Diamku Di Atas Dustamu

By ryanimuhammad

232K 29.3K 2K

cerita ini hanya ada di KBMapp dan Wattpad pura-pura tidak tahu dan dituntut diam, Ria melakukannya. ini buka... More

Prolog
-1-
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
-10-
11
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-17-
-18-
-19-
-20-
-21-
Debaran rasa 1
Debaran rasa -2
Debaran rasa-3
Debaran rasa-4
Debaran rasa -5
Debaran rasa 6
Debaran rasa 7
Debaran rasa 8
Debaran rasa 10
Debaran rasa 11
Debaran rasa 12
Debaran rasa 13
Debaran rasa 14
Debaran rasa 15
Debaran rasa 16
Cakra -1
Cakra - 2
Cakra - 3
Cakra - 4
Cakra- 5
Cakra - 6
Cakra - 7
Cakra - 8
Cakra - 9
Cakra - 10
Cakra 11
Cakra 12
Cakra 13
Cakra 14
Cakra 15
Cakra

Debaran rasa 9

2.4K 415 24
By ryanimuhammad

Akhirnya yang dikhawatirkan Ria terjadi, saat mereka sudah siap berangkat Sam datang tanpa didampingi istrinya. Ingin bertanya tapi teman-teman Cakra ada di sana.

Cakra melihat kekhawatiran sang bunda, mereka akan segera berangkat jadi tidak punya waktu lagi untuk berbicara.

"Kita berangkat sekarang Ma." Cakra mengajak Ria masuk ke mobil.

Semua yang hadir sudah masuk ke mobil masing-masing, total dua belas termasuk mobil Sam. Ternyata ada yang lebih terlambat, yaitu Nuha.

"Maaf telat, belum berangkat kan?" Napas Nuha terengah-engah.

"Katanya shift." Cakra juga ikut capek melihat kondisi temannya, Nuha juga masih mengenakan baju kebesarannya.

"Ken mau gantiin, sumpah enggak enak banget sama Tante kalau sampai tidak ikut."

Ria tersenyum. "Syukurlah, Tante senang akhirnya kamu bisa ikut."

"Ya udah, bareng Nino aja." Cakra menunjuk ke arah mobil Nino. "Kita mau berangkat."

"Oke."

Dari mobilnya Sam memperhatikan gadis yang datang tidak lama setelah dia tiba, ia tersenyum melihat kegesitan gadis itu.

Iring-iringan mobil mulai keluar dari kediaman Ria, kali ini wanita itu tidak mengajak serta rekan-rekannya. Ria hanya membawa kedua orang tuanya dan ibu mertua, yang lain adalah rekan putra bungsunya.

Teman-teman Cakra sangat antusias ketika laki-laki itu memberitahu mereka tentang undangan sang ibu. Tidak semua dari mereka memiliki kendaraan tapi mereka kompak.

Semua mobil penuh hanya mobil Sam yang kosong, laki-laki itu tidak membawa sopirnya dan memilih menyetir sendiri. Ia tidak merasa kesepian, sebaliknya laki-laki itu sangat senang karena bisa menghadiri perayaan ulang tahun sang ibu.

Dalam perjalanan Sam melihat mobil salah satu rekan adiknya masuk ke SPBU, Sam juga berhenti tapi tidak masuk ke area tersebut. Lantas dia melihat Nuha dan soal gadis lain keluar dari mobil itu udah masuk ke sebuah toilet. Sam memilih menunggu, dia tidak keberatan menyetir di barisan paling belakang untuk mengawasi perjalanan teman-teman Cakra. Keselamatan hal paling utama saat berkendara.

Sam melihat ke samping, tepatnya pada sebuah undangan yang akan diperlihatkan pada sang ibu sebagai bukti bahwa Jinan tidak bisa ikut karena harus menghadiri undangan tersebut.

Sam tidak berbohong sepenuhnya pada sang istri, dia mengatakan alasan tidak bisa menghadiri undangan tersebut karena ada meeting penting dengan klien yang baru tiba dari China, meeting tersebut berlangsung selama dua jam laki-laki itu menyerahkan sisanya pada sekretarisnya.

Tidak ada perdebatan karena Jinan juga tidak memaksa.

Mobil Nino kembali bergerak dan Sam juga siap kembali menyetir.

"Mobil Sam tidak kelihatan." sedari tadi Ria melihat spion samping, ia juga sering menoleh.

"Dia sendirian, harusnya tadi minta beberapa temanmu ikut dengannya."

Mengerti kekhawatiran mamanya, Cakra mengirimkan pesan pada temannya, dan Dia mendapat kabar bahwa mobilnya Nini berada di barisan belakang. Lalu pria itu mengirimkan pesan pada Nuha.

Bukan dengan teks Nuha membalas pesan temannya itu tapi dia mengirimkan sebuah foto.

"Ini Ma." Cakra memperlihatkan foto mobil kakaknya.

"Berarti paling belakang?" Ria terkekeh. "Seperti pengawal saja." tapi Ria sama sekali tidak keberatan. "Ngomong-ngomong siapa yang mengirimkan foto itu?"

"Nuha."

Ria tertawa lagi.

"Kita berhenti di depan, kamu pindah ke mobil kakakmu saja."

Bukannya menolak tapi dihari istimewa ini dia ingin terus bersama ibunya.

"Biar aku saja," kata Wira. Dia juga khawatir putra sulungnya menyetir sendiri.

"Cakra saja Mas."

Mama tidak ingin kakaknya menyetir sendiri setidaknya ada yang menemani, oke. Cakra akan mencari cara. Dia mulai mengirimkan pesan untuk teman-temannya.

