Cerita Cinta Jennie Dan Jisoo

sf1992

18K 1.8K 765

sekedar Cerita Pendek Еще

Ku diberi Luka, kau diberi Karma
Ketika Masalalu Meminta Kesempatan
Ketika Masalalu Meminta kesempatan Ayat 3
Ketika Masalalu Meminta Kesempatan End
Mengulang Kembali
Partner In Crime
Kiss And Make Up
Kiss and Make Up [Selesai]

Ketika Masalalu Meminta Kesempatan Ayat 2

1.1K 169 39
sf1992

"Semua tokoh,lokasi,Organisasi,insiden dan kelompok dalam ff ini hanyalah fiksi belaka"

Lamunan Jennie terbuyarkan karna suara manajer dia yang ngasih tahu kalo set udah siap

Jennie lagi ada pemotretan buat salah satu majalah luar negri, menjalani karir hampir sepuluh tahun sebagai model mukanya udah ada di hampir semua majalah sebagai cover

Jennie ngangguk lalu ngecek lagi penampilannya di depan cermin setelah dirasa oke dia pergi ke set dan mulai ber pose

Cekrek

Cekrek

"ya oke bagus" teriak photograper menyudahi pemotretannya

Jennie nyamperin manajernya

"lo pulang kemana ?" tanya sang manajer

"ke rumah" jawab Jennie "masih siang juga"

Lagi ngomongin jadwal sama manajernya tiba tiba ada yang narik tangan Jennie

plaaaaakk

tanpa aba-aba cewek itu langsung nampar Jennie bikin suasana yang masih rame hening seketika

fokus mereka tertuju pada dua orang wanita yang masih berhadapan

Jennie megang pipinya yang kena tampar masih dengan ekspresi kaget

"dasar pelakor" semprot wanita itu

"maksud mba apa ?" lawan Jennie gak terima

"alah sok sok an polos maksud maksud, gue tau lo yang kemarin di kamar Hotel bareng Jordy kan ?" semburnya sambil nunjuk-nunjuk Jennie "dia itu udah punya istri sadar dong lo"

desas desus mulai terdengar dari para kru yang masih menyaksikan kejadian itu

Alis Jennie mengerenyit heran, "Kita cuma makan malam yah, gak ada saya masuk kamar Hotel" bela Jennie

"Halah mana ada maling ngaku, gue ada bukti lo masuk kamar Hotel bareng Jordy yah, dasar lo pelakor gak tahu malu, udah ketangkap basah masih aja ngelak, semua orang tahu yah lo jadi model gini hasil nyambi jadi jalang kan" makinya

"mba Jemima tenang yah" ucap manajer Jennie

"gak ada tenang-tenangan, awas yah lo kalo gue liat lagi lo sama suami gue abis lo" ancamnya lalu pergi dengan perasaan marah

Jennie gigit bibir bawahnya nahan air mata yang hampir netes, dia ngerasa di permalukan banget

"Jen" ucap manajer Jennie pelan

"gue mau pulang Lan" paraunya

manajer Jennie cuma bisa ngangguk

.....

Jisoo baru pulang, dia lagi jalan ke arah halte bus  kebetulan mobilnya lagi di service 

Jennie lagi di mobil dia udah nyampe daerah rumahnya tiba-tiba dia minta berhenti ditengah perjalanan

"lo gak papa gue turunin disini ?" ucap Bulan khawatir

Jennie ngangguk, "gue cuma pengen jalan-jalan bentar"

"ya udah, hati hati yah"

" heem,,, oh iya seperti biasa besok jemput yah"

"okay, gue pergi yah" Jennie ngangguk dan melambai

dia mulai nelusuri jalan sesekali menghela nafas bukan pertama kalinya dia di labrak dan di katain pelakor, dan makian lainnya, dunia yang dia jalani terlalu dekat sama predikat-predikat itu

dia terus jalan mengikuti langkahnya pergi, sampai di zebra cross dia mutusin buat nyebrang

sampai pandangannya terpaku menatap seseorang di sebrangnya

rasa rindunya menyeruak, matanya memerah, bibir bergetar pengen banget ngeluarin kata rindu yang selama ini dia pendam

sedangkan Jisoo diam gak bergerak di tempatnya berdiri

dia mengepal tangan yang tersembunyi di balik saku mantelnya

tanpa sadar Jennie melangkah pelan, dengan mata yang masih menatap Jisoo

sampai suara teriakan menyadarkan Jennie tapi terlambat sebuah sepeda menyerempet Jennie membuat Jennie jatuh tersungkur

