LUNA

Від ManlyGirl24_

85K 10.5K 1K

[Werewolf AU] Markhyuck! Warning! BoyxBoy, mature, missgendering, mpreg, gay! Setiap tahun memang ada pemilih... Більше

PROLOG
01.
02.
03.
04.
05.
06.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

07.

5.2K 711 43
Від ManlyGirl24_

Pagi-pagi sekali Haechan sudah sibuk dengan pekerjaan barunya di dapur. Ia masih mengantuk dan ingin sekali tidur, belum lagi udara pagi yang dingin menembus tulang. Untung saja ia belum sempat mengembalikan jaket milik Mark sehingga saat ini ia masih bisa menggunakannya. Ia berusaha untuk tidak memperdulikan tatapan dari orang-orang selama ia bisa merasakan kehagatan dari jaket milik alpha tersebut, lagipula Mark sendiriah yang meminjamkan kepada dirinya.

Ia tengah sibuk menghaluskan bumbu-bumbu untuk campuran bahan makanan di sana dengan alat penghalus manual yang terbuat dari batu. Ia tidak mengetahui jenis batu tersebut tidak juga ingin mencoba untuk mencari tau. Jika ini di kota pasti pekerjaan seperti ini akan mudah dan cepat diselesaikan dengan alat penghalus otomatis, namun listrik pun di tempat ini tidak ada apalagi alat seperti itu.

Disaat ia tengah fokus dengan pekerjaannya tiba-tiba saja ia mencium feromon seseorang yang sudah ia kenali, feromon yang sama dengan yang masih bisa tercium dari jaket yang tengah ia kenakan. Feromon dari Mark.

Entah kenapa Haechan merasa penasaran dengan keberadaan alpha tersebut, ia menengokkan kepalanya kesana kemari mencari asal sumber dari feromon tersebut. Saat sudah bisa menemukannya senyuman kecil tersungging dari bibirnya, ia melihat Mark tengah berbicara dengan seseorang disana.

Mark sendiri bukan tanpa alasan datang kesana, selain menemui Haechan ia juga tengah melaksanakan pekerjaan rutinnya. Setiap pagi-pagi buta sekali Mark akan membawa beberapa orang bersamanya untuk berburu. Hutan disekitar mereka masihlah hutan yang terjaga keasriannya sehingga masih banyak sekali hewan-hewan yang hidup di sana. Tidak ada sekalipun kawanan yang dipimpin Mark untuk berburu gagal mendapatkan buruan, kali ini seekor rusa jantan berukuran cukup besar serta seekor kelinci berwarna coklat muda. Tampaknya kelinci itu hanya mendapat luka ringan sehingga ia masih bisa menggeliat di tangan Mark. Hewan-hewan buruan itulah yang diolah untuk makanan sehari-hari dalam pack.

Haechan yang tengah memperhatikan Mark tentu saja melihat kelinci lucu itu juga, ia merasa kasihan kepada makhluk menggemaskan tersebut. Tega sekali Mark melukai hewan munggil itu dan akan menjadikannya sebagai bahan makanan. Haechan tentu tidah bisa diam saja. Tanpa memperdulikan pekerjaannya menghaluskan bumbu, Haechan justru mendekat kearah Mark.

Kehadiran anak itu tentu saja langsung disadari oleh Mark, ia menghentikan pembicaraannya dan mengalihkan atensi miliknya kepada omega tersebut.

"Ada apa?" Mark bertanya keheranan karena kedatangan Haechan. Bukan ia tdak senang karena Haechan menghampirinya, ia hanya bingung melihat wajah Haechan yang seperti tengah memendam amarah saat melihatnya. Seingatnya ia tidak melakukan kesalahan apapun kepada Haechan.

Selama beberapa saat Haechan tidak menjawab dan masih berdiam diri dengan wajah yang sama, hal itu membuat Mark khawatir. Ia takut Haechan tengah sakit saat ini.

"Kau menyakitinya." Akhirnya suara Haechan terdengar di telinga Mark, namun ia masih belum menangkap maksud dari kalimat itu.

"Apa maksudmu?"

