DATING THE COLD HEAD HAZER [E...

Mew_Nu

44.2K 3.2K 58

Forth Jaturapoom adalah Head Hazer yang dingin dan menguasai seluruh Fakultas Teknik di bawah jarinya. Orang... Еще

FROM WINTER
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36 - END

Chapter 25

779 60 1
Mew_Nu


Beam dan Bethy sedang duduk di depan Ronald dan Sherly.

"Ayah... " Panggil Beam.

Ronald meletakkan jari telunjuknya di bibir, menyuruh dia untuk tetap diam. Beam cemberut dan menoleh ke arah Bethy.

"Tunggu yang lain." Ujar Ronald.

Tidak lama kemudian, Forth bergabung dengan mereka bersama David dan Marla.

"Duduklah." Ujar Ronald kepada Forth. David bergabung dengan Ronald, Marla dan Sherly.

Forth duduk di samping Beam dan Bethy. Bethy gugup dan diam, berlawanan dengan sifatnya. Forth memeluk Beam dari samping.

Ronald mengangkat alisnya tapi Forth hanya mengangkat bahunya.

"Kau ingin mengadopsi dia sebagai saudara perempuanmu?" Tanya Ronald.

Forth mengangguk.

"Kenapa? " Tanya Marla.

Bethy menggigil karena nada dingin Nyonya Marla.

"Karena..." Forth tidak dapat menyelesaikannya dan diinterupsi oleh David.

"Kasihan?" Tanya David.

"Tidak.... Gadis itu tanpa pamrih sangat mencintai Beam dan aku bahkan tanpa kami sadari. Selain itu dia juga juniorku. Jika aku tidak mengenalnya secara pribadi maka aku pasti menghajar bajingan yang menyakiti juniorku itu. Menganggapnya sebagai saudara perempuanku adalah keputusanku dan Beam. Aku ingin Mom and Dad bisa menerimanya karena aku dan Beam akan melakukan segalanya untuk membuat kalian menerimanya." Jawab Forth dengan percaya diri.

"Bagaimana jika kita tidak mengizinkannya?" Tanya Ronald dengan tegas.

"Kami akan masih menganggapnya sebagai saudara perempuan kami meskipun tanpa pengesahan secara hukum. Beam sangat menyayangi orang tuanya dan aku tidak akan membiarkan apapun yang membuat jarak antara dia dan orang tuanya. Entah itu aku atau Bethy. Jika Dad tidak mengizinkannya, aku akan menyuruh Bethy pergi dan tinggal di asrama dan aku akan membayar biayanya dan biaya lainnya selama magang ku. Dan aku akan melindunginya sebagai saudara perempuanku." Jawab Forth dengan tegas.

Beam tersenyum. Dia tahu kalau Sherly juga sedang tersenyum.

"Bagaimana jika dia menjadi masalah di antara kalian berdua?" Tanya Ronald lagi.

Ketiganya kaget karena tidak mengantisipasi tentang ini. Namun, Bethy maju dan berlutut di depan kedua orang tuanya. Dia menggenggam tangannya dengan mata berkaca-kaca.

"Maafkan aku, Tuan, Nyonya... Tapi aku tidak pernah memikirkan hal ini dalam mimpi terliarku sekalipun. P'Beam dan P'Forth sudah seperti kakakku. Sebelum menjadi masalah diantara mereka, aku akan lebih memilih untuk menghilang sendiri. Aku selalu berdoa dalam hidupku untuk mereka. Aku tidak akan pernah berpikir untuk menjadi masalah, Tuan... Nyonya... Tolong jangan berpikir seperti itu. Aku akan tinggal di Asrama dan akan bekerja paruh waktu. P'Forth tidak perlu melakukan apapun." Ucapnya sambil menangis tersedu-sedu.

Marla tersenyum dan David mengangguk. Marla menyuruhnya berdiri dan memeluknya.

"Baiklah... aku tidak mempunyai masalah apapun untuk memiliki anak perempuan yang lucu di usia ini.... aku sudah selesai dengan gelar ibu dari dua anak laki-laki." Bethy tersenyum dan memeluknya kembali.

"Terimakasih Nonya." Ujarnya.

"Panggil aku Mom, sayang." Jawab Marla.

Sherly datang dan membuka tangannya.

"Datanglah ke ibumu yang lain, sayang."

Bethy terkekeh sambil menangis. Dia juga memeluknya.

