THE POWER OF ABANG

Autorstwa callndaa

117 12 51

Banyak orang yang mengeluh memiliki seorang kakak dan Hilliya Febbi Sumantri adalah salah satu dari orang ter... Więcej

BAGIAN 1: MENINGGALNYA AYAH, IBU
Bagian 2: KERESAHAN FEBBI
BAGIAN 3: RENCANA MEMBAWA KECEWA
BAGIAN 4: HATI YANG RAPUH
BAGIAN 5: KERESAHAN HATI
BAGIAN 7: KEWASPADAAN KEMBALI
BAGIAN 8: PERINGATAN DIKA

BAGIAN 6: KEDATANGAN TAMU

11 1 0
Autorstwa callndaa

Bab 6: Sifat kekanak-kanakan Febbi dan Tamu di Pagi hari

"Febbi udah tidur?"

Ghana terkejut saat berbalik setelah menutup pintu kamar Febbi, Dika tiba-tiba saja berada di belakangnya.

"Hampir jantung gue pindah ke ginjal, Kak!" kejut Ghana.

Dika berdecak malas, "gimana Febbi?"

"Aman. Udah tidur, udah nggak terlalu panas juga. Tapi besok kayanya jangan dikasih ke kampus dulu," saran Ghana. "Kakak kenapa belum tidur?"

Benar. Jam menunjukkan pukul 02.15 dini hari tapi Dika masih belum tidur. Padahal lelaki itu ada kegiatan pukul 07.35 pagi.

"Mau liat keadaan Febbi. Lo besok diem di rumah kan? Liatin Febbi, jangan kasih dia keluar dulu," ucap Dika lalu pergi menuju kamarnya.

Pandangan Ghana tidak lepas dari kakaknya itu. Dika sangat mengkhawatirkan adik mereka. Entah karena Febbi adalah adik perempuan satu-satunya atau memang Dika tidak ingin kehilangan Febbi seperti Ayah dan Ibu mereka.

"Gue tau lo trauma, Kak," ucap Ghana pelan.

__________•°•__________

Saka Putra Sumanto: Din, tugasnya kerjain sendiri dulu ya. Adik gue lagi sakit di rumah

Saka kembali menyambungkan pengisi daya ponselnya. Saka baru saja selesai mandi dengan rambutnya yang masih sedikit basah. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya kemudian memperlihatkan seorang remaja lengkap dengan pakaian putih abu membuka pintunya.

"Kak, Re berangkat ya." Refandy mengadahkan telapak tangannya pada Saka. Melihat itu, Saka langsung menepuk telapak tangan kanan adiknya.

"Hati-hati!" katanya sembari tersenyum jail.

Refandy berdecak, "Ye!" dengus adiknya kemudian berbalik. Namun baru ingin pergi, Saka tertawa sambil menghentikan Refandy.

"Gitu aja ngambek, lo!" ledek Saka kemudian mengambil uang di dompet yang ada di bawah bantalnya.

Diberikannya uang 50 ribu rupiah. "Buat tiga hari," ucap Saka yang langsung diberi hormat oleh Refandy.

"Siap komandan!" seru Refandy lalu pergi setelah menyalim tangan Saka.

Saka menggeleng melihat tingkah anak bungsu itu. Baru ingin merebahkan dirinya, teriakan Refandy membuat Saka mengurungkan niatnya.

"Kak! Ada pacar Kak Saka nih!"

Dahi Saka mengkerut. Saka kemudian keluar dari kamar dan turun menuju ruang tamu.

Lelaki itu melihat seorang gadis duduk di sofa membelakanginya. Ia melihat ke arah sekitar, Refandy mungkin sudah berangkat ke sekolah. Bagaimana bisa orang asing diberi masuk ke dalam rumah?

Saka berjalan perlahan menuju sofa, "siap-- Diandra?" sebut Saka membuat Diandra menoleh ke samping, tersenyum kemudian berdiri setelah menaruh totebag nya di sofa.

"Selamat pagi!" seru Diandra lalu memberikan kotak bekal untuk Saka. "Nih, aku bawain nasi goreng sosis pakai telur mata sapi. Kesukaan kamu kan?"

Saka melihat jam dinding di ruang tamu. Pukul 06.58 pagi, itu berarti kemungkinan besar Diandra sudah ada di rumahnya sebelum Refandy bersiap?

Lelaki itu menerima kotak bekal Diandra dengan ragu. "Lo.. tau rumah gue dari siapa? Terus lo sampai di sini jam berapa?" tanya Saka.

"Oh itu! Aku jam 6 udah ada di depan, cuman takut ganggu soalnya rumah kamu keliatan sepi banget. Eh nggak lama ada cowok keluar terus aku disuruh masuk aja. Itu adik kamu ya?" tanya Diandra. "Aku tau rumah kamu dari data absen, hehe."

Gila. Gadis macam apa yang datang sepagi ini?

Diandra memperhatikan rambut Saka. Tanpa sadar tangannya bergerak mengelus pelan rambut Saka yang basah. Saka yang menerima perlakuan itu tentu sempat mematung sebentar kemudian sadar dan langsung menepis pelan tangan Diandra.

