KUMPULAN CERITA PANAS by Robe...

Da RobertoGonzales95

272K 1K 23

Kumpulan Cerita Panas buatan Roberto Gonzales. Khusus 21 tahun ke atas. Altro

Pesta Bujang Liar si Pengantin Pria (1)
Pesta Bujang Liar si Pengantin Pria (2)
Pesta Bujang Liar si Pengantin Pria ( 3 )
Skandal Besar Menjelang Pernikahan (1)
Skandal Besar Menjelang Pernikahan (2)
Skandal Besar Menjelang Pernikahan (3)
Disewa Lionel (1)
Disewa Lionel (2)
Disewa Lionel (3)
- JEREMY MURAKAMI kembali -
Gigolo Biseks Simpanan Mama (1)
Gigolo Biseks Simpanan Mama (2)
Gigolo Biseks Simpanan Mama (3)
CASAMIGOS
CASAMIGOS - PROLOG
CASAMIGOS - 1: Ricardo
CASAMIGOS - 2: Kendall
CASAMIGOS - 3: Arjuna
CASAMIGOS: 4 - Sophia
CASAMIGOS: 5 - Intersection 1A
CASAMIGOS: 6 - Intersection 1B
Suami Yang Disetubuhi Cowok Macho Spanyol
Si Pemuas Satu Kos
Si Pemuas Satu Kos 2
Pacarku Sang Pemuas Satu Geng
Pemuas Suami Si Bos Bule
DRIVER OJOL ARAB PLUS - PLUS
Tubuh Kekar Suamiku Dijadikan Mainan Lima Atasanku (1)
Tubuh Kekar Suamiku Dijadikan Mainan Lima Atasanku (2)
DISETUBUHI TEMAN MACHO ISTRIKU DI PESTA PANTAI BINAL (1)
Disetubuhi Teman Macho Istriku di Pesta Pantai Binal (2)
TUBUHKU DIPINJAMKAN PACARKU DI PESTA LIAR
BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (1)
BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (2)
BODYGUARD "PLUS-PLUS" MODEL GANTENG ITALIA (3)
Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (1)
Piala Bergilir Pesta Seks Tokyo (2)
Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (1)
Di-Double Penetration Di Depan Istri Hamil (2)
PEMUAS PARA PREMAN JALANAN
Memperawani Suami Muda Tetanggaku
Lubang Pemuas Pria-Pria Beristri
Malam Liar Sang Budak Korporat
Takdir Seorang C*mdump
Service Plus-Plus Barber Straight Turki
BULE ONLINE, PEREBUT KEPERJAKAANKU
Napas Buatan Dari Papa Sahabatku
MENGERJAI DADDY KEKAR BERISTRI
Menjebak Sopir Straight Bad Boy
MENJAJAL KEJANTANAN MASSEUR IMPOR RUSIA
LEGENDA SI OTONG MONSTER
MESIN PEMUAS MANTAN DAN GEBETAN
PELARIANKU SEORANG PRIA KEKAR BERISTRI
SI PEMUAS SEKAMPUNG
PEMILIK TUBUH INDAH SI PEMBANTU GANTENG
PELEGA DAHAGA SAHABAT PAPAKU

Salah Kamar, Aku Dapat Sugar Daddy

2.3K 14 0
Da RobertoGonzales95

SALAH PIJAT, AKU DAPAT SUGAR DADDY

by Jeremy Murakami



Namanya Jeffry Wiranata. Ketika kau bertemu dengan dia, kau pasti mengira dia mantan peragawan busana. Dia tampan luar biasa. Usianya 39 tahun. Badannya tinggi dan berotot: 185 cm dan tentu hobinya pergi ke gym. Dia tidak merokok, tidak minum, tidak suka berjudi, apalagi main wanita. Hidupnya hanya bekerja, olahraga, dan keluarga. Itu saja.

Ilustrasi: Jeffry Wiranata


Dia datang dari latar belakang biasa saja. Ayahnya PNS yang sudah pensiun. Ibunya mantan kepala sekolah di sebuah TK di dekat rumahnya. Dan dia adalah seorang lulusan universitas negeri kenamaan di Jakarta di jurusan Manajemen Bisnis dan meniti karir menjadi seorang manajer di perusahaan konglomerat properti dan hotel-hotel bintang lima.

Sebenarnya, awal hidupnya bak drama klise saja. Drama klise apa? Drama klise Korea! Bayangkan saja: pria tampan usia 22 tahun, baru lulus kuliah di universitas negeri bergengsi. Dia berperangai baik, dari keluarga sederhana yang baik-baik, dan seorang pekerja keras. Atasannya menyukai dia. Umur 25, Jeffry dipromosikan menjadi manajer termuda. Di sana dia bertemu dengan cinta sejatinya. Siapa? Anak bosnya! Kurang kolosal apa drama ini?!

Sandra Tedjokusumo namanya. Cantik jelita. Tinggi bak model sampul. Dari SMP tinggal di Singapura, lalu melanjutkan jenjang kuliah sampai S2 di Amerika. Usianya sudah 37 tahun lho meskipun cantiknya bukan main adanya. Lalu, apa gosipnya? Tentu saja Jeffry menyukai Sandra karena uangnya! Tetapi Jeffry bukan seperti itu lho! Jeffry mencintai Sandra apa adanya.

Jeffry mengagumi Sandra. Dia cantik, cerdas, dan berwibawa. Sandra juga menghormati Jeffry sebagai seorang pria. Mereka jatuh cinta. Jeffry sangat mencintai Sandra. Begitu pula Sandra mencintai Jeffry dan ketampanannya. Mereka menikah setahun kemudian dan memiliki hidup yang bahagia. Setidaknya, itu lah yang Jeffry kira. Mereka memiliki seorang anak pria. Kendrick namanya. Kendrick berusia 12 tahun sekarang. Seorang anak yang tampan, rendah hati, dan cerdas di sekolahnya. Seperti mimpi saja, kadang Jeffry berkata-kata di hatinya. Apa hidup bisa lebih indah dari ini semua?


[ … ]


Ilustrasi: Jeffry Wiranata


Ternyata Jeffry baru sadar kenyataannya. Hidup tak selalu semulus pantat montok balita. Jeffry mengira hidupnya sudah sangat bahagia. Sandra sedang berada di salah satu properti mereka di Singapura. Kendrick sedang sibuk bersekolah di Jakarta. Sedangkan Jeffry memutuskan untuk datang satu hari lebih cepat dari jadwalnya untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka ke-13 di Singapura.

Jeffry tentu saja mempunyai kartu akses penthouse mereka di Singapura. Dari Bandara, dia menelpon dengan What'sApp call dan mencari tahu dimana Sandra berada.

"Aku lagi perjalanan ke Johor Bahru buat mengecek proyek kita disana, Pa," jelas Sandra, terdengar sibuk. "Kamu jadi ke Singapura besok kan, Pa?"

"Iya, Ma," Jeffry berbohong. "Kamu enggak menyetir sendiri kan, Ma? Ada Mr. Tan Chee Hau disana?"

"Mr. Tan yang menyetir kok, Pa," Sandra terdengar seperti tersentuh karena suaminya benar- benar perhatian pada dirinya. "Lagian Johor Bahru kan dekat. Sekitar dua jam. Tidak masalah walaupun Mama menyetir sendiri."

