Positif!

By Elephantrndm

302K 5.4K 337

!!Warning 21+!! "Seorang mahasiswi cantik menjual konten porno karena hiperseksual, lu mau kalimat itu jadi h... More

1. Akun Alter
2. Geo Gila
3. Hari Kedua
4. Sisi Lain
5. Naira dan Geo
6. Kupu-kupu
7. After Kiss
8. the manipulative
9. Third (21+)
10. Call (21+)
11. MessyHer!
12. Pelanggan Gila (18+)
13. Revenge
14. Masokis (21+)
15. Percikan Rasa
16. Ultraman
17. Mark kenapa?
18. Dia Sakit?
19. Ketahuan
20. Sedikit Berdarah
21. Trauma
22. Triger!
23. Sembunyi Terus
24. Masa Lalu
25. sel Cd4
26. Liburan Bersama Mark
27. Dibalik Kemunculan Kavi
28. Brainwash
29. Rumah Sakit
30. Chat nya di hapus
31. Kebencian Tasha
32. Semuanya abu abu
33. Ada apa dengan Kavi?
34. Naira Curiga
35. Ide Gila Lagi
36. Salah paham
37. Rencana Jahat
38.Eksekusi
39. Trauma
40. Tidak Sesuai Rencana
41. Terpisah
42. Tuduhan Pertama
43. Diancam
45. Terungkap Separuh
46. Hubungan Yang Tak Terduga

44. Drop Out

1.2K 31 0
By Elephantrndm

Suasana ruang dosen kian menegang. Geo yang baru saja masuk merasa hawa ruangan itu terlalu mencekam, membuat mentalnya tertekan. Dosen dosen yang biasanya tersenyum kepadanya memasang wajah serius luar biasa sehingga terlihat galak.

Saat melangkah mengikuti Mery yang berjalan ke meja panjang, Geo terbelalak melihat Kavi duduk di sana. Sekarang ia paham mengapa dirinya  dipanggil ke ruangan Dosen.

"Silahkan duduk Geo," ujar Wisnu sambil menunjuk ke bangku kosong di sebelah Jery.

"Geo kamu kenal siapa dia?" Tanya Ibu Dosen yang duduk di tengah-tengah. Mereka tidak ingin berbasa-basi lagi.

Otomatis, Geo melirik ke arah Kavi. Mata mereka bertemu, Geo tak bisa mengartikan tatapan Kavi. 

"Kenal Bu, Kak Kavi alumni ekonomi," jelas Geo.

"Kamu ketua acara ospek 'kan?" tanyanya lagi yang dibalas anggukan kecil oleh Geo.

"Untuk apa kamu minta bantuan Kavi? Dia 'kan istilahnya orang luar kampus. Memang nggak ada kakak tingkat lain yang bisa bantu anak acara?"

"Maaf Bu sebelumnya saya tau Kak Kavi dari Mery dan hanya Kak Kavi yang bisa membantu anak acara. Karena ospek tahun ini offline dan kemarin-kemarin dilakukan online jadi tidak ada Kakak tingkat yang paham mekanisme detailnya." Geo menjawab apa adanya.

Perkataan Geo sukses membuat wajah Mery langsung berubah. Matanya melebar, tersadar akan sesuatu. Kepalanya mengingat kejadian itu saat dirinya kenal Kavi. Ia tahu Kavi daro Mark. Waktu itu Mark lah yang menyebut nama Kavi saat Mery sedang pusing memikirkan orang yang bisa membantu permasalahan anak acara di sekre, katanya dulu Mark kenal Kavi karena mereka pernah satu tongkrongan.

Tapi Mery tidak berbicara akan fakta penting itu karena takut memberikan spekulasi baru. Ia memilih diam, memperhatikan Geo disidang habis-habisan.

"Terus kenapa kamu tinggalin Naira sendirian?"

"Saya nggak pernah ninggalin Naira sendirian Bu. Waktu itu saya ada janji sama Mark di parkiran dan Hp saya dibajak. Bukan saya yang chat Mery buat pergi tapi Mark. Harusnya bapak dan ibu panggil Mark juga, dia yang harusnya duduk disini."

"Geo tolong bicara yang jujur. Kavi menceritakan semuanya kepada kami kalau kamu yang suruh dia untuk melecehkan Naira," timpal salah satu dosen yang duduk di hadapan Geo, menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya dengan apa yang Geo katakan.

