MANTAN || SUNA RINTAROU X REA...

By coretanpeach

1.1K 144 34

Berpisah karena keadaan memanglah menyakitkan. Namun bagi (Name) itulah satu-satunya cara, satu-satunya jalan... More

01🫧
02🫧
03🫧
05🫧
06🫧
07🫧
08🫧

04🫧

125 16 8
By coretanpeach

HAPPY READING!

🫧🫧🫧

Setelah kejadian seminggu yang lalu, (Name) menjauhi diri dari Keisya dan yang lainnya dengan alasan ia sibuk mengurus sesuatu. Tidak sepenuhnya berbohong, (Name) memang menggunakan situasi ini untuk sibuk menyiapkan berkas-berkas pendaftaran test menjadi ahli medis.

Hari ini jadwal test wawancara, beruntung ia lulus di test-test sebelumnya. Ternyata otaknya dapat bekerja dengan baik, buktinya ia dapat menerapkan ilmu yang didapatkannya sewaktu kuliah saat di test sebelumnya.

Kini (Name) sudah berhadapan dengan pihak perusahaan yang menguji ia dan para pelamar lainnya. Berdasarkan info yang di dengarnya dari peserta lainnya, hanya akan ada sepuluh peserta yang akan di terima lalu di sebarkan ke berbagai tim nasional voli putra maupun putri. Besar harapan (Name) bisa menjadi salah satu dari sepuluh orang tersebut.

Hampir 15 menit ia di wawancarai, begitu selesai ia pun pamit dan keluar dari ruangan. Wawancaranya berjalan dengan lancar, menurutnya.

(Name) berpamitan pada beberapa peserta yang cukup akrab dengannya.

"(Name)! "

Saat dirinya menginjakkan kaki di lobi sembari merogoh kunci mobil dari dalam tas, kepalanya menoleh ke kiri, tertegun melihat kehadiran Bokuto yang buru-buru menghampirinya.

(Name) yang melihat itu pun jadi panik, takutnya Bokuto akan curiga mengapa ia ada disini. Namun dugaannya salah, cowok itu malah menarik lengannya dengan ekspresi panik.

"Eh! Kenapa lo?! " tukas (Name) sebab dirinya di tarik keluar oleh Bokuto.

"Gue nebeng!"

"Hah?! Kemana? "

Bokuto menolehkan kepala padanya, "Gak baca grup lo?! Eca melahirkan woi! "

Sontak langkah kaki (Name) berhenti, dan bola matanya melotot tak percaya.

"WHAT?! "

"What whet what whet! Udah buruan! Kita udah telat! " Bokuto kembali menarik (Name)  menuju mobil cewek itu.

(Name) menyerahkan kunci mobilnya agar Bokuto saja yang menyetir. Kurang dari sepuluh menit bagi mereka untuk sampai di rumah sakit tempat (Name) bersalin. Mereka berdua berlarian di sepanjang lorong rumah sakit membuat orang-orang menatap ke arah mereka.

Begitu melihat keluarga (Name) dan keluarga Atsumu dari kejauhan, mereka pun memperlambat langkah seraya mengatur pernapasan yang ngos-ngosan.

"Sam... gimana??? " tanya (Name) disela-sela napasnya yang ngos-ngosan.

Osamu yang tadinya duduk langsung berdiri, "Lagi proses." jawabnya.

"Atsumu? " tanya (Name) lagi.

"Di dalam."

(Name) pun mengangguk, matanya menoleh ke arah pintu ruang persalinan, terdapat kedua orang tua Keisya yang terlihat sangat khawatir. Namun netranya tak sengaja mendapati seseorang yang menatap ke arahnya dengan ekspresi datar, berdiri di sudut samping pot tanaman.

Ada yang berubah dari tatapan tersebut tetapi (Name) segera mengalihkan pandangannya lagi pada Osamu.

"Bang Kou? " Osamu kembali melihat ke arahnya begitu dirinya bersuara.

"Pulang ngambil keperluan Eca." kening (Name) mengernyit mendengad hal itu.

"Kok gak lo siapin sih? Kan Eca di rumah lo."

