Selamanya [Sudah Terbit]

By LaksmiDAP

411K 21.1K 1.9K

Salmira membenci Ronan. Lelaki itu pernah menorehkan luka dalam hatinya di masa lalu. Sayangnya takdir memper... More

Perkenalan
Bertemu Sahabat Mama
Mantan
Di Luar Prediksi
Kita Bisa Berteman?
Gak Perlu Temuin Gue Lagi
Belum Move On?
Good Idea
Pengganggu
Big Boss
Rumah Sakit
Menyemai
Memahami Perasaan
Merajut
Kotak Kenangan
Penyesalan Ronan
Deep Talk, Curi Dengar
Ketahuan
Janji Ronan
Break Up
She is Mine
Tidak Berpihak
Penguntit
Bawa Salmira Kembali
Bantuan Orang Tua
Mama Dareen
Satu Malam
Luluh?
Princess Lala
Cinta Lama
Bajingan
Dilema
Ada Apa dengan Ronan?
Jangan Bersedih Salmira
De Javu
Dua Lelaki Galau
My Heart
Butuh Waktu
Wedding Day
First Day
Apartment Kita
Sedih Tak Berujung
Suami dan Sahabat
LDR
Selamat Datang Cinta yang Baru
Hallo
Author Menyapa
Pre Order SELAMANYA
Ada Yang Baru
Selamanya bertemu Rony

Pertemuan

7.8K 484 13
By LaksmiDAP

"Sal, Mama mau ngomong," ucap Mama Salmira sembari mengupas bawang putih.

Salmira mengalihkan pandangannya dari drama yang ia tonton di laptopnya ke wanita yang duduk di seberangnya itu.

"Nonton ya nonton aja, ngupas bawang ya ngupas bawang aja," protes mamanya.

"Cuma mau ngomong itu?"

"Mama mau kenalin kamu sama anaknya Tante Una, kamu mau kan?"

Salmira menjeda series yang ditontonnya sejenak, meletakkan pisau dan bawang merah yang ia kupas di atas meja makan.

"Mama mau jodohin aku sama anaknya Tante Una?"

"Gak jodohin, Sal. Kenalan doang. Lagian kamu kaya gak berpotensi buat dapetin pacar, siapa tahu nyambung sama dia," sahut mamanya membuat Salmira mendengus.

"Gak berpotensi gimana sih Ma? Aku gak laku banget ya di mata Mama?"

"Lagian kamu sibuk kerja sama nonton drama doang, kapan bisa dapet pacar? Besok kan kamu libur, Mama mau ajak kamu main ke rumah tante Una."

Salmira mendengus. Akan susah membantah mamanya. Wanita itu sungguh keras kepala. Keinginannya susah ditentang.

"Yaudah lah terserah Mama. Tapi kalau aku gak cocok sama orang itu, jangan dipaksa ya?"

"Iya kenalan dulu aja," ucap Mama Salmira meyakinkan.

🌻

Salmira mematut dirinya di cermin. Memastikan kembali bahwa make up tipis di wajahnya aman. Kemudian ia mengecek pakaiannya.

"Udah, Sal?" Tanya mama Salmira sembari memasuki kamar gadis itu. Sesaat kemudian ia berdecak melihat penampilan Salmira.

"Kita mau main ke rumah tante Una, bukan mau anter catering. Ganti baju kamu," ucap mama wanita itu saat melihat pakaian Salmira. Gadis itu mengenakan kaos lengan panjang berwarna krem yang dipadukan dengan celana denim abu-abu.

Salmira berdecak, "terus aku harus pake baju apa Ma?"

Mama Salmira ikut berdecak saat melihat isi lemari Salmira. Nyaris semua baju gadis itu terlihat lusuh. Tidak ada pakaian layak yang bisa digunakan untuk bertemu seorang lelaki.

"Gajian besok, beli baju baru ya Sal. Duitmu jangan dipake jajan doang. Bajumu buluk semua," gerutu Mama Salmira sembari memilih pakaian di lemari Salmira.

"Bella!" panggil Mama Salmira pada adik bungsu Salmira.

