Kakak Pramuka Cantik!

By gracemirr

72K 5.2K 442

"Hani!" "Oy! Nape deh." "Kalonya gue bilang beneran suka sama kak Kinar lu gimana?" "HAH!? KAK KINAR PELATIH... More

1. Cantik!?
2. Cewek gue?
3. Niatnya sih bercanda
4. Lowbet
5. Ngambek
6. Ngambek (2)
7. Panas ya?
8. Panik
9. Adek cemburu
10. Sakit
11. Main ToD
12. Satu minggu
13. Persami
14. Persami (2)
15. Persami (3)
16. Pulang
17. Gabut deh
18. Cemburu lagi
19. Cowok
20. Ragu
22. Ketikan cinta
23. Cerita cinta Kinar
24. Pantai
25. Rumah
26. Clara dan malamnya
27. Candu
28. Masalah terus
29. Rumah sakit
30. Mati lampu [END]
Cerita baru??
mau nanya

21. Gak tau

1.3K 134 6
By gracemirr

Sudah hampir beberapa jam Clara menghabiskan waktunya di rumah Hani, dan sekarang ia ingin pulang dari kediaman temannya itu, dirinya merasa bosan setelah bermain banyak hal bersama Hani.

"Han, gue pulang ya." Pamit Clara, sembari memakai rok sekolahnya, ia melepas jaket Hani. Sekarang tampilan Clara benar-benar seperti anak yang baru pulang sekolah.

"Gue anterin kagak?"

"Pake nanya lagi lu! Ya jelas lah! Kan elu yang ngajakin gue ke rumah lu."

"Eh! Lu ya yang ngajakin gue bolos!"

Clara tertawa, ia mengabaikan ucapan Hani. Dirinya sudah siap dengan tas yang menenteng di bahunya, "Ayo, Han! Cepetan!"

"Sabar dulu bisa gak sih!?"

Clara menoleh kebelakang, ia melihat Hani yang hanya memakai kaos oblong dan celana pendek. Yang benar saja Hani mengantar Clara dengan pakaian seperti itu?

"Lu beneran nganterin gue apa kagak sih?" Sewot Clara.

"Iye," Hani mengambil kunci motornya, ia berjalan duluan meninggalkan Clara, "Gak usah banyak bacot lu, Ra!"

Clara menggeleng gemas, ada-ada saja kelakuan temannya ini. Ia kemudian menyusul Hani. Namun, baru saja ia melangkah melewati ruang tamu, dirinya terdiam kaku melihat kinar yang berdiri di ambang pintu di temani oleh Hani.

Loh, heh? Pikir Clara.

"Kayaknya gue gak jadi nganterin lu deh, Ra!"

Clara menatap heran keduanya, ia memicingkan mata menatap Hani, "Hah? Gimana-gimana?"

"Lu pulang bareng kak Kinar aja ya, Ra. Gue gak bisa nganterin elu!"

"Loh, kenapa?!"

"Yaaaa, pokoknya gue gak bisa!"

"Tap-"

"Sssttt! Diem! Udah, lu pulang bareng kak Kinar aja!"

Clara mengalihkan pandangannya ke Kinar, ia melihat Kinar dengan baju sekolahnya yang berantakan, entah apa yang di lakukan Kinar ia tak peduli. Sungguh, Clara masih kesal dengan Kinar, kini Kinar malah menampakkan diri di depannya.

Maunya apa sih? Kesal Clara dalam hati.

Hani menarik Clara menuju keluar dari rumahnya, ia sudah siap-siap untuk menutup pintu rumahnya, "Ntar kalo udah nyampe rumah chat gue ya, Ra! Bye."

Brak!

Pintu rumah Hani di tutup dengan kasar. Pandangan Clara turun ke bawah, ia melihat adanya kaki Kinar di sebelah kanannya.

"Yuk! Pulang." Ucap Kinar dengan tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Clara.

