Antagonist Lady And The Villa...

By Luluk_Layalie

16.9K 2K 344

Dikutuk, diasingkan hingga dipalsukan kematiannya sehingga menjadi rahasia besar Kerajaan? Leviza Xavier, ras... More

Prolog
The Antagonist Princess
Semua Luka Karenamu!
Leviza Dan Jalan Dunia Baru!
Menjadi Wanita Bayaran?
Buronan Kerajaan
Kebangkitan Sang Raja Iblis
Duel
Mari Hidup Bersama
Permusuhan

Kekacauan Besar

1K 121 47
By Luluk_Layalie

Crash!

Kedua mata Duke Axton membelalak, terkejut bukan main saat pedang yang ia tebaskan malah mengenai sosok Putra Mahkota yang tiba-tiba muncul tepat di depan Leviza. Leonard, sang putra mahkota mengerang kesakitan. Melihat pundaknya sudah terkoyak bilah pedang yang dialiri sihir tingkat tinggi.

"Yang Mulia!" Duke Axton khawatir.

Namun, ekor matanya menangkap siluet Leviza yang mundur dengan seringai licik. Jelas, Duke Axton tidak bisa membiarkan buruannya hilang begitu saja. Belum sempat beranjak dari tempat, lengannya dicekal Leonard yang kini tengah menatapnya tajam.

"Kupikir nyawaku lebih penting dari iblis itu," ucap Leonard mengingatkan Duke Axton pada pundaknya yang benar-benar terkoyak parah hingga pakaian sang putra mahkota sudah basah bersimbah darah.

Jelas-jelas Leonard sendiri yang tiba-tiba muncul. Kini malah berlagak menjadi korban. Duke Axton jelas bisa membaca dengan jelas kondisi ini hingga membuat rahangnya mengeras kesal. Karena Putra Mahkota, sekarang Leviza dan Raja Iblis itu lolos begitu saja. Padahal Duke Axton sudah mengeluarkan sihir tingkat tinggi. Sialan benar memang putra mahkota satu ini.

"Jika Raja melihat apa yang Anda lakukan, saya yakin kepala Anda sudah berakhir di bawah pancungan," desis tajam Duke Axton.

Meski kesal bukan main, tetap saja Duke Axton tidak bisa meninggalkan Leonard begitu saja. Leonard terkekeh, sembari merangkul leher Duke Axton karena tubuhnya terasa limbung.

"Omong-omong, sihirmu hebat juga. Kau benar-benar ingin membunuhnya, ya?"

Duke Axton membawa Leonard kembali menginjakkan tanah. Di tempat mereka berdiri, kota yang sebelumnya megah nan ramai dengan lautan manusia berubah menjadi rerobohan bangunan yang hancur dan kebakaran luar biasa sampai ke wilayah hutan. Hawa panas jelas cukup membuat kulit terasa terbakar.

"Apakah Anda buta, Yang Mulia? Lihatlah akibat perbuatan Anda!"

Duke Axton mengeraskan rahang. Lautan api itu benar-benar membuatnya marah. Semua karena satu gadis terkutuk. Benar saja, tak hanya kelahiran, tetapi keberadaannya memang membuat orang lain jadi terkena bencana.

"Perbuatanku, eh?" Leonard lagi-lagi terkekeh sampai geleng-geleng kepala. "Justru semua ini salahmu, Duke. Jika bukan karena kau memburu kakakku, iblis itu tidak akan bangkit."

Sontak, ucapan Leonard langsung dihadiahi delikan tajam dari Duke Axton. Bahkan, pria itu kini mendorong tubuh Leonard hingga mau tak mau ia harus berjalan sendiri tanpa bantuan. Leonard hanya bisa melihat punggung Duke Axton yang makin jauh meninggalkannya dengan langkah terseok.

Entah masih bisa dengar atau tidak, Leonard meneriaki pria itu.

"Jika Putri Lenora tahu kau hendak membunuh Putri Leviza, dia pasti akan sangat kecewa! Jangankan menikah denganmu, melihat wajahmu saja dia tidak akan mau."

Detik itu baru langkah Duke Axton terhenti. Ia membalikkan badan sembari menatap penuh kekesalan pada Leonard.

"Penjahat pantas dihukum! Kerajaan tidak bisa terus melindungi kejahatan. Tidak peduli itu Anda atau Raja, jika kalian mengkhianati kerajaan, aku juga tidak akan sungkan."

Bibir Leonard melengkung, tersenyum kecut mendengar apa yang dikatakan Duke Axton.

"Kau tidak akan pernah mengerti kecuali kau lahir di posisi Putri Leviza. Orang dengan posisi pewaris diktator sepertimu mengerti apa tentang keluarga?"

"Jaga ucapan Anda, Yang Mulia! Saya tidak dalam keadaan tempramen yang baik. Jika bukan karena Anda adalah kakak Putri Lenora, saya benar-benar tidak akan sungkan lagi."

"Kau pikir aku juga akan sungkan padamu? Kau pikir aku akan membiarkan pria berhati dingin sepertimu menikah dengan adikku?" Leonard mengibaskan tangan. "Sudahlah, kubur saja ambisimu menangkap Putri Leviza. Ayahanda juga tidak sebodoh itu sampai harus didekte bawahan sepertimu."

