The Death Knell at 5 p.m ✔

נכתב על ידי RayhWX85

972 107 9

Sinopsis : Tentang balas dendam seorang pemimpin mafia atas kematian anggotanya. Siapa pun yang berani beruru... עוד

Prolog
Rekrutan berkelas
Sumpah
5 p.m

Calvin Phazo

95 13 1
נכתב על ידי RayhWX85

Yibo bertemu dengan Kafka di lobi hotel, dan tanpa banyak bicara, langsung menuju Presidential Suite. Lift bergerak menuju lantai dua puluh, berjalan cepat menuju pintu.

Direktur hotel terbirit-birit menemani Yibo, membungkuk-bungkuk sepanjang jalan, kemudian membuka pintu dengan kunci yang dia bawa. Yibo segera melangkah masuk, berteriak marah.

“LORANT!! LOCKHART!!”

Lockhart muncul dengan piyama yellow, rambutnya berantakan ─dia sepertinya baru bangun tidur. Kamar tipe ini luas, disekat-sekat menjadi ruang tamu, ruang bersantai, kamar tidur, dan sebagainya.

“Ad-ha ap-pa, Yibo?” Lockhart menguap.

“Dimana Lorant!” Yibo membentaknya.

“Dia sedang mandi, berendam.” Mata sipit Lockhart membesar.

“Suruh dia keluar. Segera!”

“Tapi dia sedang mandi─”

“SURUH DIA KELUAR SEGERA, LOCKHART!!”

Lockhart terdiam. Menatap ngeri wajah Yibo, dia bergegas masuk lagi, menuju kamar mandi, mengetuk pintunya. Satu menit, Lorant muncul dengan jubah mandi.

“Hai, Yibo? Ada apa?” Cengar-cengir seperti biasanya.

“Apa yang kalian lakukan 24 jam terakhir, hah?” Suara Yibo terdengar serius, mengancam. Bahkan Kafka yang berdiri dibelakang Yibo terdiam mematung ─dia jerih mendengar suara Tuannya. Juga direktur hotel yang pucat.

“Berlibur, Yibo. Apalagi. Ini presidential suite─”

Lockhart segera menyikut perut Lorant.

“Kalian kutugaskan untuk mencari tahu pembunuh bayaran yang datang ke negara ini, agar Shadow Atlas bisa bersiap melakukan antisipasi. KALIAN TIDAK SEDANG BERLIBUR!! Tiga jam lalu, apakah kalian tahu, seorang sniper telah menunggu di sebuah gedung. Lantas dia melepas tembakan jauh-jauh saat aku keluar dari pintu pesawat. Lihat bekas darah ini, Lorant! LIHAT!!”

Lorant terdiam. Dia menelan ludah. Dia baru mengerti ini serius sekali.

“Apakah, eh apakah kamu baik-baik saja, Yibo?”

“Aku baik-baik saja, DAN TUTUP MULUTMU, LORANT!! Baru bicara jika aku menyuruhmu bicara. Lihat kemejaku, ini darah seorang remaja usia tujuh belas tahun bernama Sean. Jika dia tidak berdiri di depanku saat turun dari pesawat, maka akulah yang sekarang terkapar tewas. LIHAT DARAH INI, LORANT! Kepala remaja itu ditembus peluru, darahnya bermuncratan membasahi lantai pesawat. Dia tewas karena kalian bukannya bekerja dengan baik, malah santai berlibur! KALIAN SEHARUSNYA tahu bahwa seorang sniper telah masuk ke negara ini. Kalian bisa mengaktifkan peringatan. Atau kalian lebih suka melihatku mati terkapar, hah?”

Si kembar tertunduk. Kehabisan kata-kata.

“Aku beri kalian waktu 15 menit mencari tahu siapa sniper itu. Gunakan semua jaringan kalian selama ini. Termasuk presiden bila perlu. Jika 15 menit kalian tidak mengetahui siapa sniper itu, aku akan mengirim kalian kembali ke Jepang, dan kita, catat baik-baik, KITA TIDAK AKAN PERNAH BEKERJA SAMA LAGI! Aku juga akan mengirim notifikasi ke seluruh pihak, bahwa kalian masuk dalam daftar hitam petarung bayaran Shadow Atlas. Tidak ada lagi yang mau mempekerjakan kalian.”

Si kembar terdiam. Wajah mereka pias.

“SEGERA LORANT, LOCKHART!” Yibo membentaknya.

Si kembar gelagapan berlarian menuju gadget mereka ─Lorant bahkan sempat terjatuh, menginjak jubah mandinya, segera bangkit menyusul kakak kembarannya, melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk mencari tahu siapa pembunuh bayaran tersebut.

“Nyalakan timer, Xiao Zhan. 15 menit.”