"Kenapa, Ma?" Sahut Bella dari dalam kamarnya.

"Kamu pinjemin dulu kakak kamu itu baju yang paling bagus. Pakaiannya buluk semua."

"Baju Bella mana muat di aku Ma," tukas Salmira sembari menyusul mamanya ke kamar Bella.

"Muat lah, Kak," sahut Bella.

Meskipun masih duduk di bangku sekolah, tubuh Bella bisa dibilang yang paling bongsor diantara kakak-kakaknya. Jadi tidak heran, ukuran bajunya bisa sama dengan Salmira meski jarak usia mereka terpaut tujuh tahun.

"Gak mau gue pake dress ya. Awas lo," protes Salmira ketika Bella sibuk memilihkan pakaian untuknya.

Kemudian gadis itu mengeluarkan blouse berwarna beige dengan kancing besar di depannya. Juga celana kulot putih, untuk membuat kaki Salmira terlihat lebih jenjang.

"Ini sebenernya mau aku pake ngedate. Tapi gapapa buat Kak Salmira aja," ucap Bella sembari menyerahkan pakaiannya pada Salmira.

"Gue getok lo ya, ngedate-ngedate. Sekolah dulu yang bener!" Seru Salmira sembari menyambar pakaian Bella, segera menggantinya di kamar itu sebelum mamanya mengomel.

🌻

Salmira tidak heran sama sekali melihat rumah mewah yang ia kunjungi. Penampilan Una saat pertemuan pertama mereka menjelaskan betapa kayanya wanita itu.

Una menyambut tamunya dengan hangat. Lagi-lagi Salmira kagum dengan wajah lembut dan sangat keibuan milik wanita itu. Tutur katanya juga halus. Wanita seperti Una itu bisa dipastikan sanggup membuat lawan bicaranya sungkan karena kelembutannya.

"Ya, ini anak kamu? Cantik sekali," puji Edy, suami Una ketika melihat Salmira.

"Iya Mas," sahut mama Salmira. "Sal, kenalin ini Om Edy suaminya tante Una. Waktu muda dulu kita ini satu tongkrongan."

"Mama anak nongrong juga?"

"Mama kamu dulu tomboy Sal. Gak pernah dia punya rambut panjang. Temen perempuannya cuma Tante Una," ucap Edy menceritakan masa lalu mamanya. Salmira baru mengetahui fakta itu.

"Aku baru tahu kalau mama dulu tomboy," sahut Salmira.

Kemudian mereka berempat larut dalam obrolan. Ralat, hanya bertiga yang asyik mengobrol, Salmira hanya menyimak sembari sesekali menanggapi obrolan itu. Mereka bertiga terlalu sibuk bernostalgia, mana mungkin Salmira paham, dia kan belum tercipta saat itu.

"Maaf ya, Ma, Pa, aku telat," suara lelaki menginterupsi obrolan itu. Lelaki itu terlihat tampan dengan dua kancing kemeja bagian atasnya yang terbuka, ditambah lengan kemejanya yang ia gulung hingga ke siku.

Salmira terdiam, dadanya bak disambar petir. Tidak, bukan karena ketampanan lelaki itu. Tapi karena siapa lelaki itu. Dia adalah orang yang membuat Salmira sadar kalau manusia itu datang dan pergi. Karena lelaki itu juga ia memilih untuk tidak dekat dengan siapapun.

Lelaki itu pun memiliki reaksi yang nyaris sama. Terdiam seperti membeku. Tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan Salmira lagi setelah beberapa tahun.

"Ya, ini Ronan anak kami," ucap Edy sembari memperkenalkan Ronan yang masih berdiri di tempat.

"Ron, ini Tante Cahaya, sahabatnya Mama. Dan ini Salmira anaknya Tante Cahaya," sambung Edy.

Ronan tersenyum sembari mencium tangan Cahaya. Kemudian pandangannya beralih pada Salmira yang masih diam di tempat.

"Apa kabar?" Tanya Ronan sembari menatap wajah Salmira lekat.

