Bila semua keputusan harus sesuai dengan
Keinginanmu, maka mengapa kau
Memerlukan pendapat ku
( Ghina naffia Aulia )
~~~
Prov ghina
Jam dinding kini berbunyi menandakan bahwa kini sudah Jam 4 sore acara puncak yang di adakan kakek Aliff akan segera tiba, semua tamu tamu kehormatan nya datang untuk menghadiri acara ini, sebab mereka banyak penasaran dengan wajah-wajah cucu dari Alif Muzani, karena sudah lama kakek tidak membuat acara seperti ini
" Pa Alif apa kabar pak" sapa seseorang pada Kakek, ku dengar dia berkata sangat rindu sebab tak lama berjumpa
Jika seseorang sedang berulang tahun maka orang itu adalah orang yang spesial, tapi tidak dengan diriku aku bagai di asing kan dibanyak nya orang berkumpul Disni, Abi dan bunda sedang sibuk mengurus semua nya, Azar dan Misty juga sibuk pada diri mereka sendiri, tak ada yang istimewa untuk diriku, gamis seadanya dan make up yang masih bertahan sejak tadi, aku tidak tau berapa besar kakek menyayangi ku namun, yang pasti aku tau dia menyayangi walau pun rasa sayang itu tak sama untuk Azar dan Misty
Azar adalah adik ku namun, perbedaan kasih sayang dari kakek yang kami dapat bagaikan musuh dengan lawan nya, keputusan kakek membuat acara ini sungguh mengejutkan aku, tak pernah aku membayangkan akan hal ini, tapi aku merasa acara ulang tahun ku hanyalah alasan, karena sesungguhnya kakek hanya menginginkan berkumpul-kumpul sama temannya
" Ghina.. ngapain bengong Disni ? " Misty menyadarkan ku dari lamunan yang tak beralasan ini, aku tersenyum sebab kini aku melihat dia dengan tampilan yang begitu cantik, gaun navy yang ia gunakan sangat pas di tubuh nya dengan gaya rambut disanggul menambah kesan menawan dalam diri nya, ini begitu sempurna
" Kamu cantik sekali Misty " puji ku pada nya karena sungguh dia sangat berbeda hari ini, dia begitu tersanjung dengan pujian ku sehingga senyum nya terlalu merka untuk sebuah pujian itu saja
" Terima kasih, karena hari ini aku pengen tampil beda, bukan nya kakek mengundang, abdi negara, siapa tau nyantol, sayang kesempatan jangan dilewatkan " ungkap nya dengan tersenyum, apa ini dia sengaja berpenampilan beda hanya untuk menarik perhatian orang, untung lh aku tak pernah berfikir seperti itu
" Dimana Azar ? Bukan nya dia bersama mu tadi ? " Tanya ku padanya sebab aku tak melihat Azar disini
" Sedang mengambil jas " ungkap nya, jas ? Untuk apa Azar menggunakan jaz, aku yakin dia pasti melakukan hal yang sama seperti Misty, entah lh mereka berdua terkadang selalu solid
" Itu Azar " tunjuk nya benar saja Azar datang menghampiri kami, benar dugaan ku dia terlihat berbeda, dengan stelan jas di badan nya yang terlihat pas membuat dia sangat berwibawa
" Ma sya Allah Azar tumben kamu ganteng " ledek ku pada nya, menjahili nya adalah tugas ku
" Emang pada dasarnya udah ganteng kok, mbak aja yang kadang ngak sadar sama kegantengan adik nya " pujinya sendiri pada dirinya sendiri bahkan dia malah menuduh ku tak pernah melihat ketampanan nya, aku benar-benar tak habis pikir oleh mereka
" Mbak ngak ganti baju ? " Adik ku bertanya, mungkin sebab dia tak melihat perbedaan dari diriku ini,
" Mbak ngak bawa baju, lagian mbak kek gini aja udah cantik " ku lihat dia tampak tak suka dengan ucapan ku, orang bener kok aku gini aja udah cantik dia aja yang ngak lihat
" Mbak ganti gih baju, ngak enak, nanti kakek marah lagi sama mbak " perintah nya lagi padaku, entah ada apa dengan Azar ini dia seperti takut pesta nya jadi berantakan gara-gara aku tidak ganti baju
" Mbak kan udah bilang, mbak ngak bawa baju nganti, azar " kucoba jelaskan ulang mungkin yang tadi dia tidak mendengar
" Minjem baju mbak Misty kek " usul nya, usulan yang aneh mana mungkin aku memakai pakaian Misty yang kurang bahan itu, lebih baik aku memakai baju ini di banding harus memakai baju kurang bahan
" Kalau kamu mau pakek baju aku, ngak papa kok, aku cariin ya " timbal Misty menyetujui, sungguh lebih baik aku memakai baju ini " ngak, ngak usah udah biarin aja aku pakek ini, kalian ngak usah mikirin apa pun ya " putus ku dan mereka tampak pasrah dan tidak memaksa ku lagi
