The Royal Elite • vm

By scorpioels

7K 667 112

" Three lives, we still meet again " " But, in every meeting we have, someone will die, between us there is n... More

0 • 0 - Opening Sequence
0 • 1 - Luna Ilena
0 • 2 - Levantarse
0 • 3 - Let's Begin
0 • 4 - He it's
0 • 5 - Soon To Be
0 • 6 - Control
0 • 7 - I meet you
0 • 9 - No One
1 • 0 - Alium Hominem
1 • 1 - Floating Dance
1 • 2 - Blue Flower
1 • 3 - Him & I
1 • 4 - It's So Hard To Be Romantis
1 • 5 - Jealous
1 • 6 - The Night In The Pouli Clan
• HUÁNG : The Royal Elite •
1 • 7 - Opening Sequence

0 • 8 - Beautifull

271 32 3
By scorpioels


|CW : crossdressing |

| Author By scorpioels
Edit By scorpioels
Copyright ©scorpioels |

• •
• • •





Dunia terasa begitu cepat, entah ini hari keberapa, yang Jimin ingat adalah dia baru saja bangun dari tidur nyamannya. Namun dewi fortuna sepertinya sedang mengutuknya sekarang. Ada apa dengan para wanita dengan pakaian hitam putih mirip maid itu? Jimin bahkan belum sempat untuk mengeluarkan suara, mereka telah mendorong dirinya kembali masuk kedalam. Dalam sedetik dirinya sudah berada di depan cermin dengan handuk di kepala, bathrobe yang sebagian dada terlihat. Tidak membiarkan Jimin membuka mulutnya, mereka merias dirinya dengan sangat cepat, telaten, dan baik. Kedua matanya melebar tat kalah melihat gaun putih khas pengantin yang terpajang di dalam kamarnya. Jimin tidak habis pikir. Memang benar omega diijinkan menggunakan dress, gaun atau pakaian wanita lainnya. Karena kesetaraan gender yang di miliki Omega, yang juga memiliki sifat feminist. Jadi, Jimin tidak akan mencak-mencak karena gaun pengantin.

Mereka memakaikan gaun di mana pinggang gaun ini membuatnya sesak, lalu mereka menambahkan kain penutup wajah. Dalam hati Jimin ngedumel, kenapa dia harus menggunakan make up kalau dia harus menutup wajahnya?.

Hari ini pernikahannya, terasa aneh karena dirinya hanya sendiri; tidak ada undangan temannya. Tapi tidak masalah, Jimin hanya ingin menyelesaikan misinya di Aëroulus ini. Meski dia tidak tahu tujuannya ada di sini.

Dengan bunga di tangannya, Jimin berjalan menuju mobil yang menjemputnya yang telah menunggunya pula. Dia bahkan tidak tahu di mana letak acara pernikahan mereka. Dia berdoa semoga semuanya lancar saja, Jimin terlalu ber pasrah diri sekarang. Sesampainya dia di sebuah istana? Benarkah ini istana?. Beta berjas hitam membuka pintu untuk dirinya dan memberikan uluran tangan padanya. Beta pria itu membawanya masuk. Jimin bahkan belum sempat berpikir jahat untuk mencuri beberapa artefak langkah yang terpajang di seluruh hampir lorong saat menuju Aula.

Jantungnya berdegub melihat pintu di depannya menjulang tinggi. Di balik pintu ini, Jimin yakin bahwa pria berstatus Alpha tengah menunggunya. Suara decitan dua pintu membuat Jimin harus mengangkat kepala dan pandangannya.

Dekorasi ruang yang cantik meskipun bukan seleranya. Tetapi masih dapat diterima. Jimin dapat melihat Luca telah berdiri menunggunya. Dengan ekor matanya, dia melirik ke kanan dan kiri; beberapa orang telah datang. Tapi tidak satupun dari mereka yang Jimin kenal dan mereka juga tidak mengenalnya karena penutup wajah sialan ini.

memejamkan matanya sesaat dan menarik nafasnya lalu dia berjalan dengan mengangkat pandangan dan bahunya percaya diri.