"Terima kasih banyak. Terima kasih untuk menerimaku." Dia menunjukkan rasa terima kasihnya dengan menundukkan kepalanya.

"Tapi... Tapi apa Ayah...." Tanya Beam.

"Bukankah rumah ini terlalu kecil untuk kalian?" Dia bertanya.

Beam menatap ayahnya. Tiba-tiba dia berteriak.

"Tidak... aku tidak akan tinggal bersamamu."

"Tapi sayang..." Sherly mencoba meyakinkan.

"Tidak Bu...Forth... Forth membelikan rumah ini untuk kami. Ini Surga kami." Ucap Beam sambil menangis.

"Aku tidak akan pernah meninggalkan rumah ini."

Forth mencoba menahan Beam tapi dia berlari ke kamarnya. Forth memandang orang tuanya dan Beam.

"Aku tahu bahwa kau ingin dia pergi bersama kalian dan aku memahami semua emosi kalian, tapi aku sendiri mendapatkan kebahagiaan bersamanya setelah begitu banyak kerja keras. Aku tidak akan memintanya melakukan apa pun yang tidak dia inginkan. Kuhomon, mengertilah..." Ujar Forth.

"Rumah ini memiliki tiga kamar tidur. Bethy akan mengambil satu, satu adalah Surga kami, dan yang terakhir bisa kalian gunakan. Aku sangat senang menyambut kalian di sini... Aku ingin Beam tinggal bersama orang tuanya juga." Kata Forth.

Ronald maju mendekati Forth dan menepuk pundaknya.

"Kau adalah pilihan anakku. Dan aku percaya pada pilihannya, hari ini ... kau tidak hanya membantu gadis ini tapi memenangkan hatiku juga". Kata Ronald dan Forth hanya mengangguk, meskipun tetap saja mereka memiliki perasaan posesif terhadap Beam yang tidak membiarkan mereka bersikap seperti ayah dan menantu. Mereka berperilaku lebih seperti pesaing.

"Bu, bisakah ibu menunjukkan kamarnya pada Bethy?" Tanya Forth dan dia mengangguk.

"Bethy bisakah kau sendiri dulu? kita akan bertemu saat makan malam, maaf... tapi Beam lebih membutuhkanku kali ini." Dengan itu dia pergi ke kamarnya.

Dia menemukan Beam Duduk di ayunan balkon, menutup matanya. Forth mendekatinya dan duduk di sampingnya.

"Hai sayang...." Dia memanggil Beam.

Beam cemberut dan berbalik.

"Jika kau di sini untuk meyakinkanku untuk pergi ke rumah orang tuaku, maka lupakan saja. Forth." Ucap Beam dengan nada marah.

Forth terkekeh.

"Kemarilah..." Dia memanggil Beam.

Beam melihatnya dan Forth hanya mengambil tangannya dan menariknya ke pangkuannya.

"Siapa bilang aku ingin kau pergi ke orang tuamu haa?" Tanya Forth.

"Hmm?" Tanya Beam dengan bingung.

Forth hanya memeluknya erat.

"Terima kasih telah mendukungku, sayang. Aku bangga padamu." Beam tahu kalau Forth bisa melakukan apapun demi kebahagiaannya, bahkan dia akan mengijinkannya tinggal bersama orangtuanya karena sudah bertahun-tahun merindukan orangtuanya.

Beam memegang wajahnya dan menciumnya .

"Ini adalah Surga kita dan aku tidak punya niat untuk meninggalkannya. Percayalah..." Beam menjambak rambut Forth dengan ringan.

"Aku juga tidak akan mengizinkanmu meninggalkan rumah ini. Ini milik kita, impian kita, surga kita, sarang cinta kita."

"Dan... Ini adalah upaya dan dedikasi mu untuk mengembalikan cinta ku. Rumah ini adalah kebahagiaanku." Ucap Beam menyandarkan kepalanya di dada bidang Forth.

Forth mengencangkan pelukannya tanpa banyak bicara.

"Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau memang merasa terluka setiap kali Ayah memintaku untuk tinggal bersama mereka? Aku tahu betapa hancurnya perasaanmu di sini." Ucap Beam sambil menunjuk dada Forth tepat di atas jantungnya.

"Hubungan ini adalah milik kita, Forth dan kebahagiaan harus saling menguntungkan. Aku tahu betapa kau menyukai privasi dan waktu kita berdua. Mengizinkan Bethy berada di sini bersama kita sudah merupakan hal yang sangat besar, jadi jangan membebani dirimu dengan lebih banyak lagi." Ucap Beam membelai pipi Forth dengan penuh kasih sayang.