Osamu mendengus, "Ketuban Eca pecah di jalan pas lagi jalan-jalan santai sekitaran komplek bareng Tsumu pagi tadi. Gue lagi di resto, Buna sama Ayah juga lagi gak di rumah. Karena panik jadi Tsumu langsung bawa Eca ke rumah sakit gak pulang ke rumah dulu, gue yang di kabari Buna juga langsung ke sini, jadi pas lagi nunggu pembukaan terakhir bang Kou di suruh Buna buat ngambil keperluan Eca yang udah di siapin dari kemarin, karena emang prediksinya minggu ini bakalan melahirkan." jelas Osamu panjang lebar yang tanpa sadar (Name) dan Bokuto sampai terpelongo mendengarnya.

(Name) menutup mulutnya kemudian menelan saliva nya guna membasahi kerongkongannya yang kering, ia pun mengangguk-angguk guna merespon jawaban Osamu sembari ber-oh ria.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita paruh baya berjas putih keluar dari ruangan diiringi suara tangisan bayi yang membuat mereka tersenyum haru. Orang tua Keisya dan orang tua si kembar langsung menghampiri dokter tersebut, mereka dapat di persilahkan menjenguk jika Keisya sudah di pindahkan ke ruangan inap. Hanya Buna dan tante Rei saja yang dapat masuk, mereka memilih menunggu nanti saat (Name) sudah di pindahkan.

(Name) sendiri tetap saja masih merasa khawatir, semoga Keisya baik-baik saja, perjuangan sahabatnya itu benar-benar luar biasa. Ia sampai meneteskan air mata membayangkan betapa kesakitannya sahabatnya tersebut. Apalagi ia pernah membaca berita seorang wanita yang terkena baby blues setelah melahirkan, ia takut sahabatnya akan mengalami hal tersebut. Semoga saja Keisya tidak mengalami baby blues.

"Jangan nangis." (Name) menoleh ketika sebuah sapu tangan tersodorkan padanya, tubuhnya sejenak terdiam melihat siapa yang menyodorkan sapu tangan tersebut padanya.

Mengabaikan sapu tangan tersebut dan memilih menyeka air matanya menggunakan tangan, lalu menjawab "Enggak... terharu aja."

Suna--sosok yang menyodorkan sapu tangan untuk (Name) yang entah sejak kapan laki-laki itu berpindah berdiri di samping agak ke belakang darinya, memasukkan kembali sapu tangannya ke dalam saku masih memandang (Name) tanpa bersuara.

Tidak lama setelah itu, Keisya pun di pindah ke ruangan inap. Ada Atsumu yang mengikuti Keisya yang tengah memejamkan mata di atas brankar.

(Name) mendekat pada tante Rei dan menggandeng tangan wanita itu berjalan mengikuti Keisya dan beberapa petugas rumah sakit yang mendorong brankar Keisya.

"Eca gak papa 'kan, Tan??? " tanya nya.

Rei tersenyum sembari mengelus punggung tangan (Name), "Nggak papa, dia cuman kecapekan aja."

Wajah khawatir (Name) langsung menguap terganti dengan ekspresi ceria.

Begitu mereka berada di ruang inap Keisya, Suga pun datang dengan tas besar yang ia bawa. (Name) langsung menghampiri Keisya yang kini membuka matanya. Berdiri di samping Atsumu yang setia menggenggam tangan Keisya.

"Caa..." ujar (Name) yang kembali berkaca-kaca karena terharu, "U okayy?? Lo hebat bangeett! Gue bangga sama lo. Ada yang lo pengenin gak??? Bakalan gue kabulin deh! "

(Name) pernah membaca jika seorang wanita yang baru saja melahirkan jangan pusatkan perhatian pada si bayi, tetapi pada si ibu. Beri ia kata pujian atau tanya bagaimana kondisi ibu tersebut, sebab jika mengabaikan si ibu maka bisa-bisa si ibu akan mengalami baby blues.

Keisya tersenyum melihat itu, ia masih merasa lelah belum sepenuhnya pulih.

Perempuan yang baru saja menjadi ibu itu menggelengkan kepalanya pelan dengan senyum tipisnya, "Gue gak pengen apa-apa. Pengen lo nikah aja."

Wajah (Name) auto cemberut mendengar itu. Mana suara Keisya dapat di dengar dengan jelas oleh mereka yang ada dalam ruangan.
Sontak para orang tua, si kembar dan Suga serentak menertawakannya.

"Lo aaa! Lagi serius juga! " kesal (Name) dengan wajah memerah, antara malu dan kesal.

