Dinikahi Profesor Galak (TAMA...

By JustMommy1

4.4M 235K 5.7K

Intan yang sedang melaksanakan koas di rumah sakit Harapan Keluarga begitu benci pada konsulennya-Zein yang s... More

01. Perjodohan
02. Manusia Paling Menyebalkan
03. Pria Lain
Mulut Pedas
Sisi Lain Intan
Perhatian tapi Gengsi
Sikap Aneh Zein
Semakin Menyebalkan
Calon Istri
Selalu Ada Dia
Selalu Tak Terduga
Selalu Ada kejutan
Calon Suami Sialan
Karena Orang Tua
Kegigit
Sangat Aneh
Profesor Iblis
Tertatih
Digendong
Cash Back
Zein Sakit Hati
Playing Victim
Hukuman Zein
Perlawanan Intan
Akhirnya Sah
Pergi Bulan Madu
Candle Light Dinner
Malam Pertama
Kamu Pinter Goyang
Selalu Tergoda
Merusak Suasana
Modus Zein
Menodai Ruangan
Suami atau Raja?
Bertentangan
Terpancing
Perhatian Kecil
Halal Disentuh
Debaran Jantung
Dibuat Rumit
Kejahilan Intan
43. Tanggung Jawab Intan
Curiga
45. Berdebat
46. Sama-sama Sensi
47. Mulai Mencair
48. Semakin Hangat
49. Malu Sendiri
50. Kami Sudah Menikah
51. Rahasia Zein
52. Kegelisahan Zein
53. Pelampiasan Emosi
54. Cemburu
55. Mawar
56. Kekanakan
57. Siapakah Dia?
58. Kantong Doraemon
59. Terlalu Baik
60. Tak Bisa Jauh
61. Ternyata Ada Kamu
62. Pilihan yang Berat
63. Seperti ABG
64. Cemburu Buta
65. Sama-sama Gelisah
66. Ungkapan Cinta
67. Aku Akan Membawamu Pulang
68. Hutang Budi
69. Sakit
70. Sangat Mual
71. Dibuat Malu
72. Kebahagiaan
73. Pangling
74. Berita Baik
75. Mulut Ember
76. Istri Siaga
77. Dokter Sombong
78. Gossip
79. Shock
80. Dokter Magang Itu Istri Saya
81. Mereka Sudah Menikah
82. Profesional
Pengumuman
83. Angkuh
84. Posesif
85. Perhatian Penuh
86. Menyebalkan
87. Rambut Basah
88. Perhatian
89. Ke Ruangan Suami
90. Digoda Pasien
91. Bertengkar
92. Terpaksa Berbohong
93. Tidak Nyaman
94. Dipecat
95. Emosi
96. Akal Bulus Zein
PENGUMUMAN
97. Menebus Dosa
98. Menyesal
99. Merasa Bersalah
100. Ending
PENGUMUMAN OPEN PO Zein dan Intan
PENGUMUMAN

Minta Dipijit

46.9K 2.2K 38
By JustMommy1

Zein sibuk memasak soup ayam untuk istrinya. Sebelumnya ia sudah searching masakan yang cocok untuk wanita yang sedang haid. Dan Zein memutuskan memasak soup ayam yang ditambah sedikit jahe agar dapat menghangatkan dan memberi rasa nyaman.

Meski mulutnya pedas, tetapi Zein sangat serius ketika sedang memasak makanan untuk istrinya itu. Ia bahkan memilih kualitas bahan terbaik yang ada di kulkasnya.

"Done! Semoga dia suka," gumam Zein setelah mem-plating soup tersebut. Awalnya ia ingin menghiasnya. Namun Zein mengurungkan niatnya itu. Ia tidak ingin Intan mengira bahwa dirinya sengaja ingin berbuat romantis.

Selesai memasak, Zein mengecek Intan ke kamar. Ia sengaja tidak membawa soupnya dulu karena khawatir Intan sedang tidur.

Ceklek!

Zein membuka pintu perlahan karena tidak ingin mengganggu istirahat Intan. Namun, saat melihat Intan sedang terlelap, Zein menghampiri istrinya itu dan duduk di sampingnya.

Zein memandangi wajah Intan, kemudian menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik itu.

"Kenapa kamu harus berbohong? Padahal aku yakin kamu memang sudah jatuh cinta padaku. Apa kamu terlalu gengsi untuk mengakuinya?" gumam Zein sambil mengelus pipi Intan.

Ia tidak sadar bahwa gengsinya pun melebihi Intan. Seharusnya ia menyatakan cinta lebih dulu. Namun sayang Zein malah tidak sadar akan hal itu.

"Maaf jika aku sering menyakiti hatimu. Aku tidak bermaksud seperti itu. Sebenarnya aku hanya ingin menunjukkan perhatian. Namun sepertinya terkadang caraku yang salah," ucap Zein.

