KALIMAT CINTA tak Tertata

By VellaAprilianadefinu

8.2K 10.2K 2

⚠️Wajib folow sebelum baca⚠️ Gaura elyona gadis berusia dua puluh satu tahun, yang memiliki kehidupan keras p... More

PROLOG
BROKEN HOME
BROKEN HOME
BROKEN HOME
BROKEN HOME
BROKEN HOME
PERJODOHAN
PERJODOHAN❌❌🚫
PERJODOHAN
PERJODOHAN
PERJODOHAN
PERJODOHAN
PERJODOHAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
GENGGAMAN KESABARAN
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
TERTIKAM
BATIN LUKA
BATIN LUKA
BATIN LUKA
BATIN LUKA
BATIN LUKA
KUNANG-KUNANG MALAM
KUNANG-KUNANG MALAM
KUNANG-KUNANG MALAM
KUNANG-KUNANG MALAM
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
HADIRNYA LUKA
DI HAMPAS KEKECEWAAN
DI HAMPAS KEKECEWAAN
DI HAMPAS KEKECEWAAN
DI HANPAS KEKECEWAAN
DI HAMPAS KEKECEWAAN
KAPAN BISA TEROBATI
KAPAN BISA TEROBATI
KAPAN BISA TEROBATI
KAPAN BISA TEROBATI
PENGECUT
PENGECUT
PENGECUT
SURAT CERAI
SURAT CERAI
SURAT CERIA
SURAT CERAI
SURAT CERAI
DUGAAN?
DUGAAN?✍️

KAPAN BISA TEROBATI

129 168 0
By VellaAprilianadefinu

Seorang Mayang yang kini tengah berduduk sendirian di ruangan istrirahat  pribadinya Gafi, di rumah sakit, ntahlah mungkin saja ia tengah menunggui Gafi di ruang tersebut.

Namun ntah mengapa terlihat dari gerakan-gerik Mayang yang terlihat tampak mencurigakan.

Dari glagatanya yang diam-diam meraih sebuah handphone yang terletak bebas di atas meja tamu, dengan glagatanya yang terlihat berclingak-clinguk penuh kewaspadaan.

Meyakini keadaan sudah cukup aman, Mayang pun akhirnya dengan segera meraih handphone yang target itu.

Blakangan ini Mayang  sering merasakan kecuirgaan pada Gafi, ntah apa yang membuatnya curiga, padahal tak seperti biasanya, karena hal yang biasanya ia rasakan hanya rasa percaya dan sebegitu yakinnya pada Gafi, ia selalu percaya bahwa Gafi tidak akan mungkin melakukan hal yang jauh dari keyakinannya, lebih utamanya tidak mungkin akan memiliki hubungan dengan wanit lain selain dirinya, namun mengapa perasaan itu kali ini berubah? Ntahlah.

Karena blakangan ini sikap Gafi yang semakin terlihat berubah, dari situlah Mayang mulai merasa kecurigaannya, dengan perilaku Gafi.

Hingga karena rasa kecurigaan Mayang pun, akhirnya Mayang memutuskankan untuk menemui Gafi di tengah ia yang sedang bertugas, untuk memenuhi rasa penasarannya, lagi pula kebetulan sekali Gafi yang selalu terbiasa meninggalkan handphone di ruang peribadinya, jadi hal itu lah salah satu cara sang bisa memudahkan dirinya untuk menylidiki hal yang di curigainya pada Gafi.

Gafi memang bukan orang yang  suka mempasword layar handphonenya, karena baginya jika mempwsword handphone, hal itu akan menghalanginya di saat terburu-buru.

Mayang memandang lama ke arah layar handphone Gafi, ia belum siap untuk menylidikinya.

Lagi pula melihat handphone Gafi yang masih dengan posisi yang sama, tak ada perubahan sedikitpun dalam handphonenya, selain itu di layar handphonenya pun juga masih terdapat pada foto wallpaper dirinya yang memang sejak lama sudah terpasang di layar handphonenya, jadi tidak ada salahnya jika ia masih berfikir positif, dan juga merasa ragu untuk menylidiki dari rasa kecurigaannya.

