🍃
🍃🍃
"Kenapa?" Tanya anya menghentikan pergerakan nya karena lian yang memanggil nya
Namun, bukan nya menjawab pemuda itu hanya diam dan sukses membuat anya kebingungan
"Aahh.. lo minta bayaran ya? Tapi sumpah!! Gue beneran gak bawa uang sepersen pun.. gimana kalo gue minta nomor telpo.."
"Lo punya tujuan?" Tanya lian pada akhir nya setelah memotong perkataan anya
Anya menggeleng pelan, dan gadis itu benar-benar bingung untuk saat ini
Masalah nya...
Diri nya berhasil kabur tanpa membawa barang berharga sama sekali, ia tidak memikir kan kedepan nya karena yang ada di fikiran nya saat itu..
Diri nya harus berhasil kabur dan menghindari perjodohan yang sangat ia benci
"Setelah keributan yang udah lo buat tadi, lo gak ada fikiran untuk pulang kan?" Tanya lian dan terlihat menunggu jawaban dari gadis tersebut
"Haruskah?" Jawab anya dengan senyum tanpa dosa nya
"Hah.. becanda lo?" Ujar lian kesal karena diri nya tidak menyangka bahwa akan mendapat kan jawaban seperti itu membuat anya hanya bisa tersenyum getir mendapat umpatan dari lian
Bagaimana tidak?
Setelah perjuangan yang ia lakukan untuk gadis tersebut..
Dengan mudah nya ia mengatakan hal seperti itu
"Gue gak ada uang, gue gak ada tempat tinggal.. terus gue harus kemana? Gak mungkin ikut lo kan?" Ujar anya pelan membuat lian terdiam dan mulai berfikir keras
"Kalo lo mau?" Ujar lian setelah menatap anya cukup lama hingga
Plakkkk
Anya menampar lian dengan keras lalu menatap pemuda itu dengan tatapan penuh amarah membuat lian cukup terkejut dan menatap gadis itu tidak percaya sembari memegang pipi sebelah kiri nya yang terlihat memerah akibat pukulan yang ia terima
"Lo kenapa malah nampar gue?" Ujar lian terlihat kesal
"Otak lo pasti ngeres kan, gue gak mau tinggal berdua sama lo" ujar anya
"Yang bilang kita bakal tinggal berdua siapa cewek ulet? Negatif banget isi otak lo!!" Ujar lian tidak terima
"Ulet..?"
"Iya!! Lo kaya ulet yang di siram garem.. gak bisa diem" ujar lian lagi membuat anya terdiam dan menutup mulut nya rapat
"Terus maksud omongan lo kalo gue mau tadi apa? Tinggal sama lo kan?" Tanya anya lagi dengan nada suara nya yang memelan
Gadis itu menatap lian dengan gugup dan terlihat menunggu jawaban dari pemuda yang ada di samping nya saat ini.
Namun lian hanya diam...
Pemuda itu malah menginjak pedal gas nya dan melajukan mobil nya secara perlahan membuat anya semakin menatap lian bingung
"Lo mau bawa gue kemana?" Ujar anya pada akhir nya yang mulai memberanikan diri untuk kembali bertanya kepada lian
"Ke apartemen gue!" Jawab lian singkat
"Enggak tinggal berdua kan?" Tanya anya lagi
"Maaf ya non anya, gue gak sebejat dan semesum yang lo fikir.. bukan nya terima kasih udah di tolongin. Lo malah curiga dan nuduh gue yang enggak-enggak" ujar lian kesal sedangkan anya hanya meremat ujung baju nya sembari menatap lian dengan kagum
"Makasih ya lian?"
"Hmmm..."
"Gue akan balas semua kebaikan lo lian..
Meski ini pertemuan awal kita. Namun entah kenapa? Gue merasa aman bareng lo"
💜💜💜
"Apart ini milik lo?" Tanya anya yang menatap kagum pada apartemen milik lian yang terlihat cukup mewah.
