Sweet Holiday

By Soklincair

254K 45.7K 35.6K

[SUDAH TERBIT] _______________________ "Gue mau balik. Gue mau balik," "AAAAAAA BOTAK!" "BANG JAY TURU WOI!"... More

VOC ; Visual Of Cast
໑▸ 1
໑▸ 2
໑▸ 3
໑▸ 4
໑▸ 5
໑▸ 6
໑▸ 7
໑▸ 8
໑▸ 9
໑▸ 10
໑▸ 11
໑▸ 12
໑▸ 13
໑▸ 14
໑▸ 15
໑▸ 16
໑▸ 17
໑▸ 18
໑▸ 19
໑▸ 20
໑▸ 21
໑▸ 22
໑▸ 23
໑▸ 25
໑▸ 26
໑▸ 27
໑▸ 28
໑▸ 29
໑▸ 30
໑▸ 31
໑▸ 32
໑▸ 33
໑▸ 34
໑▸ 35
໑▸ 36
໑▸ 37
໑▸ Bonchap
Ingfo Kembali
Ingfo Gan
Ingfo ; Vote Cover
Ingfo ; Pre Order
Ingfo; Pre Order 2

໑▸ 24 [Flashback]

4K 933 260
By Soklincair

"Kenapa lo lakuin ini semua? Kenapa lo kayak gini No!" sentak Jaemin tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"N-na, ini bukan gue. Gue berani sumpah, Na." tangan Jeno bergetar, dia menjatuhkan pisau yang dia gunakan untuk membunuh sahabatnya Haechan.

"Bukan lo gimana, sih! Jelas-jelas lo ngebunuh Haechan!"

"Atau jangan-jangan lo pelaku dari pembunuhan temen-temen kita juga, hah!" tuduh Jaemin tidak menyangka jika saudara kembarnya melakukan hal keji seperti ini.

"Lo harus percaya sama gue, Na. Lo harus percaya sama gue!" sentak Jeno mencoba meyakinkan Jaemin.

"Bukan gue, Na. Tapi akhir-akhir ini gue ngerasa tubuh gue di kendaliin. Lo harus percaya sama gue," Jeno mencoba mendekati Jaemin yang sedang menggemgam tangan Chenle erat.

Jaemin diam, matanya berkaca-kaca. Dia tidak tau harus bereaksi bagaimana sekarang. Tapi intinya, dia tau jika Jeno adalah pembunuh teman-teman nya.

"Gue mohon percaya sama gue. Kita kembar, Na. Lo harus percaya sama gue," lirih Jeno tidak tau lagi harus berkata apa.

"Bang," Chenle yang takut semakin mencengkram kuat pegangan tangan nya pada Jaemin.

Saat Jaemin akan kembali berbicara, Jeno tiba-tiba saja ambruk dan mencengkram kepalanya yang sakit.

"No," Jaemin yang akan mendekat segera di tahan oleh Chenle.

"Dia bukan Bang Jeno, jangan ngedeket." ujar Chenle membuat Jaemin diam di tempatnya.

"Arggghh!" teriak Jeno dengan sangat keras dan tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

"Huh ... huh ... hidangan yang lezat." sambung nya dengan nada suara yang berbeda sekarang.

Jeno mendongakan kepala nya dan menatap tajam Jaemin dan juga Chenle. "Bagaimana kejutan dari ku? Kalian menyukainya?"

"Siapa lo! Keluar dari tubuh saudara kembar gue!" sentak Jaemin menatap nyalang.

"Aku? Aku adalah iblis yang memakan jiwa-jiwa seperti kalian. Itu sangat lezat, apalagi dengan jiwa saudara kembar mu ini." tutur iblis itu menyeringai.

"Dan kalian, kalian tidak akan bisa keluar dari sini. Tidak ada jalan keluar dari desa ini, karna pada akhirnya kalian akan tetap kembali kesini."

"Kalian semua akan mati disini, termasuk tubuh yang ku pakai sekarang ini juga."

Jaemin membulatkan matanya terkejut. Ia mengepalkan kedua tangan nya kuat-kuat.

"Gue bilang keluar dari tubuh kembaran gue!" Jaemin melayangkan satu pukulan yang tepat mengenai wajah Jeno.

Jeno ambruk, dia mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah akibat pukulan keras dari Jaemin tadi.

"Boleh juga pukulan mu," seringainya dan kembali bangun.

Chenle sendiri nampak diam tidak bergeming. Dia takut saat mendengar perkataan iblis yang merasuki Jeno tadi.

"Gue harus pergi, gue harus pergi dari sini." gumam nya dengan suara kecil.

Saat Jaemin sedang fokus berhadapan dengan Jeno. Chenle perlahan-lahan memundurkan langkah nya dan pergi dari dalam ruang bawah tanah itu.

"Jangan bermain-main, Nak." ucap Jeno mengingatkan.

"Lebih baik serahkan hidupmu, aku akan membunuh mu secara perlahan."