"arghhh" rintihnya

Jisoo sama sekali gak bergeming di tempatnya, kejadian itu sama sekali gak membuat Jisoo bergerak menolong atau mengerejap kaget

dia menatap Jennie yang tersungkur dengan datar tanpa ada ekspresi panik, cemas, khawatir bahkan kasihan selayaknya orang yang menyaksikan kejadian kecelakaan

orang-orang mulai mendatangi Jennie dan pengendara sepeda itu yang ikut terjatuh, lutut Jennie berdarah

si pengendara sepeda mendatangi Jennie dia marah karna Jennie ceroboh nyebrang sembarangan,

"Gimana si mba, ceroboh banget, kalo ada apa-apa nanti saya yang di salahin...."

Suara si pengendara sepeda yang marah semakin lama mengabur di telinga Jennie

Jennie masih menatap Jisoo yang cuma liatin dia tanpa ekspresi apapun, hatinya mencelos biasanya dulu Jisoo akan siap siaga bawa plaster dan obat merah karna Jennie sering jatuh karna ceroboh jadi Jisoo pasti bawa itu kemana-mana

Jennie mulai terisak bikin semua orang bingung, lalu nangis tersedu-sedu sampai bikin si pengendara sepeda merasa bersalah dia pikir terlalu keras marahin Jennie, sekarang Jennie tau gak akan ada harapan lagi buat dia bahkan hanya 0,01%

....

Seminggu kemudian kota itu di hebohkan dengan berita di temukannya mayat di sebuah Villa, mayat yang teridentifikasi sebagai Jemima istri dari Jordy pemilik Agensi Model ternama

"Saya harap pelakunya segera di temukan" ucap Jordy di lengkapi tangisan yang menyayat hati siapa saja yang mendengarnya "saya akan berjuang demi keadilan Jemima, saya akan membuat pelaku...."

Jisoo matiin televisinya dia bersandar di sofanya

Karina datang duduk di samping Jisoo, sambil mainin Hpnya

Dia terkekeh, bikin Jisoo menatap bingung kearahnya

"Kamu kenapa ?"

"Ini Widy aneh aneh aja, masa dia bilang kemarin ketemu idolanya di pemakaman" Karina terkekeh lagi

Jisoo cuma gelengin kepalanya

"Pas aku minta bukti, dia gak mau kasih karna dia bilang udah janji gak akan dia sebar, kan ketahuan banget ngarangnya"

Jisoo tersenyum samar

"Ji" panggil Fanny "nanti kamu ikut kan ?"

Jisoo mandang Fanny penuh makna lalu ngangguk pelan

Disinilah mereka Jisoo, Fanny, Karina sebuah makam bertuliskan Liya

"Mah" Jisoo udah balik ke rumah sakit, "Jennie gak ada di rumahnya" beritahu Jisoo

Tapi Fanny cuma diam natap Jisoo kosong

"Mah, jangan diam aja, Jennie mungkin pulang malam, biar nanti aku kerumahnya lagi"

lalu Haykal datang dia nepuk bahu Jisoo, "kita terlambat Ji"

Deg Jisoo merasakan sesak di dadanya, seolah dia tahu kalo Haykal bakal nyampein kabar buruk

"Maksud, maksudnya apa Om"

"Liya" Haykal terdiam sebentar "Liya udah di panggil Tuhan, dia sekarang udah tenang sama Papa kalian" beritahunya dengan mata memerah

Hati Jisoo mencelos "gak gak gak" sangkalnya "dia bahkan baru masuk SMP Om, perjalanannya masih jauh, dia gak mungkin pergi secepat ini" Jisoo lalu nangis meraung di pelukan Haykal

"Arrrrhhh Liya, jangan tinggalin kaka" teriaknya kencang luapin emosinya

Fanny ikut meneteskan airmatanya, memeluk Jisoo yang masih nangis hebat

Besoknya pemakaman Liya di laksanakan, Jennie masih belum tahu tentang kejadian ini, semua sahabat Jisoo juga datang