Awalnya ia masih berfikir bahwa ini hanyalah perasaannya saja, namun tetap saja hati masih begitu kurang lega, kalau belum memenuhi rasa kecerugiaanya.

Tapi gak di sandi? Wallpapernya juga masih sama kok, tapi kenapa perasaanku masih gak enak gini.

Walaupun sudah di yakini oleh keadaan handphone Gafi yang tidak terdapat perubahan, namun hati curiganya masih saja terus terguncah, dengan rasa ketidak puasannya, hingga rasanya malah menjadi bimbang, karana rasanya masih belum siap untuk menghadapi rasa sakit di hatinya itu,  jika hal yang di curigainya memang terbukti benar.

Namun dari diamnya beberapa lama, rasa percaya dan tekatnya akan tetap tertuju untuk membongkar rasa kecuirgaannya, hingga pada akhirnya perlahan-lahan Mayang mulailah menekatnya diri untuk menylidki handphone Gagi secara menyeluruh, dengan menylidiki satu-persatu aplikasi sosial medianya yang berada di dalam layar handphonenya, walaupun dengan perasaan tegang, dan tangan tremornya, ia akan tetap memaksakan.

Dan ya akhirnya, usai beberapa lama menylidki, kini akhirnya ia menemukan banyak bukti dari rasa kecurigaannya.

Usai  melihat  jelas hal apa yang tak pernah ia duga  sedikit pun, kini akhirnya terpelihatkan jelas di matanya.

Melihat bukti-bukti nyata tersebut, seketika membuat detak jantungnya serasa ingin berhenti, dengan hati sesaknya, yang membuat sekujur tubuhnya menjadi terasa kaku, dengan cabikan-cabikan luka di hatinya terasa begitu mengganas.

Air mata yang seketika menetes deras di pipinya.

Ia sungguh tidak menyangka dengan apa yang ia lihat, usai menylidiki rasa kecurigaannya dari handphone milik Gafi, rasanya jadi benar-benar menyesal, dengan fikirannya yang tak seharusnya melakukan perbuatan tadi.

Rasanya benar-benar  menyakitkan tiada tara, hal yang membuatnya sangat tidak menyangka, bahwa dugaannya benar, kalau Gafi memang memiliki hubungan dengan wanita lain di belakangnya, yang tak lain lagi, adalah sahabatnya sendiri, yaitu Gaura.

Jadi selama ini Gafi sama Gaura memang ada hubungan, pantas saja kalau memperhatikan keduanya seperti terlihat tidak saling asing, Mayang membantin sembari menangis sesenggukan.

Dengan jengkelnya Mayang terus memukuli dadanya hingga menjambak-jambak kasar rambutnya.

"Mayang!" Terkejut Gafi, saat melihat kondisi Mayang yang membuatnya terpana bingung, hingga membuatatnya jadi berhenti mematung dari perlangkahannya.

Mayang pun seketika menoleh terkejut ke arahnya, dengan rupa yang sudah  menangis dengan tersedu-sedu hebat, dengan perasaan kesal dan tercampur emosinya, Mayang pun dengan cepat bangkit, sembari membawakan handphone milik Gafi ke hadapannya.

Plak!
Satu tamparan itu berlaku melayang hingga ke arah pipi kanan Gafi.

"Ahg!" Gafi terkejut, dan meringis kesakitan, sembari menggenggami pipinya yang terasa panas pedas.

"Bagus ya kamu!" Gertak Mayang pada Gafi, dengan rasa penuh emosinya.

Pandangan Gafi terkesima langsung mengarah pada handphone miliknya yang sudah di genggami oleh Mayang, dengan perasaan yang seketika terkujur panik.

"M-mayang a-ada apa ini? Bisakah kita bicarakan baik-baik dulu sayank? Hssst ...," Ucapannya gelagapan sembari masih meringis-ringis kesakitan.

"Nih lihat! Apa maksud semua ini, heh!?" Desis Mayang, sembari menyodorkan kasar handphone milik Gafi ke arahnya.

