Takdir Yang Tak Direncanakan

By Siti_Wahyu_kezya

23.3K 1.9K 515

Bagaimanakah perasaan kalian jika takdir mengharuskan untuk menikah dengan lelaki yang tidak kalian cintai? A... More

🌸Pagi Yang Indah🌸
🌸Pertemuan Pertama🌸
🌸Kakak Menyebalkan🌸
🌸Perjalanan Ke Puncak🌸
🌸Tipe Suami Idaman🌸
🌸Sepertiga Malamku Untukmu🌸
🌸Lokasi Pembangunan Proyek🌸
🌸Sejenak Melepas Lelah🌸
🌸Berita Tak Terduga🌸
🌸Pilihan Yang Sulit🌸
🌸Hatiku Memilihmu🌸
🌸Bimbang🌸
🌸Keputusan🌸
‼️INFO‼️

🌸Kejadian Tak Terduga🌸

1.3K 139 10
By Siti_Wahyu_kezya

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an"

~HAPPY READING~

💠•💠•💠

Setelah keluar dari kamar sang kakak, Zahira segera berjalan untuk menuju ke kamarnya. Dirinya sudah terlalu lelah hari ini. Mulai dari sekolah, belajar bersama Nabila, dan Vania ditambah lagi menghadapi kakak perempuan kesayangannya yang sangat menyebalkan.

Sampai di kamar, Zahira segera meletakkan tasnya, lalu mandi, dan berganti pakaian. Meskipun hanya di rumah, gamis adalah pilihan outfit favorit menurut Zahira. Kini Zahira memilih menggunakan gamis berwarna dusty pink dipadukan dengan hijab segi empat berwarna maroon.

Setelah keluar dari kamar mandi, Zahira segera berjalan ke meja riasnya untuk merapikan penampilannya. Dirasa sudah rapi, Zahira segera berjalan, dan duduk di meja belajarnya. Lalu mengeluarkan buku catatan tugas-tugasnya yang harus dikerjakan hari ini. Setelah itu Zahira segera mulai menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Meskipun rasanya sudah lelah menghadapi aktivitas hari ini, Zahira memilih mengerjakan tugas-tugasnya sekarang agar semua tugas-tugasnya cepat selesai, dan dirinya bisa segera beristirahat.

Sangking seriusnya mengerjakan tugas,
Zahira sampai tidak sadar bahwa azan magrib telah berkumandang. Langsung saja Zahira merapikan semua buku-buku belajarnya, dan segera beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu Zahira segera melaksanakan shalat magrib seorang diri di kamarnya.

Selesai dengan ibadah shalat magrib nya, Zahira segera merapikan alat shalatnya. Dan setelah itu Zahira segera beranjak keluar dari kamar, dan pergi ke dapur untuk membantu sang bunda menyiapkan makan malam.

Sampai di dapur, Zahira melihat sang bunda, sang kakak, dan juga Bi Lastri yang sedang menyiapkan hidangan makan malam, dan juga peralatan makannya juga. Langsung saja Zahira menghampiri ketiga perempuan itu untuk membantu mereka menyiapkan semua keperluan makan malam.

"Bunda, Zahira bantu apa?" Tanya Zahira pada sang bunda.

"Sedikit lagi udah selesai kok, sayang. Zahira bantu kak Zahra aja siapin peralatan makan ya," jawab Bunda Farah memberikan instruksi pada putri bungsunya itu.

"Iya bun, maaf ya Zahira telat," ucap Zahira merasa tidak enak hati.

"Iya, nggak papa kok sayang, kan ini udah dibantuin samaKak Zahra, dan Bi Lastri juga. Jadi bunda nggak kewalahan," ucap Bunda Farah pada Zahira.

Setelah itu Zahira segera berjalan ke meja makan untuk membantu sang kakak menyiapkan peralatan makan. Suasana di meja makan terasa hening karena tidak ada satupun yang membuka suara. Zahira masih merasa kesal dengan sikap sang kakak tadi sore, sementara Zahra merasa bersalah pada sang adik karena sudah membuatnya kesal pada dirinya. Ini memang salahnya yang sudah membuat adik perempuan kesayangannya itu kesal pada dirinya, dan sekarang berujung dirinya didiamkan oleh sang adik.