"Nanti kamu capek, kan kasihan kamu, Ma," Jeffry menjelaskan. "Lagian ribet kan menyetir lintas negara begitu."

"Iya , Pa."

"Jadi kamu nanti sampai rumah di Orchard malam ya, Ma?"

"Iya."

Jeffry tersenyum lega. Dia berpamitan untuk mematikan panggilannya dan bergegas menuju penthouse mereka di kawasan elit Orchard. Dia menelepon party planner untuk mengurus catering makan malam mereka yang mewah dan memesan bunga untuk menghias penthouse mereka menjadi tempat yang romantis untuk merayakan malam anniversary mereka. Di dalam taxi, tak henti-hentinya Jeffry tersenyum membayangkan betapa bahagianya istrinya melihat apa yang akan dia siapkan nanti saat pulang ke penthouse mereka.


[ … ]


Ilustrasi: Jeffry Wiranata


40 menit perjalanan dari Bandara Changi, Jeffry tiba di kawasan apartemen miliknya di Orchard. Jeffry bergegas menuju tower tempat penthouse-nya, menaiki private lift menuju propertinya di lantai paling tinggi. Dalam sekejap, dia sudah berada di depan pintu penthouse nya. Dia membawa menarik kopernya, tidak sabar menyiapkan kejutan untuk Sandra.

Jeffry meraih kartu masuk penthouse nya di dompetnya, membuka pintu depan, dan bergegas masuk ke pintu keluarga. Dari sana, Jeffry menarik kopernya untuk membawa baju-bajunya masuk ke kamar. Kamar mewah itu dilengkapi teknologi sound proof. Jeffry tentu tidak sadar dan langsung membuka pintu kamar mereka tanpa menyalakan lampu kamarnya.

Seketika itu, kakinya lemas. Dia jatuh tersungkur ke tanah. Dia tidak mempercayai apa yang dia lihat. Di sana, Melisa, istrinya yang masih cantik dan seksi di usia 51 tahun, sedang tidur terlentang dengan pakaian kantor dan lingerie yang sudah berserakan di tanah. Di atasnya, seorang pria yang masih muda, terlihat seperti keturunan Amerika Latin atau mungkin Spanyol, dengan kulit putih namun sedikit tanned, rambut gelap pendek dengan model kekinian, hidung mancung, alis tebal, dan badan yang sangat berotot seperti seorang trainer gym, sedang menggenjoti vagina istrinya tanpa ampun. Sandra terlihat sangat menikmati disetubuhi lelaki muda tampan itu sampai-sampai tidak menyadari pintu sudah terbuka dan suaminya telah melihatnya.


Ilustrasi: Jeffry Wiranata


Dari kegelapan, Jeffry masih bisa melihat pantat pejal pria Latin itu membantu kontol jumbo yang dia miliki keluar masuk vagina Sandra. Jeffry kehabisan kata-kata. Di Anniversary Day pernikahan mereka... Istrinya sedang digauli seorang pria Latin muda di properti mereka sendiri... Impian dan kebahagiaan Jeffry hancur seketika saat itu juga. Dia merasa dirinya konyol. Mana mungkin dia bisa sebahagia itu selamanya... Mana mungkin hidup seindah itu selamanya? Dia menangis seperti orang bodoh... Air mata meleleh di matanya. Ingus meleleh di hidungnya. Dia berteriak karena keputus asaannya. Wajah tampannya menjadi saksi bagaimana hancurnya hatinya. Dia berteriak dan terus berteriak tanpa henti dalam tangisan hatinya. Hancur sudah semuanya...

Sandra yang menyadari kedatangan suaminya itu seketika sadar dan mendorong kejantanan pria Latin muda tampan itu dari vaginanya. Dia berteriak ke pria muda itu.

"Please leave now!"

Pria itu panik lalu bergegas mengambil bajunya yang berserakkan di lantai lalu berusaha pergi dengan keadaan telanjang tanpa sehelai benang pun dari kamar itu.

"I'm so sorry," pria itu berusaha menenangkan Jeffry sebelum pergi. "I don't know this. I don't know that she has a partner or something."

LEAVE NOW!" Sandra berteriak ke pria Latin muda itu.

Dalam kepanikan, pria muda itu langsung pergi.

Jeffry marah. Dia marah sekali. Badannya kuat dan tidak kalah berotot karena hobinya berolahraga di gym. Tetapi, dia bukan pria yang suka melakukan kekerasan. Jeffry bukan orang seperti itu! Dia tetap dia dan berusaha mengatur perasaannya. Tetapi, dia sadar dia tidak bisa berhenti menangis dan terus berteriak putus asa.

Sandra menutupi tubuh telanjangnya yang penuh peluh dengan sekenanya memakai selimut. Dia malu suaminya melihat tubuhnya yang baru saja digauli pria lain.

"Pa..." ucap Sandra ikutan menangis. "Tolong maafkan Mama, Pa... Tolong maafkan, Mama..."

Jeffry tidak menggubris. Jeffry tidak menoleh ke wajah istrinya sama sekali. Dia terus berlutut. Dan menangis kencang-kencang, seperti meminta ampun pada dunia. Seperti meminta belas kasihan pada dunia kenapa bisa sekejam ini… Kenapa dia bisa sebodoh ini? Kenapa dia bisa berpikir dia bisa sebahagia seperti beberapa menit lalu selamanya?

Hati Sandra pun hancur. Tidak pernah terbesit sekalipun dalam hidupnya sejak 13 tahun lalu menikahi Jeffry bahwa Jeffry akan menangis. Jeffry bukan laki-laki yang mudah menangis. Bahkan, di hari pernikahan mereka dia tidak menangis. Tetapi, hari ini Jeffry menangis seperti anak kecil dengan berlutut di depannya. Jeffry tidak memukul Sandra. Jeffry tidak membentak Sandra. Dia hanya menangis seperti meminta ampun. Dan itu yang sangat menyakitkan bagi Sandra. Kalau bisa memilih, Sandra ingin Jeffry melampiaskan kemarahannya pada dirinya. Tetapi Jeffry malah hanya menangis tragis dan tidak menyakitinya...


[ … ]


Sandra menyesal. Dia baru sadar dia telah kehilangan pria terbaik di dunia. Dia telah berusaha melakukan apapun yang bisa dia lakukan untuk membuat pernikahan mereka kembali. Mereka pergi ke konselor pernikahan. Berkali-kali. Tetapi hasilnya sama. Jeffry sudah menyerah. Hari itu, semua mimpi Jeffry sudah hancur di Singapura.

Jeffry tetap berperilaku biasa setelah hari itu. Setelah air matanya sudah benar-benar habis, Jeffry berhenti menangis. Jeffry bahkan tetap menerima party planner masuk ke penthouse mereka membawa makanan mewah dan bunga-bunga untuk menghiasi kamar mereka. Bahkan saat itu ada Sandra disana.

