Terimah kasih tuhan
Masih memberikan ku begitu
Banyak kebahagiaan walaupun,
Untuk mendapatkan nya diperlakukan
Air mata
Ghina naffia Aulia
Happy reading ;)
~
~~
Pov ghina
Rasa sakit dan kebahagiaan yang terjadi tadi masih membekas dalam hatiku, namun tak ku hiraukan yang terpenting keluarga ku bahagia untuk hari ini
Semua yang terjadi setidak nya cukup dikenang tadi saja tak perlu ku bawa kemana-mana, bukan nya sekarang aku sudah menjadi seorang istri, walaupun pernikahan ku ini didasarkan dengan persyaratan tapi setidak nya keluarga ku bahagia
Kami kini sudah sampai di rumah sederhana ku ini, aku diizinkan untuk tidur dirumah ku walau hanya satu malam, namun itu membuat ku bahagia, rica juga turut serta ikut
Kini mobil kakek dan mobil rica sudah terparkir didepan gang, rica membawa mobil nya sendiri, dia bilang akan lebih mudah nantinya bila aku ingin membawa beberapa barang milik ku nanti, ujarnya saat itu
" Yey akhirnya sudah sampai " sorak ria Azar
" Azar jangan berlebihan deh " sewot Misty, membuat ku geleng-geleng, Azar dan misty ikut dalam mobil rica sedangkan kakek dan ayah juga bunda berada dalam mobil kakek, kami turun dan berjalan agar sampai dirumah
Tapi aku terhenti ketika kakek tiba-tiba menggenggam tangan ku, ku tatap kakek yang sepertinya ingin bicara sesuatu padaku, ku ikuti mau nya
" Ghin..," panggil kakek aku pun mengangguk kecil
" Ghin, kakek ingin bicara sesuatu sama kamu " ujar kakek
" Bicara lah kek, ghina pasti dengerin" jawab ku, setelah malam itu hubungan ku dan kakek begitu harmonis
" Ghin, kakek tau kamu menerima pernikahan ini demi keinginan kakek dan kesembuhan Abi mu, kakek mohon kepadamu ghin, sejauh apa alasan kamu menerima pernikahan ini kakek mohon hentikan detik ini ghin, sejauh apa tujuan yang kamu ingin lakukan dengan menikah ini, kakek mohon hentikan hari ini, dan entah apa yang ingin kamu lakukan nanti, kakek mohon lakukan lh dengan status seorang istri sungguhan, jangan pernah membohongi hati mengenai status apalagi membohongi keluarga ghin "
Aku tertunduk dengan perkataan kakek mengapa kakek bisa berkata demikian
" Ada rasa yang menganjal dalam hati kakek, kakek khawatir kamu menerima ini semata-mata hanya untuk memenuhi keinginan, sungguh ghina pernikahan ini adalah suatu persatuan antara dua belah pihak keluarga, jika kamu bisa mempertahankan nya maka kakek adalah orang yang pertama sangat bangga padamu, namun bila kau melakukan sebatas memenuhi maka kakek adalah orang pertama yang kecewa, kakek mohon padamu ghina hilangkan semua gusar yang pernah engkau pikirkan untuk merusak kebahagiaan ini, kakek janji selepas dari itu semua kakek akan berusaha untuk menyembuhkan Abi, tanpa alasan apapun real tugas seorang ayah " kakek menggenggam tangan ku memohon pada ku
" Kakek mohon buatlah hubungan ini terus terikat, bila kesalahan memang jatuh pada gusstama kakek akan maju paling depan membela mu, namun jika masih bisa kau pertahanan kakek adalah orang pertama yang mendukung mu " ungkap nya, ku peluk dia yang telah memohon sesuatu padaku ini
" Ghina akan berusaha kek, ghina janji semua akan baik-baik saja " tutur ku dalam dekapan kakek, kakek mengelus ku dengan penuh kasih sayang, baru aku terasa bahwa pelukan Kakek bagitu hangat
Kami pun melerai pelukan itu kemudian menghapus air mata yang sempat jatuh ini, kemudian berjalan bersama kerumah ku
" Nah itu mbak ghina sama kakek " tunjuk Azar pada kami
" Kenapa ?" Tanya ku yang melihat mereka belum memasuki rumah
Abi menatap kami berdua tersenyum, lalu mendekat
" Ini adalah kebahagiaan yang sangat aku harapkan yah " tutur Abi memeluk ku dan kakek, bunda pun ikut serta ketika kakek memanggil nya, Azar dan Misty pun melakukan hal yang sama
" Ini adalah kebahagiaan yang sangat-sangat luar biasa " teriak Azar dalam pelukan, aku tersenyum dibuat nya
" ya Benar, ini adalah kebahagiaan yang sesungguhnya " sambung Misty, kini tersisa rica, mungkin dia Bingung melihat kami yang seperti ini, aku pun melerai pelukan itu, rica menatap kebingungan
Mungkin hari ini aku sudah melanggar persyaratan ku, aku akan menghapus semua persyaratan yang pernah aku buat dengan nya, aku kan menjadi sosok istri yang baik untuk nya dan menantu yang baik untuk mama nya, selepas dari itu entah dia setuju atau tidak aku akan tetap mempedomankan dia sebagai seorang suami
***
Kami kini sedang menikmati makan malam bersama, setelah pelukan tadi kakek dan Misty izin undur diri untuk pulang kerumah, dan kami pun
Mengistirahatkan tubuh sejenak, setelah melakukan kewajiban sebagai seorang muslim kini kami sedang duduk bersama menikmati makanan