Clara menepis, "Nggak!"

Kinar langsung terdiam dengan tangannya yang menurun kembali, ia bertanya-tanya ke diri sendiri, kesalahan apa yang ia buat sampai Clara menjadi bad mood seperti ini?

"Kenapa?" Tanya Kinar dengan suara yang lirih.

"Kamu ngapain kesini sih?!"

Kinar tiba-tiba salah tingkah saat Clara menggunakan kosa kata kamu ke dirinya, "Hah? Ka-kamu? Maksudnya, Ra?"

"Eh? Kakak maksudnya! Kakak ngapain kesini sih?! Kan aku bisa pulang sendiri!"

"Aku?"

Lagi dan lagi, Kinar di buat salfok dengan ucapan Clara. Aku-kamu? Ada apa ini di antara mereka berdua? Kinar menatap bola mata Clara, ia melihat manik coklat pekat yang melebar. Iya, bola mata Clara melebar.

"Udah ah! Pokoknya aku gak mau pulang sama kamu!" Ucap Clara yang sudah tak mempersalahkan ucapannya. Ia masa bodo dengan kosa kata aku-kamu nya, dirinya masih terbakar api cemburu, pokoknya Clara sangatlah kesal hari ini.

"Enggak-enggak," Geleng Kinar, ia menahan tangan Clara yang ingin menuju pagar rumah Hani, "Kamu kenapa sih?"

Kinar pun pada akhirnya ikutan menggunakan kosa kata aku-kamu ke Clara. Ia terbawa suasana, terutama dengan langit yang khas di sore hari, di tambah lagi banyak beberapa anak kecil yang bermain di luar komplek, sayangnya saja mereka tak dapat melihat keluar. Suasana seperti ini sungguh bagus menurut Kinar, terasa tentram dan damai.

"Aku gak mau pulang sama kamu! Aku bisa sendiri, kak!"

Tetapi tidak dengan perdebatan kecil mereka. Sangat tidak menggambarkan tentram dan damai, namun Kinar masa bodoh.

Kinar semakin menahan tangan Clara, "Claraaaa. Astaga! Kamu kenaaapa cobaaaa?"

"Kamu pikir sendiri!"

Kinar meringis mendengarnya, ia merasa seperti sedang berkelahi dengan sang kekasih. Memang ya, mood anak SMP itu benar-benar di luar nalar. Susah di tebak.

Tetapi dominannya Kinar itu sangat kental, ia tak lagi menahan tangan Clara, melainkan ia langsung memeluk Clara. Semoga saja dengan pelukan seperti ini mood Clara mampu membaik. Sungguh, Kinar tak tau apa kesalahannya. Ia kesini karena mendapati kabar dari Kiya yang mengatakan jika Clara sedang berada di rumah Hani.

Hani juga meminta tolong ke dirinya untuk mengantarkan Clara, dengan alasan Hani tak bisa mengantari Clara. Itu sebabnya Kinar sudah berada di ambang pintu tadi.

"Coba cerita sini deh. Kamu kenapa hmmmm?" Tanya Kinar, sesekali mengusap lembut rambut Clara.

"Aku bad mood! Aku kesel sama kamu!! Ngapain tadi pagi sama cowok?!!" Clara menampar-nampar bahu Kinar, berusaha meluapkan kekesalannya pagi tadi. Walaupun sebenarnya Clara sudah tau siapa cowok itu, ia hanya bermain acting disini, ia ingin mengetahui perasaan Kinar ke dirinya itu seperti apa.

Kinar mulai paham alasan Clara bete, namun ia sedikit salah tingkah dengan kata-kata Clara, "Kamu cemburu?"

"Iya!"

Kinar tertawa, "Kenapa cemburu?"

"Gak tau!"

"Harusnya ada alasan dong."

"Aku cemburu karna aku suka!" Jawab Clara dengan cepat.

"Hah?" Kaget Kinar, "S-suka? Suka kenapa?"

