FAKE MARRIAGE [ Complete ]

By oishielmo

35.4K 2.8K 226

Muak karena terus disuruh ibunya kencan buta dalam rangka pencarian jodoh, Wang Yibo nekat pura-pura mengaku... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18 πŸ”ž
Part 19 πŸ”ž
Part 20
Part 21
Part 22 πŸ”ž
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26 πŸ”ž
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30 [ end ]
Fake Marriage update di KaryaKarsa

Part 9

1K 134 8
By oishielmo


Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ^^

oishielmo

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Bicara soal Simon Gong, lelaki itu lebih banyak berubah melebihi Wang Yibo. Simon yang biasa dirangkul lelaki berbadan kekar, sekarang membentuk tubuhnya menjadi kekar dan merangkul kekasihnya yang ... entah yang ke berapa, Xiao Zhan tidak tahu berapa mantan kekasih Gong Jun.

"Ngomong-ngomong," Gong Jun menatap Wang Yibo dan Xiao Zhan bergantian, "kalian pernah top to bottom dan sebaliknya?"

Dua lelaki yang ditanya saling tatap. Wang Yibo menjawab, "Belum." Xiao Zhan menjawab, "Sudah." Secara bersamaan. Lalu kembali bertukar tatapan.

"Belum atau sudah?" tanya Zhang Zhehan.

"Sudah," jawab Wang Yibo. Di waktu yang sama Xiao Zhan menjawab, "Belum."

Dua lelaki yang bertanya dibuat bingung. Sementara yang ditanya tampak salah tingkah. Terutama Xiao Zhan. Dia tahu arti dari top to bottom. Sementara Wang Yibo tidak. Lupakan soal top to bottom. Keduanya saja belum pernah melakukan ... itu. Kalau ditanya, sudah pasti Wang Yibo ingin. Tak banyak yang Wang Yibo tahu soal istilah untuk kaum pelangi. Yang dia tahu cuma siapa yang memasuki dan dimasuki, tak peduli posisinya on top atau bottom. Jadi, malam pertama nanti, Wang Yibo memilih menjadi laki-laki sejati bagi Xiao Zhan.

"Sudahlah, lupakan soal bottom to top, karena esok dan besoknya lagi adalah hari pernikahanku," Wang Yibo memeluk pinggang ramping Xiao Zhan agar lelaki itu lebih dekat, "minuman malam ini aku yang traktir."

Topik top to bottom langsung terlupakan. Gong Jun dan Zhang Zhehan berseru senang. Empat lelaki itu kembali memesan minuman.

"Ini kesempatanmu, Xiao Zhan," ujar Zhang Zhehan, merangkul Gong Jun yang setengah mabuk menuju taksi taksi yang mereka pesan. Padahal mobilnya ada di parkiran, Zhang Zhehan cuma khawatir tak fokus mengendarai mobilnya dalam pengaruh alkohol.

Xiao Zhan tahu betul apa maksud lelaki itu. Top to bottom. Xiao Zhan mengangguk. Namun, sebenarnya dia tak tertarik.

Wang Yibo muncul dengan langkah agak sempoyongan menghadapi Xiao Zhan. Dia merangkul pundak lelaki itu sambil melihat Zhang Zhehan membantu kekasihnya masuk dalam taksi, disusul dirinya.

Tinggallah Wang Yibo dan Xiao Zhan di depan pintu masuk kelab malam.

"Zhan Ge ..." Wang Yibo linglung ke depan. Xiao Zhan refleks memeluknya dari belakang agar lelaki itu tidak ambruk di atas aspal dengan posisi telungkup.

"Sudah kubilang, jangan ikut-ikutan banyak minum," tegur Xiao Zhan untuk yang kesekian kali. Dia membawa tangan kiri Wang Yibo untuk dikalungkan di lehernya, sementara tangannya memegang bagian antara pangkal lengan dan badan agar Wang Yibo tidak jatuh.

Wang Yibo tak menjawab kali ini. Bibirnya menahan senyum karena berhasil mengecoh Xiao Zhan dengan pura-pura mabuk agar bisa terus dipeluk. Seperti Gong Jun tadi, lelaki itu cuma pura-pura saja.

"Ayo kita ke kembali ke mobil dulu," ucap Xiao Zhan, membawa Wang Yibo ke tempat parkir yang merupakan gang sepi dijejali barisan mobil.

Sepanjang jalan, satu centi pun Wang Yibo tak ingin menjauh. Tiap satu langkah, hidungnya mengendus aroma tubuh Xiao Zhan. Perlahan berhasil menyalakan sesuatu dalam dirinya.

"Zhanzhan ..." rancau Wang Yibo, semakin memberatkan tubuhnya dalam rangkulan Xiao Zhan ketika posisi mereka tinggal tiga meter di depan roadster-nya.