"Gila! Gue ngga akan pernah serahin hidup gue sama iblis sialan kayak lo! Dan bakal gue pastiin lo keluar dari badan Jeno!" Jaemin kembali melayangkan pukulan ke arah Jeno, tapi kali ini pergerakan nya berhasil terbaca.

Jeno menahan kepalan tangan Jaemin yang akan memukulnya kembali. Dan dia balas memukul Jaemin dengan sangat keras.

Bugh

Kali ini Jaemin yang terjatuh dengan Jeno yang menatapnya remeh. "Sudah kubilang, kau itu tidak sebanding dengan ku."

"Bacot!" Jaemin kembali bangun untuk menyerang. Dan pada akhirnya terjadi perkelahian di antara mereka berdua.

Jaemin berkali-kali memberikan serangan dengan Jeno yang mencoba menghindari.

"Kenapa? KENAPA LO LAKUIN INI SEMUA SAMA GUE DAN TEMEN-TEMEN GUE!" pekik Jaemin dengan air mata terus berjatuhan.

"KENAPA HARUS TEMEN-TEMEN GUE YANG LO BUNUH!" Jaemin menangis, meluapkan segala emosinya.

Marah, takut, kecewa dan gelisah menjadi satu dalam hatinya. Dan pada akhirnya, hanya air mata yang bisa mengekspresikan itu semua.

Bugh

Jaemin kembali ambruk saat Jeno memukulnya. Ia memukul wajah Jaemin berkali-kali membuat wajahnya penuh akan luka dan darah.

Setelah itu, Jeno mencekik Jaemin dan membangunkan nya paksa. "Jangan bertanya padaku, kenapa aku melakukan ini semua."

"Salahkan manusia-manusia serakah yang membuat perjanjian padaku. Dan aku hanya mengambil apa yang seharusnya aku ambil,"

"Dan kenapa harus kalian? Karna itu semua sudah takdir, takdir yang membawa kalian kesini. Jadi terima saja,"

Jaemin menepuk-nepuk keras tangan Jeno yang mencekik dirinya. Nafasnya tercekat, Jaemin benar-benar kesulitan untuk bernafas sekarang.

"N-no, lepas ..."

Jeno yang di rasuki itu hanya diam dengan tangan memegang pisau. Tapi dalam dirinya, sesuatu memberontak. "Na,"

Sudut mata Jaemin mengeluarkan air mata, "No, ini g-gue. Tolong sadar, No."

Jeno mencengkram erat pisau di tangan nya, dia mencoba menahan tangan nya untuk tidak melukai Jaemin.

"Gue ngga bisa ngendaliin diri gue, Na." ujar Jeno ikut menangis. Iblis itu terus memberontak untuk mengambil jiwanya.

"Gue yakin lo bisa ngelawan nya, gue yak -

Jleb

Belum selesai Jaemin berbicara, pisau yang di pegang oleh Jeno tadi dia tusukan ke arah perut Jaemin.

"Berisik," desis iblis itu yang berhasil mengambil alih diri Jeno lagi.

"Tidak ada yang bisa di lakukan, Nak. Semuanya sudah berakhir," Jeno semakin menekan pisau itu membuat Jaemin memuntahkan darah.

Bugh

Dan dari arah belakang, muncul Mark yang memukul kepala Jeno hingga melepaskan Jaemin.

Mark segera berlari ke arah Jaemin dan memeluknya. "Maaf, maaf gue terlambat."

"B-bang Mark," Jaemin mengulas senyum tipisnya.

"Lo harus tetep sadar, gue nemuin kris itu. Dan setelah itu gue bakal bawa lo pergi,"

Mark sebenarnya takut, tapi dia harus berani demi teman-teman yang sudah dia anggap adik. Ia mengusap darah yang terus keluar dari mulut Jaemin itu.

"Gue bakal beresin ini secepatnya,"

Tangan Jaemin terulur dan segera Mark genggam. "J-jangan lukain J-jeno," pintanya yang mau bagaimana pun dia tidak rela jika Jeno terluka.

Mark tidak mengatakan apapun, dia hanya mengangguk dan membawa Jaemin ke sudut ruangan.

Setelah itu, dia bangkit dan menatap tajam Jeno yang tampak menyeringai. "Woah, woah. Sebuah pertemanan yang sangat mengharukan."

"Tapi sayang, sepertinya salah satu teman kalian ada yang berkhianat demi bisa hidup." ucapnya yang menjurus pada Chenle yang kabur untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

"Tapi kau tenang saja, aku pastikan dia tidak akan keluar hidup-hidup." pungkasnya.

Mark masih diam, dia mengeluarkan sebuah kris yang di temukan nya. Dan sesuai yang di bilang oleh seseorang, iblis itu akan keluar jika kris itu di tusukan.

"Dan bakal gue pastiin juga lo mati di tangan gue," desis Mark yang di balas senyum miring oleh Jeno.