Jeffry juga tetap mengajak Sandra makan wagyu steak yang luar biasa nikmat dengan caesar salad kesukaan Sandra dari restoran dengan 3 bintang Michelin di Singapura itu. Jeffry juga menyalakan lilin, menyetel musik romantis Shania Twain kesukaan Sandra di balcony penthouse mereka yang menghadap pemandangan lampu-lampu di gedung-gedung di kota Singapura. Tetapi, Jeffry cuma diam saja. Tatapannya kosong. Matanya sudah tidak sanggup menangis. Dia cuma diam seperti orang gila. Dan Sandra semakin hancur hati. Tidak henti-hentinya Sandra menangis dan meminta maaf ke suaminya yang luar biasa baik dan tampan di usianya yang ke- 39 itu di depannya. Tetapi Jeffry cuma diam... Dia bahkan diam selama enam bulan ke depan. Sampai akhirnya Jeffry mengajukan gugatan cerai ke Sandra di pengadilan.


[ … ]


Setelah mendengar gugatan cerai itu, Mario, sahabat dekat Jeffry yang merupakan pewaris bisnis chain rumah sakit terbesar di Indonesia mendatangi Jeffry ke kantornya. Mario berteman akrab dengan Jeffry sejak dia menikahi Sandra 13 tahun lalu. Mario sendiri berusia 2 tahun lebih muda dari Sandra dan merupakan teman Sandra dari kecil.

"Bro, apa loe sudah gila menceraikan Sandra begitu saja?" Mario bertanya. "Kita bicara yang masuk akal ya. Gue bakal keras sama elo karena gue peduli sama elo. Apa yang mau elo lakukan di usia begini tanpa istri dan pekerjaan? Lo pikir Om Sanusi tidak akan menendang elo dari perusahaan?"

Sanusi Tedjokusumo adalah mertua Jeffry dan ayah kandung Sandra. Dia adalah komisaris utama perusahaan Jeffry dan Sanda bekerja.

"Masalahnya tidak semudah itu, bro."

Jeffry menjawab ogah-ogahan. Dia tidak mau banyak bercerita soal keluarganya terlalu dalam.

"Gue kenal elo banget selama 13 tahun ini," si Mario berbicara tulus. "Dan gue sudah menganggap elo yang sahabat gue meskipun gue lebih lama kenal sama si Sandra. Oleh karena itu, gue mau elo cerita sama gue."

"Cerita apa?" jawab Jeffry.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Jeffry mendesah pelan.

"Itu yang gue tidak bisa cerita, bro."

"Bro, lihat mata gue baik-baik," Mario memaksa gue memandang matanya dengan memegang kepala gue dan memposisikan kepala gue menghadap dia. "Elo tahu gue enggak akan bocor. Gue sumpah mati deh. Elo cerita sekarang."

Jeffry percaya pada Mario, lalu mendesah pelan.

“Sebenarnya, enam bulan lalu, gue mempergoki Sandra tidur dengan cowok lain di Singapura."

"So?"

"So?" Mario jadi emosi. "Loe denger enggak sih gue bilang apa? Dia selingkuh sama cowok bule muda di saat hari anniversary gue sama dia yang ke-13! Bayangin, 13 tahun kami menikah, bro!"

"Sebentar bro," ucap Mario tersentak kaget. "Jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa?" tanya Jeffry semakin emosi.

"Jangan-jangan elo enggak pernah tidur sama cewek lain semenjak elo menikah sama si Sandra?"

"Ya enggak lah!" Jeffry menjawab Mario dengan geram. "Elo kira gue suami apaan?"

"Ya kalau dia selingkuhin elo dengan cowok bule muda, elo balas aja ngewe sama cewek Rusia yang masih muda dan bohay," jawab Mario ngasal. "Gue punya banyak kontak buat cariin elo cewek buat dipake. Serahin deh sama gue!"

Jeffry tertampar. Dia tersadar. Apakah memang seperti ini cara mainnya? Dia sudah 13 tahun ini menjadi seorang CEO di perusahaan konglomerat ini dengan uang dan segala keglamoran yang ada. Tetapi, dia baru sadar. Ternyata dia yang naif.

"Jangan kayak anak kemarin sore lah, bro," si Mario berkata serius. "Perselingkuhan itu lumrah dengan kehidupan yang kita miliki. Kita tidak bisa memungkiri kemudahan untuk mendapatkan segala yang kita mau. Makanya, jangan salah fokus dan menangisi keadaan aja. Loe harus bangkit."

Jeffry sadar sekarang apa yang terjadi. He's not made for this. Dia tidak ditakdirkan berada di lifestyle yang seperti ini.


[ … ]


Jeffry mengambil saran Mario dan memilih bangkit. Tetapi caranya berbeda

6 bulan kemudian, Mario pun datang ke sidang terakhir perceraian Jeffry dan Sandra untuk men- support Jeffry. Ketika hakim sudah ketok palu dan semua penonton, saksi dan semua yang bertugas pergi, Mario menghampiri Jeffry dan memeluknya.

"Kalau ini yang elo putusin, gue dukung bro... Dan gue bangga sama elu," ujar Mario tulus.

Jeffry berterima kasih ketika mereka selesai berpelukan.

"Hubungi gue kalau elo ada perlu sesuatu," sahut Mario. "Dan gue bener-bener kagum dengan apa yang elo lakuin buat ngelindungi Sandra."

Jeffry mengangguk, lalu mengantar Mario pergi ke parkiran mobil Rolls Royce-nya. Setelah Mario pergi, Jeffry menuju ke mobil BMW-nya untuk kembali ke hotel.

Waktu Jeffry sampai di depan mobilnya, Jeffry melihat Sandra menunggu mantan suaminya di sana. Sandra menghampiri Jeffry lalu memeluk dia kuat-kuat. Jeffry juga membalas memeluk dengan hangat.

"Maafkan Mama, Pa," Sandra masih menangis.

Mereka juga tetap memanggil satu sama lain Mama dan Papa karena bagaimanapun mereka tetap akan menjadi Mama dan Papa Kendrick, anak mereka. “Sudahlah, saya sudah maafkan kamu, Pa..."

Sandra melepas pelukannya lalu memandang mantan suaminya itu dalam-dalam.

"Kamu beneran tidak mau tinggal di salah satu rumah kita, Pa?"

"Aku mau tinggal di hotel saja," jawab Jeffry. "Biar enak kalau aku harus ke kantor bekerja."

Hubungan mereka sebenarnya masih terjalin baik. Bahkan Pak Hakim memuji ini adalah perceraian paling damai yang pernah beliau saksikan. Mereka sudah memutuskan berbagai banyak hal melalui negosiasi.

Mereka akan menerapkan sistem co-parenting untuk mengasuh Kendrick, anak mereka. Senin sampai Jumat, Sandra yang mengasuh Kendrick. Sabtu dan Minggu, Kendrick tinggal bersama Jeffry. Sandra juga memutuskan untuk tidak meminta tunjangan anak sepeser pun. Tentu saja karena dia berasal dari keluarga salah satu orang terkaya di Indonesia. Dan Jeffry tidak meminta sepeser pun harta Sandra meskipun mereka tidak memiliki perjanjian pra-nikah. Jeffry memberikan semua properti dan kendaraan mewah atas namanya selama pernikahan kepada Sandra. Sedangkan penthouse mereka di Orchard dihibahkan atas nama Kendrick, dan Sandra memperbolehkan Jeffry memakainya.