" Maaf ya Gus, bunda cuman masak ini aja, soal nya gak sempet tadi, karna kan kalian menikah " ujar bunda kepada addrica
" Ngak papa Bun, diginiin aja Gus udah ngerasa ngerepotin bunda sama Abi " balas nya tersenyum, mamang betul bunda tadi tak sempat apa-apa, bahan yang tersisa di kulkas hanya ini untung saja masih ada simpanan ayam di kulkas jadi hidangan cukup menurut ku, ada ayam yang bunda buat menjadi opor dan sambal tempe juga sawi putih yang bunda tumis bersama ku tadi,
" Eh ghin, kenapa kamu pakek kerudung biasa nya nggak " tanya Abi kepada ku, membuat ku malu, aku belum siap memperlihatkan rambut ku pada rica walaupun Sekarang dia sudah resmi menjadi suami ku, masih ada rasa takut dalam hatiku
" Udah biarin aja bi, kita maklum aja " lanjut bunda dan aku tersenyum kecut kini
" Ghina lagi nyaman aja bi pakek kerudung " elak ku menahan malu
" Alasan " ledek Azar padaku, ku cubit bagian pinggang nya karna dia telah mengejek ku tadi
" Aauu " teriak nya, dia melirik ku, ku tampilkan senyum meledek
" Ghina, udah nikah juga, masih jail sama adek ya " tegur bunda membuat ku menunduk, Azar terlihat bahagia merasa dibela
Kami pun menghabiskan makanan nya, begitu juga rica setelah aku menyajikan makanan di piring nya, dia pun memakannya sampai tak tersisa dan dia memuji masakan bunda yang bisa dibilang juga masakan ku
Setelah selesai kami kembali mengistirahatkan tubuh, ku pastikan aku meninggalkan dapur dengan keadaan bersih biar nanti pagi aku tak perlu repot-repot untuk membersihkan nya lagi
" E he'em selamat malam pertama mbak hehe " ledek Azar padaku langsung meninggalkan dapur, aku rasa dia sengaja kedapur untuk meledek ku dengan alasan mengambil air minum
Setelah ku pasti kan aman, aku pun mengajak rica ya masih setia duduk menyender didinding sambil menonton tv sendiri, sebab Abi dan bunda sudah izin masuk kamar duluan
" Ayo masuk " ajak ku pada nya, dia menoleh dan mengangguk kemudian mematikan tv dan lampu kemudian mengikuti langkahku
Rumah ini tidak terlalu besar dan luas cukup untuk kami, jadi kamar ku tak jauh dari kamar Azar berada di bawah, rumah ini seperti mempunyai ruang bawah tanah, sebab ini adalah lahan yang sedikit agak menebing, jadi Abi membuat rumah yang ada di bawah tanah untuk belakang dan di atas sebagai halaman depan
Ku buka pintu kamar ku, ku nyalakan lampu sejenak untuk meletakkan tas yang ia bawa tadi yaitu pakaian ganti nya,
Ku liat dia melihat setiap sudut kamar ku, kamar ku tidak terlalu luas cukup dengan satu kasur yang berukuran dua orang, kemudian AC, lemari dan meja rias juga ada meja belajar kecil di samping kasur, kamar ini berwarna abu-abu muda yang kuhiasi dengan berbagai lukisan tangan ku sendiri serta beberapa foto ku, ah aku lupa melepaskan semua foto itu, bagaimana ini, bisa malu aku jika dia melihat ya, karna ada foto dimana masa-masa SMA dahulu
Dan apa respon nya jika dia melihat satu bingkai di meja belajar ku, ada foto yang ada khaynan disana, astaga mengapa aku begitu ceroboh
" Ini lukisan tangan mu ? " Tanya nya melihat lukisan yang ada dinding-dinding kamar ku
" Iya " jawab ku singkat, sambil membersihkan kasur
" Hahah " dia tertawa kecil, ku lihat apa yang dia tertawakan
" Kamu liat apa rica " tanyaku menghampiri nya, ku lihat dia melihat foto ku yang di bingkai itu, apa-apa dia ini mengapa dia tertawa ?
" Apa ada yang lucu dalam foto itu ?" Tanya ku yang melihat nya heran
" Tidak, aku hanya sedikit tergelitik, melihat kau difoto ini, bukan nya kau sangat bahagia bila melihat foto ini ghina " ujar nya membuat ku kesan, ku ambil foto itu kemudian meletakkan nya di laci lemari kemudian mematikan lampu
" Tidur ini sudah malam " putus ku
" tidur satu kasur ? Satu selimut ? Kau yakin ? Bagaimana kalau aku ..."
" Usstt diam, ini sudah malam, dan jangan ada pikir saya senang tidur dengan anda, saya sudah disiapkan anda untuk tidur di sebelah saya tapi, ada pembatas disini, juga dengan selimut yang berbeda, saya tidak Sudi disentuh tanpa cinta "
" Apa saya harus jatuh cinta dulu, baru bisa melakukan nya ? "
" Ihh menjijikkan, tidur atau kau tidur diluar nanti " ancam ku pada nya, apa-apa dia ihh aku saja tidak pernah memikirkan hal seperti itu, tapi dia
Ku lihat dia menurut, kemudian tidur di samping ku, memunggungi ku tanpa pergerakan, seperti nya dia sudah terlelap
~~~
Gimana ada yang penasaran ngak si sama lanjutan nya ?
Jangan lupa tinggalkan kesan, dengan vote dan komen juga share ke temen-temen ya biar samaan baca nya
Follow auto follback
Ans_mahar155