"J-jadi kamu sudah melihat semua itu? Kenapa tidak izin dulu padaku? Kalau kamu ingin membukak-bukak handphoneku seharusnya izin dulu! Tidak sopan!" Kesal Gafi, menutupi  kepanikan.

"Untuk apa izin? Bukankah aku memang seperti biasanya yang sering membukak-bukak handphonemu tanpa izin!? Dan kamu tidak pernah marah padaku untuk hal itu!? Tapi kenapa sekarang kamu jadi seperti ini? Atau kah, karena ini sedang dalam posisi terciduk, makanya kamu tidak menerima hal ini padaku!?"

"Y-ya bukan begitu sayank."

"Lalu!?"

Mayang semakin emosi, sembari menangis-nangis.

"M-mayang plis, aku bisa jelasin semua ini, a-apa yang kamu lihat tidak sesuai dengan yang kamu maksud," Masih berusaha untuk menutupi.

"Tidak sesuai dengan yang aku maksud kamu bilang!? Apanya yang tidak sesuai hah!? Sudah jelas-jelas ini terbukti nyata, kalau kamu itu memang benar-benar selingkuh dariku!"

"I-iya aku bisa jelasin say___"

"Penjelasan apa lagi hah? Orang semua ini sudah terbukti kok, jadi untuk apa kamu menjelasakannya lagi! Lagi pula kalau kamu memang ingin menjelaskan, kenapa tidak dari awal saja kamu menjelaskannya!?Kenapa harus nunggu sekarang-sekarang, hah!? Hiks hiks hiks."

"I-iya a-aku minta maaf, a-aku tidak memberi tahu hal itu padamu, karena aku takut membutamu terluka."

"Tapi aku sekarnag terluka Gafi! Memangnya kamu fikir jika kamu memberi tahuku nanti-nanti, perasaanku akan terasa biasa-biasa saja! Padahalkan sama saja, justru kalau  dari awal kamu memberi tahuku tentang hal itu, mungkin perasaanku tidak akan sesakit sang sekarang ini!"

"I-iya aku tau itu, t-tapi karena aku belum siap untuk kehilangan kamu, makanya aku tidak mau memberi tahumu tentang hal itu untuk sekarang-sekarang, aku masih sangat mencintaimu Mayang," Papar Gafi seraya menatap sendu ke arahnya, dengan menggenggami halus kedua tangannya.

"Lepas! Hiks hiks hiks," Mayang menepis kedua genggaman tangan Gafi.

Gafi pun tak memaksanya.

"Sudah berapa lama kamu berhubungan dengan Gaura, hah!?"

Gafi diam, ragu tuk menjawabnya.

"JAWAB!"

Plak!
Satu tamparan itu lagi mendarat pada pipi kiri Gafi.

"S-sudah t-tiga tahun i-ini," Balasnya dengan berberat hati.

Mayang terkesiap mendengarnya, "J-jadi kamu sudah memiliki hubungan lama dengannya, hah!? Aku mengenal Gaura selama tiga tahun ini, berarti kamu berhubungan dengannya dari pertama aku mengenalinya!? Dasar brengsek!"

Tamparan yang ingin ia lampaukan kembali pada Gafi, namun tertahan oleh genggaman Gafi sendiri.

"HARGS!"

"Dasar pengkhianat! Kamu tega ya berselingkuh di belakangku! Aku menyesal mengenal laki-laki sepertimu, aku fikir kamu adalah laki-laki  baik yang aku kenal selama ini, ternyata aku salah!"

"Dengan ya Mayang! Asal kamu tahu, aku menikahi Gaura karena di dapati perjodohan konyol dari mamih! Sejak awal itu aku memang tidak menerimanya, dan aku tetap berusaha untuk bertahan keras dwngan menolaknya perjodohan itu secara mati-matian, namun semua itu terhalangi, hingga pada akhirnya aku terpaksa untuk menikahinya! Tolonglah fahami aku, percayalah sampai saat ini aku masih sangat mencintaimu, dan tidak ada perubahan cinta apapun dalam hati ini padamu," Tegasnya di akhiri suara lembut.

"H-hah! J-jadi kamu juga sudah menikahinya!?" Mayang jadi semakin terkejut usai mendengar penjelasan Gafi, ia masih amat-amat tidak menyangka, jika hal itu akan terjadi.