"Ra," panggil Zahra pada sang adik.

"Hm," jawab Zahira singkat sambil tetap fokus mengisi air ke dalam gelas.

"Zahira," panggil Zahra lagi.

"Apa kak?" Jawab Zahira sambil menoleh ke arah sang kakak.

"Maafin kakak ya, Ra. Kakak nggak bermaksud buat kamu kesel gini sama kakak. Niat kakak tadi cuma bercanda biar kamu nggak terlalu khawatir sama kondisi kakak," ucap Zahra memberikan penjelasan pada sang adik.

"Udah, nggak usah dibahas," jawab Zahira yang tidak mau membahas masalah itu lagi.

"Tapi kan--" belum selesai Zahra berbicara, namun terdengar suara salam dari arah ruang tamu.

"Assalamualaikum," ucap Ayah Arga, dan Alfian yang baru memasuki ruang makan. Dilihat dari pakaian mereka, sepertinya mereka baru pulang shalat magrib dari masjid.

Zahira pikir, Alfian sudah pulang sejak sore tadi. Namun ternyata dugaannya salah. Ternyata lelaki yang berstatus sebagai gurunya itu masih berada di rumahnya, dan kini baru pulang shalat magrib di masjid bersama sang ayah.

"Waalaikumssalam," jawab semua orang yang ada di ruang makan.

Setelah itu Bunda Farah, Zahra, dan Zahira pun secara bergantian segera menyalami tangan Ayah Arga.

Saat Zahira mendongakkan kepalanya setelah menyalami tangan sang ayah, tanpa sengaja, netra milik Zahira, dan Alfian saling bertemu. Dapat Zahira lihat wajah Alfian yang begitu tampan. Ditambah lagi wajahnya yang masih sedikit basah karena air wudhu, membuat tingkat ketampanan lelaki itu semakin bertambah.

Setelah sadar dengan kegiatannya, Zahira, dan Alfian sama-sama segera menundukkan pandangan mereka, dan segera mengucap istighfar.

"Astagfirullah," lirih Zahira sambil menundukkan kepalanya.

Saat kembali mendongakkan kepalanya, lagi-lagi tanpa sengaja netra milik Zahira, dan Alfian kembali bertemu. Langsung saja Zahira memalingkan wajahnya enggan menatap Alfian. Takut jika akan menjadi zina mata karena telah memandang lelaki yang bukan mahramnya.

"Aduh, kenapa bisa eye contact gini sih sama Pak Alfian? Ampuni hamba Ya Allah," ucap Zahira dalam hati merutuki dirinya sendiri.

Sama seperti Zahira, Alfian juga terus memohon ampun kepada Allah karena tidak sengaja telah memandang perempuan yang belum halal bagi dirinya. Namun entah mengapa, kini Alfian merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Perasaan apa ini Ya Allah? Hamba baru mengenal perempuan ini. Hamba mohon, jangan jatuhkan hati ini pada seseorang yang tidak Engkau takdirkan untuk hamba nantinya," ucap Alfian dalam hati sambil masih terus berusaha menetralkan detak jantungnya.

Tentu saja hal itu tidak luput dari perhatian orang-orang yang ada di ruang makan. Ayah Arga, dan Bunda Farah yang saling melempar tatapan sambil tersenyum, Zahra yang hanya cekikikan melihat pemandangan didepannya ini, sementara Bi Lastri hanya tersenyum simpul.

"Ekhem," ucap Ayah Arga memecah keheningan yang sempat terjadi beberapa saat.

"Ya udah, ngapain pada diem di sini? Ayok makan," ajak Ayah Arga pada semua anggota keluarganya, beserta Alfian.

Setelah itu, semua anggota keluarga Zahira segera duduk melingkar di kursi meja makan yang berbentuk lingkaran. Sementara Bi Lastri izin untuk pergi ke dapur.

Namun tiba-tiba Zahira merasakan ingin buang air kecil, jadilah Zahira memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu.

Setelah selesai, Zahira kembali ke ruang makan, namun dirinya bingung karena hanya tersisa satu kursi yang kosong. Yaitu di antara sang kakak, dan Alfian.