"Gak tau!"

Kinar melepaskan pelukannya, dengan berani tangannya menangkup pipi Clara, "Suka apa hayo?"

"Suka kamu!"

Kinar tersenyum, "Yakin?"

Tanpa aba-aba Kinar mencium sudut bibir Clara, ia greget lantaran sudah beberapa hari ini selalu kepikiran dengan bibir Clara. Tetapi dari lubuk hatinya Kinar, ia tak ada kepikiran sampai melumat bibir Clara, cukup dengan kecupan saja.

Clara melototkan matanya, "Kak Kinar!"

Kinar tertawa terpingkal-pingkal, dirinya langsung naik ke motor. Untung saja rumah Hani memiliki pagar yang tinggi, alhasil orang yang ada di luar sana tak dapat melihat kemesraan mereka. Kinar membuka pagar rumah Hani, dirinya kembali berjalan ke arah motor.

"Buruan naik!"

Clara berjalan kesal dengan kaki yang sengaja ia hentakan, "Ngapain cium-cium segala!?"

"Gak tau, aku gemes sama kamu!" Balas Kinar.

Clara berdiri di samping motor crf Kinar, ia melihat tangan Kinar yang menuruni foot step motor. Kinar se-gentle itu. Clara menaiki jok di belakang Kinar.

"Gemes-gemes! Tapi kamu nya masih sering jalan sama cowok lain!"

"Kata siapa?" Jawab Kinar sembari menghidupkan motornya.

Breemm bremm

"Tadi pagi!" Ketus Clara, "ngapain sama cowok lain?!" ia berpegangan pada baju Kinar, takut dirinya jatuh seperti saat pertama kali mereka nge date.

"Dia temen aku, Claraaaa. Namanya Alvin, dia boti plus gay."

Clara tersenyum tipis di balik punggung Kinar, ia merasa senang saat Kinar berkata jujur. Bisa kah waktu dapat memperlambat perjalan mereka? Clara ingin terus-terusan berada di posisi ini.

"Oh."

"Oh doang?"

"Yaaa! Terus aku harus jawab apa?!"

"Yang lain kek, jangan oh doang."

"Iya!" Kesal Clara, "Gitu?!"

"Jangan pake tanda seru! Keliatan galak!"

"Yaudah! Iya?!"

"Kamu kayak lagi nanya sambil marah."

"Terus gimanaaaa, kak Kinara Anastasia!!"

"Buset! Kamu manggil nama panjang gitu berasa kayak di panggil nyai."

"Nyai apa?!"

"Nyai ronggeng."

"Ih! Amit-amit!! Aku gak mau di panggil nyai ronggeng! Ganti yang lain kek!?"

"Ya udah. Panggil sayang aja mau gak?"

"Buaya!"

"Maksud?!"

"Kamu buaya, kak!"

"Tapi aku manusia yang mengabdi terhadap coconut!"

"Coconut apaan!?"

"Pramuka!"

"Hahahaha!"

Clara tertawa keras. Kinar yang mendengarnya hanya tersenyum simpul, ia senang mendengar percakapan random mereka, apa lagi Clara yang sama sekali tak canggung.

"Makan dulu mau gak?" Tanya Kinar, di sela-sela panasnya jalanan yang mereka tempuh.

"Ayok! Tapi aku mau nya nasi Padang!"

"Emang ada siang-siang bolong begini?"

"Ada lah! Kecuali waktu bulan puasa."

"Kamu nyindir readers yang lagi puasa ya?!"

"Iya! Kasian mereka puasa! Padahal kalo di dimensi kita belum puasa!"

"Ngaco ih!" Balas Kinar.

Clara lagi-lagi tertawa. Entah kebetulan atau apa, ia melihat pengendara di depannya yang hampir oleng.

"Eh-eh." Kaget Kinar.

"Njir! Napa tuh? Kok bisa oleng?" Kepo Clara.