Gafi mengangguk, dengan perasaan cemasnya.

"Kalau begitu, kenapa dari awal tidak kamu  jelaskan hal itu padaku, Gafi!? Hiks hiks hiks ... Kenapa baru sekarang, usai semuanya terbongkar? Kalau kamu beri tahu aku dari sejak itu kan aku bisa secepatnya menjauhi kamu, dan aku gak perlu capek-capek nungguin kamu buat nikahin aku, kalau udah terlanjur kek gini mau apa coba, akunya juga udah terlanjur kecewa, mau di pertahanin juga gak mungkin bisa Fi! Hiks hiks hiks."

"Bisa kok, kita bisa bertahan sayank, aku akan berusaha secepatnya untuk menceriakan Gaura, dan kita akan menikah," Ungkapnya meyakini, sembari memeblai halus pipinya.

"Kamu jangan gila Gafi!" Dengan kasar Mayang menepis genggaman halus pada tangan Gafi di pipinya.

"Kenapa gila? Ini gak gila sayank, ini semua demi kamu."

"Enggak! Aku gak mau kalau dengan cara seperti ini! Pokoknya aku gak mau!  Aku gak mau nyakitin Gaura! Karena aku tahu jelas siapa Gaura, dan Gaura bukanlah orang yang jahat, aku yakin ini bukan kesalahan Gaura, lagi lupa jika memang sejak awal Gaura tahu bahwa kamu tengah memiliki hubungan denganku Gaura juga pasti tidak akan mungkin mau menikah denganmu!

Aku yakin semua ini bukan kesalahan Gaura, jadi aku mohon jangan korbankan Gaura dalam permalasahan ini, Gafi! Tetaplah bertahan dengannya, dan jalani hubungan suami istri pada umumnya! Dan iarkan aku pergi!" Sarkas Mayang dengan bijak.

"T-tapi aku juga mau menikah denganmu Mayang."

"Enggak! Pokoknya aku gak mau Gafi! Aku gak mau, menikah sama laki-laki pengkhianat seperti kamu! Andia saja sejak awal kamu menjelaskan hal ini padaku, mungkin aku gak akan menghaprapkan keyakinan darimu lagi, Gafi!"

"Iya aku minta maaf, tapi aku mohon, cobalah mengerti tentangku, dan ayok kita perbaiki lagi semua keadaan ini agar seperti semula, lupakan tentang permasalahanku yang itu, tapi aku mohon tetaplah bertahan untuk menjalin berhubungan seperti biasanya, aku tidak mau kehilangan kamu."

"Mana bisa seperti itu Gafi!? Lagi pula juga ada saatnya aku harus menikah, dan gak mungkin terus-terusan seperti ini! Kalau kamu terus tetap bertahan denganku, lalu bagaimana dengan perasaan Gaura denganmu? dan apa pendapat Gaura tentangku, apa aku tidak akan di coret rendah olehnya, jika kita terus-terusan seperti ini.

Aku yakin sekali selama ini pasti Gaura sudah banyak sekali terluka karenaku, dan ini semua karena ulahmu, karena tidak memberi tahuku tentang hubungan kalian padaku!

Aku akan lebih percaya pada Gaura, dan aku akan yakin padanya, untuk tidak  membencinya, karena aku tahu bahwa semua ini bukan kesalahan Gaura, tapi kesalahanmu, karena sifat egoismu lah yang menutupi segala-galanya!"

Dengan air mata yang terus menderas, menyimak amarah dari bibir Mayang.

"Aku akan meminta maaf pada Gaura, dan cukup sampai di sini saja aku menyakitinya, dan aku gak akan lagi-lagi untuk berhubungan dengan lelaki brengsek sepertimu! Hiks hiks hiks," Senggaknya dengan nada yang semakin serak.

"Kenapa kamu selalu mengatakanku sebagai lelaki brengsek? Bukankan aku melakukan ini demi kamu? Aku sangat menyayangimu, dan aku pun juga  tidak sepenuhnya salah dalam hal ini sayank."

