REBIRTH : ALDANA [AGRIENT STO...

By Taratales

3.7M 367K 13K

Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berad... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
CANARIA ADELIA DIRGANTARA
ALETTA DIRGANTARA
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38
PART 39
PART 40
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2 [Darren's story]
EXTRA PART 3 [Darren's Story 2]
EXTRA PART 4
EXTRA PART 5
EXTRA PART 6
EXTRA PART 7 [LAST]

PART 22

67.1K 7.1K 112
By Taratales

.
.
.

Kana menghembus nafas beratnya, dia mendadak melupakan sesuatu. Segera, Kana menolehkan kepalanya pada Galang.

"Kak, kita ke sekolah Darren dulu ya"

"Mau ngapain lagi Na? Lo harus nyampe ke rumah Danu secepet mungkin,"

"Please Kak, gue cuma mau ketemu Darren bentar aja" ucap Kana sendu

Galang memandang Kana iba, akhirnya dia membelokkan mobil berlawanan arah dari Rumah Danu. Mobil itu melaju kencang dan berhenti di depan sekolah anak-anak.

Kana turun dan langsung masuk kesana, Galang memilih untuk menunggu di dalam mobil.

"Permisi," Kana mengetok pelan pintu kelas membuat guru yang ada didalamnya menoleh.

"Bu Kana?"

Kana tersenyum ramah "Saya pengen ketemu Darren sebentar, boleh Bu?"

"Oh iya boleh" Guru itu berjalan ke arah murid-murid nya, Kana menunggu didepan kelas dengan helaan nafas panjang.

"Mamiiii"

Kana menoleh saat Darren keluar bersama guru tadi, anak kecil itu tampak sumringah melihat kedatangan Kana.

"Kalau gitu saya tinggal ya Bu" pamit Guru wanita tadi.

"Ah iya makasih"

Kana berjongkok di depan Darren, dia ikut tersenyum saat melihat Darren menyunggingkan senyum lebarnya.

"Darren," lidah Kana terasa kelu, tak sanggup untuk mengucapkan kata perpisahan pada Darren. Iris Kana mulai berkaca-kaca "Darren mau dengerin Mami ngga?"

Darren mengangguk.

"Darren kalau pulang sekolah nanti bareng om bodyguard ya, Mami punya urusan jadi gabisa jemput Darren"

"Mami punya ulusan apa?" Tanya Darren polos

"Urusan pentinnnggggggg banget" Kana tertawa kecil saat mengatakannya dengan nada panjang "Jadi Darren ga boleh nakal ya pas ga ada Mami dirumah, gaboleh nangis juga nyariin Mami"

"Dalen boleh ikut?" Tanya Darren mulai sedikit sedih ketika tau bahwa Kana tidak akan ada dirumah hari ini.

"Ngga boleh, soalnya disana ada maung galak nanti Darren di cakar, emang mau?"

Darren menggeleng.

"Pinter," Kana mengecup pipi Darren "Jadi Darren dengerin Mami ya, Darren harus makan banyak biar cepet gede, sebelum bobo harus sikat gigi dulu. Paling penting, Darren gaboleh makan cokelat banyak-banyak nanti giginya bolong"

Darren cuma mengangguk lesu. "Mami kapan pulang?"

Kana terdiam, tidak tau harus jawab apa. Gadis itu tersenyum "Cepet kok, kalau Darren bisa ikutin kata-kata Mami tadi, Mami bakal cepet pulang"

"Janji?" Darren mengangkat kelingkingnya.

Kana menahan nafas, memori di masa lalunya membuatnya teringat kejadian itu. Dia menggeleng menggengam tangan Darren.

"Darren tunggu aja ya"

"Mami jangan lama-lama ya, kalau lama Dalen nangis" ucap Darren memelas.

"Iyaa, yaudah Mami pergi ya. Darren masuk lagi belajar"

Kana mencium seluruh wajah Darren dan memeluk anak itu dengan erat. Setelah melepas pelukannya, Kana merekam baik-baik wajah Darren di kepalanya, dia tidak tau kapan bisa bertemu dengan Darren lagi atau mungkin ini akan jadi yang terakhir.

"Udah, sana masuk" lirih Kana mengelus kepala Darren sayang

"Bye Mami, i love you" Darren mengecup pipi Kana lalu masuk kedalam kelasnya.

Kana terduduk bersandar ditembok belakang, menutup wajahnya sambil terisak.