Kali ini, perkelahian antara Mark dan Jeno yang tidak bisa di hindari. Mark terus memberikan serangan tanpa memberi ampun dengan Jeno yang berusaha menahan.

Mark memukul wajah Jeno keras dan membuatnya tersungkur. Ia memukulnya berkali-kali seperti apa yang Jeno lakukan pada Jaemin.

Merasa mendapatkan kesempatan. Mark mengeluarkan kris yang bisa melenyapkan iblis itu. Dan saat akan menusukan nya, Jeno nampak berucap. "Bang, sakit."

Mark berhenti, tangan nya yang siap menusuk Jeno nampak dia tahan. "Jeno?"

"Tolong gue, Bang."

"Sakit," lirih Jeno membuat hati Mark berdesir.

"Sakit, Bang. Sakit," isak Jeno dengan wajah penuh akan darah akibat pukulan dari Mark.

"Ini gue Jeno, Bang. Tolongin gue,"

Mark diam, dia menatap nanar tangan nya yang penuh darah dan menatap Jeno yang terluka karena dirinya. Seketika dirinya merasa linglung.

"Bang Mark," panggil Jaemin membuat Mark menoleh.

Ia melihat Jaemin yang menunjuk sesuatu. Dan saat Mark melihat arah tunjuk Jaemin, sebuah pukulan keras Mark dapatkan membuatnya jatuh tersungkur dengan kris itu terlempar.

Bugh

Jeno, dia kembali bangkit. Dan iblis itu tetap bertahan di tubuhnya dan siap membalas Mark.

Dengan langkah besarnya, dia balas memukul Mark beberapa kali. Ia menyeretnya kesudut ruangan dan mengambil sebuah balok kayu.

"Ngga, jangan!" Jaemin menggeleng kan kepala nya saat Jeno memukul Mark menggunakan balok kayu itu.

"Bang Mark!" pekik Jaemin di sisa-sisa tenaganya. Mark tampak terbatuk-batuk dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Kau membuatku marah," desis Jeno yang kembali di rasuki lagi. Ia menjambak kuat rambut Mark dan menghantamkan nya ke dinding.

"Dan kau juga terlalu meremehkan ku,"

Mark tampak sudah lemas, rasanya nyawanya sudah berada di ujung tanduk. Dia hanya bisa pasrah dengan hidupnya sekarang.

"Maaf," lirih Mark merasa gagal menjaga teman-teman nya.

"Maaf gue ngga bisa jaga kalian," sambung nya dan menatap Jeno dengan senyum tipis terulas.

"Kau memang gagal," ujar Jeno dengan nada terdengar meremehkan.

Bugh

Ia kembali membenturkan kepala Mark pada dinding hingga akhirnya dia merenggang nyawa.

Jeno menyeringai, dia tampak puas. Hingga sebuah panggilan dan serangan secara tiba-tiba membuatnya terkejut.

"No,"

Jleb

Jeno membulatkan matanya terkejut saat Jaemin berada di belakang nya dan menusukan kris itu tepat pada dadanya.

"K-kau," iblis itu menatap geram Jaemin.

"Ngga ada pilihan lain, ayo mati bersama." ucap Jaemin dan kembali ambruk karena merasa tidak kuat untuk menompang tubuh nya.

"ARGHHH! SIALAN KAU, JAEMIN!" pekik iblis itu kesakitan.

"AKU AKAN MEMBALAS INI SEMUA! AKU AKAN KEMBALI HIDUP! KALIAN LIHAT SAJA NANTI!" pungkasnya hingga tiba-tiba sebuah asap hitam keluar dari tubuh Jeno.

Bruk

Jeno juga ikut ambruk, dia sela-sela kesadaran nya dia dapat melihat sang adik kembar yang sudah menutup kedua matanya.

"Na," Jeno mencoba mendekat, tetapi badan nya terlalu sakit untuk di gerakan.

"Maafin gue ..." dan itulah kalimat terakhir yang Jeno ucapkan sampai akhirnya ia pun menghembuskan nafas nya.

Yuhuuuuu, prenddd.
Biar ga buat penasaran, chapter ini di khusus kan untuk flashback bujang mimpi. 🤩✨

Gimana? Suka ga di buat gini? dan next chap kita akan kembali melihat pertaruhan nyawa bujang-bujang lagi. 😎👍🏻

Have a Nice Day. 💙🦋

Continue Reading

You'll Also Like

3.2K 710 12
Hanya karena satu malam itu membuat kehidupan seorang perempuan itu menjadi malapekata. Dia Oline chey mahendra gadis yang introvert yang susah untuk...
655K 156K 36
❝Jangan pernah cari tahu sebelum kalian menyesal.❞ Dibaca setelah death note
405K 106K 45
❝ Kak, kita bakal tetap hidup kan? ❞
626K 108K 21
Telah terbit dengan judul The Culprit of The Tragedy ❝ Sejak hari itu, impostor yang sesungguhnya beraksi. ❞