya untuk menghadap Salma sepenuhnya lalu tangannya terangkat untuk mengusap pipi kanan Salma lembut . "Kamu nyaman sekarang?"

Salma mengangguk pelan "I will try Ron"

"Denger aku, Aku tau ini semua terlalu cepat diumur pernikahan kita yang bahkan baru sembilan hari? Kamu perlu menyiapkan banyak hal. Inget saat kita bertemu di H-1 pernikahan kita? Tentang apapun yang akan kamu lakukan untuk mewujudkan pernikahan yang sempurna ini? Sal aku benar-benar berterima kasih atas segala upaya kamu membantu aku untuk sama-sama menyempurnakan ini. Mencoba segala hal untuk menjalankannya, segala rasa ikhlas dan tunduk kamu dan segala penurunan ego kita masing-masing."

"Aku tau kamu sudah siap akan segala hal, aku juga begitu. Malam ini kita coba untuk menyiapkan semuanya ya, hati dan raga untuk sebuah ibadah yang sempurna. Hari ini aku akan memulainya dengan sebuah tanda bahwa kita sama-sama siap, untuk hal yang lebih nantinya." Imbuh Rony.

Perkataan indah Rony membiusnya dengan cepat, pandangan mata keduanya tidak pernah terputus sejak awal. Tangan Rony masih setia di pipinya, mengusapnya lembut.

Hati Salma porak-poranda saat pandangan lelakinya beralih pada hal lain diwajahnya. Kemudian mengusapnya lembut.

"May I Sal?"

Salma bahkan tak sempat merespon apapun saat bibir lembut itu menyapu miliknya, matanya terpejam seketika.

Ya tuhan






—————

Sepagi ini Salma sudah duduk di bangku tepat di depan kolam renang, suasana sekitarnya masih sedikit gelap karena jam yang bahkan belum menunjukkan pukul 6 pagi. Salma tidak bisa tidur kembali setelah shalat subuh tadi. Jadi ia memutuskan untuk menunggu matahari terbit pagi ini. Sementara suaminya, Rony. Memilih kembali ke alam mimpi.

Ia menarik nafas dalam, menikmati ketenangan yang menciptakan rasa damai disana. Pemandangan hijau dan udara yang segar menambah nyaman keheningan yang ada. Ia juga bisa melihat di kejauhan pemandangan candi borobudur yang terlihat.

Sebenarnya ia bingung, kenapa papahnya memilih hotel sejauh satu setengah jam dari Yogyakarta jika mereka akan berkahir di magelang. Walau alasan lainnya pasti karena hotel ini setengah sahamnya milik Airlangga. Yasudah, terima saja.

Senyumnya merekah saat mengingat kejadian semalam, tentang bagaimana Rony benar-benar membuatnya gila. Laki-laki itu benar-benar membuatnya dihargai, saat izin Rony dapatkan bukannya mengambil apa yang menjadi hak nya. Laki-Laki itu malah mengatakan bahwa saat mereka berdua sudah siap, maka mereka harus kembali memulai untuk suatu yang lebih jauh. Karena saat hak itu di ambil, mungkin akan ada pertanggung jawaban yang baru yang akan di dapatkan.

Semalam, tidak ada hal yang lebih terjadi. Mereka saling melepaskan diri saat Salma mulai kehabisan nafas, dan kecupan terakhir dilabuhkan sebelum mereka kembali ke atas peraduan untuk beristirahat atas hari yang melelahkan dengan saling merengkuh lebih erat dari sebelumnya.

Sinar matahari itu kini terbit, cahayanya menyapu wajah Salma dengan hangat layaknya senyum yang merekah disana.

Andai saja jika istrinya itu sedang memakai hijabnya, sudah pasti ia abadikan dan tunjukkan pada dunia bahwa ini adalah pemandangan yang benar-benar indah.

Ya Rony terbangun, kini sudah berjalan ke arah tempat dimana Salma duduk. Membalas senyum indah yang dilemparkan padanya saat istrinya itu sadar akan kehadirannya.

"Pagiiii" sapa Salma riang.

Rony berjalan mendekat, mengecup puncak kepala Salma "Pagi, kamu udah lama di luar gini?"

"Lumayan, hampir sejam mungkin. Kita ada rencana keluar gak?" Tanya Salma.

"Gak ada jadwal kemanapun dari papah. Tapi kalo kamu mau jalan-jalan kita keluar aja hari ini"

"Siangan aja ya, aku masih males"

"Oke, kamu udah pesen sarapan?"

Salma mengangguk, ya, sebelum pergi keluar Salma memang sudah memesan sarapannya agar di antar saja ke kamar.

"Kayanya berenang enak ya"

"Kamu mau berenang?"

"Kamu gak mau?"

Gelengan cepat Salma membuat Rony hanya menggeleng.

"RON KAMU MAU NGAPAIN!!"

"Aku mau renang Sal, kenapa sih?"

"Ya JANGAN BUKA BAJU DISINI DONG"

"Latihan Sal"

Salma memberanikan diri melapaskan tangannya dari wajahnya, memandang kesal Rony. Sebuah ide jahat terlintas , Salma melangkahkan kakinya mendekatkan diri ke arah Rony. Tentu hal itu membuat Rony mengangkat alisnya heran. Salma nih?






Byurrr

"Hehe, selamat renang Suamii"





————

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

1M 64.4K 78
Keluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)
1.3M 61.5K 68
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
276K 17.7K 73
Semesta telah menemukan kita di waktu yang tepat aku berjanji akan Menjagamu dan anak anak kita kelak Nabila -nyoman Paul
6M 314K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...