Your Professor is Mine [Haika...

By Aokiitakii

100K 11.8K 1.3K

Al-Haitham dan Kaveh hanyalah dua profesor yang menginginkan ketenangan dalam hidup mereka. Hanya saja, tak d... More

Prolog
Bab 1 - Si Kutu Buku
Bab 2 - Suami Cerewet
Bab 3 - Hari yang Terlupakan
Bab 4 - Seseorang dari Mondstadt
Bab 5 - Berdamai Sejenak
Bab 6 - Angel's Share
Bab 7 - Kebangkitan Ay-Khanoum
Bab 9 - Kenikmatan Oasis Abadi
Bab 10 - Ahli Botani
Bab 11 - Imajinasi
Bab 12 - Perjalanan ke Barat
Bab 13 - Dar al-Syifa
Bab 14 - Oasis
Bab 15 - Kebisingan Tenda
Bab 16 - Desir Pasir di Padang Tandus
Bab 17 - Kembali
Bab 18 - Survei Berlanjut
Bab 19 - Khaj-Nisut
Bab 20 - Malam Penuh Bunga
Bab 21 - Menjadi Imortal
Bab 22 - Bukan Sulap Bukan Sihir
Bab 23 - Pasangan Takdir
Bab 24 - Rahasia Terbongkar
Bab 25 - Reuni Tiga Kawan Lama
Bab 26 - Organisasi Rahasia
Bab 27 - Aliansi
Bab 28 - Kekecewaan
Bab 29 - Penyesalan
Bab 30 - Saber
Bab 31 - Debut sebagai Raja
Bab 32 - Rahasia Kelahiran
Bab 33 - Alhaitham vs Kaeya
Bab 34 - Wasiat
Bab 35 - Bergosip
Bab 36 - Viral
Bab 37 - Irmisul
Bab 38 - Darurat
Bab 39 - Rencana
Bab 40 - Persiapan Perang
Bab 41 - Panik
Bab 42 - Penghiburan
Bab 43 - Permainan Takdir
Bab 44 - Merah Biru
🔥 NOT UPDATE 🔥
Bab 45 - Larangan Kaeya
Bab 46 - Pertempuran
Bab 47 - Lubang Hitam
Bab 48 - Oasis Abadi
Bab 49 - Misi Penyelamatan
Bab 50 - Sebuah Pilihan
Bab 51 - Tiga Dunia
Bab 52 - Pengorbanan
BAB 53 - Pulang
Bab 54 - Harapan
Bab 55 - Sabzeruz
Bab 56 - Tarian
Bab 57 - Pemakaman
Bab 58 - Dewa-Dewi Baru
Bab 59 - Pindahan
Bab 60 - Bukan Akhir
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 1
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 2
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 3
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 4
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 5
PREQUEL 1 - Bab Ekstra 6

Bab 8 - Rumah Tangga

2.4K 266 28
By Aokiitakii

Peringatan: Agak NSFW 🔞

***

Satu minggu bertengkar, satu hari baikan.

Mungkin itulah pola lika-liku kehidupan pernikahan Alhaitham dan Kaveh.

Setelah satu minggu berpisah, hari ini mereka kembali bermesraan layaknya sepasang suami yang baru saja menikah. Meskipun, sampai rumah Kaveh juga berakhir marah-marah karena rumah seperti kapal pecah.

"ASTAGA! APA-APAAN INI?!" teriak Kaveh begitu ia membuka pintu rumah.

Handuk tersampir di atas sandaran sofa. Tumpukan piring yang entah sudah beberapa hari tertumpuk di atas meja tamu. Kaos kaki di sudut ruangan, sementara meja makan dipenuhi tumpukan buku tiada akhir.

Kaveh berkacak pinggang saat berkomentar, "Zaman sekarang Akasha sudah mampu menampung ribuan buku dan dokumen, tapi kenapa kau masih menimbun buku seperti ini, AL HA I THAM!"

Alhaitham tidak mengatakan apapun. Ia membuka sepatu dan kaos kakinya dengan tenang, kemudian berpura-pura tidak ada yang salah dengan rumah kapal pecahnya.