Namun, Sandra tidak hanya tinggal diam dalam rasa bersalahnya. Dia meminta Jeffry tetap bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarganya dan memberikan saham sekitar 2,5% atas nama Jeffry Wiranata. Ada sebuah mobil BMW yang selama ini kesayangan Jeffry juga diberikan secara paksa untuk Jeffry. Dan sesuai permintaan Jeffry, Sandra memberikan sebuah kamar President Suite di salah satu hotel mereka untuk ditempati Jeffry tinggal.

"Sebenarnya aku tidak enak meneruskan pekerjaan sebagai CEO itu."

"Kenapa Pa?"

 

“Aku tidak mau orang-orang mengira aku masih mengharapkan uang dari keluargamu."

"Jangan bicara seperti itu, Pa."

"Aku juga mau ke rumah Papamu nanti," ucap Jeffry menjelaskan lagi. "Selama ini aku sibuk dengan kesedihanku sendiri sampai tidak meminta maaf padanya tentang semuanya. Dan selama ini, Papa juga tidak pernah datang ke persidangan. Aku tahu dia sibuk, tetapi maksudku, aku mau minta maaf..."

"Sudahlah, Pa," Sandra menyela. "Aku sudah menceritakan semuanya. Dia sudah berterima kasih sekali kamu tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di persidangan. Dia sangat menghargai. Tetapi dia tidak siap bertemu denganmu. Dia malu..."

Sandra terisak. Jeffry yang tahu kesedihan Sandra memegang pipinya lalu mencium dahinya.

"Sudah lah, Ma..."

Sandra terisak lebih keras. Jeffry memeluknya agar dia merasa lebih baikan.

"Aku akan selalu mencintaimu, Pa," Sandra melepaskan pelukan Jeffry lalu memandang matanya kuat-kuat.

Jeffry mengangguk, lalu berbisik pelan, "Iya, aku tahu."

1 tahun proses perceraiannya, Jeffry tahu Sandra memang mencintainya. Tetapi Sandra jauh mencintai seks terlebih dahulu daripada mencintai dirinya. Sandra berasal dari keluarga kaya yang bisa memiliki segalanya. Dia dibesarkan di luar negeri dan tinggal lama di Amerika. Dia sadar betul Sandra mencintai dirinya. Tetapi mereka berbeda. Gaya hidup mereka berbeda. Jeffry hanya seorang pria sederhana. Uang tidak mengubah dirinya. Dia hanya seorang laki-laki dari keluarga sederhana dengan lifestyle yang simpel dan nilai serta norma masyarakat Indonesia selalu dipegang olehnya. Dia tidak bisa mengubah dirinya.

Jeffry juga tetap mencintai Sandra. Tetapi dia sudah tidak bisa berbohong kalau semua mimpinya telah hancur begitu saja. Dia pikir biarlah dia menanggung hancurnya mimpi ini seorang diri...

"Aku juga akan selalu mencintaimu, Ma." bisik Jeffry pelan, lalu mencium kening Sandra sejenak. 

Lalu, Jeffry memeluk Sandra untuk bersandar di dadanya.


[ … ]


Ilustrasi: Jeffry Wiranata


Bagaimana kehidupan Jeffry setelahnya? Sibuk... Dia menyibukkan setiap Senin sampai Jumat dengan pekerjaan kantor siang dan malam. Jam enam pagi dia bangun, lalu mencuci muka, menyikat gigi, dan pergi ke gym di dalam hotel yang selalu sepi di pagi hari. Dia melatih ototnya selama satu jam tiap harinya. Pukul 07.30 dia kembali ke kamar untuk meminta room service menyajikan menu khusus berupa makanan sehat dan buah-buahan. Dia lalu mandi dan datang paling pagi di kantornya. Pukul delapan pagi sampai delapan malam dia bekerja, kadang meeting di luar, atau me-lobi kolega bisnis di restoran, tempat golf, dan tempat-tempat lain. Kadang-kadang, sepulang kerja dia bertemu dengan Mario di kafe atau mall, lalu pulang untuk tidur.

Di hari Sabtu pagi, dia menjemput Kendrick ke rumah Sandra di kawasan Menteng. Biasanya mereka pergi ke mall, taman bermain, atau kadang-kadang mengambil weekend getaway ke Singapura, Bangkok, atau Hong Kong. Lalu, di Minggu malam dia mengantar Kendrick kembali ke rumah Mamanya.

Kendrick sekarang sudah berusia 13 tahun dan masuk SMP. Terkadang dia harus sibuk dengan tugas sekolah atau kegiatan lain dan tidak bisa bertemu Jeffry. Namun, Jeffry memahami sekali dan tidak memaksa. Biasanya waktu weekend seperti itu dia gunakan untuk bersantai di kamar atau memanggil tukang pijat.

"Besok Kendrick mulai Summer Program-nya ke Los Angeles, Pa," jelas Melisa ketika mereka tak sengaja bertemu di kantor. "Jadi mulai weekend ini sampai bulan depan Papa istirahat saja."

"Saya antar Kendrick ke bandara saja ya, Ma?"

"Tidak usah, Pa," jawab Melisa. "Saya sudah menyuruh supir untuk mengantar kami. Soalnya penerbangannya jam 12.15 malam. Mereka naik Cathay Pacific dan transit Hong Kong. Saya juga kebetulan harus ke Hong Kong. Sekalian saja saya booking tiket yang sama dengan Kendrick dan teman- temannya."

"Baiklah kalau begitu."

Jeffry terlihat merenggangkan otot-ototnya.

"Papa kecapean ya?"

"Iya," Jeffry menjawab. "Mungkin saya mau pijat malam ini."

"Saya suruh Bu Jum ke hotel ya?"

Bu Jum adalah langganan pijat Jeffry dan Melisa saat mereka tinggal bersama. Jeffry diam- diam rindu juga dengan pijatan Bu Jum.

"Oh, boleh tuh, Ma."

"Oke, nanti Papa tunggu saja di kamar ya."

Jeffry mengangguk.


[ … ]


Ilustrasi: Rafael


Namanya Rafael. Iya, nama malaikat. Dia tidak punya nama belakang. Soalnya dia itu anak yang ditinggal ibunya di Panti Asuhan. Namanya Rafael dan usianya 3 bulan. Begitu kata surat yang ditinggal bersama tubuhnya dan beberapa pakaian butut di depan pintu panti asuhan di Bandung. Kelihatannya sih orang tua Rafael orang Tionghoa karena kulitnya putih dan matanya sipit.

Mengadopsi anak di Panti Asuhan itu tidak semudah yang dibayangkan di TV atau cerita fiksi. Peminatnya juga tidak banyak. Pada akhirnya, banyak anak yang menjadi dewasa dan terpaksa meninggalkan panti asuhan karena keterbatasan kamar. Seperti itu juga nasib Rafael. Usianya sekarang 21 tahun dan harus meninggalkan panti asuhannya di Surabaya untuk mengadu nasib di kejamnya ibukota.

Awal Rafael tiba di Terminal Kampung Rambutan, tas butut yang dia bawa berisi baju-baju seadanya dari panti dijambret. Semuanya raib. Rafael cuma bisa menangis dan menunjuk tasnya yang dibawa lari preman. Tidak ada yang menolongnya. Dia cuma luntang-lantung di jalanan, tidak tahu kemana dan kelaparan.