Keisya terkekeh pelan, "Bercanda, (Name). Gue baik-baik aja kok. Thanks yaa udah nanyain gue." jawab wanita itu sembari memejamkan matanya sejenak.

Mata (Name) kembali berkaca-kaca dan hal itu membuatnya sontak menutup wajahnya.

"Permisi...Ayahnya tolong anaknya di gendong dulu yaa...ibunya gak bakalan hilang kok, cuman mau saya periksa aja." tutur bidan yang membantu persalinan Keisya tadi sebab sedari menunggu pembukaan terakhir Atsumu terus menggenggam tangan Keisya, tidak ia lepaskan walaupun cuman sedetik.

Atsumu menyengir menoleh sejenak pada Keisya yang tersenyum padanya. Laki-laki itu pun beranjak menghampiri bidan tersebut dan mengambil alih anaknya dalam gendongan.

"Cewek cowok? " tanya (Name).

"Cewek." jawab Keisya membuat mata (Name) berbinar.

Yang lain mendengar itu juga ikut tersenyum bahagia.

"Ibunya di periksa dulu ya." bidan tersebut beralih memeriksa Keisya, menanyakan apa keluhan Keisya saat ini dan lain sebagainya.

Setelah selesai, bidan tersebut pun pamit dan sempat memberikan beberapa wejangan kepada ibu dan ayah baru tersebut.

(Name) mendekat pada Atsumu yang tengah menggendong putri mereka. Bola mata (Name) langsung berbinar melihatnya, ia sangat suka bayi dan balita, tapi kalau sudah jadi anak-anak, ia tidak lagi suka, apalagi kalau bocilnya ngeselin.

"Ututututuuu...gemesshh bangett anak kiciikk inii. " ujar (Name) tersenyum gemas, menoleh pada (Name) dan terkekeh kecil, "Yaahh elo cuman di jadiin tempat persinggahan aja, Ca. Anak lo plek ketiplek Atsumu." katanya kemudian tertawa pelan.

Keisya mendengus, ia kesal mendengar fakta tersebut.

"Enggak kok, matanya mirip kamu, hidungnya juga mirip kamu, mungil." ujar Atsumu melihat wajah kesal istrinya.

Keisya yang mendengar itu mengembangkan senyumnya dan memeletkan lidah pada (Name) yang sudah memasang wajah masam karena niatnya menjahili Keisya jadi terhalang karena ada Atsumu sebagai pendukungnya.

"Gak adil lo, ah! Main backingan! " tukas (Name) membuat mereka tertawa.

"Lo juga punya. " Osamu tiba-tiba menimpali sehingga (Name) mengalihkan pandangan pada cowok itu yang malah menunjuk Suna dengan dagunya, "Tuh, backingan lo."

Alis (Name) langsung miring, "Enggak!" tukasnya.

"Looh?? Kalian sudah putus? Kok bisa? Kapan?? " suara Buna mengalihkan atensi mereka, melihat (Name) yang sudah lama tidak ia lihat bertegur sapa dengan Suna membuatnya kebingungan, karena setahunya kedua remaja tersebut telah berpacaran saat kelulusan SMA, ia pikir mereka baik-baik saja.

"Udah lama, Bun." jawab (Name) dengan ekspresi tak senang, perhatiannya kembali ia alihkan pada bayi mungil di gendongan Atsumu.

"Loh kenapa? Buna baru tahu loh." tutur Buna lagi mengalihkan pandangan pada Suna meminta penjelasan.

"Salah paham aja, Bun. Nanti juga balik."

Jawaban Suna sontak membuat (Name) syok di tempat,  matanya langsung memberikan tatapan bombastic side eye pada cowok yang tetap memasang wajah datarnya itu.

Buna tersenyum geli memandang (Name) dan Suna bergantian, "Iya, soalnya sayang banget kalo kalian pisah. Menurut Buna udah klop banget." ujar Buna.

(Name) hanya bisa diam, jika bukan Buna yang berujar, ia pasti akan langsung menyela dan mengatakan hal tersebut tidak benar adanya. Namun ia takut nanti tidak terlihat sopan pada orang tua.

"Pria memang harus seperti itu, Rin, nanti juga hatinya luluh." (Name) semakin ingin menghilang dari sana mendengar sahutan Ayahnya si kembar, kenapa ia jadi seperti di keroyok begini sih???