Alhaithan kemudian membantu Kaveh untuk membereskan buku-bukunya dan berkata, "Apa kau tidak lihat terbitan tahun berapa buku-buku ini? Semua ini sudah diciptakan sebelum Akasha mampu menyimpan dokumen hingga 512GB seperti sekarang."

"Dan jelaskan padaku mengapa kau perlu membaca buku sekuno itu?!"

Sebelum Alhaitham membuka mulutnya untuk menjawab, Kaveh lebih dulu memotong.

"Ah, sudahlah. Aku tidak perlu tahu. Sekarang rapikan itu semua kalau kau mau aku tinggal di rumah malam ini."

Alhaitham sangat mengerti ancaman yang Kaveh berikan padanya. Ia hanya bisa pasrah menerima fakta bahwa kini ada kartu as di tangan Kaveh yang bisa membuatnya melakukan apapun demi pria itu.

Sungguh. Alhaitham memang akan melakukan segala cara agar Kaveh mau pulang ke rumahnya. Lupakan saja perdebatan semasa muda di mana ia justru mengusir pria itu dari rumah jika terlalu sombong berkeliaran di luar sana seolah tidak membutuhkan tempat tinggal. Sekarang, Alhaitham tidak masalah berlutut dan memohon pada pria itu untuk tinggal.

Selagi Alhaitham merapikan bukunya, Kaveh mengambil celemek dari dapur dan mulai membersihkan rumah. Ia mencuci seluruh piring, memasukkan seluruh pakaian kotor Alhaitham ke dalam mesin cuci, dan mengepel lantai kelabu yang seharusnya berwarna putih mengkilat.

Karena mereka belum makan malam, setelah itu Kaveh juga berniat memasak. Ia membuka kulkas, mengacak-acak lemari penyimpanan bahan makanan, dan mulai menyiapkan kari daging pedas. Syukurnya selama ini Kaveh menyimpan bahan makanan di lemari pembeku. Dengan begitu, meski ia pulang seminggu sekali, ia masih bisa memasak tanpa harus memaki-maki Alhaitham yang tidak pernah belanja.

Setengah jam kemudian, aroma lezat rempah-rempah dan kaldu daging memenuhi rumah. Alhaitham yang baru saja selesai merapikan kamar tidurnya mendongak untuk mengintip Kaveh dari celah pintu yang terbuka dan tersenyum. Ia sangat merindukan momen seperti ini. Terakhir kali Kaveh pulang mereka tidak sempat melakukan banyak hal yang berkaitan dengan kegiatan domestik.

Alhaitham segera bergegas ke dapur. Ketika Kaveh sedang bersiul sembari mengaduk-aduk masakan, Alhaitham melingkarkan lengannya pada pinggang Kaveh untuk memeluknya erat. Diciumnya lekukan leher sang pujaan hati sebelum ia memendamkan wajahnya di sana.

Kaveh membeku. Tangannya tak lagi mengaduk, sementara mulutnya yang masih mengerucut selepas bersiul belum sempat kembali normal saat tubuhnya merasakan pelukan hangat sang suami.

"Haitham?"

Ada keheningan panjang di antara mereka sebelum Alhaitham bergumam secara tidak rasional. "Panggil aku seperti tadi."

Kaveh mengerti apa yang Alhaitham inginkan dan wajahnya kini berubah semerah kaldu kari daging pedas di depannya. Ia menarik napas sejenak sebelum berbisik, "Hayi ...."

Belum sempat Kaveh memproses apa yang terjadi, yang ia tahu kini tubuhnya telah memunggungi kompor dan bibirnya telah direnggut oleh sang pujaan hati.

Alhaitham memastikan terlebih dahulu kompor mereka mati sebelum meraih dagu Kaveh untuk mencium bibir merah di hadapannya.

Seperti biasa, Alhaitham tidak banyak bicara ketika mereka berada dalam intimasi yang membara. Ia terus menerus mencium Kaveh, mengulum, menjilat, merenggut napas pria ramping yang ditekannya di meja dapur, bahkan mulai menyelipkan tangannya di balik pakaian sang arsitek.

