When Princess Falls In Love [...

By rivy_reinza

216 31 0

"Jennie, hentikan." "Gak! Jennie gak bakal berhenti sampai Niel maafin Jennie!" "Jennie, hentikan." "Gak! Jen... More

Bab 1: Hidup di Antara Kemewahan
Bab 2: Di Balik Pintu
Bab 3 : Jejak yang Tertinggal
Bab 4: Jejak yang Dilacak
Bab 5: Mr. Popular
Bab 6: Saint Lucia's Crown Prince?
Bab 8: A Year Gone By ...
Bab 9: I Promise You!
Bab 10: Yang Penting Bareng Daniel
Bab 11: Anak Manja
Bab 12: Tanpa Nama Keluarga Avallo

Bab 7: Golden Retriever Princess

18 3 0
By rivy_reinza

Jennie reflek menyentuh hidungnya setelah melihat foto Daniel yang terpampang di layar ponselnya.

Oh, gue kira gue mimisan.

Jennie mematikan layar ponselnya. Jennie memutuskan untuk belajar dan pergi ke ruang belajar eksklusif miliknya.

Jennie merasa tidak kuat kalau harus melihat foto Daniel lebih lama lagi.

...

Keesokan paginya, Jennie bangun dengan perasaan bahagia dan sangat bersemangat.

Jennie sangat bahagia karena dirinya baru saja mengganti tas sekolahnya dengan tas baru beserta gantungan kuncinya.

Suasana hati Jennie yang terang benderang dan sangat menyilaukan itu terasa oleh semua penghuni mansion.

"What's making you so happy, dear?" tanya William.

"Ah?" Jennie memiringkan kepalanya karena bingung dengan pertanyaan ayahnya.

"You seem really happy," ujar William.

"Do I?" tanya Jennie sambil mengunyah makanannya. William tidak begitu ketat soal aturan 'dilarang berbicara saat makan'.

"Yeah, your eyes always light up whenever you're happy."

Jennie mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya menjawab, "Aku baru aja ganti tas baru, Dad."

"Oh? Do you need any extra allowance?" tanya William sambil tersenyum tipis.

Jennie menggelengkan kepalanya dengan kuat, "Uang jajan yang Daddy kasih ke aku gak pernah aku abisin, belum lagi uang jajan dari Mommy."

William tertawa mendengar ucapan putrinya.

"Why? I don't think your allowance is that much," jawab William sambil terkekeh pelan.

William sangat serius dengan perkataannya, dirinya merasa bahwa putrinya layak untuk menerima semua hal terbaik yang ada di dunia. William sangat tidak keberatan jika Jennie seperti putri teman-temannya yang hobi berbelanja barang mewah.

Jennie tersenyum.

Meskipun Jennie memang tidak pernah membandingkan uang jajannya dengan siapapun, Jennie tahu betul, uang jajan dari ayahnya saja sudah merupakan angka yang sangat besar bagi sebagian besar orang.

"Thank you, Dad, tapi enggak usah. Ini bukan tas mahal kok, Dad," jawab Jennie.

William melirik Robert-kepala pelayan di mansion ini.

Robert maju selangkah, tersenyum tipis dan berkata, "Itu benar-benar bukan barang mewah, Tuan. Nona kemarin hanya meminta tas sederhana dengan gambar golden retriever kecil beserta gantungan kunci yang juga bergambar Golden Retriever, Tuan."

Padahal, risleting tas Jennie dan gantungan kuncinya terbuat dari logam mulia, yaitu emas. Tapi mereka semua otomatis mengabaikan fakta itu.

William mengangguk dan kemudian bertanya kepada Jennie, "Kenapa putri ayah tiba-tiba suka Golden Retriever?"

"Golden Retriever itu ... lucu," jawab Jennie sambil tersipu samar ketika gambaran seseorang malah muncul di benaknya.

William mengangguk setelah mendengar jawaban Jennie.

"Dad, aku berangkat ke sekolah dulu, ya!"

William mengangguk meskipun sebenarnya ia ingin berbicara lebih banyak topik lagi bersama putrinya. Sungguh kesempatan yang langka untuk bisa berbicara santai seperti ini bersama putrinya di tengah jadwalnya yang padat.

Apakah aku harus menyumbang uang lebih banyak lagi ke sekolahnya, untuk membuat jam masuk di sekolah putriku menjadi lebih siang? pikir William di dalam hatinya.

...

Beberapa hari berlalu semenjak hari itu, tanpa sadar, kini Jennie telah mengumpulkan begitu banyak benda dengan gambar Golden Retriever.

Dari hanya tas dan gantungan kunci, kini Jennie punya hoodie, jepit rambut, bando, kalung, gelang, ikat rambut, cincin, sepatu, casing ponsel, botol minum, set alat makan, dan set alat tulis, yang semuanya memiliki gambar Golden Retriever.

"Jen, lo kesurupan Golden Retriever, ya?" celetuk Darsha.

Jennie memutar bola matanya malas.

Ngaco, mana ada orang yang kesurupan Golden Retriever?

"Iya, sumpah. Ya, lucu sih, Jen ... tapi ga semuanya lo ubah jadi Golden Retriever juga, Jen," ujar Laura.