Geo terbelalak, sangat terkejut. Ia menatap Kavi penuh tanda tanya. Mengapa Kavi berbohong? Mengapa ia tega menuduh Geo? Apa Geo punya salah kepadanya?

"Kita semua kecewa Geo sama kamu. Kamu itu mahasiswa yang baik dan pintar tapi kenapa kamu terlibat kasus kaya gini?" sambung Pak Dosen yang sebelumnya berbicara.

"Pak, saya nggak lakuin itu. Dia bohong Pak," balas Geo mencibir ke arah Kavi.

"Saya sudah bicara jujur Pak. Geo cemburu dan tidak terima kalau Naira pergi jauh. Dia juga maksa Naira buat tinggal satu kosannya," ucap Kavi memperkuat kebohongannya.

"LU NGGAK USAH NGOMONG YANG ANEH-ANEH!" Geo memukul meja lalu menunjuk-nunjuk tepat di depan wajah Kavi. Wajahnya memerah, membara karena tersulut emosi.

"Geo tenang. Ini ruangan dosen!" bentak Wisnu sambil mendekat ke tempat duduk Geo dan merangkulnya.

"Sabar Geo sabar. Calm down," lirih Jery tepat ditelinga kiri. Ia menarik lengan Geo agar kembali duduk namun usahanya gagal

"Saya bisa buktikan Pak Bu kalau di hari itu saya memang ketemu Mark!" seru Geo.

***

"Lu kenapa Mer?" tanya Naira kepada Mery yang terlihat sangat gelisah.

"Hah nggak kenapa napa kok Ra," jawab Mery tersadar dari lamunannya yang jelas adalah suatu kebohongan. Lantas ia kembali melanjutkan aktivitasnya, melipat baju Naira serapi mungkin.

Hari ini Naira sudah diperbolehkan pulang. Perawatannya telah selesai kecuali perawatan mentalnya. Naira masih diwajibkan pergi ke psikolog agar traumanya dapat teratasi dengan baik, tidak menyisakan luka seperti traumanya dulu.

Naira yang juga sedang membereskan barang-barang nya mengawasi Mery dan sadar akan gelagat temannya itu yang super aneh. Mery seperti banyak beban pikiran.

"Nanti mama lu kesini atau di anterin Mark?"

"Mama gue nanti datang buat jemput," ucap Naira dengan suara lemah.

Mery ber-oh ria. Kemudian suasana kembali hening. Mery kembali larut dalam pikirannya, kepalanya dipenuhi Geo sedari tadi.

"Ada yang mau lu bicarain ke gue?" tebak Naira asal namun tepat.

Mery menelan ludahnya pelan. Mengapa Naira bisa membaca pikirannya. Ia memang ingin memberitahu Naira perihal apa yang sedang ia pikirkan tentang hubungan Geo, Kavi dan Mark. Namun Mery takut membuat Naira sakit dan terluka. Ia diberi nasihat oleh psikolog yang menangani Naira agar tidak membicarakan masalah itu karena bisa membuat Naira down.

"Enggak kok."

"Mer...kasih tau gue apa yang lu sembunyiin?" Naira tetap memaksa. Ia menyentuh tangan Mery agar temannya itu bisa percaya bahwa dirinya benar-benar ingin tahu.

Mery termenung sejenak, menimbang apakah harus menceritakan kejadian siang hari di ruang dosen.

"Ini tentang Kak Geo Nai."

"Sorry nggak seharusnya gue sebut nama dia." Mery tak melanjutkan apa yang ia ingin katakan.

"Gue nggak apa apa kok. Lanjut aja," ucap Naira mencoba mengatur ekspresi wajahnya dengan tersenyum tipis.

Mery menatap Naira dalam-dalam. Setelah Naira terlihat meyakinkan barulah Mery bersuara. "Pertama gue mau tanya dulu sama lu. Please jawab jujur...sebenernya hubungan lu sama Kavi apa? Dia orang dari masa lalu lu Nai?"

"Gue mau bantuin Kak Geo. Tapi gue perlu cerita detailnya Nai," sambar Mery yang tak  mendapatkan respon lagi.