Xiao Zhan mengangguk takzim.

“Dan hubungi Maverick, Kafka. Aku akan berbicara dengannya sekarang.”

Kafka segera mengeluarkan telepon genggam, menekan nomor. Nada panggilan tiga kali.

“Halo, Kafka. Ada apa?” Suara Maverick terdengar ramah.

“Tuan Besar hendak berbicara, Maverick.”

“Oh, Yibo. Ada apa? Aku baru bertemu dengannya tiga jam lalu. Sambungkan, Kafka.”

Kafka maju, tangannya sedikit gemetar saat memberikan telepon. Dia belum pernah melihat Yibo marah seperti ini.

Yibo menerima telepon. Memperbaiki posisi berdiri.

“Selamat pagi, Maverick.” Yibo menjawab telepon, berusaha memperbaiki intonasi bicara.

“Pagi, Yibo.”

“Posisimu dimana, Maverick?”

“Di rumah, Yibo. Tepatnya di dapur, menemani Bibi Li menyiapkan makanan. Hei, Li, ada Yibo di telepon.”

Yibo mengeluh dalam hati. Di seberang sana, Maverick justru mengaktifkan loudspeaker.

“Halo, Yibo. Apa kabarmu, Nak?” Suara Bibi Li terdengar ramah.

Yibo menelan ludah, “Kabarku baik.”

“Aduh, Yibo. Aku kaget sekali saat Maverick bilang Sean ikut denganmu ke markas besar. Aku keberatan anakku menjadi petarung seperti ayahnya. Tapi Maverick bilang kamu sendiri yang akan mendidiknya, itu sungguh sebuah kehormatan bagi kami, Yibo. Terima kasih banyak-“ Suara Bibi Li tersendat, dia terharu.

Yibo menyeka pelipis. Ini menjadi rumit. Tapi dia harus segera menyampaikan berita duka itu.

Yibo diam berapa saat. Hingga suasana menjadi canggung.

“Halo, Yibo, kamu masih di sana?” Bibi Li bertanya.

“Iya, aku masih di sini.”

“Ada apa sebenarnya, Yibo? Kenapa mendadak menelepon?” Maverick bertanya, tertawa kecil, “Kita baru saja bertemu tiga jam lalu. Tidak masuk akal jika kamu mendadak rindu padaku.”

“Aku membawa kabar tentang Sean, Maverick.” Yibo bicara.

“Iya, ada apa dengan Sean?” Maverick bertanya.

“Apakah dia sudah sampai di markas, Yibo? Dia menyukainya?” Bibi Li ikut bertanya.

Baiklah. Cepat atau lambat Yibo tetap harus menyampaikan kabar buruk ini. Maka lebih cepat lebih baik, biarlah seperti sembilu, mengiris hati. Pasti perih saat mendengarnya pertama kali.

“Sean telah meninggal, Bibi Li, Maverick. Pagi ini. Tiga jam lalu. Dia melakukan tindakan paling terhormat yang bisa dilakukan oleh seorang anggota Shadow Atlas. Dia adalah anggota Atlas paling hebat. Dia berdiri di depanku, melindungi Tuan Besar-nya dari tembakan sniper jarak jauh. Putra bungsumu telah meninggal-“

Belum habis kalimat itu, Bibi Li sudah menjerit histeris.

***

Percakapan itu berjalan buruk sekali.

Bibi Li terus menerus menjerit tidak percaya, sementara Maverick seperti kehilangan kata-kata, berusaha menenangkan istrinya ─tapi dia sendiri tak kuasa menerima kabar itu.

Yibo meremas jemari. Dia berjanji akan membalasnya. Luka dibalas luka. Nyawa dibalas nyawa. Sebelum Sean dikebumikan, Yibo akan membuat pembunuh itu menyesal telah berurusan dengan Shadow Atlas.

Tujuh menit, Si kembar keluar dari kamar mereka. Lockhart maju patah-patah, membawa gadget. Lorant berdiri dibelakangnya, menunduk.

“Pertama-tama, aku sungguh minta maaf atas kejadian ini, Yibo. Sungguh. Aku dan Lorant  mengaku bersalah─”

“SIAPA SNIPER ITU, LOCKHART!!” Yibo membentaknya.

Lockhart menyerahkan gadget di tangannya, “Sersan Calvin Phazo. Lewat kontakku, satu hari lalu tercatat telah terbang dari California, menuju kota ini. Manifest perjalanannya terkonfirmasi, positif. Dia tiba tadi malam, pukul satu dini hari, dan setelah mendapatkan perlengkapan senjata, dia segera menuju salah satu gedung dekat bandara.