"Siapa bilang kamu tidak salah? Dengan kesalahanmu yang tidak memberi tahuku tentang hubungan kalian, itu juga sudah termasuk kesalahan besar, Gafi! Hiks hiks hiks."

"A-aku minta maaf."

"Bisa-bisanya kamu bertahan denganku, sedangkan posisimu sudah menjadi suami orang, dan aku yakin sekali, selama ini pasti Gaura sangat amat tersakiti menahan semua penderitaan yang sudah kita perlakukan padanya!"

Gafi akhirnya diam tak berani membalasnya lagi, fikirnya ada benarnya juga ucapan Mayang.

"Asal kamu tahu ya, selama ini aku sering mencerita-ceritakan tentang hubungan kita perdua di depannya, dan ia pun selalu setia mendengarnya, ia tak pernah menunjukan sikap kesalnya padaku, ia selalu bersikap seolah-olah keadaan biasa-biasa saja.

Dan kamu sendiri juga lihat kan? Bahwa Gaura juga sering sekali melihat kita bermesra berdua, dan ia tidak pernah marah, ia selqlu bersikap seakan-akan keadaan biasa-biasa saja, dan ia pun bersikap seakan ia tidak mengenalimu.

Tapi mengapa dengan bodohnya dirku yang tidak tau, bahwa ternyata kamu juga adalah milik Gaura! Bayangkah saja Fi aku sudah beberapa lama menyakiti dirinya? Tanpa kesadaranku sendiri, dan sudah berapa lama juga aku menyiksa batin dan juga mentalnya, ini semua karena kesalahanmu, yang telah membihongiku! Sampai-sampai Gaura harus menjadi korban dalam hubungan kita selama ini!"

Gafi terus terdiam, hingga pada akhirnya ia juga ikut menangis deras.

"Dan asal kamu tau lagi Fi! Di mana aku sedang melakukan hubungan denganmu, Gauralah yang selalu mendukungku dalam hal itu, ia selalu menyuruhku dan mengajariku untuk jangan mengecewakanmu, semua perubahan itu aku dapati pembelajaran darinya!

Tapi ternyata aku salah, selama ini ternyata aku mengkhianatinya tanpa kesadaranku, aku sebegitu bodoh dan tidak pekanya pada Gaura, Aku sungguh malu Fi, aku sangat merasa bersalah sekali padanya.

Pantas saja, ia selalu menyuruhku untuk jangan mengecewakanmu, dan ia pun juga selalu mengajariku tentang arti kesetiaan, terutamanya ia memintaku untuk selalu setia dan menyayangimu, ternyata arti dari semua ini, ia memintaku untuk menyayangimu, karena aku yakin ia pasti sangat mencintaimu.

Makanya ia memintaku untuk terus membuatmu nyaman, karena hanya akulah satu-satunya orang yang biasa membuatmu nyaman dengan wanita, Gaura pun pernah menjelaskan hal itu padaku, bahwa laki-laki yang setia pasti akan terus bertahan untuk memperjuangkan wanitanya.

Walaupun di sisi lain ia sudah memiliki wanita, yang di mana ia bukanlah harapannya, dan ternyata itulah yang di rasakan oleh dirinya sendiri bahwa dirinyalah yang bukan menjadi wanita harapan tersebut! Kamu jahat, kamu kejam, kamu keterlaluan!" Ujarnya di akhiri dengan teriakan keras.

"Aku mohon berhentilah mendebatiku! Coba kita bicarakan baik-baik saja, ayok," Ajak Gafi dengan meminta dengan kepala dingin.

"Enggak! Sebaiknya aku pulang!" Ujar kasar Mayang, dengan segera ia meraih tas miliknya yang terletak di atas meja, lalu ia berjalan sembronoh melewati Gafi, dengan Gafi yang menatap penug harapan padanya.

"Dan ingat! Mulai sekarang kita putus dan tidak akan ada hubungan apapun lagi di antara kita berdua! Cukup sampai di sini hubungan kita, dan cukup sudah untuk kita yang berhenti menyakiti Gaura!" Desisnya sembari melempar kasar handphone Gafi ke arahnya, hingga ia berjalan pergi meninggalkan Gafi begitu saja.