***

Aletta berjalan masuk ke dalam rumah sakit dengan senyum mengembang, dia balas menyapa para perawat yang menyambutnya.

Sampai ke ruangan pribadi Arsa, Aletta tak juga menghapus senyumannya. Dia masih mengingat wajah syok orang-orang yang ada dalam ruangan Alderian tadi.

Rasanya Aletta ingin tertawa sekencang-kencangnya. Dia tau rencana ini tidak akan meleset, bukti itu terlalu kuat untuk di abaikan. Buktinya, aura membunuh dari Alderian diruangan tadi langsung membuatnya bergidik. Tapi Aletta santai, karena dia tau aura membunuh itu bukan untuknya.

Tapi untuk Kana.

"HAHAHAHAHAHA, PUAS BANGET GUE!" Tawa Aletta memenuhi ruang kerja Arsa.

"Sekarang lo gabisa kemana-mana Na, karena maut lo udah ada didepan mata" Aletta terkikik-kikik. Siapa saja yang melihatnya pasti mengira Aletta ini sudah gila.

Pintu ruangan terbuka, senyum Aletta berubah manis begitu melihat Arsa masuk dengan Jas dokternya.

"Sayang!" Aletta berlari untuk memeluk Arsa membuat Arsa bertanya-tanya apa yang membuat istrinya ini sangat senang.

"Kamu udah lama?" Tanya Arsa mengusap pelipis Aletta yang terdapat titik keringat.

"Ngga kok, aku baru aja sampe"

"Gimana tadi pertemuannya, seru?" Tanya Arsa penasaran, dia berjalan ke meja kerjanya dan duduk disana.

"Seru banget, aku sampe gabisa berhenti bayanginnya" ucap Aletta semangat

Arsa mengangguk, membuka kotak makan siang yang dibawa Aletta "Baguslah, sering-sering ketemu temen aja diluar kalau kamu gada kelas, biar kamu ga bosen dirumah kalau aku kerja"

"Siap sayang." Aletta memberi hormat pada Arsa yang tertawa melihat tingkahnya.

"Itu kotak apa Ta?" Tanya Arsa memusatkan pandangannya pada kotak di atas sofa.

"Bukan apa-apa kok, itu hadiah dari temen" Balas Aletta buru-buru mengambil kotak itu dan meletakkannya dilantai samping sofa.

"Sepatu ya?"

"Mungkin?"

"Yah padahal aku juga beliin sepatu buat kamu" Arsa menghentikan aktifitasnya dan mengangkat paper bag yang di simpan di laci kerjanya.

Arsa tampak sedikit kecewa. Melihat ekspresi lucu suaminya, Aletta lantas mendekat.

Wanita itu berdiri di samping kursi Arsa "Ih aku mauuu"

"Tapi kamu udah ada" ucap Arsa pura-pura hendak memasukkan kembali paper bag nya ke dalam laci.

Aletta menarik tangan Arsa dengan suara merengek "Ih aku mau hadiah dari kamu ituuu"

"Tapi kan kamu udah punya"

"Ya tapi aku juga mau hadiah dari kamu"

Arsa terkekeh geli, dia menyodorkan paper bag itu setelah mengecup punggung tangan Aletta yang bertengker di lengannya.

"Yaudah buat kamu"

Aletta membuka paper bag itu melihat isinya lalu tersenyum senang, dia memeluk Arsa "Makasihh"

***

Rissa membuka pintu rumahnya setelah bel berbunyi selama beberapa kali. Dia melihat Galang dan Kana serta koper yang berada dibelakang Galang.

"Kalian udah nyampe, ayo masuk" ucap Rissa mempersilahkan mereka masuk.

Saat melewati pintu, Kana langsung menubruk Rissa. Dia kembali menangis membuat Rissa yang sedari tadi menahan airmatanya langsung tumpah begitu saja.

Rissa sudah tau apa yang terjadi, dia ada dibutik saat Danu datang kesana untuk mencari keberadaan Kana. Rissa bertanya apa yang terjadi apalagi Danu tampak panik.

Akhirnya Danu menceritakan semua kejadiannya pada Rissa, wanita itu tak kalah syok dan langsung menentang semua yang dikatakan Danu.

Kana tidak mungkin melakukan itu, Rissa dan Kana tidak pernah berpisah sejak kecil. Mereka selalu bersama hingga tak ada satu rahasia pun diantara mereka, itulah yang Rissa percayai selama ini.