"Ra, ngapain masih berdiri? Sini duduk," ajak Zahra pada sang adik karena adiknya itu tidak kunjung duduk di kursi meja makan.

"Di sini?" Tanya Zahira sambil menunjuk satu kursi meja makan yang masih kosong.

"Iya lah, terus di mana lagi?" Ucap Zahira balik bertanya.

"Hm, kalau Zahira tidak nyaman jika saya duduk di sini, mungkin bisa bertukar tempat," ucap Alfian yang tiba-tiba ikut berbicara.

"Eh, tidak pak, tidak apa-apa. Bapak di situ saja," tolak Zahira karena takut menyinggung perasaan gurunya itu. Setelah itu Zahira segera mendudukkan dirinya di kursi meja makan yang masih kosong itu.

Setelah semuanya mengambil makanannya masing-masing, mereka segera memulai acara makan malam bersama itu yang sebelumnya diawali dengan doa makan yang dipimpin oleh Ayah Arga.

💠•💠•💠

Selesai makan, Bunda Farah, Zahira, dan juga Zahra segera membereskan meja makan. Mulai dari membereskan alat makan yang nantinya akan dicuci oleh Bi Lastri, dan juga menyimpan makanan yang masih tersisa. Setelah selesai, ketiga perempuan itu pun segera beranjak ke ruang keluarga untuk menghampiri Ayah Arga, dan Alfian yang sudah lebih dulu ke ruang keluarga.

"Loh, Alfian mana yah?" Tanya Bunda Farah k
pada sang suami karena tidak melihat keberadaan lelaki itu ketika sampai di ruang keluarga.

"Oh, lagi angkat telfon bun," jawab Ayah Arga sambil menunjuk ke arah teras.

Setelah itu Bunda Farah, Zahira, dan Zahra segera mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruang keluarga.

Selang beberapa menit kemudian, Alfian kembali ke ruang keluarga, dan segera duduk di sebelah Ayah Arga.

"Om, jadi kapan mau survei ke lokasi pembangunan proyek kita?" Tanya Alfian pada Ayah Arga untuk membuka pembicaraan.

"Baiknya kapan, Al?" Tanya Ayah Arga meminta pendapat pada Alfian.

"Kalau bisa, saya sarankan segera ya, om. Karena pembangunan proyek kita juga sudah mencapai delapan puluh lima persen, jadi sebentar lagi sudah selesai dibangun," ucap Alfian memberikan saran pada Ayah Arga.

"Baiklah, kebetulan Minggu ini saya sedang tidak banyak kerjaan, dan tidak ada rencana keluar kota. Jadi saya akan survei ke lokasi pembangunan proyek kita Minggu ini," ucap Ayah Arga memberikan keputusan.

"Baiklah, om kalau begitu," jawab Alfian sambil menganggukkan kepalanya.

Setelah topik pembicaraan itu selesai, keadaan ruang keluarga kembali hening beberapa saat. Sampai akhirnya terdengar suara dari Zahra yang membuka pembicaraan.

"Ra, mau setoran hafalan sekarang apa abis sholat isya? Ini lumayan masih ada lima belas menit," tanya Zahra pada sang adik.

Sontak setelah mendengar pertanyaan Zahra barusan, semua mata tertuju pada kedua kakak beradik perempuan itu.

"Sekarang aja kak," jawab Zahira yang diangguki oleh sang kakak. Setelah itu keduanya berpamitan untuk ke mushalla yang ada di rumah keluarga Zahira untuk setoran hafalan di sana karena dirasa tempat itulah yang nyaman, dan tenang.

Terbukti kan kalau kedua  kakak beradik perempuan itu tidak akan saling mendiamkan satu sama lain dalam jangka waktu yang lama?

💠•💠•💠

Tak berselang lama setelah kepergian Zahira, dan Zahra, Alfian juga izin untuk ke kamar mandi sebentar. Bunda Farah pun menunjukkan lokasi kamar mandi yang ada di dekat mushalla.

Namun saat berjalan melewati mushalla, Alfian menghentikan langkahnya saat mendengar suara seorang perempuan yang sedang melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan begitu merdunya.

"Bismillahirrahmanirrahim."

