ALINGGA (Completed)

By HumayAira14

745K 59.3K 4K

Walaupun jahil semua orang menyukai Alingga. Kecuali Lyana. Alingga akan bersikap baik pada semua orang. Kecu... More

prolog
1 ALINGGA
2 ALINGGA
3 ALINGGA
4 ALINGGA
5 ALINGGA
7 ALINGGA
8 ALINGGA
9 ALINGGA
10 ALINGGA
11 ALINGGA
12 ALINGGA
13 ALINGGA
14 ALINGGA
15 ALINGGA
16 ALINGGA
17 ALINGGA
18 ALINGGA
19 ALINGGA
20 ALINGGA
21 ALINGGA
22 ALINGGA
23 ALINGGA
24 ALINGGA
25 ALINGGA
26 ALINGGA
27 ALINGGA
28 ALINGGA
29 ALINGGA
30 ALINGGA
31 ALINGGA
32 ALINGGA
33 ALINGGA
34 ALINGGA
35 ALINGGA
36 ALINGGA
37 ALINGGA
38 ALINGGA
39 ALINGGA
40 ALINGGA
41 ALINGGA
42 ALINGGA
43 ALINGGA
44 ALINGGA
45 ALINGGA
46 ALINGGA
47 ALINGGA (End)
Promo Bentar
extra part
yuuuhu

6 ALINGGA

16.8K 1.4K 95
By HumayAira14

"Dari lama."

Lyana terdiam, mata bulatnya menatap wajah Abun selama beberapa saat.

Sampai sedetik kemudian terdengar kekehan, dan gadis itu memukul lengan Abun dengan kuat di susul oleh tawanya yang menggema. "Hahahahahaha! Lucu lo, yakali suka sama gue yang oon ini. Bercanda lo terlalu garing tau nggak? Lawak lain aja lah," ujar Lyana masih tertawa.

Abun mengangguk dan tersenyum. "Iya, sorry."

"Udah ah, gue mau pulang nanti orang rumah marah lagi kalau sampai gue kemalaman," gadis itu lalu kembali melangkah dengan ringan, Abun mengikutinya dari belakang, memperhatikan gerakan Lyana yang terlihat santai menanggapi ucapannya beberapa menit lalu.

Abun pikir Lyana akan bertanya maksud dari ucapannya, lalu Abun akan menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa sebenarnya Alingga menyukai gadis itu sejak lama, Abun akan bilang kalau coklat yang dia berikan selama ini semua dari Alingga bukan darinya, dan Abun akan bilang pada Alingga bahwa dia mulai bosan menjadi post gaib di antara mereka berdua.

Tapi ternyata perkiraan Abun salah, Lyana tidak menanggapi apa-apa tentang ucapannya.

"Udah sampai!" Pekik Lyana mengangetkan.

Abun menoleh lalu baru sadar bahwa mereka sudah berdiri tepat di depan gerbang komplek rumah Lyana.

Laki-laki itu mengangguk. "Yaudah, gue pulang ya," kata Abun kemudian berbalik dan pulang ke rumahnya. Rumah yang sebenarnya tidak terlalu jauh dengan rumah Lyana dan Alingga, hanya beda komplek saja.

"Makasih!" Teriak Lyana, Abun hanya mengangkat ibu jarinya ke udara tanpa harus susah-susah menoleh, dan akhirnya ia makin jauh dari pandangan gadis itu.

Lalu setelah memastikan Abun sudah tidak terlihat, Lyana berjalan masuk ke jalanan kompleknya yang sudah mulai sepi, ia melangkah dengan santai seolah-olah sekarang masih siang dan ia tidak akan takut di marahi kalau pulang terlambat.

Semenit Lyana berjalan, tapi kakinya langsung membeku begitu melihat satu pemandangan buruk di depan pagar rumah Alingga.