Dia mencium hidungnya.

"Aku mencintaimu." Dia berbisik di bibirnya.

Senyuman Forth mengembang, senyuman yang hanya diperuntukkan bagi Beam.

"Ini adalah surgaku dan kau adalah Malaikatku di Surga." Kata Forth dan menangkap bibir Beam untuk ciuman penuh kasih.

Beam tersenyum dalam ciuman dan hanya itu yang dibutuhkan Forth.

****

Bethy membantu menyiapkan makan malam bersama Marla dan Sherly. Dia diam dan memperhatikan segalanya.

Beam datang dan menggoyangkan bahunya.

"Jangan terlalu berpikir, Nong. Kau adalah bagian keluarga sekarang." Kata Beam dan Bethy tersenyum sambil menangis.

Mereka menikmati makan malam yang sempurna dengan sedikit obrolan. Lalu Marla dan David mengucapkan selamat tinggal setelah makan malam, sementara Bethy bersikeras untuk membersihkan piring.

Ronald duduk di sofa depan tv. Forth sedang berbicara di luar tentang hal-hal perpeloncoan.

Beam mendatangi ayahnya dan duduk di sampingnya. Ronald mematikan TV dan menarik putranya ke pelukannya.

"Maafkan aku sayang." Ucapnya sambil membelai rambut Beam.

Beam menyandarkan kepalanya di bahu Ayahnya.

"Aku minta maaf karena menjadi anak yang tidak tahu berterima kasih tapi Forth akan terluka dan aku juga."

Ronald membelai rambutnya.

"Aku tahu.. Aku hanya menggoda. Meskipun aku sedikit sedih. Tapi aku mencintaimu lebih dari apapun." Ucap Ronald.

"Ayah, apa yang kau lakukan pada Wayo?" Dia bertanya.

Ronald mencium kepalanya.

"Ayah baru saja membersihkan tahta dari kehidupan Pangerannya."

"Apa kau membunuhnya?" Dia bertanya dengan mata sedih.

"Apa kau mempercayai Ayah?" Dia bertanya balik.

Beam mengangguk.

Ronald tersenyum.

"Aku hanya mengusirnya dari negara ini."

Beam tersenyum.

"Kau yang terbaik." Ujarnya

Ronald tersenyum.

"Apa aku juga yang terbaik melebihi anak anjingmu?" Tanya Ronald dengan nada menggoda.

Mata Beam terbelalak mendengar nada menggoda itu.

"Ayaaaaah....." Dia berteriak.

"Ok oke... Tenang cupcake... Aku akan berhenti."

Beam merengek.

"Bagaimana kalau aku mengganti mobilmu?" Dia bertanya menyisir rambutnya ke belakang.

Beam tersenyum.

"Ayah adalah yang terbaik."

Dan memeluk ayahnya lagi.

"Ayah...." Panggil Beam.

"Ya, sayang...?

"Bolehkah Bethy mendapatkan satu kendaraan juga?" Tanya Beam.

Ronald menghela nafas. Dia mencium kepalanya.

"Apapun yang kau inginkan, sayang." Senyum Beam.

Ponselnya berdering menampilkan pesan.

*Dari Suthee*

[Halo P'Beam.. Bolehkah aku meminta persetujuanmu untuk mengejar P'Phana?]

Beam tersenyum dan menoleh ke arah Ayahnya yang menunjukkan layar ponselnya. Ronald tersenyum dan mengangguk.

"Fortthhhh.." Beam berdiri untuk memanggil Forth.

*****

.

.

Продолжить чтение

Вам также понравится

Triage [INDONESIA] haroomee

Художественная проза

64.9K 5.7K 22
(DISCONTINUED) By Sammon_Scene Dokter Tihn tidak bisa menyelamatkan hidup seorang pasien. Ini bukan hal yang baru baginya. Tapi.. Apa jadinya kalau...
1M 89.8K 38
'Bagaimana jadinya bila dua orang yang memiliki masalah bertemu di persimpangan jalan?' Pembaca tersayang, Sebelumnya, saya ingin mengakui bahwa ceri...
21.8K 1.9K 12
Aku bukan anak kalangan populer seperti dirinya, Dirinya yang selalu di puja oleh siapapun. Dirinya yang selalu memiliki banyak teman, berbeda dengan...
Diary Nikah Muda ZEFMON

Любовные романы

17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...