Sialnya Suna malah mengembangkan senyumnya dan menganggukkan kepala pada Ayah. (Name) pun semakin dibuat naik darah, namun ia tahan agar tidak meledak disini, tidak enak ada para orang tua.

🫧🫧🫧

Hari ini (Name) tidak ada jadwal mengajar, tetapi dia harus datang ke Perusahaan Tenaga Medis Atletik untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Setelah itu ia menghabiskan waktu dengan bersantai di sebuah cafe.

Karena tadi ia sempat mengambil gambar jadi ia pun mempost gambar tersebut ke insta storynya.

Ting!

Kening (Name) mengerut, begitu ia memposting instastory, seseorang langsung mereply nya. Tak di duga sosok yang ia maksudkan dari caption instastorynya yang mereplay. Cukup terkejut dengan balasannya, (Name) pun menarikan jarinya untuk membalas pesan sosok itu.

(Name) kembali menghela napas, sedikit senang ternyata mereka sama-sama belum move on. Tapi tetap saja, ia masih merasa takut. Walaupun tahu Suna masih belum bisa melepaskan nya, tapi ia masih takut untuk kembali berhubungan apalagi dengan Suna.

Tak lagi membalas pesan Suna, (Name) memilih untuk menikmati siang hari ini dengan memandang ke luar jendela melihat orang-orang yang pulang balik dengan keperluan mereka masing-masing.

Ketika hari sudah mulai sore, ia pun beranjak dari sana. Terlintas di kepalanya untuk singgah terlebih dahulu di rumah si kembar karena Keisya dan Atsumu masih di rumah orang tua Atsumu. (Name) pun menjalankan mobilnya menuju rumah orang tua si kembar untuk menjenguk Keisya yang baru saja selesai melahirkan.

Tak butuh waktu lama, mobilnya kini terparkir rapih di luar pagar rumah si kembar. Tanpa berlama-lama, ia pun langsung masuk ke dalam. Di ruang tamu ada Atsumu yang tengah menonton acara televisi.

"Eca mana, Tsum? " tanya (Name) sembari mendudukkan diri di samping Atsumu.

"Lagi tidur." jawabnya.

"Anak lo? "

"Lagi tidur juga."

(Name) berdehem, "Pantes lo nyantai." ucapnya lalu berdiri dari duduknya, "Gue samperin ya. Pengen liat Aika heheh... "

"Hmm, kalo dia bangun trus nangis lo yang tenangin."

"Eih lo ngeraguin gue? Gini-gini SMP gue udah bisa jaga bayi! " tutur (Name) seraya beranjak menuju anak tangga.

Atsumu sontak menyeringai, "Udah cocok tuh lo nikah! " serunya.

"T*i! " sentak (Name) dari anak tangga membuat Atsumu tertawa puas.

Jika dulu ia yang mengejek Atsumu, maka sekarang gilirannya yang diejek berkaitan dengan pernikahan. Kampret emang.

"Caa..." dengan pelan (Name) membuka pintu kamar, matanya langsung menangkap Keisya yang tengah terlelap di atas kasur.

Ia pun menutup kembali pintu kamar dengan pelan dan berjalan mendekat ke arah keranjang bayi. Senyumnya mengembang melihat Aika--putri Atsumu dan Keisya yang terlelap. Ia terdiam di tempat selama beberapa menit hanya menatap Aika yang tidur.

Saat kembali beranjak keluar dari kamar untuk menghampiri Atsumu, Aika tiba-tiba menangis alhasil ia kembali menghampiri Aika. Meraih bayi itu untuk ia gendong dan menenangkan agar tidak menangis lagi. Namun suara tangis Aika membuat tidur Keisya terganggu, ibu satu anak itu merubah posisinya menjadi duduk. Membuka salah satu matanya yang terpejam menatap ke arah (Name).

"Lo tidur aja, Ca. Biar gue yang tenangin."

Keisya mengusap pelan matanya, "Lo disini, (Name)? Udah lama? " tanya Keisya dengan khas suara bangun tidur.

"Baru kok, lo lanjut tidur aja."

Keisya mengedarkan pandangannya, "Jam berapa? "

"4 sore kurang 18 menit."

Keisya berdehem, mata wanita itu kembali terpejam namun masih dalam posisi duduk.

"Kalau masih ngantuk lo tidur lagi aja, Ca. Aika biar gue yang jaga." ucap (Name).