Laki-laki itu di tonjok beberapa kali oleh Papanya, sampai hidung Alingga mengeluarkan darah cukup banyak. Lyana masih membeku, dia tidak tahu harus melakukan apa.

"AYO PUKUL LAGI? LO PIKIR GUE BAKALAN SUJUD TAKUT SAMA LO? NGGAK! NGGAK SAMA SEKALI!" Alingga berteriak, suaranya malam itu terdengar menggema dan marah, matanya juga terlihat merah dan berair.

"MIKIR! LO JARANG PULANG, SEKALINYA PULANG LO BAWA PELACUR! LO PIKIR MENTAL GUE KUAT BRO? JANGAN MENTANG-MENTANG GUE ANAK COWOK LO PIKIR GUE BAIK-BAIK AJA?"

"GILA LO YA? LO SAMA AJA SAMA MANTAN ISTRI LO ITU! SAMA-SAMA NGGAK PUNYA OTAK!"

Bugh!

Satu lagi bogeman mentah itu mendarat di wajah Alingga, suaranya terdengar begitu kuat. Lyana tidak tahu sesakit apa pukulan itu di pipi Alingga.

Laki-laki banyak tingkah itu sekarang terlihat begitu menyedihkan, napasnya memburu dan perlahan air matanya jatuh kemudian mengalir di pipinya. Alingga menangis.

"Saya masih orang tua kamu, jaga sopan santun kamu sama saya!" Ujar Rey dengan geram.

Alingga mendongak dan terkekeh pelan, air matanya masih mengalir tapi mulutnya di paksa tertawa. "Orang tua? Yakin?" Tanya Alingga pelan.

"Lo bahkan nggak tau hari ini hari apa? Katanya lo orang tua gue, tau nggak sekarang hari apa?" Tanya Alingga dengan suara gemetar.

"TAU NGGAK LO?" Lanjutnya menyentak.

Papa Alingga makin marah, ia menarik leher laki-laki itu lalu menekannya dengan kuat hingga Alingga kesulitan bernapas.

"Jangan pakai uang saya lagi untuk kehidupan kamu, sebelum kamu minta maaf atas kelakuan kamu ini," ujar Rey. Kemudian ia melepas cekikannya di leher Alingga dan pergi menuju mobilnya.

"GUE NGGAK PERNAH PAKAI UANG LO ANJING! GUE PUNYA KAKEK! GUE PUNYA ORANG YANG SEENGGAKNYA INGAT KALAU GUE MASIH HIDUP!"

"SEPESER PUN GUE NGGAK PERNAH PAKAI UANG DARI LO! AMBIL SEMUA UANG BUSUK LO ITU ANJING!"

"GUE NGGAK AKAN PERNAH MINTA MAAF SAMA LO! Jangan harap.."

Alingga terduduk di depan pagarnya setelah mobil hitam Rey melaju cepat meninggalkan rumah. Laki-laki itu menekuk kakinya, meletakkan keningnya di atas lutut lalu ia menangis hingga bahunya bergetar.

Beberapa kali Alingga menyentak dirinya sendiri untuk berhenti menangis, tapi semakin ia marah maka semakin deras pula air mata itu jatuh di pipinya. "Gue nggak akan minta maaf sama siapapun, gue nggak salah.."

Malam itu Lyana melihat semua dengan jelas, bagaimana dengan kuat leher Alingga di cekik oleh Papanya sendiri, bagaimana Alingga terlihat sangat menyedihkan dan berbanding terbalik dengan sikapnya selama ini.

Lyana tahu Alingga memang tidak dekat dengan Papanya, tapi gadis itu tidak menyangka kalau hubungan Alingga dengan Papanya seburuk tadi.

Awalnya ragu Lyana untuk mendekati Alingga, tapi saat laki-laki itu mendongak dan mata mereka akhirnya bertemu, Lyana memberanikan diri mendekati Alingga dan duduk di sampingnya dengan perasaan tidak enak. "Maaf, tadi nggak sengaja lihat lo sama om-"

"Nggak usah bahas bajingan itu, gue muak," potong Alingga dengan cepat.

