ZAHTHAR [END]

By pisthamar

2.1M 139K 1.8K

Kisah tentang gadis kelas 12 SMA yang harus dipindahkan dari sekolah menuju pesatren milik sahabat ayahnya. I... More

P R O L O G
01. Sekolah
02. Pesantren?
03. Suasana Baru
05. Membencinya
06. Dihukum Berdua
07. Permintaan Maaf
08. Menemui Gus Atthar
09. Belajar Dari Awal.
10. Kehilangan Barang Berharga.
11. Sakit
12. Calon Istri?
13. Masalah Dimulai.
14. Pacaran
15. Sad Girl
16. Melangitkan Namanya
17. Teman Baru
18. Mengkhawatirkannya
19. Baper?
20. Mulai mencintainya
21. Terluka
22. Perjodohan
23. Menuduh
24. Pasar Malam
25. Cambuk
26. Fitnah
27. Menangis
28. Dia akan Datang
29. Dua Hati Yang Tersakiti
30. Dia Dan Terungkap
31. Kecewa
32. Menerima Takdir
33. Pulang Ke Jakarta
34. Izin Berpoligami
35. Dengan Akbar
36. Kenyataan Pahit
37. Kehancuran Hati
38. Pernikahan.
39. Keinginan Terakhir
40. Perginya Zahra
41. Kehidupan di As-Salam
42. Perjodohan Nabila
43. Menepati Janji
44. SAH
45. Malam Pertama
46. Kenyamanan.
47. Pernikahan Nabila.
48. RaihaNabila
49. Kekesalan Zahra.
50. First Kiss
51. Seutuhnya.
52. Pesan Dari Mu.
53. M-Mamah.
54. Merindukan.
55. Cinta Pertama Ku.
56. Bahagia dan Dukanya.
57. Surat Dari Arumi.
58. Tanggung Jawab
59. Kelemahan Zahra
60. Membentak.
61. Kelahiran Buah Hati
62. Ungkapan Akbar
63. Penuh kejutan.
64. Pernikahan Akbar
65. Hadiah Untuk Mu
Epilog : Bersama Mu.
Spin-off

04. Bertemu

34.5K 2.3K 26
By pisthamar

Assalamu'alaikum.

Dah lama nih kagak update.

Masih inget sama ke bandelan Zahra gak nih?

Masihlah masa kagak.

Happy reading...

*****


Saat diperjalanan menuju masjid, Zahra tak sengaja menabrak tubuh seseorang, alhasil ia terjengkang jatuh terduduk.

"Gila, siapa si yang taruh tembok ditengah jalan." Ucap Zahra kesal, ia belum sadar akan apa yang ditabraknya.

"Anda kalau jalan lihat-lihat." Jawab datar laki laki itu dengan sedikit penegasan pada perkataannya.

Zahra bangkit dari duduknya, ia menatap kesal laki-laki jangkung yang ada dihadapannya.

"Eh, ya lo dong yang harusnya minggir, jalan luas." Marah Zahra.

"Bukannya anda yang harus minggir, dan kenapa juga pake lari-larian."

"Duh, ya terserah gue dong. Gue juga mondok disini, bukan urusan lo." Zahra menatap tajam laki-laki itu.

"Anda bisa jaga pandangan dengan laki-laki yang bukan mahram anda?" Tanya tegas dari laki-laki bernama Atthar itu.

"Mata, mata gue, kok lo yang sewot sih."

Dari arah depan ada Nabila, Nabila mencoba menengahi pertengkaran itu.

"Udah, Ra. Jangan ribut terus sama bang Atthar, udah adzan loh. Nanti dihukum." Ucap Nabila.

"Ya kalo gue dihukum, dia juga kena dong." Ucap Zahra menunjuk Gus Atthar.

Gus Atthar langsung pergi meninggalkan dua gadis itu.

"Heh, tuh bocah maen pergi aja, gak ada sopan santunnya. Pakaiannya aja kaya pak kyai." Sewot Zahra

Nabila hanya terkekeh melihat teman barunya ini, "Sudah ayo ke Masjid." Akhirnya mereka berdua pun pergi.