Setelah Danu mengusulkan bahwa Kana akan bersembunyi di rumah mereka, Rissa langsung meninggalkan butiknya. Untung saja kemarin dia sudah mempekerjakan dua orang untuk mengurus butiknya. Jadi Rissa bisa menyerahkan pada mereka dan tinggal terima laporan saja.

"Ayo gue anter ke kamar" ucap Rissa menuntun Kana untuk pergi ke kamar yang sudah dia siapkan.

Galang dibelakang mengikuti dua perempuan itu sambil menyeret koper milik Kana.

"Makasih ya Kak" ucap Kana pada Galang setelah mereka sudah mencapai kamar yang akan Kana tempati.

"Sama-sama, kalau ada apa-apa kalian bisa langsung telepon gue. Danu juga kadang masih di rumah jadi gausah takut"

Kana dan Rissa mengangguk.

"Yaudah gue balik ya," Galang menepuk puncak kepala Kana "Jangan keluar dulu, kalau mau keluar biar sama gue atau Danu"

Kana lagi-lagi hanya mengangguk "Makasih Kak"

Begitu Galang pergi, Kana menyeret kopernya untuk memasukkan baju-bajunya kedalam lemari. Gadis itu masih membisu padahal dia tau Rissa ingin mendengar sesuatu darinya.

"Lo sempet ketemu Al?" Rissa membuka suara, tangan Kana sempat berhenti sebelum dia kembali melanjutkan aktifitasnya.

"Lo cinta sama dia kan Na?" Tanya Rissa lagi, kali ini tangan Kana benar-benar berhenti.

Rissa menghela nafas, "Mas Danu sekarang lagi cari bukti kalau lo ga terlibat dalam kasusnya Clara. kak Galang juga udah hubungin Melvin yang ada di Singapura dan jelasin semuanya. Kata Melvin dia bakal bantuin lo juga"

"Alsa?" Tanya Kana

Rissa terdiam. Dan Kana sudah tau apa jawabannya, Alsa mana mungkin percaya padanya. Dia ada orang kedua setelah Alderian yang sangat terpukul setelah kepergian Clara.

"Jangan nyerah Na, lo ga salah. Kita akan bongkar semuanya dan seret Aletta ke penjara, dia bisa kena tuntutan atas kasus pencemaran nama baik kalau sampe terbukti lo ga bersalah"

Mendengar nama Aletta, emosi Kana meluap tapi dia berusaha menahannya.

Perempuan iblis itu, ternyata begitu cara dia memberikan bukti palsu pada Alderian di kehidupan sebelumnya. Menjebak Kana dengan seragam dan foto palsu, sekarang Kana tau. Dia ingat semuanya tentang seragam itu dan semua pengakuan Aletta di masa depan.

Tapi percuma saja, Kana memang tau semuanya tapi dia diam saja. Alasan mengapa Kana diam selama ini adalah karena dia tidak punya bukti. Memberitahu Alderian tanpa bukti hanya akan membuat kematiannya semakin cepat bahkan sebelum Aletta bergerak.

Aletta...

Kana tidak tau harus melakukan apa pada perempuan itu.

***

Pukul 1 pagi, Rissa tiba-tiba terbangun. Dia mengecek jam dan kembali menjatuhkan kepalanya dibantal. Dia berusaha memejamkan matanya lagi tapi kantuk tak juga datang kembali.

Dia sedikit melirik Danu disampingnya, pria itu pulang dari kantor jam 10 tadi. Dia belum sempat mengajak Kana mengobrol karena gadis itu sudah tertidur.

Rissa menghela nafas, masalah yang menimpa Kana ini juga mempengaruhinya. Sahabatnya itu belum lama ini menceritakan bagaimana perkembangan hubungannya dengan Alderian.

Dia bisa melihat binar bahagia dimata Kana saat menceritakannya, membuat Rissa yakin bahwa Kana sudah berhasil move on dari Arsa.

Rissa pikir Kana sudah menemukan kebahagiaannya apalagi dia sudah rela melepas Arsa untuk Aletta. Tapi semuanya hancur karena perempuan sialan itu. Dari awal Rissa memang tidak pernah menyukai Aletta, baginya Aletta itu seperti parasit yang selalu menempel pada Kana sejak mereka masuk sekolah menengah.

Semua masalah selalu datang padanya dan Kana selalu menjadi orang yang bersalah atas musibah yang Aletta alami.