Diandra tersenyum, "kamu habis mandi ya? Harum."

Saka tak menggubris, baru ingin mengeluarkan pertanyaan lagi, suara berat dari arah tangga membuat mereka berdua menoleh.

"Sak-" Ucapan Dika terhenti. Dengan pakaian olahraga dan tas yang dia gendong di bahu kanannya, lelaki itu saling beradu pandang dengan Saka sebelum memperhatikan gadis yang ada di depan adiknya. Dika berdeham kemudian kembali menuruni tangga.

Berbeda dengan Saka yang takut Dika salah paham, Diandra malah tersenyum lebar dan menyapa Dika.

"Halo, selamat pagi!" Saka melirik Diandra, begitu juga Dika yang kini berada di depan mereka.

"Dia Diandra, cuman temen. Kita cuman ngerjain tugas bentar, Kak," jelas Saka.

Dika bergumam.

"Gue berangkat, bantu Ghana jaga Febbi," kata Dika sebelum pergi membuat Saka mengangguk.

Diandra memperhatikan kepergian saudara Saka yang entah siapa namanya. "Saka, itu Kakak kamu?" Saka bergumam.

"Lo duduk aja dulu, gue mau ke kamar bentar," suruh Saka.

"Kakak kamu ganteng, ya. Kaya kamu. Cuman bedanya kamu lebih manis," ucap Diandra blak-blakan membuat Saka memperhatikannya.

"Kita mau ngerjain tugas kan? Habis itu lo pulang ya, gue nggak bisa lama-lama," ujar Saka kemudian pergi menuju kamarnya. Diandra tersenyum tipis, ia memperhatikan punggung Saka sampai punggung lelaki itu menghilang dari pandangannya.

__________•°•__________

Tirtha Wahyu Pramana: Febbi, udah enakan?

Hilliya Febbi Sumantri: Udah, cuman masih lemes. Kamu udah di kampus? Gimana sama luka kemarin? Aji gimana?

Tirtha Wahyu Pramana: Aman kok. Aku udah di kampus, nanti aku satu gedung sama anak atletik. Bakal ada Kak Dika

Hilliya Febbi Sumantri: Aku takut, Wahyu.

Tirtha Wahyu Pramana: Gapapa sayang, aku aman.

Tirtha Wahyu Pramana: Kamu istirahat aja ya. Jangan banyak pikiran. Kak Dika nggak bakal jahat kok sama aku.

Ehkem!

Suara berat dari pintu kamar di depannya berhasil membuat Febbi kaget dan gadis itu buru-buru menyembunyikan ponselnya di bawah selimut yang ia kenakan.

"Baru bangun itu mandi atau makan. Bukan main handphone, Dik," kata Ghana. Lelaki itu masuk membawa nampan berisi bubur dan air hangat untuk Febbi.

"Febbi kangen Wahyu, Kak."

Ghana tak menggubris, lelaki itu menaruh nampan di atas meja yang ada di samping tempat tidur Febbi kemudian duduk di pinggir kasur.

"Febbi fokus sama pendidikan dulu, ya? Bisa kan?" pinta Ghana, halus. "Kakak nggak ngelarang Febbi sama siapa pun, tapi sementara tahan dulu ya?"

"Febbi nggak mau makan," ketus Febbi lalu membelakangi Ghana dengan membalikkan badannya ke kanan.

Ghana menghela nafas. "Kita makan di ruang tamu sambil nonton JadOo, mau? Habis itu Kakak kasih kamu ice cream." Mendengar kata JadOo dan ice cream, Febbi langsung menghadap Ghana kembali.

"Ayo! Kita ke ruang tamu. Tapi makannya disuapin ya?" Ghana mengangguk kemudian membantu Febbi bangun dari tempat tidur. Tentu Febbi yang bersemangat tidak akan turun dan berjalan perlahan menuju ruang tamu. Gadis itu berlari sendiri meninggalkan Ghana yang masih mengambil nampan buburnya.

"Febbi pelan-pelan!" teriak Ghana.

Langkah kaki Febbi yang berlari sangat terdengar jelas dari ruang tamu begitu pula dengan teriakan Ghana karena rumah mereka yang tidak terlalu besar.

Saka menoleh ke arah tangga dan menemukan Febbi yang sedang berlari.

"Febbi, hati-hati!" teriak Saka membuat Febbi berhenti. Tidak! Febbi berhenti bukan karena teriakan Saka, tetapi karena ada seorang gadis yang duduk di depan Saka yang kini menoleh ke arahnya.

__________°•°__________

HALO! TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR

BANTU KLIK STAR N TINGGALKAN BEBERAPA KOMEN YU XIXI

MAU BACA AU THE POWER OF ABANG INI? KEPO-IN INSTAGRAMNYA YAK (@)ndaawattpad

CAST: SAKA, GHANA, DIANDRA

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

802K 95.9K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
504K 54.5K 22
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...
1.1M 42.9K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
GEOGRA Autorstwa Ice

Dla nastolatków

2.4M 100K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...