Seorang waria berpakaian menor yang kebetulan ada disana iba melihat Rafael dan menanyakan apa yang terjadi. Namanya Mami Tasya. Rafael menceritakan kalau dia dari panti asuhan di Surabaya, tidak punya uang sama sekali, dan baru saja kecopetan. Waria itu membawa Rafael pulang untuk tinggal bersamanya. Rafael yang tidak punya pilihan ikut saja dengan ajakan ibu itu tanpa ragu.

Ternyata waria itu merupakan mami panti pijat khusus pria dan gay yang melayani layanan pemijat pria, baik di tempat atau panggilan. Karena iba dengan Rafael, waria ini berbaik hati dan mengajari Rafael cara pijat dan memintanya khusus melayani tamu yang khusus pijat murni saja. Rafael yang masih polos dan cuma lulusan SMP karena keterbatasan dana di panti asuhan itu menurut saja. Beruntung dia masih diberi makan dan tempat tinggal, kan?

Tetapi, setelah tiga bulan, Rafael ternyata sama sekali tidak berbakat dalam pijat memijat. Pijatannya selalu terlalu lemah atau terlalu keras, sampai-sampai tamunya semua marah-marah setelah mendapatkan pelayanannya. Mami Tasya yang awalnya iba juga kehabisan kesabaran juga.

"Aduh, cyin, ye ini udah tiga bulan masih aja enggak bisa mijat bener!" Mami Tasya menyemprot ketika Rafael cuma bisa menunduk murung. "Kalau kayak begini pelanggan-pelanggan eke yang pada pergi gara-gara ye!"

"Udah Mi, suruh layanin pijat plus-plus aja," celetuk salah seorang pemijat kemayu disana jengkel. "Dese kan cakep banget. Pasti laris meyong tuh."


Ilustrasi: Rafael


“Jangan, Mami," Rafael mengiba. "Saya mohon, tolong biar saya belajar lagi. Saya bakal berusaha lebih keras, Mi."

"Aduh, eke kasih tahu ye ya, kalau di Jakarta kagak bisa ye pilih-pilih gitu," si pemijat kemayu itu menjelaskan. "Di sini itu serba keras. Mental ye harus ditempa. Kalau ye layanin pijat plus-plus kan ye dapat uang lebih. Kan enak. Iya, gak, Mi?"

"Bener kata si Mince, Raf," Mami Tasya. "Ye harus bisa bertahan. Kan eke gini biar ye juga bisa punya masa depan di mari… Ye bisa dapat duit lebih. Ye enggak bakat nih cyin buat mijet. Kalau kata eke ya, ye layanin pijat plus-plus aja. Toel toel dikit, isep-isep, selesai deh!"

"Tapi, Mi..."

"Udah enggak usah tapi-tapian! Kalau ye nolak terus, eke usir ye dari sini!" ucap si Mami Tasya mengancam. "Eke harap ye tahu ini buat kebaikan ye sendiri. Ye tidak bisa hidup tanpa duit di Jakarta! Ye harus nemuin apa yang ye mampu kerjain."

Rafael cuma tertunduk ketakutan.

"Raf, gini deh. Eke bakal cariin ye khusus tamu-tamu elit dulu. Eke prioritasin ye. Biar ye nyaman kalau tamunya enak. Jadi, ye bisa terbiasa deh."

Rafael cuma bisa berpasrah.

"Oh ya, ada satu lagi," si Mami Tasya menegaskan. "Yang penting pas ngisep kontol itu, ye jangan sampai kena gigi."


[ … ]


Ilustrasi: Jeffry Wiranata


Jeffry tertidur sebentar, tidak sadar sudah hampir jam sembilan. Untung dia sudah terbangun. Jam sembilan, Bu Jum akan datang untuk memijat Jeffry.

Ponsel Jeffry di meja di sebelah kasurnya berbunyi. Satu pesan baru dari Sandra.

Sandra Tedjokusumo:

Pa, nanti yang pijat anaknya Bu Jum ya. Bu Jum-nya lagi kurang enak badan.

Anaknya juga sama enaknya kok, Pa. Mama pernah.

Ini anaknya baru otw.

Suara bel kamar berbunyi. Jeffry mengernyitkan dahi. Kok baru on the way sudah main sampai saja anaknya Bu Jum. Jeffry memakai yang terbiasa tidur dengan hanya memakai boxer, langsung memakai bath rope dan membuka pintu.

Begitu membuka pintu, Jeffry kaget kenapa yang datang seorang pria. Pria itu terkejut memandang Jeffry, lalu memandangi sekujur tubuh kekar Jeffry secara malu-malu. Jeffry melihat wajahnya. Chinese? Kok anak Bu Jum bisa putih kayak Chinese? Masa Sandra nyaman dipijit anak laki-laki Bu Jum?


Ilustrasi: Rafael


Jeffry memandang menyelidik. Pria muda di depannya ini tampan. Cuma pakaiannya sangat sederhana. Dia memakai kaos hitam polos, celana jeans, dan sepatu Converse butut. Sebenarnya wajah Rafael sangat tampan. Coba saja kau beri Rafael uang dua juta untuk pergi berbelanja di Zara, Uniqlo, atau H&M. Pasti, dia langsung dikira model instagram. Kulitnya putih bersih mulus. Hidungnya mancung kecil. Mulutnya tipis dan berwarna merah merona. Matanya yang sipit dilengkapi bulu mata yang lentik. Alisnya tebal. Lalu, badannya cukup tinggi, 175 cm, dengan otot alami karena dia harus banyak memakai fisiknya selama tinggal di panti asuhan.

"Maaf Pak, Bapak yang meminta jasa pijat untuk malam ini ya?" tanya Rafael ragu-ragu.

"Oh iya," Jeffry baru sadar dia mengamati wajah Rafael terlalu lama. "Silakan masuk."

Rafael masuk pelan-pelan. Ini pertama kalinya dia masuk ke sebuah hotel. Apalagi, hotel bintang lima seperti ini. Dia memandang Jeffry lekat-lekat. Diam-diam, dia mengagumi Jeffry. Jeffry terlihat seperti umur 30-an karena badannya masih bugar. Padahal, Mami Tasya sempat bilang kliennya usianya hampir 60 tahun. Kenapa wajahnya masih sangat tampan dan badannya tinggi berotot begini? Tingginya sekitar 10 cm lebih tinggi dari Rafael yang selama ini juga sebenarnya merasa dirinya lebih tinggi dari kebanyakan orang yang dia temui. Apalagi, Jeffry memakai I putih yang sedikit pendek sehingga Rafael bisa melihat kakinya yang besar kokoh dan lengannya yang tercetak kekar ditutupi jubahnya.

"Kamu mau minum sesuatu?"

"Tidak usah, Pak," balas Rafael menolak malu-malu.

"Santai saja," jawab Jeffry memandang Rafael sambil tersenyum. "Mau Coca Cola ya?"

"Fanta saja kalau Bapak tidak keberatan."

Jeffry mengambil sebuah Fanta merah kaleng kecil dari kulkas, lalu memberikannya pada Rafael.

"Nama kamu siapa?"

Rafael menerima minuman itu dengan sopan dan berterima kasih.

"Nama saya Rafael, Pak."

Rafael meneguk Fanta nya pelan-pelan.

