Elgara Bramasta (END)

By archzous

741K 51.1K 2.4K

Dia Elgara Bramasta, seseorang yang pergi karena ke egoisan keluarganya. Menyiksa dirinya yang tak tahu apa a... More

prolog
part 1
part 2
part 3
part 4
part 5
part 6
part 7
part 8
part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
maaf
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
cast
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 38
part 39
cerbar Ananta Gafandra

part 37

15.4K 1K 70
By archzous

Empat ambulans beriringan menuju rumah sakit terdekat dengan pasien yang sama sama gawat darurat.
Perawat yang ada di dalam ambulan juga ikut berusaha untuk menjaga kestabilan kondisi pasiennya.

Setibanya di rumah sakit para dokter sudah bersiap menantu pasien, mereka menurunkan berangkat dari atas ambulan lalu membawa mereka ke dalam.
Ya keempatnya dalam keadaan kritis, mereka sama sama butuh penanganan yang cepat jika tidak nyawa mereka taruhannya.
Para dokter itu berusaha sebaik mungkin demi mereka yang ada di dalam sana.
Apapun itu yang mereka harapkan adalah pasien ini selamat.

"Dok pasien kehabisan banyak darah" ucap suster yang menangani El.

"Ambil tiga kantong darah AB segera lakukan" perintah dokter itu.

Hampir dua jam para dokter itu berada di sana, hasil yang di dapatkan  Ravin bisa melewati masa kritisnya, juga orang yang menabrak Ravin tadi, mereka berdua sama sama di keluarkan dari sana namun tetap harus dalam pengawasan yang ketat.

Para langkah kaki memenuhi lobi rumah sakit.

"Sus ada pasien kecelakaan yang baru saja sampai" tanya David.

"Ya  benar pak"

" Bagaimana kondisi mereka, mereka baik baik saja kan?"

"Untuk itu bapak bisa langsung menuju ruang UGD karena mereka sedang di tangani di sana"

Sontak saja mereka langsung menuju ruangan yang di tunjukkan oleh suster itu.
Bertepatan dengan saat mereka sampai seorang suster keluar dari ruangan itu.

"Sus bagaimana kondisi pasien di dalam" tanya Revan.

"Maaf bapak siapa?" Tanya suster itu.

"Kami keluarganya, apa kondisi mereka baik baik saja"

"Untuk pasien bernama Ravin dia sudah melewati masa kritisnya dan berada di ruang ICU saat ini, untuk pasien bernama Elga dan Abian mereka masih di tangani di dalam jadi harap bersabar" suster itu langsung pergi setelah mengatakan itu.

David terhenyak mendengar kedua putranya tidak dalam baik baik saja, mereka tengah berjuang hidup dan mati.

"Abian hiks Abian" tangis Zora.

David menatap Zora tajam, ia menghampiri sang istri jika kalian berpikir akan menenangkan Zora kalian salah.

"Kau menangisi Abian zora?" Ucap David.

Zora balik menatap suaminya " tentu aku menangisi dia, dia sedang berjuang hidup dan mati sekarang, ini semua karena dirimu jika kau tidak mengusirnya maka dia tidak akan kecelakaan begini" teriak Zora pada David.

Plak

"Ayah" pekik Revan, ia kaget untuk pertama kalinya sang ayah bisa melayangkan tamparan pada bundanya.

"Apa kau tidak sadar juga Zora, seharusnya yang kau khawatirkan adalah El dan Ravin bukan anak brengsek seperti dia, seharusnya yang kau tangisi itu El dan Ravin" bentak David.

"Kenapa aku harus mengkhawatirkan El, kenapa? Dia bukan anakku!"

Plak

Untuk kedua kalinya, Zora mendapatkan tamparan dari David.
David melempar selembar kertas pada Zora

"Baca dan lihat itu supaya kau mengerti siapa yang haru kau tangisi sekarang" tekan David.

Zora membuka kertas itu, membaca satu persatu kalimat yang tertulis di sana.

"M mas apa ini, bagaimana bisa" ucap Zora menatap David.

"Tentu saja bisa, kenapa tidak? Hanya kau saja yang tidak bisa melihat kebenaran yang ada di depan matamu, tapi kau menutupinya dengan kepedulian mu pada abianaku tidak pernah sadar jika anak yang selama ini kau anggap bukan darah dagingmu  itu adalah anak mu sendiri, anak kandungmu Zora"

"Hiks hiks mas katakan ini tidak benar kan, katakan mas" Zora menarik kemeja suaminya berharap suaminya mengatakan ini semua tidak benar, namun suaminya hanya diam.

"Untuk apa aku melakukan kebohongan Zora? Apa kau pikir aku memberikan perhatian kepada El hanya untuk drama semata, tidak Zora aku mengenalinya, aku mengetahuinya aku dapat melihat dari matanya jika dia anakku. tapi kau, kau sebagai seorang itu bahkan tidak bisa mengenali putra kandungmu sendiri, anak yang kau lahir kan sendiri. Dan sekarang apa? Apa kau menyesal? Lihat yang terjadi anak yang dulu kau banggakan itu adalah penyebab dari luka dan kesakitan dari PUTRAKU, DIA MEMBUAT PUTRAKU CELAKA" David benar benar tidak bisa mengendalikan emosinya, dirinya terlalu kalut dengan semua ini dirinya takut jika terjadi sesuatu dengan putranya, ia masih belum menerima maaf dari putranya, ia masih belum membahagiakan putranya, ia belum menjadi ayah yang baik untuk putranya, dan sekarang ia takut, ia taku jika sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi pada putranya.

"Aku bodoh hiks aku bodohhhhhh" Zora membenturkan kepalanya pada kursi di sampingnya.

Revan langsung saja menghentikan sang ibunda.