Lyana mengangguk dan akhirnya diam tidak meneruskan kata-katanya.

Keduanya kemudian saling diam, Alingga kembali menyembunyikan kepalanya di atas lutut sementara Lyana hanya meliriknya sesekali saja.

Sampai 20 menit kemudian Alingga mendongak lagi, ia menarik napas dengan berat lalu menoleh pada Lyana. "Gue ulang tahun hari ini," ujar Alingga teramat pelan.

Lyana terdiam, ia teringat ulang tahunnya yang akan di rayakan 2 hari lagi. Dan ia juga teringat Abun yang tadi dengan santai jalan dengannya.

Kalau hari ini Alingga ulang tahun, lalu kemana semua sahabat-sahabatnya? Kenapa Lyana tidak melihat ada suprise atau bekas perayaan ulang tahun, Abun juga tadi tidak membahas tentang Alingga sedikitpun.

Apa mereka lupa kalau hari ini ulang tahun Alingga?

"Nggak ada yang tau gue ulang tahun hari ini, termasuk si bejat tadi," lanjut Alingga, seolah menjawab pertanyaan dalam benak Lyana.

"Tunggu bentar ya, jangan masuk dulu," kata Lyana, gadis itu lalu berdiri dan agak berlari kearah rumahnya yang hanya terhalang rumah tante Lia di antara rumah mereka.

Alingga menunggu sekitar sepuluh menit, ia pikir Lyana hanya mengerjainya saja untuk balas dendam, Alingga yakin itu makanya dia tidak percaya pada Lyana. Lalu saat Alingga akan berdiri untuk masuk ke dalam rumah, gadis itu datang dengan berlari hingga sialnya ia jatuh tersungkur karena kurang hati-hati.

Alingga menghela napas sejenak, kemudian mendekati Lyana dan mengangkat dengan geram tubuh gadis itu agar berdiri.

"Yah.. luka," gumam Lyana sambil menatap sedih ibu jari kakinya yang berdarah.

Alingga hanya ikut melihat luka itu, tidak berkata apapun.

"Gue bawa ini!" Pekik Lyana penuh semangat mengabaikan lukanya, ia mengangkat sebuah lilin putih besar ke depan wajah Alingga.

"Mau ngajak gue ngepet?" Tanya Alingga dengan alis terangkat. "Sorry, gue udah kaya. Lo cari patner lain aja," lanjutnya begitu sombong.

Lyana berdecak, tapi kemudian ia memaksakan senyumnya lagi. "Gue bawa korek api juga kok, gue nyalain ya lilinnya. Lo jangan bacot mulu, nanti lama-lama mulut lo yang gue nyalain," ujar Lyana lalu menyalakan lilin itu.

Sejenak Alingga terdiam, memperhatikan wajah putih pucat di depannya itu. Ia diam-diam tersenyum, tidak menyangka bisa melihat wajah Lyana sedekat ini.

"Taraaaaaa!" Teriak Lyana sambil memajukan lilin di tangannya pada Alingga. "Kita harus rayakan ulang tahun lo malam ini, gue mau nyanyi tapi lo jangan bacot tentang suara gue. Pokoknya anggap aja suara gue ini suara Selena gomes, oke?"

Alingga mengangguk dengan wajah masam. "Buruan njir, gedek gue liat muka lo."

"Ck! Nggak sabar lo dengar suara indah gue?" Tanya Lyana nyolot.

"Najis!"

"Ssssttt.. udah diem! Gue mau nyanyi," sentak cewek itu geram, tapi sedetik kemudian ia tersenyum pada Alingga.

"Happy birthday to you..
happy birthday to you..
happy birthday..
happy birthday..
happy birthday to you.. yey!"