Salmira tidak menjawab. Ia pernah berharap untuk tidak dipertemukan lagi dengan Ronan. Salmira pikir harapannya menjadi kenyataan karena mereka tidak pernah bertemu lagi setelah bertahun-tahun. Nyatanya sekarang ia malah berkunjung ke rumah lelaki itu.

"Kalian saling kenal?" Una kebingungan melihat reaksi Salmira yang nampaknya tidak baik-baik saja ketika bertemu dengan Ronan.

"Salmira ini mantan pacarku, Ma," sahut Ronan enteng.

Ketiga orang tua disana bereaksi sama. Terkejut. Bagaimana bisa dunia sesempit ini?

"Ron, seperti yang mama bilang kemarin, mama mau kenalin kamu ke anaknya temen mama. Tapi kalau kalian udah saling kenal, ya bagus dong. Hubungan masa lalu kan bisa diperbaiki," ucap mama Ronan sembari mengelus punggung anaknya.

"Mama pikir kamu gak pernah pacaran, Sal. Ternyata punya mantan seganteng Ronan," seru Mama Salmira.

Salmira tidak menanggapi. Gadis hanya terdiam. Berusaha mencerna apa yang terjadi. Pertemuannya dengan Ronan lagi cukup membuatnya kaget. Salmira bukannya tidak bisa move on dari hubungannya yang telah berakhir bertahun-tahun lalu itu. Hanya saja, ia terlanjur membenci lelaki itu.

"Tante, aku boleh ngajak Salmira ngobrol berdua nggak?" Ronan dengan sopan meminta izin pada Cahaya.

"Boleh, dong," sahut wanita itu penuh semangat.

Salmira tidak menolak, ia mengikuti langkah Ronan berjalan menuju halaman belakang rumahnya. Namun Salmira memilih diam, tidak mengeluarkan suara apapun.

Halaman itu cukup luas, terdapat kolam renang di sana, dan beberapa bean bag warna-warni di pinggirnya. Ronan mendudukkan dirinya pada salah satu bean bag tersebut. Salmira menyusul duduk di bean bag sebelahnya.

"Apa kabar Sal?" Ronan membuka suara setelah hening yang cukup lama.

Salmira bergeming, ia tidak menjawab sama sekali pertanyaan itu. Hatinya masih jengah bagaimana bisa Ronan bersikap biasa saja setelah bertemu dengan perempuan yang pernah dia lukai hatinya.

Salmira mengeluarkan ponselnya, memilih untuk menonton drama kesukaannya yang memiliki jadwal tayang hari itu. Ia enggan sekali berurusan lagi dengan Ronan. Nanti Salmira akan memberitahu mamanya kalau dirinya dan Ronan tidak cocok jadi jangan dipaksa.

Ronan yang merasa diabaikan oleh gadis itu menjadi geram sendiri. Ia meraih ponsel di tangan Salmira secara paksa, membuat gadis di sebelahnya merengut. Kemudian Ronan menyimpan nomor teleponnya di ponsel tersebut. Tidak lupa ia menghubungi nomor tersebut terlebih dahulu untuk mendapatkan nomor Salmira.

"Seneng bisa ketemu kamu lagi, Sal," ucap Ronan.

Salmira berdecak, kemudian meninggalkan lelaki itu. Ia benar-benar muak dengan sosok Ronan.

🌻

Thank you for reading

Jangan lupa tinggalin vote dan komennya ya

See you in the next chapter 💙

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 163K 121
ᶜᵘᵐᵃ ˢᵉᵏᵃᵈᵃʳ ᵇᵘᵃᵗ ᵗᵃᵘ ᵗᵃᵘ ᵃʲᵃ 𝑭𝒐𝒍𝒍𝒐𝒘 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒃𝒂𝒄𝒂 ^•^ Start : 2 Agustus 2020 End : - (masih blm abis cuy) Terkadang beberapa orang t...
154K 15.3K 27
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
2.7K 109 8
- Pepatah genggaman adalah nyata. Jangan terlalu kuat, nanti dia terjerat. Jangan terlalu lemah, nanti kamu kalah. Benar bahwa jangan berlebihan dala...
569K 57.6K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...