Jisoo memandang kosong proses pemakaman itu,,

"Polisi udah nangkap penabrak Liya" beritahu Haykal Jisoo menatap Haykal dengan tangan mengepal kuat

"setelah ini kita ke kantor polisi yah" lanjutnya

Kasus Liya mulai di proses sampai ke pengadilan

Sampai saat ini masih belum ada kabar dari Jennie,

"Harusnya kalian mau berdamai saja, toh nasi sudah menjadi bubur" ucap orang berdasi pada Jisoo dan keluarganya di luar ruang Sidang, "kalo kalian mau berdamai kalian gak harus ngeluarin banyak uang buat sidang sidang kaya gini, malah kalian dapat ganti rugi, itu bisalah buat beli satu sepeda motor" angkuhnya

"Dengar yah bapak Jordy yang terhormat, kami gak akan pernah menyerah memperjuangkan keadilan untuk Liya kami" tekan Fanny "jadi simpan aja uang anda untuk menyekolahkan adik anda supaya punya kelakuan yang bagus"

"Kita liat aja, ditangan siapa hukum memihak" desis Jordy

Jisoo memandang sinis Jordy yang pergi meninggalkan mereka

Persidangan pun di mulai

Di pimpin Hakim wanita paruh baya

Setelah menyatakan argumen argumen dari kedua belah pihak keputusan pun di bacakan

Semua orang berdiri

"Setelah menimbang fakta fakta dan argumen yang telah di sampaikan kedua belah pihak" mula Hakim

"Tersangka Jordan di nyatakan bersalah" lanjutnya

Keluarga Jisoo menghela nafas lega

"Tapi mengingat dia masih di bawah umur, maka perjalanannya masih panjang, pengadilan memutuskan terdakwa di jatuhi hukuman tahanan Kota kepada saudara Jordan selama 1 tahun dengan masa percobaan 6 bulan" tutupnya

Keluarga Jisoo tercengang akan keputusan hukuman itu yang di nilai terlalu ringan, mereka mengira minimal Jordan akan di masukan ke penjara anak sesuai tuntutan mereka

Hakim pun mengetuk palu tiga kali,

Jisoo memandang tajam ke arah patung keadilan

"Terimakasih Hakim yang terhormat semoga anda sehat selalu" ucap Jordy, lalu pandangannya mengarah ke keluarga Jisoo dia menyeringai seolah berkata Hukum berpihak sama dia, Jordy mendatangi adiknya memeluknya erat dengan senyum lebarnya

"Makasih Kak" ucap Jordan senang hati

"Sini Ji" titah Fanny supaya Jisoo mendekat

"Hai" sapa Jisoo pelan "maafin kaka yah, karna kaka gak pernah jengukin kamu, maafin kaka gak bisa nolongin kamu waktu itu" airmata Jisoo udah basahin pipinya, "bahkan" Jisoo agak tercekat "bahkan kakak gak sanggup ngasih keadilan buat kamu"

Fanny dan Karina mengusap punggung Jisoo perlahan "maafin Kaka Liya, kaka gak bisa berguna buat kamu" tangisnya pecah semakin menjadi

"Stt udah sayang nanti Liya sedih liat kamu begini" Fanny berusaha nguatin Jisoo padahal hatinya juga ikut sedih

Setelah beberapa saat tangis mereka mulai reda,

"Liya sayang kita pamit yah" ucap Fanny mengelus Nisan putrinya

Lalu mereka beranjak

"Mah" Seru Karina matanya menangkap buket Bunga di samping makan Liya

"Kenapa ?" tanya Jisoo dengan suaranya yang masih parau

"Ini" Fanny ngambil bunga itu, "selalu ada setiap peringatan kematian Liya" beritahu Fanny

Jisoo menatap bunga itu, "Mama tau dari siapa ?"

Fanny menggeleng "kita pernah datang pagi buat nyari tau, tapi gak pernah ketahuan"

"Ya udah lah, mungkin temen Liya" ucap Jisoo

Fanny ngangguk naruh lagi bunganya di tempat semula

Mereka jalan ke area luar pemakaman

"Tapi bunga itu lambang permintamaafan loh Kak" ucap Karina yang pernah nyari makna bunga itu

Mata Jisoo beralih ke Karina, "serius ?"