Keisya mengangguk, namun tak juga kembali berbaring.

"Bentar lagi waktu Aika mandi sore, kalau gue tidur lagi takutnya kesorean banget." jawab Keisya masih memejamkan mata, sepertinya sahabatnya itu kurang tidur.

Sama seperti Ibu nya sewaktu melahirkan Leina dulu, untung dirinya bisa membantu menjaga Leina di siang hari jadi ibunya bisa tidur siang sampai sebelum sore.

"Gak usah khawatir, biar gue yang mandiin. Masa Tsumu gak bantuin elo sih? "

Keisya pun membuka matanya sembari meregangkan tubuhnya, ia menggeleng pelan tak membenarkan ucapan (Name).

"Kasihan semalaman Tsumu gak tidur, pagi tadi abis mandiin Aika dia langsung tidur. Jadi sore ini giliran gue yang mandiin." jawab Keisya lalu meraih penjepit rambutnya dan menjepit rambut sepunggungnya yang telah ia satukan.

Kemudian beranjak dari tempat tidur menghampiri (Name) yang tengah menggendong Aika yang sudah tak lagi menangis, perempuan kecil itu terlihat tenang di gendong (Name).

"Lo berdua begadang semalam? "

Keisya mengangguk, "Aika nangis terus, dia gak mau nenen sambil baring, maunya duduk. Jadi Tsumu ikutan begadang buat nahan punggung gue yang duduk sambil nenenin Aika."

"Oohh." respon (Name) lalu memandang Aika yang terdiam memandangnya, "Kayaknya dia udah gak mau tidur lagi deh, Ca."

"Iya, udah waktu bangun nya."

"Lo mandi dulu aja kalau gitu, gue liat-liat kayaknya lo belum mandi seharian ini."

Keisya menyengir, "Tau aja lo. Bau ya? "

(Name) mendengus, "Banget! " balasnya padahal tidak seperti itu.

Keisya pun menampol lengannya pelan, "Gue mandi dulu deh. Aika sama Onti dulu yaa, Aika jangan lupa do'ain onti nya biar cepet nikah juga, biar Aika ada temennya." celutuk Keisya pada Aika, (Name) yang mendengar itu melototkan matanya dan mendengus.

"Bahasa loo! Pengen banget kayaknya tuh mulut gue tabok."

Keisya tertawa puas lalu meraih baju ganti dan baju mandi nya sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Merasa bosan berada di kamar menunggu Keisya selesai mandi, (Name) memilih untuk membawa keluar Aika menghampiri Atsumu yang masih duduk di sofa seperti sebelumnya.

"Noo! Masih giliran gue jaga! " tukas (Name) begitu tangan Atsumu terangkat hendak mengambil alih Aika dari gendongannya.

"Bagus lah, lo bisa nginep aja sih? Jagain Aika biar gue sama Eca bisa tidur nyenyak malam ini aja?" ujar Atsumu dihadiahi tatapan bombastic side eye dari (Name).

"Gak! Yang ada lo berdua malah buat adik untuk Aika! Tahan!"

Atsumu sontak mendengus, "Gak usah lo perjelas juga! "

"Halah! Kentara banget, Tsum!" kesal (Name), Atsumu hanya bisa kembali mendengus dan memusatkan kembali penglihatannya ke arah televisi.

"Kata Samu lo sama Rin udah ngobrol dua mata. Jadi gimana? Balikan? " tanya Atsumu yang lupa menanyakan hal ini, padahal kejadian itu sudah berlalu seminggu yang lalu.

"Nggak." jawab (Name) tanpa mengalihkan pandangan dari Aika.

Kening Atsumu langsung mengerut, "Kok enggak? Harusnya 'kan balikan karena cuman salah paham." tuturnya.

"Ck." (Name) berdecak pelan, "Gue masih takut."

"Lah? Kenapa takut? Rin juga gak ada nyakitin elo."

Wajah (Name) semakin cemberut, "Bukan dia. Tapi gue."

"Hah? " Atsumu semakin tak mengerti.

"Gue masih belum ada perubahan, gue masih belum dewasa dan gue juga masih egois. Gue takut bakalan nyakitin Suna dengan keadaan gue yang kayak gini. Jadi untuk saat ini gue gak mau deket sama cowok mana pun dulu. Gue mau fokus berkarir." jelas (Name) kemudian turun dari sofa dengan mengambil salah satu bantalan sofa lalu ia letakkan di ujung kakinya yang ia selonjorkan kemudian menaruh Aika di kaki panjangnya tersebut.