Xiao Zhan agak kewalahan dengan berat badan Wang Yibo yang bisa dikatakan lebih berat, meski lelaki itu juga tak lebih tinggi darinya. Ada sensasi geli Wang Yibo rasakan tatkala jari-jari Xiao Zhan meraba pinggangnya, mencari kunci mobil. Begitu ketemu, Xiao Zhan perlu perjuangan mendudukkan Wang Yibo dan menutup pintu sebelum ikut duduk di kursi kemudi sambil menghela napas panjang.

Rasa bersalah melintas di hati Wang Yibo, karena sudah membuat Xiao Zhan kerepotan. Tapi mau bagaimana lagi, ini cara agar dirinya dapat merasakan pelukan lelaki itu. Wang Yibo sebenarnya bisa saja meminta, tapi dia tidak ingin terlihat manja di mata Xiao Zhan. Terlepas dia yang sekarang merupakan lelaki dewasa.

Xiao Zhan menengok sekitar, beberapa orang berlalu lalang tampak tak mencurigakan. Menutup pintu, tak lupa kaca jendela.

Wang Yibo ingin menegur Xiao Zhan karena menutup jendelanya, melihat ekspresi serius di wajah manis tampan itu menyalakan mesin, dia urung berucap. Malahan ikut menutup kaca mobil di sebelahnya.

Mobil melaju dari sana dengan kecepatan lumayan. Xiao Zhan sepanjang perjalanan terus menatap ke depan. Di sampingnya, Wang Yibo terus memandang. Jakun lelaki itu bergerak menelan saliva. Mata elangnya fokus menatap sepasang iris coklat dalam keremangan dalam mobil, turun ke hidung mancung, lalu bibir. Wang Yibo menjilat bibir bawahnya tanpa sadar. Meneguk saliva kali ini terasa sulit, diikuti sesuatu dalam rusuk yang mulai berdebar seiring roda mobil yang semakin melaju di atas aspal.

Xiao Zhan ngebut. Menyelip beberapa buah mobil diikuti suara klakson peringatan mobil lain. Wang Yibo merasa dirinya sedang diculik mafia. Asalkan mafianya Xiao Zhan, dia tak keberatan. Malah menunggu diapa-apakan.

Di depan ada tikungan, Xiao Zhan berbelok tajam ke kanan. Tak memasang sabuk pengaman, tubuh Wang Yibo terbanting ke kiri, menubruk tubuh si pengemudi tanpa bisa dikendalikan.

"Zhang Ge stop, aku mau muntah!" seru Wang Yibo.

Ckittt! Mobil dihentikan secara mendadak. Wang Yibo hampir menyeruduk dasbor, tapi tangannya siaga berpegangan. Xiao Zhan sendiri masih tampak tenang. Kebut-kebutan adalah hal biasa baginya, meski dia melakukan itu karena keadaannya terdesak.

"Tahan sebentar." Panik Xiao Zhan, tangannya kelabakan mencari sesuatu dalam dasbor, kantong atau sesuatu. Tapi sebelum dia mendapatkannya.

"Sudah tidak jadi," ucap Wang Yibo, tersenyum dengan pandangan sayu. Ada sesuatu yang berkobar dalam iris gelap itu. Xiao Zhan mampu melihatnya, sesuatu yang bernama nafsu.

Entah mengapa Xiao Zhan tak dapat dibuat jengkel. Apalagi ketika Wang Yibo mencondongkan tubuhnya. Deru berat napas lelaki itu menambah suhu dalam mobil yang tertutup rapat. Angin malam sepoi-sepoi, jadi AC dalam mobil tidak dinyalakan.

"Zhan Ge ...," panggilnya sambil menelan ludah.

Xiao Zhan diam menatap Wang Yibo dalam remang-remang. Tangan kanan si lelaki menyentuh bahu, merayap menuju tengkuk dan mengelusnya sensual turun ke bawah, pada punggung dan pinggang, kemudian melingkar di sana.

Deg deg deg! Debar jantung Wang Yibo mengetuk gendang telinganya Xiao Zhan, membuat jantungnya yang terpenjara dalam rusuk ikut berdebar. Keringat mengaliri pelipis, tangan berkeringat dingin tatkala bibir Wang Yibo tinggal lima centi dengan bibir Xiao Zhan.

Pandangan berkunang-kunang, fungsi pikiran diambil alih naluri. Xiao Zhan menutut saat tangan kiri Wang Yibo menggenggam pergelangan tangan kanannya, membawanya tuk menyentuh suatu gundukan di selangkangan Wang Yibo sebesar kepalan tangan.

***

Sepasang mata dengan iris gelap yang menyimpan siasat terpendam menatap layar ponselnya sambil menyandarkan tubuhnya yang tegap di dinding kaca yang menampilkan kelap-kelip gedung elite yang menyajikan berbagai hiburan malam, dengan julukan Kota Dosa.