Karina ngangguk yakin

Jisoo jadi kepikiran dari siapa

....

Jennie lagi ada di Apartnya, gak lama ada yang ngetuk pintu Apartnya

Jennie beranjak buat buka pintu

Pas Jennie buka pintu, alisnya mengerenyit, karna gak mengenal satupun orang-orang yang berdiri di hadapannya

"Dengan sodara Jennie ?" tanyanya

"Iya, saya Jennie"

....

"Ji" panggil Haykal sambil mijit tengkuknya

"Hey, Om baru datang" sapa Jisoo

"Heem cape banget" keluhnya

"Lagi ada kerjaan ?" Jisoo ngasih segelas air ke Haykal

"Makasih,," lalu Haykal menengguk airnya "kasus yang lagi heboh, Om jadi dokter otopsinya"

Alis Jisoo terangkat "istri si brengsek itu ?" Sinis Jisoo

Haykal tersenyum miring atas makian Jisoo "iya mau gak mau tugas"

Jisoo ngangguk

Lalu gak lama Hp Haykal berdering ck decaknya ketika melihat layar Hp menampilkan telp Kantornya

"Harus segera bertugas kembali nih" sindir Jisoo

"Ya begitulah" Haykal beranjak "Om pergi yah" pamit nya sambil ngangkat telp nya

Jisoo menatap kepergian Haykal sejenak lalu pergi ke sofa dia menyalakan Tv, begitu nyala, berita mengenai pembunuhan Jemima tampil di layar, hampir semua program memberitakan kasus itu

"Ck gak ada spongebob apa" keluh Jisoo

Jisoo terpaksa nonton berita itu, sampai ada satu berita mengungkapkan bahwa pelaku sudah tertangkap, wanita dengan inisial J, motif pelaku karna sakit hati korban pernah melabrak dan menamparnya di depan umum

Pelaku juga merupakan seorang publik figur yang cukup terkenal

Pelaku tersorot kamera tapi dia masih di blur, Jisoo terpaku sejenak lalu dia mengeleng pelan

....

Besoknya makin ramai berita mengenai pelaku pembunuhan terhadap Jemima, semua orang ngomongin kasus itu

Jisoo sampai di kantornya

Dia langsung di sambut sama assistennya

"Pagi mba Ji" sapa Rose sambil ngasih segelas susu hangat, sesuai permintaan Jisoo

"Pagi Ros, Lisa mana yah gue mau nanyain informasi tentang orang kemarin"

"Mungkin bentar lagi datang mba" dan bener aja gak lama pintu ruangan Jisoo di ketuk dan munculah Lisa

"Pagi mba, sorry gue telat depan kantor polisi rame banget bikin macet" keluh Lisa

"Emang ada apa ?" tanya Rose

"Lo gak liat berita, pelaku pembunuhan istri pak Jordy udah ketangkep katanya sih seleb, makanya banyak wartawan yang ngumpul di kantor polisi" jelas Lisa

"Itu beneran ?" Tanya Rose penasaran

"Tau deh" jawab Lisa acuh "oh iya ini data yang Mba minta kemarin" Lisa ngasihin berkas kedepan meja Jisoo

Jisoo nerima dan langsung buka, dia baca satu per satu lembar berkas itu

Lalu bibirnya menyeringai, "udah gue duga mereka pasti punya celah yang bisa kita manfaatin" ucap Jisoo

Rose sama Lisa cuma mengendik bahu tapi ikut seneng juga

Sementara di kantor polisi Bulan datang lewat pintu belakang karna di depan ramai banget

Dia duduk nunggu seseorang

"Lan" panggil orang di belakang Bulan, Bulan nengok dia langsung berdiri meluk orang itu

"Jen kok bisa sih ?" tanyanya bingung

tadi pagi dia baru di kasih tahu polisi kalo Jennie di tangkap sebagai tersangka kasus pembunuhan Jemima, terang aja Bulan kaget dia langsung meluncur ke kantor polisi

"Gue gak tau" lemesnya dia keliatan cape banget, Jennie baru beres di periksa polisi sekitar subuh tadi dia dicecar berbagai pertanyaan

Mereka lalu duduk, "sekarang lo cerita" pinta Bulan

"Kemarin sore ada polisi ke Apart nyari gue, mereka bilang gue tersangka pembunuh mba Jemima, tapi gue bener-bener gak ngelakuin itu Lan" Jennie keliatan stres dan tertekan "gue bingung kenapa bisa gue yang jadi tersangka"

"Stt udah yah nanti kita cari pengacara buat bela lo, gue juga yakin kok, lo gak mungkin lakuin itu" ucap Bulan nenangin Jennie

....