"Kenapa emangnya?" tanya Jennie bingung.

"Lo dikasih julukan 'Golden Retriever Princess' sama fans lo," jawab Darsha.

Bukannya terlihat kesal, Jennie malah tersenyum lebar dan terkekeh pelan.

"Eh, itu apaan ya, kok di sana rame banget?" tanya Cynthia.

Jennie, Darsha, dan Laura langsung melihat ke arah yang Cynthia lihat.

Darsha langsung memanggil siswa yang lewat dan terlihat akan menuju ke daerah itu.

"I-Iya?"

Siswa itu terlihat sedikit gugup.

"Di sana ada apaan, ya?" tanya Darsha.

"Oh, di sana ada hasil ujian masuk angkatan kita, ranking pararel," jawab siswa itu, wajahnya terlihat lega ketika tahu bahwa Darsha hanya menanyakan hal itu.

Mata Jennie berbinar ketika mendengar ucapan siswa tersebut.

"Oh, thank you," jawab Darsha sambil mengangguk.

Siswa itu juga mengangguk kemudian berjalan pergi menuju tempat itu.

"Eh, ke sana, yuk?" ajak Jennie.

Dalam benak Jennie, peringkat pararel akademik sama dengan informasi terbaru mengenai Daniel. Dirinya tidak mungkin melewatkan kesempatan itu.

"Ngapain? Nanti juga di-upload ke forum sekolah." ucap Laura.

"Ya ... pengen tahu aja," jawab Jennie.

"Yuk, gue juga jadi kepo, kira-kira gue peringkat berapa, ya?" ujar Darsha.

Jennie, Darsha, Laura, dan Cynthia berjalan bersama menuju papan pengumuman.

"Gak keliatan," gumam Jennie.

Jennie merasa semakin kesal, tubuhnya sebenarnya tidak terlalu pendek, tapi siswa-siswa yang di depannya kebetulan lebih tinggi dari dirinya.

Siswa yang berada di depan Jennie melirik ke belakang, meskipun suara Jennie kecil, dia masih bisa mendengar sebagian.

Hah? Semuanya Golden Retriever? Jangan-jangan ...?

Siswa tersebut tiba-tiba saja menarik temannya ke samping, Jennie akhirnya bisa melihat papan pengumuman.

Jennie melirik ke arah siswa tersebut kemudian berkata, "Thanks," sambil mengangguk pelan.

Siswa tersebut mengangguk.

Jennie melihat siswa tersebut tak lama kemudian membisikkan namanya ke siswa disebelahnya, tapi Jennie tidak terlalu peduli soal itu.

Jennie kemudian melihat ke papan pengumuman. Matanya langsung melihat ke arah peringkat sepuluh teratas yang sangat eye-catching.

Tidak seperti peringkat kesebelas hingga peringkat terakhir (yang hanya mencantumkan nama, kelas, dan nilai mata pelajaran utama beserta rata-rata nilai), pengumuman sepuluh peringkat teratas dibuat secara berbeda karena terdapat foto siswa juga di sana.

Jennie mengerjapkan matanya beberapa kali.

Kecuali nilai bahasa yang hanya dikurangi dua poin, serta nilai sosiologi yang dikurangi empat poin, nilai matematika, fisika, kimia, biologi, sejarah, ekonomi, dan geografi Daniel mendapatkan nilai penuh.

Tanpa keraguan, Daniel mendapatkan peringkat pertama dengan jarak nilai rata-rata yang cukup besar dengan peringkat kedua, yaitu sekitar tujuh poin lebih banyak.

"Keren banget," gumam Jennie sambil menatap rincian nilai Daniel.

"Wow, Jen! Lo peringkat dua puluh satu!" seru Darsha terkagum-kagum.

"Hah?" Jennie kemudian mencari ke daerah peringkat yang dikatakan oleh Laura, begitu juga dengan Darsha dan Cynthia.

"Buset! Gue aja cuma peringkat enam puluh delapan," ujar Laura.

"Bersyukur lo, Ra! Gue peringkat seratus tiga puluh tujuh, nyimak," kata Darsha sambil memanyunkan bibirnya.

"Makanya belajar!" ujar Laura.

"Sibuk, hehehe," jawab Darsha sambil nyengir. Laura memutar bola matanya malas. Cynthia hanya terkekeh pelan mendengar ocehan Darsha dan Laura.

"Lo peringkat berapa, Cyn?" tanya Laura.

"Tiga sembilan," jawab Cynthia.

Jennie tidak ikut bercakap-cakap bersama ketiga temannya karena dirinya sekarang sedang terlalu fokus dengan pikirannya sendiri.

Jennie tidak merasa senang meskipun dirinya mendapatkan peringkat yang terbilang sangat baik di antara ratusan murid.

Sebenarnya, peringkat Darsha bahkan bisa dikategorikan sebagai peringkat yang sangat baik, kategori lima belas persen teratas.

Tapi Jennie tetap melihat ke arah nilainya dengan tatapan tidak puas.

Jelek banget? Nilai gue terlalu jelata kalau dibandingin sama nilai Daniel yang bangsawan!

Continue Reading

You'll Also Like

692K 20.3K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...
1M 33.4K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...
521K 39.4K 45
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
2.1M 98.9K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...