Kisah 3 SKS ✔

imyourday_

31.3K 2.6K 568

KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Mata kuliah 3 SKS ini mewajibkan 1 kelompok untuk tinggal bersama selama satu bu... Еще

Prolog
Salam Kenal
Survey
Survey Lagi
Serba Serbi Proposal
Barang Bawaan
Pindahan
Hari Pertama
Posyandu Balita
Perkara Senam
Manusia Aneh
Anak Pak Kades
Dokcil VS Apocil
Rapat
Panitia Lomba
Lansia
Balada Logbook
BIAN
Sidak dan Kebebasan
Prokeran lagi
Kegiatan Jum'at Siang
Kejutan Untuk Niko
Tumpengan
Ucapara
Prokernya Gavin
Menghitung Hari KKN Selesai
Malam Resepsi
Heeling
Heeling Pt 2
Urusan Hati
Bazar dan Dramanya
Deep talk sebelum pulang
Satu Hari Bersama Salengsar
Balada LPJ
Kondangan

Air Terjun

619 69 13
imyourday_

Hari ini anak-anak salengsar kecuali Risa dan Gita yang sedang piket di balai desa, ikut ke SD 2 karena proker milik Jefri sedang dilaksanakan. Proker Jefri ini Pentingnya Menabung Sejak Usia Dini. Setelah berdebat dengan Kiara, akhirnya Kiara yang mengalah dan mencari proker lain.

Saat ini Jefri dan teman-teman yang lain sedang membantu siswa untuk membuat celengan dari botol bekas. Sasaran proker Jefri ini siswa kelas 5 dan 6. Sebelumnya Jefri sudah memberikan materi tentang menabung, manfaat, makna uang, cara manajemen uang dan menabung.

"Adek-adek kalo susah potong botolnya bisa minta bantuan kakak-kakaknya," Ucap Jefri.

"Kak Jefri kalo udah selesai motongnya terus gimana?"

"Abis itu botolnya di tutup pake kertas dan di hias biar bagus. Kertasnya bisa minta ke Kak Nadin ya."

"Sini biar Kakak bantu lem," Ucap Lita saat melihat siswa yang kesusahan memakai lem bakar.

"Kak punya ku bagus ga?" Tanya Putri kepada Fara.

"Bagus kok dek."

"Kalo udah selesai bisa duduk rapi lagi ya," Ucap Jefri.

"Nah nanti nyampe rumah kalian bisa mulai menabung. Gapapa sehari cuma nabung 1000 tapi yang penting rutin. Nanti uangnya bisa adek-adek buat beli peralatan sekolah, jajan, atau bahkan bisa buat liburan," Jelas Jefri.

"Ada yang mau di tanyakan?"

"Kak Jefri!"

"Iya?"

"Kalo celengannya udah penuh langsung di bongkar atau bikin baru lagi?"

"Itu terserah adek-adek ya. Kalo mau langsung di bongkar dan uangnya dipake ya boleh. Tapi kalau bisa Kakak kasih saran, mending bikin celengan baru lagi. Di rumah pasti ada botol bekas yang ga di pake. Dari pada jadi sampah mending dimanfaatin. Terus juga kalo bikin celengan baru kan uang nya jadi nambah banyak."

"Udah jam pulang ya?"

"Iya kak."

"Kakak tutup ya. Terima kasih buat adek-adek yang sudah meluangkan waktunya. Semoga apa yang Kak Jefri tadi sampaikan bisa adek-adek terapkan ya."

"Jef foto," Ucap Nadin.

"Oh iya Kakak boleh minta buat foto bareng-bareng ya. Di luar aja biar bagus."

Jefri dan yang lainnya keluar dari ruang kelas 5 dan foto di halaman sekolah. Niko dan Nadin bergantian saling memfoto. Nasib jadi bagian dokumentasi harus mengalah. Foto-foto selesai, adek-adek langsung pamit pulang. Tentu saja Jefri juga langsung pamit pulang ke guru-guru.

"Nanti jadi kan main ke air terjun?" Tanya Nadin.

"Jadi. Abis dzuhur aja," Ucap Bagas.

"Risa sama Gita ga bisa ikut dong?" Ucap Vania.

"Nasib kebagian jatah piket sih," Ucap Agam.

"Nanti Mbah Surya yang nganterin kita. Sekarang masih jam 11 jadi bisa buat istirahat dulu," Ucap Jefri.

"Yang piket masak, masak buat makan siang dong laper nih," Ucap Niko.

"Duh males kalo masak siang-siang gini," Ucap Nadin.

"Emang lo kalo piket masak, beneran masak Nad? Bukannya cuma bantu motong-motong doang?" Ucap Agam kelewat jujur.

"Yang penting kan gue bantuin masak."