Sore harinya giliran Joy sama Wendy yang jenguk Jennie, mereka dapat kabar dari Tv, ya identitas Jennie udah terbongkar gak tau pihak mana yang bocorin identitasnya ke wartawan, setelah denger berita di Tv Joy langsung minta konfirmasi ke Bulan dan Bulan iyain Jennie di tangkap polisi dengan tuduhan membunuh Jemima

"Joy" panggil Jennie yang udah terisak Joy segera ngasih pelukan buat Jennie "gue takut Joy" cicitnya badannya sedikit gemetar

Joy ngasih tepukan pelan di punggung Jennie, "nanti kita cari solusinya yah, jangan khawatir lo masih punya kita"

"Iya Jen, nanti gue usaha cari bantuan buat lo" timpal Wendy yang ngerasa kasihan liat Jennie yang begitu tertekan,

"Lo udah cari pengacara ?" Tanya Joy

"Bulan lagi usahain, tapi dia belum ngabarin gue lagi"

Joy lalu ngangguk "nanti kita bantu yah"

Di luar kantor polisi Joy minta ketemuan sama Bulan di cafenya dia nyuruh Bulan Ke kafenya aja biar aman dari kejaran wartawan

"Joy" panggil Bulan begitu masuk Cafe Joy

Joy sama Wendy yang terduduk langsung melihat ke arah suara

Joy minta Bulan duduk

"Gimana ceritanya Jennie bisa jadi tersangka ?" tanya Joy bingung

"Gue gak tau, tadi pagi gue di telp polisi mereka bilang Jennie ada disana, lagi di periksa atas tuduhan pembunuhan" cerita Bulan

"Pas gue nyari tau, mereka punya bukti chat dari Jennie yang nyuruh mba Jemima ke Villa itu, ada juga helaian rambut Jennie yang tertinggal di pakaian korban itu jadi bukti kuat kenapa sekarang Jennie di tahan"

Joy mijit pelipisnya bingung,

"Terus lo udah dapat pengacara buat bela Jennie ?"

Bulan hela nafas "itu dia, gak ada yang berani bela Jennie karna lawan mereka pak Jordy, kalian tahu kan pak Jordy itu berkuasa di kota ini, apalagi pengacara mereka Ayunda"

"Ya cari di kota lain" berang Wendy

"Gue udah coba tapi ternyata advokat-advokat di sana di ancam sama Bapaknya mba Jemima" jelas Bulan

Gak lama Hp Bulan berdering dia lirik sekilas Hpnya, "ehh sorry yah gue mesti pergi bos manggil gue" ucapnya langsung pamit

Joy menghela nafas "belum juga sebulan dia balik kesini sekarang udah ada masalah aja" ucap Joy

"Hemm, Mamanya udah tahu ?" Tanya Wendy

"Tahu juga mana peduli dia, yang dia mau dari Jennie kan uangnya" berang Joy

Wendy cuma terdiam karna yang dibilang Joy itu bener

"Yang harus kita pikirin sekarang cari pengacara buat bantu Jennie" ucap Joy

"Bulan aja yang koneksinya banyak gak dapat apalagi kita, heran juga gak ada pengacara yang mau bela Jennie, secara dia seleb uangnya banyak, pasti dia bisa bayar mahal itu pengacara" ujar Wendy

"Ya gimana,, kalo yang mereka hadapi orang kaya berpengaruh, mereka pasti jiper duluan Wen"

"Iya sih"

Mereka lalu terdiam hening

"Tapi ada satu yang gak akan terpengaruh sama kekuasaan pak Jordy" ucap Joy tiba-tiba

"Huh siapa ?"