'Selesaikan acara ini dan kita bisa pulang' batinnya merana. Dengan keyakinan yang optimis.

Jimin menerima tangan Luca dan keduanya berhadapan. Upacara pernikahan dimulai. Sang pemimpin upacara mulai membacakan buku yang dia pegang, tentang persyaratan, tentang rumah tangga, tentang ham, tentang anak. Lalu, upacara pernikahan diakhiri dengan keduanya harus berciuman. Namun tentu saja Jimin tidak akan mengijinkan pria yang dia cap brengsek itu menyentuhnya.

"Jangan coba-coba." Bisik Jimin. Wajah Luca terlihat dua kali lebih kejam dengan senyum miring di ujung bibirnya.

"Kenapa? Kita sudah menikah?." Usilnya. "Kenapa memang kalau kita menikah? Ada larangan aku tidak boleh menolak?." Balas Jimin tidak kalah tengil.

Luca meluruskan tubuhnya, "kau pintar juga." Karena tidak ada larangan memang.

"Tapi, tidak ada larangan jika aku tidak boleh memaksa."

Benda lunak itu membuat seluruh indera Jimin berfungsi dengan kaku, yang bahkan dia harus melebarkan matanya untuk terkejut akan tindakan Luca menciumnya dan telinganya mendadak tuli karena sorakan pada undangan.

Tubuhnya yang kecil itu berpindah membelakangi setiap orang dan hanya dapat melihat wajah Luca. Tanpa rasa bersalah Luca menatap wajah Jimin dengan rona merah yang menjalar dari leher menuju telinga. Jimin bahkan masih belum tersadar dari rasa terkejut nya.

"Apa kau kehilangan nyawa saat aku mencium mu? Lagi pula aku tidak langsung menciummu. "

"Kau! Pria mesum. Aku tidak mau dekat-dekat denganmu." Jimin membuat jarak satu meter jauh dari Luca. Luca memutar matanya malas tidak lagi memperdulikan tindakan Jimin.

❀*-Π-*❀

Lagi-lagi Jimin harus dikejutkan dengan rumah bak istana Kekaisaran yang sangat besar. Dengan gaun yang masih dia gunakan itu untuk mengejar langkah Luca yang mendahuluinya. Luca hanya melihat dari ujung matanya, kelakuan Jimin yang rusuh karena gaunnya yang terlihat ribet; tanpa ada niatan membantu. Keduanya sampai di sebuah lorong di lantai dua setelah keluar dari lift mereka bertemu dengan ruangan luas yang hanya terisi dua pintu tertutup dan satu tanpa pintu yang terlihat seperti lorong mewah.

"Disebelah kiri itu adalah kamar mu, jika kau butuh sesuatu kau bisa panggil pelayan yang ada di luar kamar mu."

"Tunggu, kita tidak satu kamar?" Dahi Luca mengerut melihat Jimin yang mungil di matanya.

"Kau ingin sekamar denganku?" Langsung dibalas dengan gelengan yang kuat. "Tidak, aku sama sekali tidak minat. Kita urus saja urusan kita masing-masing, oke? Bye."

Jimin langsung berlari masuk kedalam kamar tanpa berbalik atau melihat Luca yang masih berdiri di depan pintu kamarnya. Luca berbalik dan pergi ke kamarnya.

Jimin yang terkagum dengan kamar mewah ini hanya bisa mengangguk kecil, dan meyakini bahwa Luca adalah orang penting.

Melemparkan tubuh di atas ranjang, lalu bangun kembali karena merasa tidak nyaman dengan pakaian yang dia kenakan. Akhirnya dengan tubuh yang malas, Jimin bangun untuk berganti dan bisa berbaring.


Mobil sport dengan keluaran terbaru membuat semua orang terkagum, dengan ban mobil yang berhenti di depan pintu masuk kampus. Semua mata tertuju pada pria setengah dewasa yang baru saja turun dari mobilnya. Dia Alpha dominan dengan wangi yang mampu membuat orang-orang bertekuk lutut padanya. Dengan gaya angkuhnya dia melewati semua orang tidak peduli dengan jeritan tertahan.