"Usia berapa?"

"21 tahun."


Ilustrasi: Jeffry Wiranata


Jeffry mulai membuka bath rope-nya, memamerkan tubuhnya yang rajin ditempa di gym. Perutnya six pack dan dadanya berotot. Rafael sadar Jeffry adalah pria yang macho dan berotot.

"Saya tunggu sambil berbaring ya?" sahut Jeffry bertanya. "Kamu selesaikan minum kamu dulu tidak apa-apa."

Rafael mengangguk dan menunduk sambil malu-malu.

"Sudah lama memijat, Rafael?"

"Baru 3 bulan, Pak."

Jeffry jadi kehilangan ekspektasi. Kenapa Sandra bilang pijatan anak ini enak, ya? Padahal dia masih baru.

Rafael terlihat sudah menyelesaikan minumnya, tetapi Jeffry sadar sepertinya Rafael masih mengundur-ngundur mulainya pijat.

"Lho, ada apa?" tanya Jeffry yang bingung dengan kegugupan Rafael. "Ada yang salah?"

"Oh, tidak," jawab Rafael menjadi takut Jeffry marah. "Bapak mau saya lepas celananya sekarang?"

"Apa?" tanya Jeffry bingung karena Rafael sudah memakai boxer saja.

“Saya telanjangi sekarang ya, Pak?” tanya Rafael sekali lagi.

Sebenarnya, Jeffry tidak ada sedikitpun kecurigaan karena dia mengira Rafael ini jelas-jelas anak Bu Jum. Tetapi, Jeffry jadi bingung kenapa dia disuruh telanjang, ya? Apa gara-gara sama-sama laki-laki? Selama ini, Rafael sering dipijat oleh Bu Jum. Tentu saja dia tidak telanjang. Apa Rafael biasa memijat dengan metode telanjang, ya? Jeffry berpikir sambil bertanya-tanya.

"Kamu bawa handuk kecil?" tanya Jeffry.

"Wah maaf, tidak Pak."

Jeffry mengernyitkan dahi. "Saya tidak apa-apa sih kalau telanjang. Kamu nyamannya bagaimana?"


Ilustrasi: Rafael


Rafael semakin tertekan, lalu menjawab asal, "Saya akan lakukan semua yang Bapak mau."

"Hah?"

Jeffry jadi bingung jawaban Rafael, lalu terkekeh. Dia pikir anak ini agak aneh juga. Dia lalu melepas boxer-nya tanpa ragu. Seketika itu juga, Rafael langsung disuguhi pemandangan gagahnya kemaluan Jeffry. Rafael dibuat terkagum-kagum melihat kejantanan Jeffry. Ini pertama kalinya dia melihat kejantanan pria lain. Dan rudal Jeffry terlihat sangat besar dalam keadaan yang masih tertidur lemas. Warnanya pink bersih dan dihiasi jembut tipis. Diam-diam Rafael bergidik membayangkan rudal itu akan memasuki tubuhnya nanti.

"Kenapa?" Jeffry tertawa melihat reaksi Rafael.

"Besar sekali penis Bapak," jawab Rafael polos.

Jeffry tertawa seketika. Dia yang tidak ada bayangan soal apa yang akan terjadi menganggap ini lucu. Jeffry sudah terbiasa mendapatkan reaksi atas kontol jumbonya dari teman-temannya sejak remaja.

"Masa sih, coba lihat kalau punya kamu," Jeffry yang biasa bercanda seperti ini bersama teman- temannya lalu meraih kontol Rafael yang masih terbungkus lemas di dalam sempaknya, lalu mengocoknya pelan-pelan seperti yang dia lakukan saat remaja kepada teman-temannya. "Punya kamu juga lumayan juga…"

Rafael cuma tersenyum kecut. Dia memandang Jeffry dengan pasrah. Dia semakin yakin hari ini keperjakaannya akan terenggut. Gilanya lagi oleh seorang pria.

Jeffry cuma cengengesan. Entah kenapa, dia nyaman dengan Rafael. Kelihatannya dia anak baik - baik. Lalu, meskipun usianya sudah termasuk pria dewasa, dia merasa Rafael masih polos.

"Ayo, kapan nih aku dipijit? Aku udah pasrah telanjang begini." ucap Jeffry menggoda, tidak ada maksud apa-apa sebenarnya.

"Ba... Baik, Pak."


[ … ]


“Kurang keras, Raf..."

Si Rafael memulai dengan kaki si Jeffry. Jeffry yang sudah terbiasa pijat dan tahu apa yang dia mau terus membimbing Rafael untuk melakukan ini dan itu.

"Nah, kayak gitu. Naik dikit lagi."

"Baik, Pak," jawab Rafael patuh.

Jeffry jengkel juga. Kok begini kata si mantan istri pijatannya enak sih? Rafael dari tadi cuma memegang-megang dan mentowel-towel kakinya. Sama sekali tidak ada tekanan. Kelihatan sekali dia kurang jam terbang dan kurang berbakat memijat.

"Lho sebelumnya kamu kerja apa, Raf?"

"Sebelumnya saya membantu Ibu saja, Pak."

Ibu yang dimaksud adalah ibu panti, sebenarnya. Jeffry jadi bingung dong.

"Lho, emang ibu kamu punya kerjaan lain selain mijat?"

Rafael lalu menjawab cepat, "Oh, ini ibu yang di kampung."

Jeffry makin bingung lagi. Apa ibu Rafael ada dua? Bu Jum sama siapa? Tapi Jeffry memutuskan untuk tidak mengejar pertanyaan itu. Dia takut informasi itu terlalu sensitif.

"Ayo dong, yang lebih kuat lagi. Masih muda kok sudah loyo," Jeffry berusaha menggoda. "Yang ganas dong."

Jeffry bermaksud soal tekanan di kakinya. Tetapi, Rafael mengira soal hal lain. Apa Pak Jeffry sudah meminta dia langsung mengeksekusi seksnya? Kata Mami Tasya cukup towel-towel sedikit, lalu menghisap kontol jangan sampai kena gigi?

Jeffry lalu menerima sebuah pesan di ponselnya.

Sandra Tedjokusumo:

Pa, maaf. Anaknya Bu Jum juga berhalangan. Saya atur besok ya?

Jeffry kaget, lalu meminta Rafael menghentikan pijatannya dengan panik.

"Raf, sebentar!" ucap Jeffry segera berbalik, lalu menutupi rudal dahsyatnya dengan tangannya meskipun tidak bisa seutuhnya karena begitu besarnya.

Rafael yang melihat Jeffry meminta menyudahi pijatnya dan menutup rudalnya langsung panik luar biasa. Apa Pak Jeffry marah? Apa Pak Jeffry kecewa karena aku tidak segera-segera memulai inisiasi seks? Bagaimana kalau Mami Tasya mengusirku?

"Pak, maaf… Tolong, Pak… Maafkan saya…" ucap Rafael mengiba. "Baik, Pak… Saya mulai sekarang juga."

Jangan sampai kena gigi. Itu yang diingat Rafael terus. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, langsung memasukkan rudal besar Jeffry ke mulutnya.

“Ahhhhh…” kata Jeffry berteriak keenakan. "Apa yang kamu lakukan, Raf?"

“Maafkan saya, Pak!"