"Orang yang benci sama pak Jordy, yang gak kenal takut"

Wendy sama Joy saling menatap satu sama lain

"Jisoo" ucap mereka barengan

"Tapi apa dia mau bantu Jennie" sangsi Wendy "secara rasa bencinya juga gak kalah besar dari pak Jordy" lanjutnya

"Maka dari itu kita harus yakinin dia, kalo perlu kita minta bantuan tante Fanny buat yakinin Jisoo"

"Aku setuju, kita pergi ke Firma Hukumnya sekarang" ajak Wendy

Mereka gak mau buang-buang waktu takutnya kasus Jennie segera dilimpahkan ke pengadilan

Joy sama Wendy udah ada di kantor Firma Hukum Jisoo dia disambut sama Rose,

Kebetulan Jisoo gak ada di sana karna lagi ada sidang

"Ini di minum dulu" ucap Rose sambil naro minuman di meja depan Joy sama Wendy

"Ehhm Jisoo masih lama ?" Tanya Joy

"Bentar lagi kok, soalnya udah dari tadi, kalian lagi butuh pengacara ?" Tanya Rose

"Bukan kita sih tapi temen kita, dia butuh banget bantuan Jisoo, dia di fitnah bunuh orang" jelas Joy

Mata Rose sedikit terbuka "kasus pembunuhan ?" Tanyanya samar

"Iya dia di fit..."

"Joy Wendy" panggil Jisoo, dia baru datang bareng Lisa "ada apa nih ? tumben kesini gak ngabarin" tanya Jisoo duduk di depan Wendy sama Joy

"Ji, kita butuh bantuan lo" alis Jisoo terangkat "tapi sebenernya bukan kita sih, tapi seseorang" lanjut Joy

"Siapa ? Bantuan apa ?" Tanya Jisoo beruntun

Joy sama Wendy saling pandang Joy lalu ngangguk ngasih kode buat Wendy yang jelasin

"Jadi gini Ji, kita kesini minta lo buat jadi pengacara seseorang"

"Okay,, siapa ? Kasus apa ?"

"Kasus pembunuhan, kita yakin banget dia kena fitnah karna gak mungkin dia lakuin itu"

"Uhh lumayan berat juga sih, siapa orangnya ?"

Wendy basahin bibirnya sebelum jawab "Jen-Jennie" sebut nya membuat Jisoo terpaku

"Gue gak bisa" tegas Jisoo dia bahkan gak nanya lebih jauh tentang kasus Jennie

"Ji, please tolongin Jennie, dia butuh pengacara buat bela dia" pinta Joy

"Kalian cari pengacara lain aja, gue gak bisa" Jisoo udah siap beranjak tapi tangannya di cekal Joy

"Ji, gue tau lo benci sama Jennie, tapi please buat sekarang lo pandang dia seperti manusia pada umumnya, dia juga butuh keadilan kan"

"Gue bilang, gue gak bisa Joy" sentak Jisoo "sorry,,,, kalian cari pengacara yang lain aja, toh uangnya banyak dia pasti bisa sewa pengacara mahal buat nanganin kasusnya" berang Jisoo

"Kita udah coba nyari, tapi gak ada yang mau karna lawannya Jordy"

Tatapan Jisoo langsung mengarah pada Joy "jangan bilang.."

Joy ngangguk "dia tersangka kasus pembunuhan Jemima istrinya Jordy" jelas Joy "jadi gak ada pengacara yang mau dampingin Jennie mereka semua takut sama Jordy"

Jisoo mijit pelipisnya sejenak

Dengan wajah sendu Jisoo berucap "sorry Joy gue gak bisa, gue harap kalian ngerti" putusnya

Joy hanya bisa tertunduk lesu, dia juga gak bisa marah atau mencaci Jisoo atas keputusannya karna pasti berat buat Jisoo berhadapan sama Jennie lagi

Bersambung 🦖🦖🦖

Продолжить чтение

Вам также понравится

Jevano William kimgendats

Короткий рассказ

1.7M 126K 57
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...
180K 8.4K 45
°di mohon sebelumnya membaca lebih baik untuk follow terlebih dahulu ‼️ memang ada wanita yang beruntung dalam hal apapun? ada . azzura contoh nya...
CERPEN GAY andre

Короткий рассказ

577K 7.4K 56
cerita singkat
HORNY microplastic

Короткий рассказ

308K 1.2K 5
ONE SHOOT 21+ If you found this story, u clearly identified as a horny person. So find ur wildest fantasy here and just let's fvck, yall. Underage ki...