*****

Malam hari pun tiba, semua santriwan dan santriwati dipersilakan untuk makan malam.

"Makan apa nih, laper gue. WAAW." Mata Zahra berbinar melihat semua menu makan malam yang berderet.

Zahra langsung mengambil jatahnya.

"Dikit baget sih, gak tau apa porsi makan gue, kayak porsi kuli." Omel Zahra pada seorang wanita yang menyedokannya nasi.

"Masih mending kita masih makan, Mbak." Jawab Satriwati itu.

"Sini gue aja yang ambil sendiri." Ucap Zahra merampas sendok nasi tersebut.

Satriwati itu membelalakkan matanya, benar saja porsi Zahra seperti kuli, tapi aneh badannya tetap ideal.

"Astaghfirullah, Mbak kasian nanti yang ndak kebagian." Peringat satriwati itu yang bernama, Meyla.

"Bacot." Ngegas Zahra, meninggalkan wanita itu, kemudian ia duduk sambil mengangkat satu kakinya.

"Ya Allah, Ra. Kaki kamu turunin ndak sopan." Ucap Qila sembari membenarkan kaki Zahra ke bawah

"Paan sih, enak kek gini makan." Zahra menaikkan kakinya lagi.

Kemudian datanglah seorang wanita dewasa, "Kamu ini tahu adab sopan santun tidak, pake hijab masih kelihatan rambutnya, ngomong gak ada sopan santun. Sekarang kaki kamu, tidak pernah di ajarkan sopan santun kah sama orang tua." Ucap salah satu Ustadzah bernama Sarah itu.

Zahra menggebrak meja dengan kuat, "HEH BISA GAK LO JANGAN BAWA BAWA ORANG TUA, DISINI GUE YANG NGELAKUIN. KALO LO DIPOSISI GUE, APA LOH BISA TERIMA ORANG TUA LO DIHINA." Bentak Zahra.

"KAMU INI-" Balas Ustadzah Sarah membentak.

"APA HAH, GAK TERIMA LOH." Sudah habis kesabaran Zahra.

"Katanya ustadzah tapi dandanan menor. Bukannya cantik malah kayak ondel-ondel. Masih bagusan juga ondel-ondel ada gunanya. Lah, lo malah bikin sakit mata." Ucap Zahra menantang ustadzah Sarah.

Ustadzah Sarah mengangkat tangannya, ingin melayangkan tamparan pada pipi Zahra namun berhasil ditepis oleh dirinya.

"Apa mau tampar? Sebelum lo tampar pipi gue yang mulus ini, gue bakal jadiin badan lo samsak." Ucap Zahra. Semua santriwati dibuat merinding mendengar ucapan Zahra. Namun...

Datang lah ustadzah lain, "Astaghfirullah, sudah-sudah, tidak baik ribut di depan makanan, kamu lanjut lagi makannya yah. Ustadzah Sarah ikut saya keluar." Ustadzah bernama Dinda membawa ustadzah Sarah pergi dari ruangan makan santriwati.

"Udah makan lagi ya, mubazir makanan kamu masih banyak." Ucap lembut Difa.

Zahra membali melanjutkan makannya setelah diganggu oleh Ustadzah Sarah tadi.

*****

Pukul 03.00 dini hari semua santri keluar dan langsung mempersiapkan diri untuk melakukan sholat sunnah Tahajud.

Zahra amat susah sekali untuk dibangunkan, "Gimana ini, Zahra susah banget bangun. Kalo dia kita tinggal, nanti dia dihukum gimana." panik Qila.

"Zahra bangun Ra, ayo sholat tahajud dulu." Ucap lembut Nabila.

"Hm, Zahra masih ngantuk, Mah." Gumam Zahra merasa diganggu tidurnya.

"Sini Difa aja yang bangunin." Ucap Difa membawa satu gayung berisi air, kemudian mencipratkan air tersebut ke wajah Zahra.