Ilustrasi: Rafael


Rafael lalu memakai lidahnya yang basah dan hangat untuk menjilati rudal gagah Jeffry. Jeffry yang sudah lama tidak menerima sentuhan dari orang lain langsung terangsang begitu hebatnya. Apalagi, sentuhan pada kejantanannya begini.

Rafael dengan semangat 45 memuluti rudal Jeffry dengan perlahan tapi pasti. Di pikirannya hanya agar dia bisa memberikan kenikmatan ke pria gagah di depannya ini. Dia jilati sekujur rudal besar itu, dari ujung ke ujung, melewati lubang kencingnya, hingga turun ke kedua testisnya. Semuanya tidak luput dari sapuan lidah hangat dan basah Rafael.

“Aaaahhhh… Oooohhh… Aaaahhhhh..” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Jeffry saat ini. 

Jeffry tidak sanggup berbicara lagi. Pikirannya tidak bisa memproses apa yang sedang terjadi. Ini pertama kalinya seorang pria mempermainkan kontolnya begini. Rafael menjilati lubang kencing Jeffry perlahan dan secara sensual. Jeffry mengerang-erang keenakan. Precum mengucur deras di sana. Rafael merasakan asin dan gurih dari air mani Jeffry. Tetapi, dia tidak berhenti. Rafael terus menyergap rudal dahsyat jantan milik Jeffry dengan kenikmatan. Sekarang, gantian kedua buah telur Jeffry yang mendapatkan servis kenikmatan Rafael. Dia jilati perlahan-lahan kedua testis yang besar dan berat itu karena sudah lama sekali tidak tersalurkan.

Jeffry sudah tidak perduli lagi. Di depannya ini sekarang ada kenikmatan besar yang harus dia salurkan. Rafael adalah satu-satunya jalan. Pria muda tampan di depannya ini akan dia pakai untuk menyalurkan hasratnya yang sudah lama terpendam.


{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]

 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

"Pak… Enak, Pak," begitu saja yang bisa diucapkan Rafael sambil mendesah kenikmatan. "Ampun Pak..."

Mendengar itu semua, Jeffry kegirangan. Dia bangga bisa memberikan kenikmatan ke pria muda tampan di depannya itu. Jeffry lalu tersenyum dan turun membuka celana Rafael sampai dia telanjang bulat di depannya. Dia melihat kontol Rafael yang cukup besar berwarna pink dan disunat ketat. Ada sedikit jembut tipis di sekitar pangkal kejantanannya. Jeffry ragu-ragu sebentar, tetapi dia langsung menginisiasi jilatan pertama. Seketika itu juga, Rafael langsung merintih kenikmatan.

"Ohh, Pak..."

Jeffry tersenyum, lalu memandang mata Rafael sambil mengocok rudal Rafael yang begitu menggoda.

"Mau aku masukkan ke mulutku?" ucap Jeffry menggoda.


Ilustrasi: Jeffry Wiranata


Rafael mengangguk-angguk lemah. 


{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

“Gila kamu," ucap Jeffry sambil tertawa, lalu melumati mulut Rafael yang masih sedikit bau air maninya. "Mulutmu bau sperma."

Jeffry tertawa lepas. Rafael masih memandang Jeffry dengan tatapan polos.

"Bapak mau menyetubuhi saya sekarang?"

Jeffry malah tertawa terbahak-bahak. Lalu mencium bibir Rafael lagi. Dia menarik Rafael berbaring dan bersandar di dadanya lalu menyuruhnya berbaring.


Ilustrasi: Rafael


"Kamu masih muda sudah jago banget main di ranjang sih?" tanya Jeffry sambil tertawa. "Kamu sudah sering banget ya?"

"Ini baru pertama, Pak," jawab Rafael malu-malu, tidak berani memandang mata Jeffry.

"Bohong banget," goda Jeffry.

Jeffry menoleh ke arah pantat mulus telanjang Rafael.

‘Pantat kamu montok banget," Jeffry meremas pantat pejal Rafael, lalu tangan kirinya mengocok rudal besarnya. "Saya jadi pengen coba. Tapi saya tidak ada kondom nih. Saya sudah lama tidak begituan."

"Saya bawa kondom, Pak," ucap Rafael, pergi sebentar mengambil kondom dari celananya. "Tadi saya dibawain kondom waktu datang kesini."

Jeffry tertawa dengan kepolosan Rafael yang bercerita semuanya, "Kalau gitu, boleh nih saya pakai pantat kamu?"

"Boleh, Pak."

"Sebentar dulu, ya. Saya itu sudah 40 tahun," ucap Jeffry menjelaskan. "Gak bisa sekuat kamu soal seks. Ini aja penis saya belum berdiri penuh."

Rafael yang mendengar itu langsung berinisiatif menjilati puting Jeffry. Jeffry terkekeh lalu mulai menikmati jilat-jilatan Rafael. Jeffry mengerang-erang keenakan. Dia menarik wajah Rafael, lalu melumati mulut Rafael habis-habisan.

"Boleh aku menyetubuhimu sekarang?"

Rafael mengangguk, lalu berbisik, "Pelan-pelan ya, Pak. Ini pertama kali buat saya."

Jeffry tertawa tergelak.

"Sudah berapa orang yang kamu bilang seperti itu?"

“Saya serius, Pak," jawab Rafael nervous. "Ini pertama buat saya."

Jeffry memandang mata polos Rafael lekat-lekat. Sekarang, Jeffry mulai percaya. Dia memandang mata Rafael dalam-dalam, lalu tersenyum dan mengangguk.

"Saya akan memasuki kamu pelan-pelan."

Jeffry memasang kondom di kejantanannya, lalu mengarahkan tubuh Rafael pada posisi missionary. Dia mengecup dahi Rafael sebentar, lalu turun ke mulutnya. Dilumat bibir Rafael dalam-dalam, lalu dia mengeluarkan lidahnya, mengharap Rafael menerimanya masuk. Lidahnya ditanam ke dalam mulut Rafael. Lalu, perlahan-lahan, diarahkan rudal pejalnya yang sudah meradang ke ujung lubang pembuangan Rafael. 


{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]
 

 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

 

"Penuh, Pak," ucap Rafael sambil mengerang-erang meskipun Jeffry belum menggerak-gerakkan kontolnya di dalam. "Rasanya lubang saya tersentuh oleh kontol Bapak di semua sisi."

"Saya gerakkan ya?" Jeffry bertanya hati-hati.

"Silahkan, Pak…"

{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA


"Keluarkan di mulut saya, Pak!" jawab Rafael. "Saya juga mau keluar!"

"Kalau gitu jangan ditelan dulu ya nanti!" ucap Jeffry membuat instruksi.

Jeffry mencabut rudal kejantanannya dari lubang pembuangan Rafael, lalu melepas kondomnya. Dia mengocok kejantanannya di depan mulut Rafael. Saat pejuhnya keluar, Rafael langsung maju dan menghisap rudal Jeffry kuat-kuat.

{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

 

Jeffry lalu kembali berdiri dan mendekati wajah Rafael. Mereka saling bercumbu dan berbagi pejuh di mulut mereka hingga saling bercampur. 