"Ah, Hayi ...." Tangan panas yang tiba-tiba meraba kulit Kaveh begitu menggelitik dan membuatnya terkejut. Dan bukannya membuat Alhaitham berhenti melakukan aksinya, respon tersebut justru merangsangnya untuk berbuat lebih.

Alhaitham menarik Kaveh hingga pria itu jatuh dalam pelukannya sebelum mendudukkannya di atas meja makan.

"Ka-karinya?"

Alhaitham menunduk untuk memandang Kaveh dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa pria itu masih mempertanyakan kari selagi mereka jelas diselimuti oleh gairah yang sama.

Pada akhirnya, Alhaitham menjawab dengan cara yang sedikit memaksa. Ia melepas celemek Kaveh, membuka kancing pakaian pria tersebut, sebelum mengulum dadanya.

Kaveh tidak tahan menerima rangsangan itu. Ia memeluk kepala Alhaitham dan mengacak-acak rambut sang suami dalam prosesnya.

Senang dengan respon Kaveh, Alhaitham melanjutkan penjelajahan dengan lidahnya. Ia mengulum puting merah muda Kaveh, sedikit menggigitnya dan membuat Kaveh menyernyit, sebelum lanjut menjilat otot perut tipis yang di masa depan akan menjadi tempat anak mereka tumbuh nanti.

Mungkin Alhaitham sudah mencapai usia di mana ia menginginkan keturunan yang bisa ia bimbing dan besarkan. Ia secara tidak sadar berlama-lama bermain dengan perut Kaveh sembari memijat punggung sang pujaan hati. Ia bisa membayangkan perut pria di hadapannya membesar dan membuat punggung Kaveh harus menahan beban selama 9 bulan 10 hari. Saat itu terjadi, Alhaitham berjanji akan rutin memijat setiap otot Kaveh yang lelah.

Kemudian, tiba-tiba sebuah tonjolan menyodok leher Alhaitham dari bawah. Kejantanan Kaveh kini menyapa dan Alhaitham dengan senang hati merawatnya.

Hanya saja, sebelum Alhaitham sempat membuka celana Kaveh, tiba-tiba ia mendengar suara perut berbunyi.

Kruyuk-kruyuk

Itu adalah suara perut Kaveh yang kelaparan. Alhaitham mendongak dari bawah dan ia melihat Kaveh yang sedang menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya.

Secara refleks, Alhaitham tertawa. Bibirnya terbuka lebar dan ia kembali berdiri tegak untuk mengacak-acak rambut Kaveh tanda cinta.

"Ah! Maafkan aku!" teriak Kaveh dari balik tangannya.

Alhaitham menggeleng. Ia merapikan pakaian Kaveh dan membantu pria tersebut turun dari meja makan.

"Kita makan malam saja dulu kalau begitu."

Mata Kaveh terbelalak. Ia melirik bagian bawah tubuhnya yang menyakitkan dan membayangkan ia harus menunggu lebih lama agar terpuaskan membuatnya sakit kepala. "Hayi, tidak bisakah yang ini dulu kau selesaikan? Bagaimana bisa aku makan dalam kondisi seperti ini?"

Alhaitham menggeleng. Ia pergi ke dapur untuk mengambil dua piring kari daging pedas dan dua cangkir teh herbal dari Tighnari yang baru saja ia seduh.

Alhaitham berkata, "Malam masih panjang. Sebaiknya kau makan dulu sebelum kita melakukannya."

Hanya saja, tubuh Kaveh sudah panas. Ia membutuhkan Alhaitham lebih dari perutnya membutuhkan makanan. Jadi ketika Alhaitham sudah duduk di kursinya, ia buru-buru menyusul dan duduk di pangkuan sang suami. Ia melakukannya dalam kondisi kancing pakaian terbuka dan celana yang sudah mengetat.

Alhaitham sungguh luar biasa jika masih bisa menahannya. Ia dengan tenang memakan karinya, bahkan menyuapi Kaveh agar makan bersamanya.

Pasangannya itu sungguh menggemaskan. Ada kalanya Kaveh bertindak seperti kucing liar yang tegar dan menyalak ketika didekati, tapi ada kalanya juga Kaveh patuh bahkan ingin dimanja.