"Ke makan ucapan manis kamu kali!"

"Lah? Kok aku, kak!"

"Hehe. Udah ah! Parkir dulu, baru deh kita makan! Yummy!"

Kinar menghentikan motornya tepat di depan warung nasi Padang, ia turun terlebih dahulu lalu di susul oleh Clara. Clara memandang sekitarnya. Panas.

"Panas banget euy!" Kesal Clara sembari mengibas-ngibaskan wajahnya.

Kinar hanya menggeleng kecil, "Makanya masuk ke dalam buruan!"

Clara menurut, entah angin dari mana ia menggandeng lengan Kinar. Kinar merasa aneh, tetapi ia nyaman. Sebenarnya Kinar belum tau, Clara suka ke dirinya dalam artian apa. Yang pasti, Kinar tak mau gegabah dulu tentang perasaan Clara.

Biarkan Clara sendiri yang bilang secara detail.

"Tunggu di meja ya. Aku pesanin dulu." Ucap Kinar dengan lembut.

Clara mengangguk bak anak kecil yang menurut kepada orang tuanya, ia memilih mencari tempat duduk yang nyaman. Sedang Kinar memesan makanan mereka.

Setelah urusan kasir selesai, Kinar mencari sosok keberadaan Clara, ia tersenyum saat melihat Clara yang sudah duduk anteng dengan ponsel yang bertengger di tangannya. Lucu sudah pasti.

"Ba!" Kaget Kinar dengan tangannya yang menyentuh bahu Clara.

Clara bukannya kaget melainkan ia malah bernyanyi, "Sementara~"

Kinar duduk di depan Clara, "Kitaaa, mesra-mesraannyaaaa."

"Kecil-kecilan duluuuu, yaa. Tunggu sampai semua mereda!"

Kinar tertawa, tawanya kali ini benar-benar tulus dari hatinya, "Kok bisa kepikiran ke lagu ini sih?"

"Kak Kinar sih, pake sok-sok an mau ngagetin kayak gitu."

"Emang kenapa?"

"Nyambung aja ke lagunya."

Kinar mengubah duduknya menjadi lebih serius, kini bibirnya tak lagi tersenyum, melainkan tatapan tajam yang ia berikan.

Kinar menatap Clara, "Kamu teh suka dalam artian apa?"

Kinar berbicara dengan suara sok nada Sunda nya. Sudah terbayang, selembut apa Kinar berbicara. Namun, bukan Clara namanya kalau tidak mengejek Kinar.

"Maksudnya teh, teteh teh ngeteh gitu?" Canda Clara, lantaran sedikit aneh saat Kinar berbicara dengan bahasa Sunda.

"Ihhh! Claraaa! Yang bener atuh!"

"Makanya gak usah sok-sok an pake bahasa Sunda! Aku gak ngerti!"

"Ya udah! Kalo sampean ora ngerti, pake bahasa jowo aja!"

"Emangnya kamu bisa pake bahasa Jawa?"

"Nggak!"

Clara memutar bola matanya malas, "Apa sih, kak!"

"Lagian kamu sih! Di tanya serius malah jawabnya gitu!"

"Kalo nanya tentang itu jangan disini juga kali! Emangnya kamu gak malu di dengerin sama orang lain?"

"Ngapain malu? Kan aku cuma mastiin."

"Tapi gak disini juga!"

"Ya udah atuh. Pasrah aku, dek. Mau nya dimana?"

Clara bersandar pada sandaran kursi, ia menatap wajah Kinar yang jengah terhadapnya, seperti lelah akan jawaban yang ia lontarkan ke Kinar.

"Rumah kak Kinar lah!"

Kinar memasang wajah bingungnya, ia sedikit memajukan badannya, "Ngapain ke rumah aku?! Kamu tuh ya, Clara! Ngapain pake bolos segala macem tadi, hah?! Kamu kira aku gak tau gitu?!" Omel Kinar.