"Kelinci itu. Dia masih sangat kecil dan kau akan memasaknya!" Haechan meninggikan suaranya karena kesal, saking kesalnya matanya bahkan sampai berkaca-kaca memandang Mark.

Melihat mata itu penuh dengan air mata yang hampir menetes membuat Mark sedikit panik, padangan orang-orang pun kini terarah penasaran kepada mereka apalagi setelah teriakan Haechan barusan.

Mark memberikan rusa yang ia bawa kepada orang yang sebelumnya ia ajak bicara sebelum menarik tangan Haechan untuk sedikit menjauh dari sana. Haechan tidak menolak, ia membiarkan sebelah tangan Mark yang kosong menggenggam tangannya, sedang tangan Mark yang satunya tetap membawa kelinci terluka tersebut.

Setelah tiba di tempat yang menurut Mark lebih nyaman untuk mereka berbicara ia menghentikan langkahnya, Haechan tentu saja mengikuti. Mark membalikan tubuhnya agar berhadapan dengan Haechan. Bisa ia lihat anak itu kini tengah menunduk memperhatikan kelinci di tangannya.

"Dia terluka." Mark memcahkan keheningan diantara mereka.

"Dan itu karenamu." Haechan masih tampak kesal, itu membuat Mark tanpa sadar menghela nafasnya. Saat ini Haechan sepertinya tengah salah paham dan ia merasa harus menjelaskan agar Haechan tidak semakin membencinya.

"Bukan aku yang melukainya, saat ku temukan dia sudah terluka."

"Kau berburu, kau melukainya." Haechan masih tidak mempercayai perkataan Mark.

"Aku memang berburu tapi bukan hewan kecil seperti ini. Wilayah hutan ini masih tersedia banyak hewan buruan lain, Haechan." Mark tetap mencoba menjelaskan, ia bahkan menggunakan suara yang lembut agar Haechan mengerti.

Haechan sendiri kembali diam, ia mencoba mencari-cari kebenaran dari ucapan Mark. Ia memang tidak melihat kebohongan dari mata Mark, tapi ia juga belum mau percaya begitu saja. 

"Lalu kenapa kau membawanya kedapur kalau bukan untuk memasaknya?" Pertanyaan Haechan terdengar polos sekali di telinga Mark, itu membuatnya tidak bisa untuk tidak terkekeh tapi hal itu justru membuat Haechan kembali kesal. Ia merasa Mark seperti mengejeknya. Melihat raut Haechan yang kembali berubah buru-buru saja Mark menghentikan kekehannya itu.

"Aku kedapur hanya  untuk memberikan daging rusannya, makhluk kecil ini akan aku bawa ke tempat luna Doyoung untuk diobati."

"Apa itu benar?" Haechan masih belum sepenuhnya percaya, Mark memberikan senyum tipis kepada Haechan.

"Tentu saja benar. Setelah kau selesai dengan pekerjaanmu kau bisa datang dan melihatnya. Ayo aku antar kau kembali, aku harus segera pergi."

Tidak ada penolakan dari Haechan, ia tetap diam dan membiarkan ketika Mark kembali menggenggam lengannya dan membawanya ke tempat tadi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Haechan baru mengetahui bahwa bekerja di dapur akan kembali dibagi untuk beberapa sesi. Yang pertama adalah sarapan, makan siang dan makan malam. Haechan sudah mendapat tugas untuk membantu menyiapkan sarapan sehingga ia tidak perlu lagi membantu menyiapkan makan siang dan makan malam karena akan ada orang lain yang mengerjakan. 

Tadinya ia berpikir bahwa ia akan melakukan ketiganya sekaligus dalam satu hari, ternyata tidak. Dan juga, bekerja di dapur tidaklah benar-benar buruk.

Karena pekerjaannya telah selesai, sehabis sarapan Haechan berniat untuk mengelilingi tempat ini. Sejak ia datang bahkan belum ada setengah dari tempat ini ia jelajahi, sekalian ia ingin membuktikan kebenaran dari ucapan Mark tadi itu. Jika pemuda itu berbohong ia akan bersiap untuk menuntutnya.