{ SENSOR }

( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]
 

CUPLIKAN SELANJUTNYA

"Gila. Ini tadi benar-benar hot. Tidak pernah saya melakukan hal segila ini," ucap Jeffry sambil tertawa, lalu membalikkan badannya memandang Rafael yang sedang memandangnya.


"Ini juga pengalaman pertama yang luar biasa bagi saya, Pak..."

Jeffry lalu mengecup bibir Rafael lembut.

"Ini juga pengalaman pertama saya dengan sesama pria," ucap Jeffry.

"Yang benar, Pak?"

"Iya," jawab Jeffry sambil tertawa terkekeh. "Makanya, saya kaget waktu kamu tadi mengisap kontol saya. Pertama-tama, saya tentu hendak berontak. Tetapi, lama-lama nafsu saya ikutan naik. Saya sudah lama tidak bercinta sejak bercerai tahun lalu. Tadi tuh saya mau bilang ternyata kamu salah kamar sepertinya..."

"Apa, Pak? Salah kamar?" Rafael langsung bangun dari tidurnya, terlihat begitu terkejut. "Apa kata Bapak tadi?"

"Iya... Saya memang mau pijat. Tetapi, mantan istri saya bilang orangnya tidak jadi datang."

"Lalu, siapa yang seharusnya saya pijat?" tanya Rafael kaget.

"Mana saya tahu..." jawab Jeffry sambil menaikkan pundaknya.

Rafael langsung berdiri dan beranjak dari kasur.

"GAWAT!" Dia berteriak, lalu terisak. "MAMI TASYA PASTI MARAH! SAYA PASTI DIUSIR!"


"Hei," ucap Jeffry berusaha menenangkan. "Ada apa?"

"Saya harus pergi, Pak!" ucap Rafael mulai terisak menangis lalu mencari-cari bajunya yang berserakkan di lantai. "Saya harus mencari tamu saya... Saya harus segera melayaninya... Kalau tidak saya bisa diusir Mami..."

Jeffry lalu bangkit dari ketelanjangannya lalu memeluk Rafael kuat-kuat. Rafael menangis sekarang. Jeffry tahu ada yang tidak beres... Rafael menangis tidak karuan......


[ … ]



Di ranjang Jeffry, dalam ketelanjangan mereka berdua, Rafael menceritakan segalanya. Jeffry menyuruh Rafael berbaring di dadanya yang kekar dan menceritakan kenapa dia menangis histeris. Rafael lalu mulai bercerita soal dirinya yang mantan anak panti asuhan… Soal kecopetan yang dia alami di Terminal... Soal pekerjaannya menjadi pemijat yang gagal... Bahkan, sampai soal tugas pertamanya melayani nafsu pria hidung belang hari ini... Namun, karena kesalahannya membaca nomor kamar, Rafael malah melayani Jeffry di sini.

"Sekarang Mami pasti sudah mendengar kalau saya tidak datang ke kamar tamu saya dan pasti akan mengusir saya," jelas Rafael sambil menangis.

Jeffry mencium kepala Rafael pelan, lalu berbisik. 

"Maafkan saya, ya. Saya malah menyetubuhi kamu. Padahal keadaan kamu seperti ini," ujar Jeffry pelan. "Saya benar-benar tidak tahu."

Rafael lalu duduk dan berbalik memandang Jeffry di belakangnya. Dia memandang mata Jeffry lekat-lekat.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya jujur sangat bersyukur Bapak menjadi orang pertama yang memakai tubuh saya… Bapak orang baik, dan saat bapak menyetubuhi saya, saya merasa aman... Saya merasa dihargai..."

Jeffry lalu mengecup bibir Rafael. Entah apa yang dia alami sekarang ini. Dia sama sekali bukan homoseksual. Tetapi, entah kenapa, saat pertama kali bertemu Rafael, ada sebuah kerinduan di hatinya untuk bisa melindunginya.

"Maaf Pak, saya harus pergi," ucap Rafael setelah melepas kecupan bibir Jeffry di mulutnya. "Saya harus mencari tamu saya. Setelah itu, saya harus segera pulang ke rumah Mami Tasya."

"Rafael, tunggu, saya mau bicara..."

Rafael memandang Jeffry lagi.

"Ada apa, Pak?"



( UNTUK MEMBACA CERITA LENGKAP TANPA SENSOR, SILAKAN MEMBACA DI KARYAKARSA.COM/READING4HEALING ATAU MEMBELI VERSI PDF DI WHAT'SAPP 0813-3838-3995 / TELEGRAM: READING4HEALING )

[ ... ]

PANDUAN MEMBACA VERSI LENGKAP:

Salam Pembaca yang Budiman,

Jeremy Murakami datang dengan sebuah cerita baru nih. Kalian punya 3 opsi untuk membaca karya ini:

1. Melalui What'sApp ke 0813-3838-3995
Silakan mengirim pesan ke What'sApp tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin. File PDF akan dikirimkan melalui e-mail atau langsung via What'sApp, tergantung permintaan pembaca.

2. Melalui Telegram ke @reading4healing / https://t.me/reading4healing
Silakan mengirim pesan ke Telegram tersebut dan melakukan pembayaran langsung via transfer Bank BCA / Mandiri yang akan disampaikan admin.

3. Melalui KaryaKarsa
Nanti akan ada versi pdf yang wajib kalian download setelah melakukan dukungan, ya. Tolong langsung di-download karena menghindari ketidaknyaman di masa mendatang. Setelah di-download, file PDF itu sudah ada di ponsel Anda dan bisa dibaca kapan pun juga.
Pembaca bisa search di laman pencarian dengan ID: reading4healing.
Kalau pencarian dari aplikasi tidak bisa muncul, kalian harus membuka via web seperti Google Chrome atau Safari, lalu ketik karyakarsa.com/reading4healing dan follow terlebih dahulu. Setelah itu, kalian bisa membuka di aplikasi di bagian orang yang kalian follow.

Nama file di KaryaKarsa adalah: SPADSD_JM

Maaf apabila nama file dibuat singkatan. Ini agar menghindari pemblokiran akun KaryaKarsa terhadap cerita bertema dewasa.
 

Bila ada pertanyaan, bisa hubungi via What'sApp ke admin Reading4Healing di: 0813-3838-3995
 

Terima kasih atas dukungan & antusiasme pembaca sekalian dengan karya-karya saya selama ini.
Semoga pembaca sekalian mendapatkan kesehatan dan kelimpahan rezeki dari Tuhan yang melimpah.
 

Salam sayang,
Jeremy Murakami

Continua a leggere

Ti piacerà anche

609K 21.3K 51
For both the families, It was just a business deal. A partnership, that would ensure their 'Billionaire' titles. And to top it all off, they even agr...
Falling For My Wife Da Shivani

Romanzi rosa / ChickLit

2.7M 109K 62
Sidharth Karthikeya Roy, a dangerous and powerful businessman who is a ruthless CEO of Roy group. He got entangled in an arranged marriage with Megha...
84.3K 1K 40
I've never been good at writing, but I've been reading a lot lately and I wanted to just try it out. I'll try to not be a writer who just leaves you...
6K 163 13
(YES IT IS ANOTHER ONE) Shadow: Broken.. Crying... Hurt.. What do i mean? Well... Möbius's hero, Sonic The Hedgehog, is dead.. There was a sudden f...