Clara menunduk, ia menunduk karena sedang menyembunyikan senyumnya. Kinar memarahinya saja masih terdengar seperti berbicara biasa. Tidak ada bentakan sama sekali! Suaranya benar-benar lembut.

"Dih! Tau dari mana?!"

"Dari Kiya!"

"Berarti Hani cepu dong?!"

"Iya!"

"Jahat banget!"

"Permisi mbak, ini makanannya." Ibu-ibu penjual nasi Padang menghampiri meja mereka.

Clara langsung menegakkan duduknya, sedangkan Kinar mengambil makanan mereka. "Makasih ya, mbok."

"Iya, sama-sama." Balas sang ibu-ibu tersebut dengan tersenyum.

Clara langsung mengambil piringnya saat ibu-ibu itu menjauh dari meja mereka, ia menghirup kudapan enak yang ada di depannya.

"Enak banget!" Girang Clara.

"Banget-banget! Banget aja terus sampe mampus!"

"Kok ngamuk?!"

Kinar mengedikkan bahunya, ia lebih memilih ke nasi Padang yang mengunggah seleranya. Keheningan mulai terjadi di keduanya, sama-sama tak bersuara saat makan. Sepertinya ini memang sudah menjadi ritual mereka masing-masing.

Beberapa menit mereka menghabiskan makanannya sambil memandang satu sama lain. Kinar mengambil tisu untuk membersihkan sisa makanan di tepi mulutnya.

"Udah?" Tanya Kinar ber basa-basi.

"Gak liat aku masih makan?" Balas Clara dengan galak. Ia sedikit terganggu jika lagi makan malah di ajak bicara.

Kinar memasang wajah takutnya. Clara walaupun lebih muda dari dirinya, ia masih ada perasaan takut jika Clara sudah mode seperti ini. Memang aneh.

"Hm, ya udah, abisin aja dulu."

Clara tak menjawab, ia memakan dengan tenang nasi padang nya. Sedangkan Kinar? Menatap wajah Clara dari depan. Ia melihat keseluruhan wajah Clara, benar-benar cantik. Wanita tercantik setelah ibunya sendiri.

"Karna sekarang kita lagi di tempat umum," Kinar membuka tasnya, mencari ponsel yang ia simpan di dalam tas. Dirinya menatap Clara sembari mengetikkan sesuatu di ponselnya, "Aku mau ngomong sesuatu. Tapi di ketik aja, ya? Kamu cukup bacain aja. Bacain dalam hati juga gapapa. Kalo bisa kamu jawab juga di ketikannya. Hehehe, aku cuma takut pembicaraan kita di denger sama orang lain."

Kinar mulai fokus dengan ponselnya. Clara hanya mengangguk kecil, ia menyendok makanan terakhirnya, lalu meminum dengan slay es teh nya. Di lihatnya wajah Kinar yang benar-benar serius. Menurut Clara, cantiknya Kinar tak bisa di ucapkan dengan kata-kata. Kadang wajah Kinar bisa tegas seperti tentara, tapi terkadang wajah Kinar bisa seimut itu.

"Nah, udah. Di baca ya." Kinar memberikan ponselnya ke Clara.

Clara menerima ponsel Kinar, ia mulai membaca ketikan Kinar.

***

Continue Reading

You'll Also Like

6.6K 340 4
⚠️AREA GXG⚠️ JADI YG NORMAL MENDING SKIP AJA!! Pacaran?! Najiss! Gw masih normal ya gak kayak lo! -Shella Ilona Alban O-oh, btw thanks ya buat sebu...
1M 19.7K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...
3.9K 245 15
mengisahkan anak anak yang bersekolah di holo school
686 121 43
[Update : Every weekend] -Berlian bersinar bagai kebahagiaan dalam kompaknya sebuah pertemanan. Sinar itu semakin redup, hingga retak, karena kerengg...