Tapi rupanya rencana berkeliling itu tidaklah berjalan dengan mulus, baru berjalan beberapa menit saja Haechan sudah merasa kelelahan. Mungkin ini efek dari ia yang jarang bergerak ketika berada di rumah. Karena itulah ia lebih memilih untuk langsung saja mendatangi tempat luna Doyoung.

Ia menimbulkan kepalanya ke dalam ruangan dari depan pintu berusaha mengintip apa yang sedang mereka lakukan. Tidak ada maksud jahat, hanya tidak ingin kedatangannya menggangu mereka jika sedang sibuk, tapi ternyata sang luna sudah lebih dulu menyadari keberadaannya.

"Haechan?" Luna Doyong yang memanggil namanya membuat Haechan sedikit terkejut, ia merasa seperti pencuri yang kini tertangkap basah.

Jujur saja, diantara siswa-siswi lain Haechanlah yang paling diingat oleh luna Doyoung, pertanyaan anak itu tentang obat nyamuk masih sangat jelas ia ingat, belum lagi kejadian di meja makan kemarin dan juga dari cerita Taeyong kepadanya tentang anak ini dan Yuta.

Luna Doyoung segera menghampiri Haechan yang masih berdiam diri sambil menunduk gugup di depan pintu dan ia memintanya masuk. Meski sedikit ragu Haechan akhirnya masuk juga ke dalam sana. Tidak perlu ia jelaskan bagaimana bentuk ruangan itu karena hampir semua ruangan mempunyai bentuk yang sama, hanya saja di sana memang tercium aroma obat-obatan yang mereka buat sendiri dari daun-daun dan bahan lainnya.

"Ada apa Haechan, apa kau membutuhkan sesuatu? Atau kau terluka?" Luna Doyoung bertanya sembari matanya menelisik ke tubuh Haechan memastikan apakah anak itu baik-baik saja.

"Tidak ada, aku baik-baik saja. Itu, aku mau melihat kelinci."

"Ah kelinci itu. Ayo kita lihat."

Luna Doyoung langsung mengerti maksud Haechan. Sebelumnya, saat Mark datang untuk memintanya untuk mengobati makhluk mungil itu ia juga sudah memberitahukan bahwa Haechan mungkin akan datang, namun ia tidak menyangka Haechan akan datang secepat ini.

"Dia tidur setelah diobati dan diberi makan." Luna Doyoung menjelaskan saat Haechan masih terfokus pada makhluk mungil yang kini tengah tertidur itu.

"Kau bisa merawatnya setelah dia sembuh, Haechan." Mendengar perkataan luna Doyoung, Haechan langsung menoleh dan menggelengkan kepalanya. 

"Aku tidak bisa merawat hewan, luna."

"Kau tenang saja, Mark akan membantumu nanti."

Meski kebingungan dengan perkataan dari Luna Doyoung, Haechan memilih diam saja dan kembali memperhatikan kelinci mungil menggemaskan yang tengah tertidur itu tanpa berniat membalas kalimat dari sang luna.





















***




Selamat malam minggu :b
Kalau ada typo bisa kasih tau aku, kalau suka sama ceritanya boleh banget juga bantu untuk promosiin yaa.



Продовжити читання

Вам також сподобається

41K 4.3K 16
when people said he's a badboy, istg he is really not that bad 📚 markhyuck. mark (dom) donghyuck (sub) ⚠️ 𝘿𝙄𝙎𝘾𝙇𝘼𝙄𝙈𝙀𝙍 ⚠️ • bxb area • 16...
42.5K 5.3K 21
Jaehyun yakin, bahwa Haechan adalah seseorang yang istimewa baginya sejak mereka pertama kali bertemu. WARNING THIS STORY CONTAIN BXB FANTASY ADULT
LUST (Aku, Kamu, dan Nafsu) Від Dimas_DX

Короткі історії

53.5K 161 1
Kisah yang siap membangkitkan hasrat terpendammu! (21+) [ONESHOT] . . . Perhatian: cerita ini fiktif dan dikhususkan untuk pembaca berusia 21 tahun k...