Gafi menghela nafas kasar, dengan perasaan yang masih tersayat hebat, ia tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi padanya, baru saja kemarin ia sedih karena merasa kehilangan calon anaknya, kini sudah harus di timpa lagi dengan rasa sedihnya yang kehilangan Mayang, namun di sisi lain ia juga masih memiliki Gaura, yang masih selalu tetap bertahan menemaninya dalam keadaan apapun, dan walau sesakit apapun itu halnya yang sudah ia berikan padanya.

Maafkan saya Gaura, maafkan aku Mayang, aku tidak bisa menjaga perasaan kalian berdua, ucapnya menyesal di dalam batinnya.















•••••••••🌼🌼🌼•••••••••

Mayang yang kini tengah dalam perjalanan untuk menuju kepulangan.

Dengan rasa yang begitu terpukulnya, selain merasa dirinya yang terkhianati, ia pun juga merasa bahwa dirinya sudah lama mengkianati Gaura, tanpa di sadari.

Semua tentang perilakunya terhadap Gaura di saat tengah bermesra bersama Gafi, itu terus saja teringat dan menghantui fikirannya, ia sungguh merasa amat bersalah pada Gaura, andai saja sejak awal ia tahu tentang hubungannya dengan Gafi, pasti ia tidak akan sebegitunya untuk menyakiti  Gaura, apa lagi ini hampir di setiap harinya.

Mayang tidaklah  berniat sedikit pun untuk menyalahkan ataupun membenci Gaura, karana ia faham bentul tentang sifat dan sikap Gaura yang sebenarnya, dan ia pun juga menganalogikakan fikirannya terhadap kejadian ini, ia masih befikir bijak dengan logikanya terhadap kejadian ini, jadi tidak sepenuhnya bahwa hal ini adalah kesalahan Gaura sendiri, jadi ia pun juga masih tetap memaafkannya, justru tak seharusnya Gaura yang meminta maaf padanya, tapi dirinya lah yang seharusnya meminta maaf pada Gaura, karena sudah hampir di setiap harinya ia merasa bahwa dirinyalah yang sudah melukai perasaan Gaura.

Kenapa ia bisa merasakan tentang perasaan bersalahnya itu pada Gaura,  ya karena pada dasarnya hal yang hampir setiap hari ia lakukan pada Gaura adalah dengan mencerita-ceritakan tentang kemesraannya bersama Gafi kepada Gaura, hingga terkadang Gaura pun sampai bosan mendengar ceritanya, namun ia begitu tahannya dan dengan setianya mendengar curhatannya, walaupun menyakitkan ia masih tetap bertahan untuk memendam hal yang sebenarnya, bahkan Gaura sebegitu hebatnya ia bisa menahan tangis dari rasa sakit semua itu, terlihat seakan-akan keadaan baik-baik saja.

Gaura maafin aku, selama ini aku gak pernah ngertiin perasaan kamu, dan aku pun juga gak tau kalau kamu  ada hubungan sama Gafi, maafin aku, kamu pasti sakit hati banget kan, karena hampir setiap hari kamu melihat tentang kemesraan kami berdua, apa lagi aku juga sering menceritakan tentang kemesraan itu padamu, maafin aku Ra, aku menyesal.

Mayang masih terus menangis terisak-isak selama di perjalanan.

Ia akan berniat menemui Gaura besok.


Jangan lupa mampir ke istagram @cici_ai_ai

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

General Fiction

10.4M 546K 52
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
229K 12.7K 31
( sebelum membaca jangan lupa follow akunnya 👌) yang homophobia di skip aja gak bisa buat deskripsinya jadi langsung baca aja guys bxb bl gay homo ...
DEWASA II [21+] By Didi

General Fiction

209K 77 7
[follow untuk bisa membaca part 21+] KUMPULAN NOVEL-NOVEL DENGAN TEMA DEWASA. BANYAK ADEGAN TAK LAYAK UNTUK USIA DI BAWAH 18 TAHUN. 🔞🔞🔞🔞🔞
1.8M 1.4K 30
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...