"Mending beli makan aja siapa tau ada yang jualan biar gue yang bayarin. Gue juga males banget masak," Ucap Gavin.

"Seriusan Vin?" Tanya Vania.

"Kapan sih gue ga serius kalo soal bayarin kalian?"

"Asik. Makasih sultan Gavin," Ucap Niko semangat.









Setelah shalat dzuhur dan makan siang dengan menu mie ayam abang-abang yang biasa keliling desa, kini anak-anak salengsar sedang bersiap untuk pergi ke air terjun. Banyak warga yang merekomendasikan mereka untuk datang ke air terjun seperti Mbah Surya. Mbah Surya akan mendampingi mereka pergi ke air terjun.

"Rapi bener Vin?" Tanya Vania yang terheran dengan baju yang di kenakan Gavin.

"Gausah kaget Van. Baju-baju yang Gavin bawa kaya buat liburan semua," Ucap Niko.

"Eh gue sama Fara ga jadi ikut kalian ya."

"Kenapa Lit?" Tanya Bagas.

"Mau ke pasar aja. Mau belanja kebutuhan dapur yang udah mulai menipis," Ucap Fara.

"Ga nyesel ntar kalo ga ikut ke air terjun?" Tanya Jefri memastikan.

"Engga. Gue males aja," Ucap Lita.

"Yaudah kalo gitu."

"Pake motor siapa terus yang bawa siapa?" Tanya Agam. Soalnya Agam tahu kalau Lita ini tidak bisa mengendarai motor.

"Pake motor Kiara terus gue yang bawa," Ucap Fara.

"Gue sampe lupa Fara bisa bawa motor gara-gara keseringan ngebonceng Kiara," Ucap Agam.

"Tapi gapapa emangnya? Bukannya selama di sini lo belum pernah bawa motor ke pasar ya Far? Kan jalan ke pasar berkelok sama nanjak banget. Jalannya juga lumayan rusak," Ucap Gavin yang merasa tidak yakin.

"Pelan-pelan nanti bawa motornya," Ucap Fara.

"Oke deh. Hati-hati di jalan ya. Kalo ada apa-apa kabarin kita-kita aja," Ucap Nadin.

"Yuk berangkat. Mbah Surya udah nungguin di depan tuh," Ucap Bagas.

Mereka pun berpisah. Lita dan Fara mengambil motor yang di titipkan di halaman rumah yang berseberangan dengan rumah Bu Ayu sedangkan yang lain mulai jalan mengikuti Mbah Surya. Untuk menuju air terjun, mereka melewati daerah RW 3 lalu menemukan jalan setapak untuk akses masuk hutan. Jalan setapak yang hanya bisa dilewati untuk satu orang.

Demi keamanan bersama, Bagas dan Gavin berjalan paling belakang. Jefri, Niko, Agam di belakang Mbah Surya dan anak-anak cewe berada di tengah.

"Banyak banget ya pohon kapulaga nya," Ucap Kiara yang sedari tadi memperhatikan kalau jalan setapak yang mereka lalui terdapat pohon kapulaga di kanan dan kiri jalan.

"Iya Mba. Sekarang harga satu kilo kapulaga sedang naik makanya banyak warga yang menanam kapulaga," Jawab Mbah Surya.

"Emang harga satu kilo nya berapa Mbah?" Tanya Nadin.

"Bisa sampe 90 ribu satu kilo nya."

"Mahal juga ya," Ucap Agam.

"Ih jadi pengen makan kapulaga yang udah mateng deh," Ucap Vania.

"Emang enak? Bukannya rasa minyak kayu putih ya soalnya gue pernah nyium baunya mirip" Ucap Bagas.

"Enak tau. Pedes-pedes seger gimana gitu."

"Nah ini dia air terjunnya. Nama air terjunnya Banyu Sari."

"Kenapa namanya Banyu Sari, Mbah?" Tanya Jefri.

"Banyu itu dalam bahasa jawa artinya air. Kalau Sari diambil dari nama Desa Lenggang Sari. Makanya air terjun ini dinamakan Banyu Sari. Air yang ada di Lenggang Sari."

"Monggo kalian bisa main-main dulu. Mbah ke situ ya mau ngecek kebon sebentar," Pamit Mbah Surya sambil menunjuk ke arah kebun milik Mbah Surya.

"Oh Iya Mbah silahkan."

Setelah Mbah Surya pergi, Kiara dan Nadin langsung melepas sandal mereka untuk bermain air. Agam dan Gavin memilih duduk di batuan besar dan mengeluarkan rokok yang mereka bawa.

"Definisi ngudud with the view," Ucap Bagas saat melihat Gavin dan Agam yang sedang merokok.

"Jef, minta tolong fotoin gue sama Kia," Ucap Nadin sambil menyerahkan HP nya ke Jefri.