Lyana tersenyum makin lebar. "Sekarang lo tiup lilin, tapi sebelum itu lo harus make wish," ujar Lyana.

"Semoga-"

"Sambil merem Lingga, ucapinnya harus sungguh-sungguh biar terkabul," potong Lyana makin nyolot.

"Ribet lo anjing!"

"Buruan!"

"Ck!" Alingga berdecak sebal tapi akhirnya ia tetap mengikuti permintaan Lyana untuk memejamkan mata, sesaat Alingga terdiam dan menarik napas. "Semoga semua orang mati, kecuali gue dan cewek yang gue suka," ujar Alingga pelan lalu kemudian dengan cepat meniup lilin di tangan Lyana.

"Egois lo, masa cuma mau hidup sama cewek lo doang. Gue masih pengen hidup lama juga," omel Lyana sambil meletakkan korek apinya di dalam kantong celananya.

Wajah Alingga semakin datar. "Emang lo tau siapa cewek yang gue suka?" Tanyanya.

"Siapa?"

"Yang nanya!" Balas Alingga dengan tatapan tajam.

Lyana mengembangkan lubang hidungnya dengan kesal. "Nyebelin lo."

"Terserah gue lah, kenapa lo nggak terima? Mau gelut sama gue?" Tanya Alingga ngegas.

Lyana berdesis. "Udah ah gue pulang aja, lo kek tai Lingga."

"Lo lebih tai."

"Bodo!" Lyana langsung pulang dengan wajah dongkol, seharusnya Alingga berterima kasih karena ia sudah mau susah-susah sampai jatuh dan kakinya berdarah untuk merayakan ulang tahun laki-laki itu.

Tapi Alingga tetaplah Alingga, manusia paling menyebalkan di dunia.

"Anggap kejadian tadi nggak pernah ada! Besok kita musuhan lagi!" Teriak Alingga, namun Lyana malah berlari sambil menutup kuping tidak ingin mendengarnya.

"Cantik-cantik kok bego sih, padahal gue udah bilang gue suka sama yang nanya, dia malah nyolot," gumam Alingga.


Hari ini kelas tiba-tiba saja terasa sunyi, tidak ada nyanyian nyeleneh yang tercipta dari geng rusuh kelas, tidak ada puisi tentang kentut pak Agung, tidak ada pidato tentang metamorfosa kegantengan berlebihan yang Alingga bangga-banggakan, laki-laki itu hari ini tidak masuk. Entah karena apa, tapi kelas serasa seperti kehilangan nyawanya.

Abun dan Dewa sudah pergi ke kantin sejak lima menit lalu, katanya mereka hampir mati karena 6 tahun tidak makan, Abi sedang tidur di meja belakang dan Gean sendiri sibuk membucin pada Rinjani pacarnya.

Kelas terasa membosankan hari ini.

"Gean!!!" Panggilan dengan suara agak cempreng itu membuat beberapa siswa yang masih berada di kelas menoleh.

Disana, tepatnya di pintu kelas. Sosok Ciara kembaran Gean sedang bersedekap dada dengan wajah cemberut.

"Apa?" Balas Gean tidak senang.

"Uang jajanku minggu ini ada di kamu kan? Papa Oo bilang uang jajan suruh minta ke kamu, aku dan Gio lapar Geaaan!"

"Ish! Nggak usah teriak juga, nih ambil."

Ciara menghampiri Gean dengan cepat, mengambil dua lembar uang ratusan ribu dari kembarannya itu, gadis dengan rambut di cepol itu menyengir. "Terima kasih, Gean!"

"Iya, buruan pergi!"

Ciara tersenyum pada beberapa teman kelas Gean sebelum ia keluar, namun begitu melihat Lyana yang duduk sendirian membuat gadis itu berhenti dan memilih duduk di dekat Lyana.

"Aku Cia, kamu Lyana, kan?" Ujar Ciara sambil mengulurkan tangannya pada Lyana.

