Jam pelajaran ke 6
Arabella duduk termangu di bawah naungan pohon melihat anak anak yang sedang melakukan perenggangan. Para murid berbaris rapi menggunakan seragam olah raga dan mengikuti gerakan Pak Dani. Guru olahraga muda yang cukup populer di kalangan para siswi.
Tampangnya memang kalah bila di bandingkan dengan Nathan atau bahkan Alrescha. Tapi, sifatnya yang lembut, murah senyum dan tidak memihak lebih menonjol. Itulah alasan para murid naksir kepadanya.
"Di sekolah ga ada seragam olahraga cadangan? " tanya gadis bersurai hitam pada laki laki yang duduk di sampingnya.
"Nggak. " Laki laki yang merupakan murid pindahan, baru masuk dari kemarin dan belum memiliki seragam itu menjawab.
"Lo sendiri? "
Arabella menekuk kedua kakinya, menyenderkan kepalanya di kaki sebagai tumpuan dan menatap lapangan hijau yang ramai dengan sorakkan para murid dan arahan dari Pak Dani. "Lagi sakit, ga di bolehin ikut. "
"Sama cowok yang bawa lo pulang kemaren? "
"Kok lo tau? " kaget Arabella.
"Gue masih di kelas waktu lo di gendong pergi. "
"Bohong. "
Laki laki itu menatap Arabella dengan bingung.
"Lo aja bukan temen sekelas gue.Malvin dimana? Kenapa lo yang duduk di samping kursi gue? Lo Melvin ya? " tanya gadis itu beruntun.
Laki laki itu tertegun sejenak. "Lo ga liat ini? " ia menunjuk ke tulisan identitas di dadanya. "Gue Malvin. "
"Malvin dari mananya, jelas jelas lo beda orang sama yang kemaren. " ucapnya tak percaya.
"Ta-"
"Jangan cari alasan! Gue juga ga peduli kalo lo bukan Malvin, gue cuma ngomong doang. " Arabella menyela laki laki yang akan melontarkan pembelaan itu.
"Gue Arabella, walaupun kakak lo ada ngasih tau tapi gue masih pengen perkenalan sendiri. " Arabella menunjuk dirinya sendiri.
"........." Laki laki itu terdiam untuk jangka waktu yang cukup lama.
"Gue Melvin, saudara Malvin. Salam kenal. " pada akhirnya Melvin benar benar mengaku. "Kok lo tau gue bukan Malvin? Muka gue sama dia kan ga ada bedanya. "
"Iya juga ya." Arabella ikutan bingung. Kenapa dia bisa tau kalo ni orang bukan Malvin tapi adiknya Melvin? Jelas jelas saking miripnya mereka kayak di fotocopy.
"Lagi peka aja kali. " ujar gadis itu seadanya.
"Kalo di novel ni si kembar ada nongol ga sih? Emmmmm......"
Arabella berpikir dengan keras.
"Oh iya! Gue inget! Di salah satu episode di jelasin keluarganya si Nathan sama keluarga Alyward ada kerjasama. Si Nathan juga temenan sama anak kembar keluarga Alyward. Mungkin itu mereka. "
"Lo kenapa diem? Kalo sakit ke uks aja. " suara itu segera membuyarkan lamunan Arabella.
"Ga mau. " ucap bocah itu.
"Kenapa? "
"Ntar gue di tuduh yang enggak enggak lagi kayak kemaren. " Arabella sedikit kesal mengingat hal yang terjadi minggu lalu.
"Emang di tuduh kayak gimana? " tanya Melvin mulai tertarik.
Gadis itu melirik Melvin sinis. "Nanya mulu lo, heran gue."
"Itu kan hak gue. "
"Kak Ara! " suara riang dan manis itu membuat Arabella yang sedang cukup senang mengobrol dengan Melvin menjadi kesal.
"Drama apa pula yang mau dia lakukan ni? "
Arabella menatap Angelia yang berlari ke arahnya sambil tersenyum. "Karna gue janji bakal semangat buat hidup, gue ga bakal terima mentah mentah lagi! Lo mau ganggu gue? Okey gue maju! " keputusan dan tekad yang kuat melintas di kedua pupil matanya.
"Kak Ara, kakak kok ga ikut olahraga? " tanya Angelia dengan polos.
"Lagi sakit. "
"Orang modelan lo juga bisa sakit? " ejek Jessica yang baru datang.
"Setiap makhluk hidup itu bisa merasakan sakit. Anak tk juga tau itu, lo dulu lulus lewat jalur belakang ya? " sinis Arabella.
"LO! "
"Kak Ara jangan ngatain sahabat aku ya, maaf karna dia ngomong yang enggak enggak. " Angelia menyela Jessica yang tersulut amarah.
"Ga perlu minta maaf, gue juga ga butuh. " Kalo cuma kata kata kayak gitu sih masih bisa gue maklumi.
Arabella mengatakan kalimat itu dengan tulus. Namun disalah artikan begitu memasuki telinga Jessica. "Heh, akhirnya sifat asli lo keluar juga ya? Sok sokan pake berubah segala. " cibir gadis berambut pendek itu.
"Jessica! " tegur Angelia.
"Apa? Lo jangan ngebela jalang kayak dia mulu kenapa sih Ngel? Cuma orang ga berguna yang suka ganggu hubungan adik sendiri aja di perjuangin. " Jessica menatap Arabella yang duduk di atas rumput dengan jijik.
"Jessica jangan gitu! Dia kan kakak aku! " Angelia memegang lengan sahabatnya sebagai bentuk protes.