"Hayi, beri aku daging. Aaa ...."

Daging yang Kaveh maksud di sini jelas kari daging pedas masakannya sendiri, tapi Alhaitham tidak bisa mengabaikan pikirannya yang merujuk pada daging lain.

Untuk menggoda Kaveh, Alhaitham tidak menyuapinya kari. Ia justru memakan daging kari itu sendiri secara perlahan sembari menatap Kaveh dalam-dalam.

"Ini milikku. Kau punya tangan sendiri untuk mengambil bagianmu," ujar Alhaitham dengan seringaian kecil yang membuat Kaveh kesal.

Karena tidak terima Alhaitham mempermainkannya, Kaveh menarik tengkuk sang suami dan mencium pria di hadapannya itu. Ia membuka paksa mulut Alhaitham dan membuat pria itu memuntahkan daging yang baru saja masuk agar Kaveh bisa memakannya.

Mata Alhaitham terbelalak. Tidakkah itu kotor? Bagaimana bisa Kaveh melakukan itu pada makanannya? Setelah Kaveh mendapatkan dagingnya, pria itu dengan bangga mengunyah dan menelannya.

"Kau gila." Hanya itu komentar yang tepat untuk Kaveh dari Alhaitham.

Kaveh tertawa. "Oh, ayolah. Induk burung melakukan ini pada anaknya. Apa yang salah dengan ini?"

"Tapi aku bukan indukmu."

"Kau bisa menjadi indukku malam ini," ujar Kaveh penuh percaya diri. Ia kemudian meraih kedua pundak Alhaitham dan mulai bergerak untuk menggosok-gosok bagian bawah tubuhnya pada kejantanan Alhaitham. Lalu, dengan suara seksi yang dibuat serak, Kaveh berbisik, "Ayah, bisakah kau membuatku nyaman?"

Sudah dijelaskan sebelumnya kalau akhir-akhir ini Alhaitham menginginkan anak. Meskipun tentu saja Kaveh yang akan menjadi sosok ibu bagi anak-anaknya, tapi ketika pria itu menggodanya seperti itu, Alhaitham tidak tahan. Diteguknya teh herbal buatan Tighnari, setengah ia telan, setengahnya lagi ia suapkan pada Kaveh langsung melalui mulutnya.

"Ah! Teh ini lagi. Mengapa kau sangat terobsesi dengan teh ini?!" ucap Kaveh dengan sisa teh yang mengalir di sudut bibirnya.

Alhaitham menjawab, "Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Patuhlah dan jadi anak baik."

"...." Kaveh terkejut Alhaitham mau bermain-main dengannya. Ia berniat kembali menggoda sang suami, tapi sebelum ia bisa melakukannya, sang ayah lebih dulu menggendong Kaveh dan meletakkannya di atas tempat tidur mereka di kamar.

Malam yang panjang datang menyambut. Keduanya terjerat oleh cinta dan tanpa ragu mengungkapkannya pada sang pujaan hati melalui gestur dan tindakan.

"Ayah, apa yang kudapatkan jika malam ini patuh padamu?"

Alhaitham menyeringai. Ia membuka celana Kaveh, memegang kejantanan pasangannya itu dan mulai memijat. Ia sedikit menurunkan tubuh penuh ototnya dan menekan tubuh ramping Kaveh untuk berbisik, "Kenikmatan Oasis Abadi akan menjadi milikmu malam ini, Dewi-ku."

*
*
*
Bersambung

*
*
*

Continue Reading

You'll Also Like

9.8K 607 23
Vote dikit bukan berati ga rame. Baca doang vote kagak. Zhongli top Childe bottom Anw ini modern au ya. -dilarang repost -cuman pinjem char Genshin (...
142K 16.8K 200
Chapter 1-200 Translate Novel by google translate. Seorang perwira tinggi di Marinir dan master pengobatan Barat dan Tiongkok, Feng Yu Heng dipindahk...
736K 58.9K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
52K 3.9K 12
Zhongli ada lah lelaki berumur 23 tahun kehidupan nya tidak terlalu menyenangkan atau "buruk" karna orang tua nya terlilit hutang yg membuat zhongli...