"Kok tau?" Balas Lyana, menerima uluran tangan itu.

"Iya, karena Gean dan teman-temannya sering bicarakan kamu, kalau kamu dan Lingga suka berantem."

"Oh gitu," Lyana mengangguk dan tersenyum.

"Aku suka Lingga, cuma kata Gean aku nggak boleh suka Lingga karena Lingga suka teman kelasnya yang inisial L. Lingga suka kamu ya? Kamu kan inisial L, Lyana?" Ujar Ciara sekaligus bertanya.

Lyana terkekeh. "Nggak mungkinlah, kita aja nggak pernah akur."

"Terus siapa dong?"

Lyana mengangkat bahunya seolah menjawab tidak tahu, tapi kemudian ia teringat kejadian beberapa hari lalu saat Alingga tidak mau memberikan bukunya dan kemudian laki-laki itu dengan suka rela mengantarkan buku milik Lisa yang sedang tiduran.

Apa Alingga suka Lisa?

Bisa jadi.

Tapi Alingga itu memang baik pada semua orang di kelas ini, kecuali pada dirinya saja.

"Kayaknya Lingga suka Lisa deh, soalnya dia pernah anterin buku Lisa," ujar Lyana pada Cia.

Bibir Cia mengerucut. "Mana yang namanya Lisa?"

"Nggak masuk."

"Hah?" Mulut Cia membulat sempurna. "Ih, pasti mereka janjian deh. Lingga nggak masuk pasti ketemuan sama Lisa, pasti!" Ujar Cia menggebu-gebu.

Lyana mengangguk setuju. "Kayaknya sih iya."

"Emang secantik apasih Lisa itu? Lebih cantik dari aku? Lebih cantik dari kamu Lyana?" Tanya Cia lagi.

"Cantikan kamu sih, cuma Lisa itu agak tomboy jadi keliatan cool," balas Lyana seadanya.

Napas Ciara memburu, ia menoleh pada Gean yang kembali sibuk membucin pada pacarnya. "Gean! Pokoknya aku mau suka Lingga lagi, soalnya Lingga suka sama cewek tomboy bukan cewek beneran! Kalau Lingga suka sama cewek beneran baru deh aku suka yang lain aja!"

Lalu setelah mengatakan hal itu pada Gean, Ciara langsung pergi dari kelas.

Lyana hanya bisa melongo takjub. "Cowok kayak Lingga kok di sukain sama anak artis sih, pasti Lingga pakai susuk deh."


"Jennie putri kumalasari, maaf ya Daddy hari ini tidak bisa mempertemukan kamu dengan Mommy dan empat kurcaci bodoh, Daddy kayaknya demam, mungkin efek terlalu bahagia di ajak ngepet semalam sama Mommy kamu, hehe."

Alingga mengusap kepala kucing abu-abunya itu, ia tersipu malu membayangkan semalam ia merayakan ulang tahunnya dengan Lyana, begitu romantis walaupun di penuhi dengan saling mencaci.

"Doakan Daddy untuk sehat lagi, besok Daddy akan memperjuangkan hak kamu sebagai anak kandung Mommy," ujar Alingga."

Lalu, terdengar ketukan di pintu rumah, Alingga menoleh dan melihat bi Meli buru-buru berjalan kearah pintu. Terdengar bi Meli mengobrol sebentar lalu akhirnya mempersilahkan tamu itu untuk masuk.

Ternyata Ruby dan Orion Abang Lyana yang baru saja selesai skripsi.

"Kak Linggaaaa! Aku mau minta bantuan!"



Abi tanpa Umi mengubah nama grup dari "CUCU NABI ADAM ADA DI GRUP INI" menjadi "Santet adalah matahari yang tenggelem ke arah barat"

Dewa bikini Bottom
Itu sunset tolol!