Tubuhnya baru saja akan jatuh kedepan karena rangkulan dari pria yang sok akrab dengannya. "Akhirnya kau tidak akan absen lagi." Candaan pria yang lebih tinggi darinya membuatnya memutar matanya malas.

"Kalau bukan karena Killian menghubungiku, mana mau aku menginjakkan kakiku di sini."

"Dia benar-benar pawangmu."
Keduanya berjalan bersama. "Eh, kau tahu berita itu.?" Tanya Earl.

"Aku tahu tapi aku tidak peduli. Lagipula, dia bisa melakukan apapun yang dia mau."

Earl mengangguk mengerti. "Nanti malam, kau mau kemana?"

"Aku harus pulang, orang tua itu ingin aku pulang." Jawabnya malas. Jawabannya membuat Earl membulat kan matanya. "Kau akan pulang?!"

Keduanya berhenti, dia memandang Earl tanpa minat, "Jika aku tidak pulang ibuku akan membunuhku".

"Nyonya Hanna memang mengerikan." Earl menggidikan bahu ngeri saat pertama kali dirinya bertemu dengan Hanna.


Pada sore hari Jimin bangun dan harus dikejutkan dengan pria omega berkulit pucat, sekiranya tingginya hampir sama dengannya. Dengan wajah bantal dia bergerak mundur menatap curiga omega yang berdiri di depan ranjangnya.

"Hyung?!" Wajah Jimin menjadi horor saat melihat pria dengan wajah mirip Yoongi, hyungnya. Namun kembali Jimin menyadari bahwa ini bukan Korea.

"Siapa?" Itulah pertanyaan pertama yang diajukan Jimin pada omega pria.

Omega pria itu tersenyum ramah padanya, dengan setelan baju berjas dan rapi, Jimin tidak tahu posisi apa dia di istana ini.

"Maafkan saya tuan, mengejutkan anda. Saya, Killian Falcon. mulai sekarang saya yang akan melayani anda, tuan Elysian." Ucapnya ramah. Jimin menghela nafas lega. Dia mengangguk kecil, lalu turun dari ranjang.

Dia berjalan berdiri dihadapan Killian. Killian menatap bingung tangan Jimin yang menjulur padanya. "Kenalkan, aku Elysian Lucelence. Kau, jadi kau yang akan jadi pelayanku?."

"En, benar tuan." Tidak tahan menunggu Killian menerima uluran tangannya, Jimin menariknya untuk berjabat tangan. "Baiklah, Killian kau akan jadi pelayanku. Pertama kau harus memberitahu ku. Aku ada di mana? Alias ini di mana?. "

Walau Killian tidak mengerti maksud Jimin, dengan wajah linglung nya Killian menyadarkan diri dengan tubuh membungkuk meminta maaf atas kelancangannya. "Ah benar, anda berada di mansion D'Quintemight, keluarga bangsawan pemimpin negara Aëroulus dengan ibu kota Annka - "

"Ah, aku tahu soal itu, tapi yang aku maksud adalah siapa keluarga D'Quintemight ini. Dan, siapa saja isinya kau paham yang aku maksud bukan?".

Killian menatap wajah serius Jimin yang berjarak sangat dekat dengan wajahnya. Killian berkedip, "Baiklah. Keluarga D'Quintemight terdiri dari My Majesty Tuan Bennedeto kakek tuan Luca, dan tuan besar kedua; Tuan Jason lalu tentu saja Your Highness; Prince Luca."

Jimin mengernyitkan dahinya, "Hanya mereka bertiga?"

"Masih ada tuan, tetapi saya peringatkan anda jangan menyebut nama marga utama bila berbicara dengan mereka" Ucap pelan Killian.

"Kenapa? Ayo sini duduk." Jimin menarik Killian duduk di atas kasur bersama, membuat omega pria itu melebarkan mata karena Jimin mengajaknya duduk bersama. Dia sudah berniat berdiri namun Jimin menariknya kembali.