Ternyata ia sadar bahwa selama ini dirinya sering menyakiti Intan. Namun sayangnya jika sedang berbicara, Zein sering kali lepas kendali sehingga begitu mudah mengucapkan kalimat yang menyakitkan hati Intan.

Zein yang sedang menatap Intan pun mendekatkan bibirnya ke wajah istrinya tersebut. Lalu ia mendaratkan bibirnya itu di kening Intan.

Cup!

"Love you," bisik Zein.

Deg!

Bak disambar petir di siang bolong. Jantung Intan hampir terlepas, tubuhnya meremang. Ternyata ia tidak tidur. Saat mendengar suara pintu terbuka tadi, Intan langsung pura-pura tidur. Sehingga ia dapat mendengar semua ucapan suaminya.

Setelah itu Zein mengusap pipi Intan dan beranjak, meninggalkan kamar tersebut.

Menyadari Zein sudah keluar, Intan pun membuka matanya. "Apa aku gak salah denger?" gumam Intan sambil menoleh ke arah pintu. "Oksigen, aku butuh oksigen," ucap Intan sambil menghirup napas dalam-dalam. kejadian barusan membuat Intan merasa sesak.

"Jadi, selama ini ...?" Intan masih tidak percaya bahwa ternyata Zein mencintainya. Bahkan air mata Intan sampai mengalir karena terharu atas pengakuan Zein barusan. Meski Zein tidak mengakuinya secara terang-terangan, tetapi Intan cukup bahagia.

"Huhuhu, jahat banget. Kenapa harus nyakitin aku kalau emang cinta?" lirih Intan, pelan. Hatinya bertalun-talun, tak menyangka bisa dicintai oleh profesor galak yang selama ini ia takuti.

"Pantesan sejak pertama nikah, dia langsung pingin malam pertama. Munafik sekali, bilangnya bisa melakukan itu tanpa cinta, tapi ternyata ...." Intan sangat geram. Rasanya ia ingin protes pada Zein. Namun Intan berusaha untuk tidak tahu karena ia ingin Zein menyatakan cintanya dengan benar.

Intan mengusap air matanya. Lalu ia tersenyum. "Oke, kita lihat, sampai di mana kamu akan bertahan," gumam Intan sambil mengulum senyuman.

Ia sudah merencanakan sesuatu agar Zein bisa mengakui cintanya.

Intan memeluk guling sambil senyum-senyum. Ia sudah tidak sabar ingin segera melancarkan aksinya. "Liat aja, kamu bakalan nyesel karena udah jutek sama aku!" gumam Intan sambil menatap foto pernikahan mereka yang dipajang di dinding kamar itu.

"Eh, tunggu deh! Kok aku baru sadar ya, di foto itu dia kelihatan santai banget. Kayak emang lagi nikah sama orang yang dicintai," ucap Intan.

Intan yakin jika Zein tidak mencintainya, seharusnya pose Zein tidak seberti itu. Di foto, ia terlihat sedang memeluk Intan dengan begitu nyaman. Bahkan matanya pun berbinar, seolah menunjukkan kebahagiaan. Berbeda dengan Intan yang kaku karena tidak nyaman dipeluk oleh Zein untuk pertama kalinya.

"Aku jadi semakin yakin, dia mempercepat pernikahannya karena emang udah punya perasaan sama aku. Pantes aja selama ini sikapnya aneh. Jutek tapi perhatian. Aku jadi bingung harus seneng atau kesel," ucap Intan lagi.

"Hem ... untuk permulaan, enaknya aku ngapain, ya?" gumam Intan. Ia akan menyusun strategi untuk menguji Zein. Intan pun tersenyum saat mengingat dirinya sedang haid.

"Hihihi, aku siksa aja dia. Dia kan paling mudah tergoda," gumam Intan sambil tersenyum.

Ia tahu betul suaminya itu begitu mudah tergoda. Tadi saja saat ia baru keluar dari kamar mandi langsung diserang seperti itu.

Intan jadi senyum-senyum sendiri membayangkan betapa nafsunya Zein pada Intan. Bahkan saat malam pertama saja Zein sampai mengulanginya beberapa kali.

Sejak menikah, mereka tidak pernah melewatkan malam tanpa bercinta. Sebab Zein selalu meminta jatah pada Intan.

"Aha!" Intan begitu bersemangat kala mendapatkan sebuah ide. Akhirnya ia pun turun dari tempat tidur dan melancarkan aksinya.

Setelah minum obat dan beristirahat sebentar, rasa sakit di perut Intan sudah berkurang. Apalagi saat ini ia sedang happy, sehingga Intan bisa beraktifitas seperti biasa lagi.

"Maaf ya, ini demi kebaikan rumah tangga kita," gumam Intan sambil melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan segitiga pengaman karena sedang haid.

Setelah itu Intan berjalan ke kamar mandi dan berteriak. "Aawww!" pekik Intan sekencang mungkin.