"ANJING." Teriak Zahra.

"Ya Allah, Ra. Gak boleh ngomong kasar." Ucap Nabila.

"Apaan si gue masih ngantuk, gue tadi gak bisa tidur, gerah." Omel Zahra.

Karena tak sabar, Qila langsung menarik tangan Zahra agar cepat bangun dari bangkarnya.

"Iya iya gue bangun."

"Ya sudah, kita tunggu di masjid, cepat nanti kena hukuman." Ucap Qila. Mereka kemudian melangkah pergi menuju masjid.

"Bodo lah gue masih ngatuk, masalah dihukum gue kagak peduli." Zahra merebahkan tubuhnya kembali dan melanjutkan mimpi indahnya.

2 jam kemudian.

Tiba tiba terdengar suara langkah seseorang, "Astaghfirullah, Hey bangun kamu, seharusnya sholat subuh malah tidur." Bentak salah satu keamanan pondok.

"Apaan si, brisik banget lo." Ucap Zahra tak nyaman dalam tidurnya.

"Cepat bangun, mau saya hukum kamu."

"Hukum aja, gue gak peduli." Masa bodo Zahra.

"Cepat." Ucap pengurus keamanan.

Akhirnya Zahra keluar dengan menghentak-hentakkan kakinya dan terus mendumel, hingga akhirnya mengikuti shalat subuhnya walaupun terlambat.

*****

Pagi hari terlihat seorang gadis yang sedang menyapu halaman pesantren. Zahra dihukum karena ia telat mengerjakan Shalat subuh.

"Aduh gila, halamannya gede banget, udah mulai panas lagi." Gerutu Zahra.

"Gak bisa di toleransi apa nih hukuman, udah nyapu sendirian, luas pula."

Beberapa saat kemudian.

"Huft selesai juga." Zahra menyelesaikan hukumannya.

"Sudah selesai?" Tanya pengurus keamanan.

"Mata lo buta?" Cibir Zahra.

"Kamu ini seorang wanita, seharusnya tutur kata mu lembut." Ucap pengurus keamanan tadi.

"Bacot." Zahra pergi dari halaman pondok dan masuk ke kamar asramanya.

Ia membuka lemarinya mengambil cokelat kesukaannya.

"Stoknya tinggal dikit lagi, eh disini ada mini market gak?" Tanya Zahra pada teman temannya.

"Ada, mau ngapain ke mini market, Ra?" Tanya Difa.

"Beli stok cokelat." Jawab Zahra.

"Kalian mau gak nih, nanti gue beli lagi." Tawar Zahra.

"Boleh?" Ucap Qila.

"Bolehlah, kan gue juga yang nawarin ke kalian."

Mereka pun memakan Cokelatnya bersama.

"Bil, nanti ada kelas abang mu kan?" Tanya Qila.

"Iya ada kelas abang Atthar." Jawab Nabila.

"Kamu suka sama abangnya Nabila?" Goda Difa.

"Ya gimana ndak suka, udah ganteng, sholeh, tegas. Idaman banget." Ucap Qila.

Zahra bingung, Atthar siapa?.

"Atthar siapa sih?" Tanya Zahra.

"Abangnya Nabila." Jawab Difa.

*****

Sekolah pun tiba, Zahra menelungkupkan kepalanya di meja. Ia ngantuk sekali.

Kemudian ada seorang guru yang memasuki kelas.

"Assalamu'alaikum." Ucap seorang guru laki laki.

"Wa'alaikum salam.

"Khaifa Haluk?"

"Bikhoirin walhamdulillah."

"Baik, katanya ada satriwati baru disini, silahkan perkenalkan diri mu."

"Zahra bangun, cepetan ke depan." Seru Difa.

"Ada apa sih? Hoamm." Tanya Zahra menguap.

"Ayo kedepan perkenalkan diri mu." Suara tegas dari depan.

Zahra membolakan matanya, "Itukan orang yang kemaren ribut sama gue, ohhhh dia guru." Ucap dalam hati.