Mereka bersantai di pinggiran sedangkan Bagas dan Jefri sudah mendekat ke arah air terjun. Mereka berdua mencuci muka dengan air yang mengalir dari atas itu.

"Aduh!"

Satu suara itu berhasil membuat semua mata tertuju pada sumber suara. Bisa dilihat di mana Niko yang sedang terjatuh dan Vania yang juga hampir terjatuh namun masih bisa menjaga keseimbangannya.

"Eh, lo gapapa kan Nik?" Tanya Vania.

"Aman. Cuman baju gue sobek ini kena ranting pohon."

"Lagian lo kenapa bisa jatoh sih Nik?" Ucap Nadin mendekati Niko bersama dengan Kiara, Agam dan Gavin.

"Kepleset batuan kecil tadi."

"Untung lo ga megang tangan gue tadi. Kalo iya kan gue ikutan jatoh," Ucap Vania. Memang Vania dan Niko hendak mendekat ke arah teman-temannya. Namun, sayangnya Niko kurang memperhatikan jalan sehingga terjatuh.

"Lo berdua abis ngapain emangnya? Yang lain juga pada di sini," Ucap Gavin.

"Mungutin rambutan gue sama Vania."

"Lagian ada-ada aja lo berdua. Cocok lah jadi partner in crime," Ucap Agam.

"Yaudah istirahat dulu baru nanti foto-fotonya," Ucap Kiara lalu memberikan botol minum yang ia bawa dari posko ke Niko.

"Makasih calon istri."

Akibat ucapan Niko barusan, dia mendapatkan pukulan dari Agam dan Gavin serta cipratan air dari Bagas. Niko hanya bisa tertawa melihat kelakuan teman-temannya.

Risa memarkirkan motornya di depan toko grosiran yang di maksud. Toko grosir ini hasil penemuan dirinya dan Kiara ketika sedang gabut, memilih untuk berjalan-jalan mencari makan. Di bandingkan dengan toko yang ada di dalam pasar, harganya lumayan lebih murah sehingga bisa untuk berhemat. Risa dan Gita langsung masuk ke dalam toko untuk mencari Fara dan Lita yang teranyata sedang berada di bagian minuman instan.

"Hei," Ucap Gita membuat Fara dan Lita membalikkan badannya.

"Oh udah nyampe ternyata."

"Titipan yang lain udah semua?" Tanya Gita.

"Udah. Tinggal kita-kita mau beli jajan apa," Ucap Fara.

"Ih marshmallow yang bulat-bulat jajanan warung itu dimana ya? Enak banget itu," Ucap Gita bersemangat. Waktu itu dirinya minta punya Kiara dan Risa sehingga dirinya ingin membeli sendiri.

"Ada di bagian permen-permen. Yuk ke sana," Ucap Risa.

"Murah banget segini banyaknya cuma 12 ribu," Ucap Lita saat mengambil satu bungkus marshmallow yang isinya banyak.

"Berarti warung-warung untung banyak dong ya? Satu bungkus kecil ini aja seribuan," Ucap Fara.

"Takut kalap gue kalo lama-lama di sini," Curhat Lita.

"Iya KKN bukannya makin kurus malah makin melar gara-gara jajan mulu," Ucap Risa.

"Iya ih gue juga ngerasa rada boros di sini," Ucap Gita.

"Udah semua kan? Ga ada yang di beli lagi? Kalo ga ada, langsung ke kasir aja takutnya makin pusing kita liat jajan yang sekarang aja susah banget buat di temuin di warung-warung," Ucap Lita. Mereka berempat pergi ke kasir lalu membayarnya.

"Gita lo bawa motor Kia ya, gue yang ngebonceng lo."

"Kenapa emangnya Far?"

"Fara kagok bawa motornya gara-gara udah lama ga bawa. Gue aja tadi deg-degan ngeboncengnya," Ucap Lita. Masalahnya Fara ini bawa motornya asal nyalip, bagaimana Lita bisa tenang dan duduk manis di belakang.

"Oke deh. Berarti lo sama Risa ya Lit."









Продолжить чтение

Вам также понравится

244K 36.6K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
164K 23.7K 119
96line🌻 "Saling menghargai adalah kunci hidup damai." -SatuNusa
Who Killed My G? (END) djannahira almatha

Детектив / Триллер

13.8K 1.5K 36
Menghilangnya Gabriel di akhir waktu liburan semester menjadi mimpi buruk bagi teman-teman terdekatnya. Quinn, Noah, Nael, Willa, Belle, dan Rae har...
KATA KITA || TRAVICKY [END] s.

Любовные романы

6.4K 955 19
SERI KAMPUS 1.5 Mungkin sebuah keberuntungan bagi Seira bisa mendapatkan Harlan setelah lelaki itu putus dari Danilla. Seira pikir, ia istimewa. Namu...