"Ar-.rahmaan."

"''Allamal Quran."

"Khalaqal insaan."

"'Allamalhul bayaan."

"Ashshamsu walqamaru bihusbaan."

Suara lantunan ayat suci Al-Quran yang dibaca oleh Zahira terdengar begitu merdu di telinga Alfian. Entah mengapa hati Alfian berdesir hangat mendengar suara mengaji muridnya tersebut.

"Masya Allah, merdu sekali bacaan Al-Qur'an dirimu," ucap Alfian dalam hati.

Setelah itu Alfian kembali melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi sambil tetap menyunggingkan senyuman kagumnya pada Zahira. untunglah tidak ada yang melihat Alfian tersenyum sendiri mendengar suara Zahira saat sedang mengaji. Kalau ada, apa yang akan mereka pikirkan nanti?

Selesai dari kamar mandi, Alfian kembali ke ruang keluarga, dan menemui kedua orag tua Zahira di sana. Tidak berselang lama, Zahira, dan Zahra kembali ke ruang keluarga.

"Udah setoran hafalannya?" Tanya Bunda Farah pada kedua putrinya saat Zahira, dan Zahra sudah duduk di sofa.

"Udah bun," jawab Zahira sambil menganggukkan kepalanya.

"Gimana, lancar?" Kini Ayah Arga yang bertanya pada sang putri.

"Alhamdulillah lancar ayah," jawab Zahira.

Beberapa menit kemudian, azan isya telah berkumandang. Langsung saja keluarga Zahira, beserta Alfian melaksanakan shalat isya berjamaah di mushalla yang ada di rumah keluarga Zahira.

💠•💠•💠

Setelah selesai melaksanakan shalat isya berjamaah, keluarga Zahira mengantar Alfian pulang sampai ke depan pintu gerbang.

"Kalau begitu, saya izin pamit ya om, tante. Terima kasih banyak atas sambutannya, dan jamuaannya," pamit Alfian pada Ayah Arga, dan Bunda Farah.

"Iya Alfian sama-sama. Lain kali jangan lupa mampir lagi ya," jawab Bunda Farah sambil tersenyum.

"Insya Allah tante," jawab Alfian sambil menganggukkan kepalanya. Setelah itu Alfian menyalami tangan Ayah Arga dan menyatukan kedua tangannya di hadapan Bunda Farah.

"Kalau begitu saya pamit dulu om, tante, Zahra, Zahira. Sekali lagi terima kasih. Assalamualaikum," pamit Alfian pada keluarga Zahira.

"Waalaikumssalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab keluarga Zahira serempak.

Setelah itu Alfian langsung masuk ke dalam mobilnya, dan menyalakan mesin mobilnya. Lalu Alfian melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah keluarga Zahira, tidak lupa juga Alfian membunyikan klakson sebagai bentuk perpisahan, dan pamit pada keluarga Zahira.

Setelah mobil Alfian keluar dari halaman rumah keluarga Zahira, Pak Joko menutup pintu gerbang, dan keluarga Zahira langsung masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.

💠•💠•💠

Assalamualaikum

Alhamdulillah akhirnya update lagi!

Gimana part ini?

Oh iya buat pembaca baru, selamat membaca ya. Semoga suka.

Oh iya, kalian tau cerita ini dari mana?

Dan di sini aku juga mau tanya sama kalian, kalian setuju nggak kalo aku tetep lanjut cerita ini sampe ending? Atau udah sampe di sini aja?

Kasih sarannya dong baiknya gimana.

Vote dan komennya jangan lupa yaaa⭐

Terima kasih sudah membaca!💓

See you next part💓

Continue Reading

You'll Also Like

855K 24.2K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
950K 2.9K 19
21+ Ria, seorang ibu tunggal, berjuang mengasuh bayinya dan menghadapi trauma masa lalu. Alex, adik iparnya, jatuh hati padanya, tetapi Sheila, adik...
1.8M 196K 52
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
4.1M 267K 72
[ END ] Cerita remaja # Teenfiction SEBELUM BACA CERITA INI FOLLOW AUTHOR DULU YA GAESS!!! 🔞 ada unsur mature-nya Archimosh adalah nama geng motor...