Selain foto, ada videonya yang menampilkan gambar sama, seorang lelaki yang sangat dia kenal, keluar dari kelab malam sambil merangkul seseorang.

Wajahnya dingin tanpa ekspresi, ada kilatan dalam matanya, saat bibirnya mengukir senyum timpang meremehkan.

***

Wang Yibo bernapas berat usai ejakulasi, dadanya naik turun, sementara pandangan matanya intens menatap wajah Xiao Zhan. Lelaki itu tersenyum kepadanya dengan sisa cairan bening kental di sudut bibir. Dia bersihkan dengan cara dijilat—yang sangat menggoda di mata Wang Yibo.

"Mau lanjut? tanya Xiao Zhan, matanya menatap lurus Wang Yibo.

"Kau ingin lanjut?" Wang Yibo sudah sangat bersemangat kalau Xiao Zhan ingin lanjut ke tahap berikutnya, paling tidak dia harus menunggu sekian menit lebih untuk bisa ereksi untuk memuaskan ...

"Ya, mungkin kau ingin mengisi perut dulu sebelum pulang."

Pikiran Wang Yibo tentang lanjut untuk 'itu' seketika buyar. Xiao Zhan ternyata memiliki pemikiran yang berbeda darinya.

"Kita bisa pergi ke restoran, atau kedai makanan." Xiao Zhan mengambil sebotol air mineral dalam dasbor dan meminumnya.

Wang Yibo merasa kikuk untuk menjawab. Pikirannya telanjur menjurus ke sana, jadi dia mengangguk saja sambil nyengir dengan ekspresi malu. Oh, dia bahkan lupa mengancingkan kembali celananya sampai-sampai angin dapat membelai kejantanannya. "Aku ikut kau saja, restoran atau kedai atau kafe, aku juga pesan makanan yang sama denganmu," beritahu Wang Yibo sambil mengancingkan celananya.

"Baiklah." Xiao Zhan membenarkan posisi duduk sebelum kembali menghidupkan mesin untuk pergi ke tempat yang dituju.

***

Kedai itu sederhana, tak ada dekorasi di dindingnya yang berwarna biru toska, selain jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Meja kursinya berbahaya kayu, muat empat orang saling berhadapan. Untuk menu, mereka menyajikan masakan oriental.

Sebagai orang Tionghoa, Puyunghai sudah sangat biasa bagi Wang Yibo. Terlebih untuk makan malam di luar dengan orang yang spesial. Tapi Xiao Zhan lain lagi. Dia sangat menikmati telur dadar dengan campuran cincangan halus daging babi dan sayuran itu, dia pesan dengan porsi besar puyunghai.

Wang Yibo pesan menu mengikuti Xiao Zhan, lebih sering menyaksikan lelaki itu makan—ternyata lebih mengasikkan ketimbang menonton video mukbang—itu pun cuma sekali sudah bosan.

Wang Yibo meneguk ludah saat melihat bibir Xiao Zhan menjilat saus kental gurih di sisi bibirnya sambil makan.

Xiao Zhan berujar tanpa menatap Wang Yibo."Jangan memaksakan diri memilih menu yang sama denganku jika kau ingin menu lain."

Wang Yibo ingin 'menu Xiao Zhan'.

"Ah ..." Dia ketahuan tidak berselera menyantap makanannya. Tadinya, Wang Yibo mengira Xiao Zhan akan mengajaknya ke tempat makan yang tidak menyajikan chinese food karena lelaki itu sudah terlalu lama tinggal di Amerika. Nyatanya dia salah. Justru selama di sini, Xiao Zhan akan memuaskan lidahnya dengan chinese food.

Tak ada 'menu Xiao Zhan' untuknya malam ini, jatahnya hanya sebatas di mobil tadi. Hasratnya lapar, tidak ingin perut juga ikut lapar, Wang Yibo kembali memesan menu yang lain pada pelayan—perempuan muda anak si pemilik kedai.

[]

Continue Reading

You'll Also Like

155K 15.5K 27
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
60.9K 5.5K 18
Judul : Orang Tua Tunggal 2 Alternatif : Single Parent 2 Penulis : SanYue_Official Genre : Keluarga, Angst, Hubungan Sesama Jenis, Konten Dewasa, dan...
114K 12.2K 28
Jangan terkecoh dengan judul dan prolognya. Cerita ini sensual dikemas dalam narasi yang menyayat hati. Omegaverse yang disajikan dalam wadah birahi...
4K 649 13
Bukan waktu yang singkat Wang Yibo menjadi seorang Fansite Master. Mengikuti dan membereskan segala hal yang berhubungan dengan artis idolanya, Xiao...