"Cih! Kakak apa yang selalu nyakitin adiknya? Jijik anj, pantes kak Nathan ga ngelirik lo! Kak Malvin, gue saranin jangan deket deket sama ni jalang, ntar lo kena sial loh. "
Melvin mengangkat sebelah alisnya. "Bukan urusan lo juga kan? "
"Lo! " Sekali lagi, Jessica berusaha menahan emosi melihat reaksi acuh tak acuh dari Melvin.
"Ada apa ini? "
Keempat orang menoleh ke arah sumber suara. Dimana pak Dani berjalan mendekati mereka. Tak lupa dengan tatapan penasaran teman teman sekelas yang ternyata sedari tadi memperhatikan.
"Ga... Ga papa kok pak! " ucap Angelia mendadak gugup.
"Gapapa apanya?! Ini loh pak! Saya ga heran kalo kak Malvin ga ikut pelajaran. Tapi Ara ga ikut juga! Mana sok sokan sakit lagi. " adu Jessica pada sang guru.
Pak Dani menatap Arabella yang bangkit berdiri bersama murid barunya. "Katanya tadi Alrescha udah ngomong ke bapak. "
Pak Dani seketika tersadar. "Oh yang tadi pagi! Iya Alrescha udah izin ke bapak. Kamu gapapa? Kalau memang sakit pergi ke uks atau ke kelas juga ga papa."
Jessica dan Angelia terkejut.
"Dia udah izin pak? " tanya Jessica tak percaya.
"Iya, ada orang yang mewakili Arabella izin ke bapak tadi pagi. " jawab pak Dani.
"Apa? Terus kenapa bapak izinin? Emang dia kayak orang yang lagi sakit?! Dia bahkan bisa Ngehina aku loh pak! " keluh Jessica dengan nada tinggi.
"Jess udah! " Angelia coba menghentikan sahabatnya yang termakan amarah.
"Jessica jaga bicara kamu sama guru! Jangan buat keributan dan kembali ke lapangan! " perintah pak Dani.
"Tapi pak! "
"Jess udah jangan bikin ribut! Pasti Kak Ara bener bener sakit karena lama ga pulang ke rumah. " ucap Angelia coba menenangkan.
Jessica kaget dan bingung. "Dia ga pulang ke rumah? Terus dia tinggal di mana? Hotel? "
"Aku ga tau, papa membekukan semua aset kakak biar dia mau pulang. Tapi kakak ga pernah pulang pulang. " sedih gadis lugu itu.
"Yang bener? Ngejalang di luar lo Ra? " Jessica menatap Arabella dengan jijik. "Oh! Lo ngejalang ke cowok yang ngizinin elo ya? Pantesan perhatian. Semalem dapet berapa? Mau gue cariin yang bayar lebih gede? "
"Jessica! " bentak Pak Dani.
"Jaga mulut kamu! Kamu mau bapak laporin ke BK?! " Pria yang menyandang gelar guru itu tidak tahan lagi dengan kata kata kasar muridnya.
"Iya Jess udah, jangan gitu in kakak aku dong. Kakak itu anak baik! " sahut Angelia.
"Kalo orang kayak dia standar orang baik, bisa bisa lo jadi bidadari! " Jessica melirik Arabella jijik lalu pergi meninggalkan mereka.
"Kak Ara, Kak Malvin, Pak Dani maafin Jessica ya. Dia cuma lagi bad mood aja, sebenernya dia orang baik kok. " ucap Angelia.
"Iya gapapa, tapi jangan di ulangi lagi. Terus nanti katakan pada Jessica untuk meminta maaf kepada Arabella. " ujar Pak Dani.
"Baik pak! " Angelia menunduk ke arah pak Dani lalu pergi menyusul sahabatnya.
"Ara, kamu tinggal di rumah Alrescha? " tanya Pak Dani.
"Iya pak, dan seterusnya juga begitu. Tolong jangan bujuk saya untuk kembali jika bapak tidak tau kejadian yang sebenarnya. " jawab Arabella dengan sopan.
Pak Dani menghela nafas pasrah. "Oke, tapi hati hati ya. Walau di rumah masih ada orangtua, Alrescha tetap saja laki laki. "
Arabella mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu bapak pergi. Malvin, jaga Arabella untuk bapak. "
"Oke. " Malvin menganggukkan kepalanya lalu kembali duduk di atas rerumputan bersama Arabella.
Murid lain segera bubar, meninggalkan semangat bergosip di hati setiap orang. Dapat di prediksi setelah jam istirahat, masalah ini akan tersebar di penjuru sekolah. "
"Lo suka sama Nathan? " tanya Melvin pada Arabella yang bersadar di batang pohon.
Arabella menatap Melvin dengan jijik. "Hiiihh amit amit. "
"Terus kenapa semua orang bilang lo suka sama dia? " bingung laki laki itu.
"Ya mana gue tau. "
"Lo serumah sama Alrescha? "
"Iya. "
"Kok kalian bisa kenal? "
"Kepo. "
"Kenapa lo ga pulang ke rumah? "
"Berisik anjir! " Arabella menatap nyalang. Kesal sekali dirinya yang berusaha tidur tapi terus di ganggu oleh teman sebangku palsunya.
"Ya sa- Ara! " teriak Melvin membuat Arabella menoleh ke arahnya.
"Apa? "
Melvin mencari sapu tangan di sakunya lalu membawanya menuju wajah Arabella. "Hidung lo berdarah. "
"??!!!" Arabella menatap saputangan putih yang di nodai warna merah lalu merebutnya.
"Makasih, ntar gue balikin! " gadis itu segera berlari pergi. Meninggalkan Melvin yang bingung harus mengejarnya apa tidak.
Pada akhirnya, Melvin memilih melaporkan hal ini kepada sahabatnya.
Alrescha
Al Arabella mimisan|
Terus tadi Jessica sama Angel ada |
cari masalah sama dia
|Oke
|Thanks