Kekhawatiran Ria beralasan, perjalanan mereka tidak dekat minimal ada yang menemani Sam. Kenapa Sam tidak membawa sopirnya?

Di mobil Nino ada tujuh orang penumpang dan semuanya rata-rata pasangan hanya Nuha yang tidak punya pacar, mereka sedang berembuk siapa yang akan pindah ke mobil Sam.

"Kamu aja, aku nggak bisa kalau ada Pijar." Melly mulai mengeluh. Pijar juga keberatan.

"Iya udah bener lo deh Nuha." Nino berceletuk.

Nuha keberatan. "Udah biarin aja, Cakra juga nggak nge-chat lagi."

Menolak terus takutnya teman-teman curiga padahal tidak ada apa-apa di antara dia dengan Sam, kalau menyetujui sama saja menambah masalah.

Yang dikhawatirkan baik-baik saja di mobilnya, ini sudah setengah perjalanan, Sam menyetir sambil mendengar musik. Ia juga membawa kado istimewa untuk sang ibu, semoga ketika sampai di sana mamanya tidak mempermasalahkan ketidakhadiran Jinan.

Ini kali pertama Sam ke luar kota tanpa sepengetahuan Jinan, ia tidak akan menyembunyikan andai saja ini bukan ulang tahun Ria. Sam tahu tidak akan selamanya dia berbohong tapi dia juga tidak bisa membuat istrinya memahami. Setiap menyinggahi ibu dengan berbagai cara pun tetap Jinan marah.

Setelah tiga jam perjalanan rombongan tiba di vila Wira, begitu keluar dari mobil Ria menghitung mobil. "Sam belum kelihatan."

Ria sedikit panik. "Coba hubungi kakakmu."

Sebelas mobil sudah terparkir rekan-rekan Cakra juga sudah berkumpul di depan Vila mereka juga menunggu Sam.

"Tidak diangkat."

Wira sama paniknya, satu jam yang lalu mereka melihat mobil Sam tapi kenapa pria itu belum juga tiba?

"Cakra saja Mas." Ria tidak mau Wira yang mencari Sam. "Cakra, coba cari dulu dengan Asep."

Cakra mengangguk, sementara Ria mengajak teman putranya masuk untuk beristirahat.

Dan sebuah mobil masuk langsung menyita perhatian Ria dan teman-teman Cakra.

"Aku membuat Mama khawatir ya?" begitu turun Sam langsung menghampiri mama dan memeluknya.

Teman-teman Cakra terharu melihatnya, ada yang berdecak kagum ada juga yang memuji terang-terangan. Bahkan Nuha pun terpana.

"Kamu ketiduran?"

"Tidak."

Sam tidak mengatakan alasannya lalu menatap papa. "Maaf sudah membuat Papa panik."

Wira lega setelah melihat putra sulungnya dalam keadaan baik. Berbeda seperti dulu, sekarang pria itu mudah khawatir kadang dia yang tidak bisa mengendalikan kekhawatirannya.

"Kamu juga begitu sama ibuk, Yank?" tanya Melly.

Pijar menggeleng.

"Kenapa, lihat kakaknya Cakra." Melly tersentuh dengan perlakuan Sam pada Ria. "Aku pernah dengar kalau mau tahu pria itu baik atau tidak lihat dari cara dia memperlakukan ibunya."

"Tidak semua-lah sayang."

"Tapi rata-rata begitu." Melly tidak bermaksud membantah. "Banyak kok yang kulihat seperti itu."

Pijar memilih mengalah, wanita selalu benar.

******

Cakra berbaur satu kamar dengan teman-teman prianya sedangkan wanita ada di lantai tiga. Hanya ada dua kamar private dan itu digunakan oleh orang tuanya juga sang kakak.

Petugas Vila sudah menyiapkan keperluan mereka karena sudah lebih dulu dihubungi oleh Wira. Moment perayaan ulang tahun Ria juga digunakan sebagai acara liburan, semua yang hadir ikut bahagia.

Malam itu semua wanita sedang sibuk di dapur yang cukup luas dengan pemandangan bintang, jadi mereka bisa memasak sambil berfoto ria.

Sam membawa botol berniat mengisi air mineral. Ia meminta tolong pada Nuha karena hanya wanita itu yang dikenalnya. Tapi karena getar ponsel pria itu menjauh dari sana, Jinan yang menghubungi jadi Sam harus mencari tempat sepi. Semua ruang dipakai alhasil dia kembali ke kamar.

Sam masih berbicara saat mendengar pintunya diketuk, setelah membukanya dia melihat Nuha datang dengan botol airnya. Sam memberi isyarat dengan sedikit menggerakkan kepala menyuruh wanita itu masuk, tapi Nuha menggeleng.

"Masuk." Sam berbicara tanpa suara dan Nuha mengerti tapi gadis itu membalas dengan cara yang sama.

"Enggak," jawabnya tanpa suara juga berikut gelengan kepala.

Sam gemas dibuatnya, ia ingin menarik gadis itu ke kamarnya tapi Jinan belum memutuskan panggilan.

Nuha menunduk meletakkan botol itu di lantai lalu pergi begitu saja meninggalkan Sam dengan tatapan tidak percaya.

Continue Reading

You'll Also Like

599K 4.9K 25
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...
526K 27.1K 47
Bagi Elena, pernikahan bersama Kaisar hanyalah sebuah pengorbanan untuk balas budi.
262K 770 15
cerita pendek dewasa seorang gadis yang punya father issues
2.7M 11.7K 30
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...