Zahra maju ke depan memperkenalkan dirinya.

"Zahra Chalista, panggil Zahra, dari Jakarta." Udap cuek plus dingin. Zahra langsung kembali ke kursinya.

"Silakan duduk kembali. Baik silakan buka buku Matematikanya, kita mulai pembelajarannya." Ucap Atthar membuka pembelajarannya.

"Baik Gus." Seru semangat para santri.

Disela sela pembelajaran, Zahra disuruh ke depan untuk mengisi soal, jangan salah walaupun Zahra nakal, dan langganan masuk BK, ia salah satu murid yang pintar.

"Zahra, silahkan kerjakan soal di depan." Ucap Atthar.

"Emangnya bisa." Bisik santriwati.

"Iya nakal gitu, kayaknya bodoh juga, hihihi." Ledek teman teman pondok itu.

Zahra mendengar bisikan itu, tapi dia masa bodo. Ia akan menyumpal bisikan itu dengan menjawab benar soal dipapan tulis.

Zahra mulai mengerjakan soal itu. Terdapat 5 soal.

"Masya Allah, jawabannya benar semua, terima kasih Zahra." Ucap Atthar.

"Dont judge a book by its cover." Jawab Zahra menekankan setiap kata dan melihat ke arah satriwati yang membisik tadi.

"Jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya saja, penampilan bisa berbohong tapi hati tidak ada yang tahu." Lanjutnya.

"Zahra kamu keren banget." Ucap Nabila, mengacungkan 2 jempol tangannya.

"Jangan puji berlebihan, nanti bisa bisa gue terbang, gak ada yang nangkep." Ucap Zahra.

Itulah Zahra seorang yang sama sekali tidak haus pujian, menurutnya seseorang yang ingin di puji ialah seseorang yang sombong dan cari muka.

Zahra lapar ingin segera ke kantin, "Masih lama kah, laper nih, aduh cacing gue pada demo, minta asupan nutrisi." Teriak lantang Zahra.

Baru saja dipuji sudah begini.

Semuanya menatap Zahra cengo, dia tak tau saja kalau gus Atthar itu killernya Ponpes An-Nur.

"Zahra, keluar dari kelas saya." Ucap tegas plus datar Atthar. Ia paling benci jika ada orang yang tak punya sopan santun.

"Ini juga mau keluar, bosen sama pelajaran anda." Ucap ketus Zahra, ia masih dendam dengan orang didepannya ini.

"Kamu keluar dan bersihkan toilet." Ucap Atthar.

"Dih, ogah banget, Lo aja kali sana, dipikir gue mondok buat jadi tukang bersih bersih apa."

Zahra langsung pergi dari kelas, "Astaghfirullah, murid itu." Ucap Atthar.


*****

Hay kawan ada yang kangen sama Zahra gak nih? Kangen dong masa kagak yekan, tapi mon maap nih ye, Zahra kagak kangen. Dia cuma butuh dikangenin sama Gus Atthar ceileh. Hahaha gak lah tipeng.

Masih mau lanjut gak nih?, memasuki part part seru nih, masa kagak mau dilanjutin sih.

Kalo mau lanjut komen👉
Kalo gak tetep komenlah hahaha, GARING.

Vote nya juga, jangan lupa.

See you.

Wassalamu'alaikum.

Continue Reading

You'll Also Like

36K 1.3K 84
ini Novel ya guys, aku awalnya up di Fizzo, cuma aku kepikiran buat up di wattpad juga hehe ceritanya menceritakan tentang seorang gadis yang hamil d...
17.8K 1.2K 33
Bagaimana Jika Kita Mencintai Seseorang Tapi Seseorang itu Mencintai Org Lain? Akan Kah Kita Bertahan Atau Pergi Meninggalkan?? Menemukan Cinta Baru...
291K 26.4K 69
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
2.3M 137K 55
⚠️INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA SENDIRI⚠️ BUDIDAYAKAN VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW. Seorang Gus muda berusia 20 tahun dijodohkan dengan seorang gadis ber...