Sedangkan lian, pemuda itu hanya mengangguk kecil lalu tersenyum sebagai jawaban
"Masih atas nama perusahaan, gak ada niatan buat balik nama" jawab lian tanpa beban
"Perusahaan?" Tanya anya heran
"Ikut gue!" Ujar lian mencoba mengalih kan pembicaraan yang anya ciptakan, hingga dengan cepat gadis itu mengekori pemuda tersebut
"Ini kamar lo.. bisa lo tempatin buat sementara waktu" ujar lian sesaat setelah ia membuka pintu sebuah kamar yang berada di sebelah kamar tidur milik nya
"Gue bisa tidur di sofa lian.." ujar anya sedikit tidak enak
"Gue yang gak bisa, gue gak bisa lihat lo tidur di sofa" jawab lian cepat
Anya terdiam lalu menatap kagum pada kamar yang lian tunjuk kan kepada nya, semua barang yang ada di kamar tersebut benar-benar tertata dengan rapi bahkan tidak terlihat berantakan sama sekali
Kamar yang akan ia tempati nanti benar terlihat seperti kamar seorang pria namun terlihat sangat nyaman meski harus di tempati perempuan sekali pun
"Stok makanan di kulkas kosong, hanya ada beberapa mi instan di laci yang ada di dapur.. gue gak sempet stok isi kulkas karena apart ini benar-benar jarang gue tempati" ujar lian
"Gak masalah lian, gue juga gak bisa masak" ujar anya dengan sedikit tertawa
"Gue harus pulang sekarang, besok siang gue usahain buat mampir ke sini sebelum ke kampus" ujar lian
"Lo mau pulang ke mana? Bukan nya ini rumah lo?" Tanya anya dengan penuh tanda tanya
"Ya pulang ke rumah gue, nyokap gue pasti udah nungguin" ujar lian namun ekspresi wajah nya terlihat menyedihkan
"Ohh kirain gue lo tinggal sendirian! Terus gue gimana? Gak papa nginep di sini.. beneran?" Ujar anya bertanya di akhir kalimat nya
Lian menghela nafas kasar..
Harus berapa kali ia mengatakan bahwa gadis itu bisa tinggal di apartemen nya untuk sementara waktu
Jika ia tidak mengizin kan gadis itu untuk tinggal!
Tidak mungkin kan ia harus membawa gadis itu ke rumah nya? Yang ada ia akan menerima amukan dari alvian dan kedua orang tua nya
"Lo cerewet! Tinggal istirahat dan tidur dengan tenang.. bisa kan?" Ujar lian dan membuat anya terdiam
"Maaf.." ujar anya lalu menunduk dalam menyesali perkataan nya
"Lian..?" Panggil anya lagi membuat lian yang hendak pergi dan pulang langsung menghenti kan langkah nya lalu berbalik menatap anya yang saat ini sedang menatap mata nya dengan sendu
"Kenapa lagi anya?" Ujar lian sedikit jengah
"Udah mau subuh, lo yakin mau pulang? Kenapa gak nunggu sampe pagi aja" tanya anya dengan nada khawatir
Lian terdiam dan hanya tersenyum menanggapi gadis tersebut, meskipun itu jam tujuh pagi sekali pun..
Ia akan tetap pulang.
Meskipun perlakuan buruk yang akan ia terima, namun hidup nya terasa kurang jika tidak melihat wajah papa, mama dan ke dua abang nya.
"Gak usah mikirin gue, lo istirahat aja ya!! Besok gue sempetin buat mampir untuk beli in stok makanan buat lo" ujar lian dan berlalu pergi meninggal kan gadis tersebut seorang diri yang menatap kepergian nya dengan sendu
"Ahh..." Rintih nya setelah ia berhasil menutup pintu apartmen nya dengan rapat
Tangan sebelah kanan nya memijat kepala nya dengan cukup kuat sedang kan tangan sebelah kiri nya berpegangan pada dinding untuk menyangga agar tubuh nya tidak limbung dan malah jatuh ke lantai.
Sejak tadi ia menahan rasa sakit nya dengan sekuat tenaga, entah apa yang terjadi pada diri nya saat ini..
Kepala nya seperti di hantam dengan besi yang sangat berat
"Tahan han.. setelah sampai rumah, lo bisa istirahat" monolog nya seorang diri lalu memaksa tubuh nya untuk kembali bangkit.
TBC
🔥 NEXT or NO ? 🔥