"Lu percaya nggak si kalau Kak Geo yang suruh Kak Kavi buat lakuin itu?" tanya Mery membuat Naira mendongakkan kepala. Pertanyaan sederhana Mery  menusuk hatinya. Ada pertengkaran antara isi kepala dengan isi hati Naira. Dari lubuk yang paling dalam, Naira tidak dapat menyangkal bahwa ia tidak percaya jika Kavi adalah kaki tangan Geo.

"Ada suatu hal yang mungkin bisa bikin lu berubah pikiran, sebenarnya yang bawa Kavi pertama kali itu gue. Gue yang kenal sama Kavi duluan dan kasih tau ke Kak Geo kalau dia bisa bantuin anak acara dan lu tahu gue tau Kak Kavi dari siapa? Dari Mark." Naira syok bukan main setelah mendengar fakta yang keluar dari mulut Mery. Otaknya masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"Mark? Nggak mungkin Mark sengaja kenalin Kavi ke Merry," ucap Naira dalam batinnya.

"Waktu itu gue pusing banget dan terus ngomong sendirian di sekre tentang masalah acara ospek yang nggak ada solusinya. Kebetulan disitu ada Mark, dia bilang dia tahu seseorang alumni yang dulunya jadi ketua ospek offline," kata Mery yang masih melanjutkan ucapannya.  Semua yang keluar dari mulut Mery menusuk telinganya. 

"Gue ingat banget, malam itu Kak Kavi chat gue katanya dia tau dari Mark kalau anak acara lagi butuh bantuan. Gue rasa Kak Geo benar, Mark itu..."

"Stop Mer, gue nggak mau denger lagi." Mata Naira kini berair. Dirinya denial dengan semua yang terjadi. Ia memilih menutup telinganya rapat-rapat dibandingkan harus menerima jika Mark, sahabatnya sejak SMP yang selalu membantu dan menjaganya kini menghancurkan hidupnya. Sangat sangat tidak masuk akal bagi Naira. Namun di sisi lain, menuduh Geo sebagai dalang adalah keputusan yang terlalu dini.

"Nai, Kak Geo terancam di drop out. Kalau dia beneran dituduh kan kasihan."

"Terus lu nggak kasihan sama gue?" tanya Naira dengan nada tinggi.

"Ya kasihan, cuman kan Kak Geo--"

"Eh ada temannya Naira." Suara Nita mengangetkan Mery dan Naira yang tengah serius. Mereka menengok ke sumber suara, dekat pintu. Disana sudah ada Nita yang melangkah mendekati mereka sambil menarik tangan Ceril.

"Iya Tante. Saya Mery," ucap Mery sambil mencium tangan Nita.

"Oh Mery, Makasih ya sudah jagain Naira," jawab Nita tersenyum ramah. Naira saja tidak pernah mendapatkan senyuman seramah itu dari Nita.

"Sama-sama tante. Yaudah deh Tante saya pamit pulang ya." Mery mengambil tas selempangnya di meja.

"Cepat banget. Nggak mau mampir ke rumah dulu?."

Mery menolak dengan tersenyum kemudian meraih tangan Nita untuk bersalaman lagi.

"Pamit ya Tante," kata Mery hendak pergi dari sana.

"Iya iya makasih ya sudah jagain Naira. Maaf banget kalau ngerepotin."

"Enggak kok Tante, sama sekali nggak ngerepotin." Lalu Mery melangkah pergi keluar sambil tersenyum dan melambaikan tangan kepada Naira.

Kini tinggal Naira dan Nita diruangan itu. Naira takut setengah mati dengan Mamanya. Ia hanya bisa menunduk, menunggu ocehan apa yang akan keluar dari mulut Nita.

"Kamu beneran udah sembuh kan?" tanya Nita dengan suara yang lembut.

Naira mendongakkan kepalanya, merasa ada sesuatu yang ganjal dan aneh.

"Naira, kok malah melamun?" tanya Nita lagi.

"Eh...iya Ma. Udah kok," balas Naira.

"Yaudah kita pulang ya. Nanti kita beli makanan kesukaan kamu dulu."

Naira semakin dibuat aneh oleh perlakuan Nita.  Mengapa Nita begitu perhatian dan baik kepada nya?

***

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 98.8K 48
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.3M 73.9K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
4.1M 267K 72
[ END ] Cerita remaja # Teenfiction SEBELUM BACA CERITA INI FOLLOW AUTHOR DULU YA GAESS!!! 🔞 ada unsur mature-nya Archimosh adalah nama geng motor...
952K 86.6K 32
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...