Abi dan bunda datang, mereka seperti nya membawa baju ganti sebab kini mereka berbeda dari penampilan yang tadi, aku memandangi mereka, mereka berdua terlihat sangat tampan dan cantik, Abi memang sangat tampan dan bunda pun sangat cantik sekali wajar saya Abi selalu mencintai bunda sebab bundaku itu cantik, aku jadi tau asal usul kecantikan ku ini
" Loh, ghina kau ngak ganti baju ?" Tanya bunda pada ku, aku menggeleng kan kepala pertanda tidak
" Loh kenapa ngak ganti?" Kini Abi yang menimpali " ngak papa, gina nyaman pakek yang ini " alasan ku kepada mereka, jika aku jawab ngak bawa baju, aku akan dibilang pelupa sebab tadi bunda sudah mengingatkan dan yang terjadi aku lupa
" Ya sudah lh senyaman kamu saja " putus Abi tersenyum pada ku, sungguh senyuman Abi begitu manis
Ku lihat Abi dan Azar saking melempar pujian, ayah dan anak ini begitu akrab bagaikan seorang sahabat, sedangkan bunda sedang menguji kecantikan Misty membuat ku geleng-geleng kepala sebab Misty sudah terbang terlalu tinggi hanya karna sebuah pujian
***
Acarapun di mulai, semua berpesta riah, memakan makanan yang disediakan, berbincang dengan para teman lama, menikmati melodi lagu yang dinyanyikan dan acara potong kue ditiadakan sebab kakek bilang waktu nya tidak cukup, entah memang waktu nya yang singkat atau kakek sengaja tak ingin memperkenalkan aku, karna sejak tadi yang kakek ajak untuk berkenalan bersama teman-teman nya hanya Azar dan Misty, sebab sejak tdi aku hanya duduk di sebelah bunda dan Abi dipojokkan
" Test test 123 " terdengar suara yang menjadi pusat perhatian semua orang, kakek mengambil alih MC yang ada di panggung lalu mengetest nya dengan berkata test 123, aku bingung apa yang ingin kakek sampaikan, apakah kakek ingin menutup pesta ini ?
" Selamat sore semua nya, saya disini ingin memberi tahu sesuatu kepada kalian semua, saya ingin kalian merasakan kebahagiaan yang juga saya rasakan, baiklh saya mendapatkan kabar bahwa cucu dari sahabat saya yang cucu nya bernama Addrica gusstama kini telah resmi menjadi seorang abdi negara (polisi ) dan dia adalah lulusan terbaik tahun ini dengan penuh penghargaan " ucap kakek dengan Begitu semangat, kakek begitu senang mengumumkan kabar itu kepada semua orang, padahal itu adalah cucu dari sahabat kakek, sedang kan cucu nya sendiri enggan untuk dia kenalkan
Semua orang bertepuk tangan dan memberikan selamat kepada kakek, sebab kakek begitu bahagia mendapatkan kabar itu, " dan satu hal lagi, saya ingin mengumumkan bahwa saya akan menjodohkan salah satu cucu perempuan saya untuk addrica gusstama dan itu disetujui langsung oleh ayah nya Abraham Wardana juga ibu Lalita Mulyadi "
Perjodohan ? Siapa yang akan kakek jodohkan, yang pasti itu bukan aku sebab kakek saja enggan memperkenalkan aku
" Siapa itu pak ?" Tanya salah satu teman kakek, mereka semua bersorak menanyakan gadis beruntung mana yang akan bersanding dengan addrica gusstama
" Dia cucu saya Misty " deg benar dugaan ku, mana mungkin aku " tapi sayang, Karena Misty aku melanjutkan studinya lagi maka yang akan saya jodohkan adalah cucu kedua saya Ghina naffia Aulia " aku tersentak kaget , apa apaan ini ? Aku ? Dijodohkan ? Tidak, aku tidak pernah menginginkan hal ini, ku tatap Abi dan bunda mereka sama hal nya terkejut, mereka benar-benar tidak tau mengenai keputusan ini, lagi-lagi kakek mengambil keputusan sendiri, apa yang harus aku lakukan, aku sedang menunggu seseorang walaupun aku tidak tau orang tersebut memperjuangkan aku atau tidak, tapi perjodohan ini
" Apa kah ini ada unsur pemaksaan pak " celetuk salah satu tamu yang ada disana, sepertinya mereka merasa janggal dengan keputusan ini
" Mana mungkin keterpaksaan, baiklah biar tidak menimbulkan banyak pertanyaan akan saya panggil kan cucu saya dan akan saya hubungi addrica sekarang " jelas kakek kepada seseorang itu, sungguh aku tak bisa bernafas saat ini rasa nya begitu sesak, apa yang harus aku lakukan untuk menolak ini semua
" Ghina... Kemari nak " panggil kakek pada ku, aku menghampiri nya dengan kepala tertunduk sungguh rasa nya aku tak mampu untuk mendongkrak, setiap langkah menuju kakek aku hanya ingin berdoa semoga ini tidak terjadi