Tatapan Atsumu berubah malas, "Fokus berkarir itu alasan klasik, (Name). Harusnya di umur segini lo udah harus mikirin pasangan. Bukan lagi karir, emang apa lagi yang mau lo kejar sih? S1 udah, lo juga udah jadi guru, apalagi yang mau lo kejar? Lo mau belajar sampai tua? "

"Kalau boleh begitu sih gue mau." jawab (Name) membuat Atsumu memutar bola matanya malas, bukannya membaik hubungan keduanya malah makin renggang, "Gak tahu kenapa gue takut banget sekarang, Tsum. Hati manusia bisa berubah kapan aja, gue takut kalau gue udah menjalin hubungan serius dengan cowok, dan gue udah benar-benar jatuh di dia, dia malah ngecewain gue, atau bahkan ninggalin gue."

"Gak ada rumah tangga yang jalan mulus kayak jalan tol. Pasti bakalan ada pertengkaran-pertengkaran di dalamnya. Makanya kenapa dalam rumah tangga di butuhkan rasa cinta satu sama lain, kalau kalian benar-benar saling mencintai satu sama lain, kalian pasti akan berusaha merubah sifat atau sikap buruk satu sama lain agar hubungan kalian baik-baik aja."

"Pekerjaan memang penting, karena jaman sekarang sudah banyak pasangan yang bercerai karena masalah ekonomi. Gak ada salahnya lo mau belajar sampai S3 atau sampai lo muntah-muntah ilmu, tapi lo juga harus memikirkan pernikahan. Lo gak mungkin selamanya sendiri, orang tua lo pasti ingin lo juga nikah, bukannya gue ngomong yang jelek ya, umur orang tua lo gak ada yang tahu. Mereka pasti berpikir kalau lo nikah ada yang jagain lo kalau mereka  udah pergi, lo dan suami lo juga bisa jagain Leina biar dia gak merasa feeling lonely dalam keluarga." lanjut Atsumu mengeluarkan kata-kata mutiaranya untuk (Name).

(Name) hanya diam tak bergeming, matanya memang tertuju pada Aika dan jarinya juga di genggam oleh bayi itu, namun pikirannya terus mencerna dengan baik kata perkata yang diucapkan oleh Atsumu.

Atsumu yang tak mendapatkan respon dari (Name) pun hanya bisa menghela napas.

"Gue nyerah deh, (Name). Gue sama Eca emang semangat banget mau combaling kalian lagi biar kalian balikan, apalagi Rin yang gamon banget sama lo. Gue sama Eca tahu lo juga masih gamon, tapi kita gak tahu apa yang buat lo gak sepercaya itu lagi buat ngejalanin hubungan romance. Sekarang gue gak mau ikut campur lagi deh, kalau lo emang udah gak mau lagi sama Rin, tolong kasih tahu Rin biar dia nyari pengganti lo. Gue kasihan liat dia yang kek begini terus. Lo emang sahabat gue, tapi Rin yang lebih dulu jadi sahabat gue. Gue tahu seberapa besar rasa cinta nya ke lo yang dari kita SMP sampai sekarang gak memudar malah makin membesar."

"Lo jangan kayak Eca yang dulu, giliran udah gak di kejar baru mau mengejar."

To be continue

GES, BAGI YG MUSLIM JGN LUPA BACA AL-QUR'AN JUGA YAA!

KIRA² SUNA BAGUSNYA PAKE PELET JALUR APA YA? :v

Continue Reading

You'll Also Like

93.8K 9.3K 38
FIKSI
6.6K 812 9
Janji masa kecil yang sempat diingkari, kini mereka memulai janji baru dan berharap tak ada lagi yang namanya 'ingkar'. Janji apakah itu? 🌟No Quirk...
2.4K 244 5
Seorang remaja yatim piatu yang bertransmigrasi karena kecelakaan, bus yang di tumpanginya hilang kendali dan menabrak pembatas jalan. Ia bertransmig...
53.7K 7K 16
[Suna Rintarou x Reader; Slight! Miya Atsumu] Sequel: Lebih dari Egoku Tahun terakhir di SMA Inarizaki, ia tidak boleh bertindak ceroboh. Perlahan t...