"Mau kemana? Ceritakan dulu baru kau boleh pergi. Oke, lanjutkan. Kenapa aku tidak boleh menyebut marga utama untuk anggota keluarga lainnya?." Jimin dengan jiwa gosibnya yang telah dilatih sangat akurat dari guru besar Kim Seokjin dan guru besar kedua Jung Hoseok, tentu saja harus lebih diasah agar lebih tajam. Kini dia benar-benar penasaran dengan keluarga Luca; suaminya itu. "Tunggu sebentar."

Jimin berlari kecil untuk menguci pintu agar tidak ada yang mengganggu dirinya mendengar informasi ini. "Kau tidak perlu takut, sekarang ini aku bukannya istri sahnya Luca? Tenang aku bisa melindungimu."

Jimin mencoba membuat Killian percaya dengan senyuman meyakinkan darinya. Killian mengangkat matanya dan tidak sengaja melihat tanda yang telah diberikan Luca pada Jimin di leher kirinya. Itu membuatnya merasa bersalah telah melihat sesuatu yang intim. Jimin yang mengerti arah mata Killian segera menarik kerah lehernya untuk menutupi tandanya.

"Maaf tuan saya tidak sengaja"

Jimin menghela nafas kesal karena dia tidak butuh kata maaf yang dia butuhkan informasi. "Lupakan, sekarang katakan semua yang kau ketahui di keluarga ini mengerti!".

Killian mengangguk mengerti dia mulai menceritakan semua asal usul keluarga D'Quintemight yang dia ketahui. Hanna Sutton Wals adalah istri kedua atau selir Jason Eastancastelo D'Quintemight. Jason dan Hannah memiliki tiga anak dua alpha dan satu gadis omega. Namun status Hanna tidak bisa membuat martabatnya diangkat juga. Sebab, sudah turun temurun bahwa yang bisa memiliki seluruh harta, kedudukan di keluarga bangsawan ini hanya anak dari istri sah dan sang mate yang telah di takdir kan oleh moon Goddess. Namun, pada lima puluh tahun yang lalu suatu tragedi telah terjadi pada Bennedeto yang membuat pria tua itu amat sangat membenci omega.

"Jadi, Luca adalah anak yang sah? Lalu kemana ibu dan neneknya?"

Killian dengan wajah murung menunduk. "Jika saja saat itu nyonya tidak menolong saya mungkin saya sekarang sudah tidak ada di dunia. Nyonya telah meninggal karena-"

Jimin tidak sabar mendengar Killian menghentikan ucapannya."Lanjutkan, aku tidak menyuruhmu diam!"

Jimin yang notabene memiliki kesabaran setipis tisu dibelah tujuh dihadapkan dengan Killian yang suka menguras emosi jika menyangkut keluarga besar D'Quintemight ini. "Nyonya meninggal karena penghianatan tuan besar kedua."

Jimin terperangah dengan mulut membuka kecil. "Jadi, ayah Luca selingkuh dengan ibu tirinya, apa artinya itu?"

"Saat itu saya masih belum lahir tuan. Saya akan ceritakan setahu saya saat itu, karena ingatan masa kecil saya kurang baik."

"Baiklah." Jimin duduk dengan tenang di depan Killian dengan memangku bantal.

Pertama mengenalkan tentang omega cantik dari bangsawan negara sebelah. Omega ini sangat cantik; omega pria. Dia bernama Elain Archeron D'Artagnan. Dia ibu kandung Luca. Mereka menikah dengan megah. Saat itu kisah mereka sangat disukai masyarakat karena keromantisannya. Tetapi entah semenjak kapan tidak diketahui. Jason telah berkhianat. Pernikahan yang berjalan hampir 4 tahun itu membuat Jason ingin segera memiliki seorang anak sampai dia berkhianat tanpa sepengetahuan Elain. Tetapi Elain tahu penghianatan Jason dengan Hanna. Namun dia tidak melakukan apapun, sampai pada tahap di mana Jason membawa Hanna masuk kedalam ke kediaman istana. Dan saat itu dia datang dengan Hanna dan satu anak berumur satu tahun. Dan saat itulah Elain kehilangan kesabaran.