***

"Hah!"

Akhirnya Leviza bisa menguasai tubuhnya lagi. Namun, Leviza dibuat tercengang bukan main saat mendapati sosok pria berjubah hitam tergeletak tak sadarkan diri di sebelahnya. Bukan hanya kehadirannya, tetapi juga wujudnya yang setelah berkali-kali Leviza mengucek mata untuk memastikan, wujudnya benar-benar tembus pandang.

Bayangkan!

Tubuhnya tembus pandang!

"Dia ini apa? Manusia, tapi bukan. Apakah dia hantu?" batin Leviza, alih-alih berlari, ia malah cari penyakit dengan memandangi wajah pucat di balik tudung hitam yang membuatnya tampak samar.

Kelopak mata Leviza melebar. Meski tampak tembus pandang, tetapi telapak tangan Leviza bisa merasakan tekstur kain pakaian sosok itu. Dengan penuh rasa penasaran, Leviza semakin mendekat, duduk di sebelah sosok pria transparan yang masih tak sadarkan diri itu. Tangannya terulur, menyentuh rahang keras yang terasa begitu kokoh dan nyata.

"Ini seperti manusia," gumam Leviza kebingungan.

Di tengah ratusan pertanyaan di kepalanya, Leviza teringat detik-detik sebelum ia tak sadarkan diri. Pemandangan kota yang hancur, membuat Leviza tersentak sehingga langsung menarik tangannya dari sosok aneh di sebelahnya.

Namun, sebuah cengkeraman di lengan mungilnya membuat Leviza makin tersentak. Bola matanya melotot horor, mendapati dirinya beradu pandang dengan sepasang mata merah darah yang bercahaya seperti rubi. Di sisi lain, mata itu tampak tajam mengerikan, tetapi di sisi lain cahaya yang terpancar seolah menghipnotis Leviza untuk tak bisa mengalihkan pandang.

Cengkeraman di lengannya perlahan berubah menjadi genggaman yang terasa dingin, tetapi begitu nyaman. Leviza tidak yakin dengan perasaan familiar dan hangat yang menyelimuti hatinya. Yang jelas, ia sadar bahwa kemungkinan besar pria itu menghipnotisnya.

Sihir apa ini? Mengapa rasanya seperti letupan bunga api di perayaan megah nan membawa debaran sekaligus ketakjuban yang tak mampu dijelaskan?

"Ini sungguh dirimu," gumam pria itu terdengar bergetar.

Belum mampu mencerna apa yang dirasakan dan misteri siapa sosok pria tembus pandang di hadapannya, Leviza hanya bisa diam membatu saat sosok itu bangkit dan memeluk tubuhnya.

Deg!

Debaran jantungnya menggila. Namun, sensasi pelukan ini begitu nyata. Itu adalah pelukan erat, meski yang Leviza rasakan tubuh sosok pria aneh ini begitu dingin, tetapi entah mengapa hatinya menghangat. Perasaan apa ini?

"Aku tidak percaya benar-benar bisa melihat wajahmu lagi. Ah, tidak! Bukan hanya wajah dan tubuhmu, tetapi juga jiwamu. Astaga, i-ini ... kau sungguh nyata. Aku tidak bermimpi lagi. Kau sungguh nyata."

Sosok pria berjubah hitam membentangkan jarak, tidak terlalu jauh, tangannya masih bertengger di pundak Leviza. Tatapan manik rubi itu memandang penuh binar, pada wajah hingga seluruh tubuh Leviza dengan seksama.

"Ini benar-benar dirimu, Gadis Kecil. Kau nyata. Aku benar-benar merindukanmu."

Sudut bibirnya terangkat, Falcon tersenyum sumringah. Sosok yang telah ia nantikan ribuan tahun kini benar-benar telah bereinkarnasi dengan nyata di depan mata. Reinkarnasi yang sesungguhnya tanpa harus Falcon carikan wadah yang cocok, tetapi selalu gagal dan berakhir pada kematian wadahnya.

"Siapa kau?"

Manik biru Leviza menyambut wajah sosok pria tampan di hadapannya. Menelisik bagaimana warna kulit putih pucat yang agaknya memang lebih mirip mayat. Kerutan di kening Leviza semakin dalam karena jelas-jelas matanya menangkap sosok pria di hadapannya ini seperti bayangan yang tembus pandang. Sungguh, otak Leviza tidak bisa mencerna makhluk apa sebenarnya pria ini.

"Kau ini apa?"

***

Yosh!

Hutang lunas!

Besok mau up lagi?

Kali aja ada yang mau ngisi waktu luang.
Judul: I Choose The Villain Crown Prince
Di bakisah yups! Baca gratis pakai iklan dan ngumpuin poin aja, jangan top up!

With luv,
❤️
Luluk Layalie

Continue Reading

You'll Also Like

296K 1.7K 12
nina and papa (21+)
163K 934 15
cie kepo!! sabar ya ubah alur ubah judul wkwk
1.1M 75.1K 47
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
87.3K 5.3K 19
Aileen Zovanka harus mati sia-sia karena terlampau kesal dengan ending novel yang ia baca, ending yang begitu buruk dan menyebalkan tentunya. namun m...