Abi tanpa Umi
Biasa aja mas gak usah ngegas, aku masih sucih kok

Lingga
Demi Allah, gue nangis hari ini😭😭

Abi tanpa Umi.
Ciee yang nangis, pasti karena berubah jadi mermaid terus ketangkap warga ya😏

Abun Abin Aban.
2+

Dewa bikini bottom
3+

Gean anak artis!
4+

Lingga
Anjing! Gue serius cok!

Lingga
Send a pict..

Lingga
Ruby adiknya Lyana pakai Jennie buat tugas menggambar😭

Lihat Jennie di geprek cok😭

Pengen gue larang, tapi adik ipar😭

Tolong Jennie woi!

Dewa Bikini Bottom
Apasih Ga, orang muka Jennie keliatan seneng gitu kok.

Fitnah lo!

Lingga
Matamu senang! Dia tertekan

Abun Abin Aban
Dahlah ikhlas aja kalau Jennie jadi Almarhum, itung-itung sedekah ke adik ipar.

Gean anak Artis!
Gue setuju apa kata Abi👍

Abi tanpa Umi
Gue belum ngomong njir😒

Lingga
Tolong ini gimana cara ngusirnya?

Mau gue tendang tapi disini ada Orion juga
😭

Lingga
Gue sayang jennie, dia lebih berharga dari pada harga diri kalian.


Dewa Bikini Bottom
Send a pict..

Ngopi bangg..

Abi tanpa Umi
Send a pict..

Makan bangg..

Gean anak Artis!
Send a pict..

Masak bangg..

Lingga
Anjir! Gue serius oi, anak gue dalam bahaya!

Gue sedih😭

Abi tanpa Umi
Send a pict..

Di jual: Sunscreen merk sunlight
Harga 10.000
Sudah Bpom.
Dapat melindungi kulit dari paparan sinar cahaya Ilahi.
Mencerahkan kulit hingga seperti lampu pilips
Kualitas sangat bagus.
Tekstur cepat menyerap.

Minat? Chat pribadi.

Dewa bikini Bottom.
Sunscreennya bisa mencerahkan hati yang gelap nggak Bi? Kalau bisa gue ambil.

Abi tanpa Umi
Bisa kak, tergantung dari tekstur hatinya juga.
Kalau tipe dajjal agak sulit mencerahkannya.

Gean Anak Artis!
Gue ambil satu Bi.

Abi tanpa Umi
Siap kakak Gean!

Abun Abin Aban
Ada yang rasa taro nggak Bi?

Abi tanpa Umi
Untuk sekarang belum ada kak, tapi besok dengan kekuatan ibu peri yang saya miliki. Saya akan meracik khusus untuk kakak Abun tersayang.

Lingga
Oiii!
Anying lo pada, gue sedang berduka😭😭

Jennie di aniaya!

Bantuiiiin!

Abun Abin Aban keluar dari grup

Dewa Bikini Bottom keluar dari grup

Gean anak Artis! Keluar dari grup

Abi tanpa Umi keluar dari grup

Lingga
Anak setan semuaaaaaaaa🖕

Continue Reading

You'll Also Like

931K 74.7K 52
-Sampai jumpa di titik terindah menurut takdir- 15+ CERITANYA MENGURAS EMOSI. HATI-HATI! AKU NGGAK BERCANDA. Galang dan Naura harus bisa menerima ke...
659K 50.2K 32
🐰🐰🐰 Hanya menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang berusia 4 tahun dengan keluarga barunya. 🐰🐰🐰
1.1K 89 60
Ini bukan sekedar cerita cinta yang penuh kebahagiaan melainkan, persahabatan, kekeluargaan, obsesi dan dendam yang begitu mendalam. Ilmi dan Dion ha...
11.6K 1.7K 38
Dear Baskara : ❝Teruntuk Manusia kuat yang masih bernafas dibumi❞ Mencintai dalam dendam, kehancuran, dan mental yang harus dipertanyakan. Seolah se...