Walau dia sering sakit-sakitan dia mencoba bertahan, sampai dua tahun kemudian dia dinyatakan hamil. Lalu lahirlah Luca. Elain hidup sampai Luca masuk sekolah kanak-kanak. Di usia lima tahun, Elain meninggal dan saat itu juga lahirlah anak kedua Hanna.

"Dan semenjak saat itu tuan, saya sudah tidak pernah menjaga tuan Luca lagi, dan saat itu juga dia tidak pernah mengakui nyonya Hanna adalah bagian dari keluarga bahkan saudaranya yang lain. Saat itu saya berumur delapan tahun, saya di pindahkan ke rumah maid."

Cerita Killian telah berakhir namun yang menjadi pertanyaan Jimin adalah, bukannya Bennedeto membenci omega? Lalu kenapa Killian masih ada di sini.

"Kalau kakek Luca sangat membenci omega, lalu kenapa kau ada di sini dan melayaniku?"

"Karena saya ada di bawah perintah tuan Luca bukan tuan Bennedeto."

"Apa bedanya?"

"Di mansion ini ada tiga kubuh tuan. Kubuh tuan besar utama, tuan besar kedua dan tuan Luca; Mereka yang ada di bawah pimpinan tuan Luca akan sangat bersyukur dan hidup damai. Terutama bagi mereka yang omega. Karena di mansion ini omega bisa dihitung dengan jari dan semua omega ada di komando tuan Luca. Sisanya hanya ada Alpha dan beta." Jelas Killian.

"Lalu omega yang tidak ada di bawah komando Luca?."

"Jika beruntung mereka akan di keluarkan, tetapi jika mereka sial, mereka akan dibunuh di penjara bawah tanah."

Jimin menelan ludahnya gugup, dengan senyum terpaksa nya. Dalam hati dia mengutuk Bennedeto. Kakek itu pasti kejam. Kenapa pula dia sangat tidak suka dengan omega.

"Oh ya, bagaimana dengan anak bungsu gadis omega itu? Oh dan aku belum tahu siapa saja anak dari mertua tiriku?"

"Pertama ada tuan Savio Instancastelo, putra pertama di mansion ini. Dia seorang dokter bedah umum dengan dua profesi. Lalu tuan Fabiano Instancastelo, putra kedua dia masih kuliah, dan terakhir nona Allie De Instancastelo dia masih umur 17 dan masih bersekolah."

Jimin mengangguk mengerti sekarang. "Oh ya bukannya tadi aku bertanya soal pengaruh keluarga ini?".

Killian tersenyum lemah, " Anda bisa mencarinya di internet, tuan."

Jimin menghela nafasnya tidak minat lagi mencari tahu semua tentang keluarga D'Quintemight. "Tuan anda harus hadir 15 menit lagi untuk makan malam. Hari ini seluruh keluarga akan berkumpul menyambut anda."

Tubuh Jimin menjadi tegang dia menegakkan tubuhnya kaku. "Menyambutku? Apa Luca juga akan hadir?"

"Tentu saja tuanku"

"Baiklah, aku akan bersiap, dan kau! Jangan kemana-mana."

Jimin langsung pergi ke kamar mandi untuk bersiap. Killian tersenyum lucu melihat tuannya yang terlihat aneh menurutnya namun sangat amat memiliki rasa penasaran tinggi. Killian berharap tuannya akan baik-baik saja dan Tuan besar utama Bennedeto tidak menyakitinya.

(N) kalian pasti pernah jadi kayak Jimin terus punya teman yang kayak Killian alias kalian sebel kalau cerita tidak ada lanjutannya.

Jadi itulah garis besar keluarga D'Quintemight

----

Gaun yang dikenakan Jimin, seharusnya dia mengenakan penutup wajah dan hiasan kepala cantik. Rambutnya yang setengah panjang di ikat menjadi gulungan kecil dengan pernik hiasan sederhana. Meski masih tersisa serpihan rambut itu semakin terlihat cantik.

----

Jimin example hair

Jeonghan and hyunjin, cantiiikk T_T

Continue Reading

You'll Also Like

1M 76.3K 57
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
818K 59.8K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
93.7K 10.6K 32
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
152K 15.2K 27
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...