Yibo menatap foto di gadget. Wajah sniper itu terlihat. Laki-laki berusia 45 tahun. Mengenakan seragam militer bekas Casanova. Wajahnya dingin, ada bekas luka di pipi kanannya. Persis seperti pembunuh bayaran yang bisa dibayangkan oleh orang lain.

“Aku mengenalnya,” Xiao Zhan menghela nafas, “Phazo adalah salah satu penembak jitu dari bekas organisasi Casanova, Inggris. Karir militernya mentok di pangkat Sersan saat Casanova bubar, tapi karirnya sebagai pembunuh bayaran moncer tak terkira. Rekornya adalah seratus persen, dari enam puluh lebih korbannya, tidak pernah ada target yang gagal. Kontraknya minimal 5 juta US, tidak ada negosiasi, take it or leave it.

Lockhart mengangguk, “menurut informasi terpercaya, dia dibayar 25 juta dolar oleh Morgan Thiago jika berhasil membunuh Yibo. Lima kali lipat dari kontrak minimalnya.”

“Kalian tahu di mana posisinya sekarang?” Lockhart menggeleng, “Dia boleh jadi berada di mana pun saat ini, Yibo. Mengintai. Menunggu kesempatan berikutnya.”

“Bagaimana dia tahu pesawat Tuan Besar akan mendarat pagi ini? Apakah ada pengkhianat yang membocorkan jadwal mendarat?” Kafka bertanya─ akhirnya ikut dalam percakapan.

“Dia sepertinya tidak tahu persis, Kafka. Dia kemungkinan besar hanya menebak. Tebakan yang akurat. Hanya aku, Yibo, dan Maverick yang tahu pesawat itu mendarat di sana pagi ini. Tapi informan Morgan Thiago jelas tahu bandara tersebut sering digunakan pesawat jet Shadow Atlas. Tapi itu lebih dari memadai, hanya soal waktu, kapan pun pesawat yang dinaiki Yibo bisa terparkir di sana. Dia sabar menunggu─tidak lama, hanya dua-tiga jam, hadiah besarnya datang.”

Kafka mengangguk─itu masuk akal.

Yibo berpikir cepat. Fokus memikirkan bagaimana menghabisi pembunuh itu secepat mungkin. Yibo teringat sesuatu. Cara terbaik menaklukkan sniper adalah dengan memancingnya keluar sekali lagi.

“Apakah hari ini aku ada janji pertemuan dengan seseorang, Kafka?”

“Ada, Tuan Besar. Bertemu Chen Presiden Grings’Corp, di salah satu restoran jalan protokoler.”

Yibo ingat janji pertemuan itu, “Baik. Bocorkan informasi itu secara sengaja, Kafka. Aku ingin Si Phazo ini tahu jika aku akan muncul di sana.”

“Apa yang sedang kamu rencanakan, Yibo?” Xiao Zhan menatapnya serius.

“Menghabisi Si Phazo? Tidak, Yibo. Muncul secara terang-terangan di tempat umum adalah langkah terburuk menghadapi seorang sniper. Kamu harus memikirkan strategi counter sniper. Tidak mencolok, juga mengubah jadwal perjalanan. Menggunakan decoy. Tidak menggunakan pola yang sama─”

“Oh ya?” Yibo berseru memotong kalimat Xiao Zhan, “Lantas kita membiarkan dia mengintimidasi kita? Aku punya rencana, Xiao Zhan. Aku akan menghabisi Si Phazo ini. Aku sudah berjanji kepada Maverick dan Bibi Li, pembunuh itu akan mendapatkan balasan sebelum Sean dikebumikan. Kita akan menjebaknya. Lockhart, Lorant, kalian ikut dalam rencana ini. Kafka, sekali lagi segera bocorkan rencana pertemuan itu, lakukan sebaik mungkin agar tidak mengundang kecurigaan siapa pun. Si Phazo ini jelas akan menyambar informasi itu, dia tidak mau rekornya rusak. Saat dia terlalu percaya diri, kita akan mengajarinya sopan-santun anggota Shadow Atlas.”

Si Kembar mengangguk.

“Detail semua rencana akan kuberikan beberapa saat lagi. Pertemuan bubar.”

Yibo melangkah keluar dari Presidential Suite hotel bintang lima. Yang lain bergegas mengikuti. Meninggalkan Si Kembar yang mengembuskan napas lega. Mereka terduduk di kursi, dan tetap diam di atas kursi itu lima menit kemudian.

***

המשך קריאה

You'll Also Like

1.1M 37.9K 63
𝐒𝐓𝐀𝐑𝐆𝐈𝐑𝐋 ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 jude bellingham finally manages to shoot...
468K 31.6K 47
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...
11.7M 398K 63
Eliana Snow is a sweet, innocent young woman who's about to inherit the family fortune at age 21. Right now her parents' company, bank accounts, and...
192M 4.6M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...