Zein yang sedang duduk di ruang tengah pun terkejut. Ia langsung berlari ke kamar untuk mengecek istrinya.

Sebelumnya Zein memang tidak menutup rapat pintu kamarnya, sehingga suara Intan bisa terdengar.

Ia bingung karena Intan tidak ada di tempat tidur. Akhirnya Zein mencari Intan ke kamar mandi.

"Astaga, kamu kenapa?" tanya Zein. Ia terkejut melihat posisi Intan sudah terduduk di lantai dengan pose yang sangat menggoda.

"Kepeleset, Mas," jawab Intan.

Zein pun mendekat ke arah istrinya itu.

"Kamu kenapa tidak memakai baju?" tanya Zein. Ia kesal karena kondisi Intan saat ini sangat menggoda.

"Tadi aku mau mandi, soalnya gerah banget. Tapi malah kepeleset," jelas Intan dengan tampang memelas.

"Gerah? Memangnya AC tidak nyala?" tanya Zein. Ia ingat betul tadi sudah menyalakan AC di kamarnya itu.

"Entahlah, yang pasti aku kegerahan dan pingin mandi," jawab Intan.

"Ada-ada saja!" gumam Zein. Kemudian ia berjongkok di hadapan Intan dan menggendongnya.

Zein tidak berani menoleh ke arah Intan karena takut tergoda. Jika Intan sedang tidak berhalangan, mungkin tak masalah bagi Zein. Namun ia ingat saat ini istrinya sedang tidak bisa 'dijamah'.

Apalagi saat ini Intan sedang pura-pura menutupi dadanya. Namun tekanan tangannya itu malah membuat dadanya semakin menyembul dan terlihat begitu seksi.

Meski berusaha tidak menoleh. Namun bayangannya masih terlihat. Hingga membuat mata Zein refleks melirik ke arah tersebut.

Zein pun langsung menelan saliva. 'Sial! Apa dia sengaja menggodaku?' batinnya, kesal.

Intan tersenyum sambil memalingkan wajah saat melihat tenggorokkan Zein bergerak.

"Mas haus?" tanya Intan sambil menatap Zein.

"Tidak," sahut Zein, singkat.

"Ooh, kirain haus. Soalnya Mas kayak habis nelan air liur," ucap Intan jujur.

Deg!

Wajah dan telinga Zein langsung merah padam. Ia malu karena ketahuan.

"Jangan sok tau, kamu!" ucapnya, kesal.

Rasanya Intan ingin tergelak saat melihat suaminya malu seperti itu. Namun ia masih tetap bertahan dengan aktingnya.

"Aww!" lirih Intan saat Zein menurunkannya di tempat tidur.

Zein langsung menoleh ke arah Intan. "Kenapa?" tanyanya. Namun matanya gagal fokus karena teralihkan oleh dada Intan yang memang sengaja ditekan itu.

"Sshh, ini bokong aku sakit. Kayaknya harus dipijit karena tadi sempat terbentur lantai," jawab Intan, manja.

Zein terkesiap. "Kalau begitu kita ke rumah sakit aja biar langsung diperiksa!" ajak Zein. Saat ini ia sedang tidak ingin melihat atau menyentuh tubuh Intan yang satu itu. Sebab itu adalah bagian favoritnya. Sehingga ia akan tersiksa jika hanya menyentuhnya saja.

"Gak usah, deh. Aku malu kalau ke rumah sakit," jawab Intan.

"Malu kenapa?" tanya Zein sambil mengerutkan keningnya.

"Ya malulah. Namanya juga diperiksa bokongnya. Jangankan sama dokter laki-laki, sama dokter perempuan aja aku malu kalau bokongku dilihat," ucap Intan.

Ia sengaja menyebut dokter laki-laki. Sebab, Intan yakin Zein tidak akan rela jika bokong Intan diperiksa atau dilihat oleh laki-laki lain. Meski dia adalah dokter.

"Terus gimana?" tanya Zein. Saat ini otaknya sedang buntu karena godaan Intan.

"Bisa tolong pijitin gak, Mas?" pinta Intan, malu-malu.

***

Aw aw aw, Intan nachal, wkwkwk.

Selamat belingsatan, Zein. Hihiy,

See u,

JM.

Continue Reading

You'll Also Like

130K 7.2K 43
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Perkenalkan nama aku Aisyah Nazra Al-farisi. Aku terlahir dari keluarga sederhana dan bernapas dengan A...
7.2M 660K 76
Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Zayn Haiden sang saudara tiri akibat wasi...
53.6K 2.9K 62
Dua manusia yang terjebak di zona pertemanan. Pertemuannya yang tidak di sengaja namun mampu membuat keduanya merasa nyaman satu sama lain. Mempunyai...
620K 69.4K 51
Up setiap hari💃 (KARYA SENDIRI) Jung Haera Komandan pasukan khusus abad 25 yang merangkap sebagai Dokter Tentara di bawah naungan FBI Amerika. Haera...