Sepanjang jalan aku menuju panggung, ku dengar mereka mempertanyakan aku, aku anak siapa ?, Cucu keberapa ?, Tinggal dimana ?, Mengapa jarang diperkenalkan ?, Lulusan apa ? Dan lain sebagainya pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin aku dengar namun, harus aku dengar ketika kakek memanggil ku ke depan
Ada rasa bahagia sebab kakek akan memperkenalkan aku sebagai cucu nya, namun ada rasa kecewa sebab kakek selalu mengambil keputusan sesuai dengan kemauan nya
" Ini cucu kedua ku, Ghina. " Kakek memperkenalkan ku, ku tampilkan senyum ramah kepada orang yang melihat ku,
" Baiklah saya akan menghubungi pak Abraham dan kita akan dengar keputusan langsung dari addrica" kakek mengambil handphone nya dan mencari nomor seseorang lalu menelpon nya, kakek meletakan mic didekat speaker nya, terdengar panggilan itu berdering
" Halo, assalamualaikum pak aliff " sapa orang diseberang sana
" Waalaikumsalam pak Abraham, begini saya ingin menanyakan kepada anda mengenai perjodohan addrica dengan cucu saya "
" Owh masalah itu pak, saya sudah menjelaskan kepada rica, dan dia akan memberikan jawaban hari ini, biar lebih jelas biar saya menggabungkan nya dalam panggil lan ini "
" Ya ya baiklah, silakan pak "
Aku hanya bisa mematung disini dan mendengarkan kakek, aku hanya punya satu harapan, yaitu penolakan dari addrica itu aku berharap dia menolak perjodohan ini
" Assalamualaikum pa " sapa seseorang, dari suara nya dia terdengar santun
" Waalaikumsalam, rica ini papa sambungan telepon nya dengan pak Alif Muzani, beliau ingin mendengar jawaban kamu mengenai masalah perjodohan yang papa jelaskan semalam nak "
" iya Betul nak rica bagaimana ? Apakah kamu bersedia ?" Tanya kakek pada nya
Aku mohon Jawaban saja tidak, berikanlah alasan kau ingin melanjutkan profesi mu
" masalah itu ya pak, Saya sudah mempunyai keputusan nya pak, dan saya sangat- sangat senang dengan keputusan ini, saya harapkan semua nya senang dan saya sudah memikirkan semua nya secara matang-matang dan keputusan nya saya.... Bersedia dengan perjodohan ini " deg semua orang tersenyum dan bahagia karna sempat tegang ketika menunggu Jawaban dari nya
Namun aku ? Aku tersayat, masalah apa lagi ini, aku terjebak sudah, dalam keinginan kakek
Apa semua ini ?Dia belum bertemu dengan ku tapi dia sudah menyetujui semua itu, aku harus apa aku hanya bisa memohon kepada Abi agar dia bicara ke pada Kakek untuk membatalkan perjodohan ini tapi tidak sekarang, disini masih banyak orang aku harus bisa menjaga reputasi kakek
" Baiklah nak Terima kasih atas jawabannya dan maaf sudah menganggu waktu nya, terima kasih addrica dan pak Abraham, assalamualaikum " tutup kakek
"Waalaikumsalam " tutup dua orang diseberang sana
Kakek menatap ku, seolah menanyakan keputusan ku, mengapa kakek bertanya sedang kan dia sangat tau bahwa aku tidak akan bisa berbuat apa-apa sekarang selain menyetujui nya
" Bagaimana ghina kau menyetujui keputusan kakek ?" Tanya nya tersenyum padaku, sudah lama aku tak melihat kakek tersenyum kepada ku, sekarang aku melihat nya namun, dengan maksud dan tujuan tertentu
Ku anggukan kepala sebagai jawaban ku, ku balas senyum kakek yang masih menatap lekat wajah ku dengan mata elang nya, mengapa kakek membutuhkan persetujuan ku sedangkan dia menginginkan semua nya berjalan sesuai dengan kemauannya
mengakhiri semua yang termasuk pesta ini
Aku sungguh tak mengerti semua nya, acar ulang tahun seperti apa ini, ini lh kejutan ku dan aku benar-benar terkejut akan ini, Mengapa harus aku yang mengalami ini aku tak menginginkan ini semua, andaikan diposisi ini adalah Misty aku rasa dia sangat begitu bahagia sebab dia lah yang pasti menginginkan semua ini... Bukan aku
_________
Assalamualaikum semua
Bagaimana bagian B nya ? Seru ngak ?
Ada yang penasaran sama kisah nya ghina ? Atau penasaran sama addrica ? atau khaynan ?
Yang penasaran terus pantauin setiap bagiannya nya
Jangan lupa tinggalkan kesan dengan cara vote dan komen di bagian ini dan yang lain nya
Yang mau kasih kritik dan saran boleh dm ya
*Note : follow auto follback