"Bunda bunda tenang, jangan kayak gini kita tunggu sampe dokter selesai nanganin El semuanya pasti baik baik aja yah" Revan memeluk bundanya.

Tak hanya bundanya saja yang menderita akan penyesalan saat ini, dirinya begitu bahkan beribu ribu kali ia memaki dirinya sendiri, jika di nobatkan orang terbodoh maka ia adalah orang itu, orang yang tak pernah berhasil orang yang hanya memberikan kesakitan untuk adik yang tak pernah berbuat salah.

Dokter keluar dari ruangan UGD.

Sontak David langsung berdiri dan menanyai dokter itu

"Dok bagaimana kondisi anak saya El, dia baik baik saja kan?" Tanya David.

"Silahkan ikut saya" ucap dokter itu mengiring David untuk berbicara dengannya, David langsung saja mengikuti dokter itu ia berharap ini kabar baik, sangat berharap.
Mereka memasuki ruangan dokter itu, David dipersilahkan duduk di depan dokter itu.

"Dok beritahu saya kondisi anak saya" desak David.

"Begini pak sebelumnya saya minta maaf karena harus menyampaikan ini, kondisi anak bapak sedang koma bahkan jika terjadi hal kecil saja itu bisa merenggut nyawa anak bapak, benturan yang sangat keras menyebabkan keretakan pada tukang tengkorak belakangnya, dan yang paling berbahaya adalah anak bapak mengalami kebocoran jantung, ini tidak bisa  di biarkan kerusakan yang terjadi cukup parah jika di biarkan maka pasien akan kehilangan nywanya, kita haru segera menemukan pendonor untuk anak bapak dan itu harus di lakukan hari ini jika tidak saya tidak bisa menjamin anak bapak akan bertahan"
Air mata David meleleh, hal yang benar benar ia benci sekarang harus ia dengar dan terjadi pada putranya, putranya dalam hidup dan mati.

"Saya mohon bantuan bapak untuk donor itu, kita harus cepat sebelum terlambat"

"Saya akan berusaha dok, atau tidak bagaimana dengan jantung saya saja, saya masih sehat dok dokter bisa periksa jantung saya dengan begitu anak saya akan selamat" David tidak bisa memikirkan hak lain lagi, yang ia utamakan adalah keselamatan anaknya lebih dari itu ia tidak peduli.

"Mohon maaf tapi bapak tidak bisa melakukan itu, anda ingat bahwa Anda memiliki kolesterol"
( Mimin ngak tahu nih betul apa kagak ye)

"Lalu bagaimana caranya, saya tidak ingin putra saya menderita lagi, saya ingin dia hidup dok"

" Coba bapak temukan apakah ada pendonor, saya juga akan mencarinya"

David keluar dari ruangan dokter itu dengan layu dan lemas, benar benar tidak ada tenaga ia harus bagaimana saat ini.

"Yah apa kata dokter" ucap Revan tiba.

"El dia"

"El kenapa yah?"

"Dia butuh donor jantung secepatnya, jika tidak dia tidak akan selamat"

Revan juga ikutan lemas mendengar itu, ia tidak tahu bahwa akan sebesar ini.

David berjalan menuju ruangan tempat el, ia melihat lewat kaca bagaimana semua alat alat itu mengepal pada tubuh putranya.

David menghapus air matanya, ia merogoh ponsel yang ada di celananya.
Ia menghubungi orang orang yang ia harap dapat membantunya saat ini.

Mungkin sudah satu jam ia mengirim Atik ponselnya, ia tidak menemukan hasil sama sekali, semua yang ia hubungi juga tidak dapat membantu.

Ia menatap El yang ada di dalam, namun kaget saat tiba tiba tubuh El kejang kejang, ia berteriak memanggil dokter.

"Bapak silahkan tunggu disini, kami akan menangani anak bapak"

Air matanya kembali luruh melihat itu "El ayah mohon nak bertahan, ayah mohon" pinta David

Dokter keluar dari sana , menghampiri David

"Pak kita harus melakukannya sekarang, ini darurat kondisi pasien semakin menurun, jika seperti ini terus dia tidak akan bertahan hingga besok"

David menarik kerah leher dokter itu" APA YANG KAU KATAKAN, KAU SEORANG DOKTER SEHARUSNYA KAU BISA MENYEMBUHKAN ANAKKU"

"Pak saya mohon tenang, ini rumah sakit, bapak bisa menganggu ketenangan pasien lain" ucap dokter itu.

"Bagaimana saya bisa tenang jika anak saya sedang berjuang hidup dan mati disana" lirih david.

"Aku akan mendonorkannya"

Hayy Mimin comeback lagi nihh

Jangan lupa votmen ya

Pay pag

Continue Reading

You'll Also Like

7.4K 252 86
Proses Revisi Hanya memceritakan tentang kehidupan sehari-hari Kinan yang memiliki tingkat kemalasan dan kelesuan akut. Tidur, bermain, makan. 3 comb...
777K 62.8K 45
BUKAN LAPAK BL ATAU BXB !!!! GA SUKA SILAHKAN MINGGAT!!,LAGIAN SY TDK MAKSA BUAT KALIAN BACA leovan si anak sulung yg tinggal bersama kembarannya yan...
ALFARO By Keita

Teen Fiction

317K 24K 37
Deskripsi menyusul. Baca aja yaaa😉 Bukan cerita bxb, homo, yaoi, dan sejenisnya... Plagiat dilarang mendekat! Start : 29 Mei 2021 Finish : 4 Septemb...
789K 76K 41
Kenzo Emiliano, pemuda yang memilih pergi dari keluarganya saat dia baru berinjak usia 15 tahun.... Dia yang disalahkan karena kematian Bundanya, mem...