"Ck, kenapa sih dia gabisa ngeliat Kana hidup tenang?" Rissa menggerutu kesal

Sebuah elusan diperutnya membuat Rissa langsung menoleh, dia melihat Danu sedikit mengerjap.

"Kamu kenapa, kok belum tidur?" Tanya Danu dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Eh, maaf kamu kebangun gara-gara suara aku ya?" Rissa nyengir dengan perasaan bersalah

"Gapapa, tapi jangan marah-marah gitu, kasian baby nya" ucap Danu pelan sambil menutup matanya kembali.

Rissa meletakkan tangannya diatas tangan Danu, mengusapnya lembut "Mas Danu,"

"Hm?" Danu menjawab dengan mata masih terpejam

"Aku bukannya ga percaya, aku percaya Kana ga mungkin ngelakuin itu. Tapi kalau ternyata orang itu beneran Kana gimana. Misal, bisa aja dia dikasi obat biar ngelakuin itu semua tanpa dia sadari"

Mata Danu yang semula terpejam jadi terbuka sempurna "Ya kalau emang kayak gitu Kana tetep ga salah dong, sayang. Dia tetep gabisa di tangkep karena ngelakuinnya tanpa sadar"

"Bukan itu yang aku takutin" ucap Rissa gregetan "Aku takut Alderian ga bakal terima Kana lagi"

Danu terdiam.

"Walaupun tanpa sadar, Alderian pasti ga akan maafin orang yang udah bunuh Kakaknya" lanjut Rissa murung

Tangan kekar Danu melingkar disekitar perut Rissa setelah dia bergeser mendekati istrinya itu "Udah jangan banyak mikir, semoga aja itu beneran bukan Kana. Aku sama Galang bakal berusaha cari bukti buat nguak semuanya, jadi kamu gausah pikir macem-macem"

Rissa mengangguk.

"Yaudah lanjut lagi tidurnya"

Tapi bukannya kembali tidur Rissa justru melepaskan tangan Danu dan beranjak duduk.

"Mau kemana?" Tanya Danu hampir terlelap.

"Ke bawah ngambil minum, bentar doang kok"

"Yaudah, hati-hati turun tangganya" ucap Danu mengantuk

Rissa akhirnya berdiri sambil berjalan keluar dari kamarnya, tapi begitu dia melewati kamar Kana, pintu kamar gadis itu terbuka.

Karena penasaran, Rissa melongok ke dalam tapi tidak ada siapa-siapa. Dengan sedikit panik, Rissa menyusuri lantai dua untuk mencari keberadaan sahabatnya itu.

Ketika melewati balkon, langkah Rissa terhenti, pintu balkon terbuka dan suara isak tangis terdengar disana. Rissa sempat berpikir aneh-aneh, tapi segera pemikirannya itu menghilang saat melihat Kana terduduk disana sambil memeluk lututnya.

"Na?" Panggil Rissa pelan, dia mendekat dan ikut terduduk disamping Kana.

Kepala Kana menoleh masih dalam keadaan tertunduk, dia menatap Rissa dengan dengan tangisan yang tidak bisa berhenti "Sa, gue gabisa"

Rissa menghela nafas pelan, dia menarik kepala Kana agar bersandar dibahunya sambil menepuk pelan kepala gadis itu.

"Gue ngerti kok, lo sabar ya kita pasti bakal buktiin kalo lo ga salah"

"Gue cinta sama dia, Rissa."

Rissa memejamkan matanya ikut merasakan penderitaan Kana, "Gue tau dan gue yakin Al juga cinta sama lo"

"Tapi dia ga percaya sama gue" Kana terisak semakin lirih

"Dia cuma butuh waktu, dia pasti bakal percaya sama lo. Tenang aja ya"

Kana menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan, dia menarik kepalanya dari bahu Rissa untuk menegakkan tubuhnya sendiri.

Setelah berhasil menenangkan dirinya, Kana menoleh pada Rissa.

"Lo percaya ga kalau gue bilang, gue yang sekarang ini berasal dari masa depan yang di bangkitin kembali dari kematian?"

"Maksud lo?" Rissa mengernyit lalu berkata tak percaya "Na, ini bukan waktunya becanda"

"Gue tau lo pasti bakal bilang kayak gitu, emang ga masuk akal kan? Gue aja sempet ga percaya, tapi gue ngalamin semuanya dan semuanya kerasa nyata" ucap Kana terkekeh kecil

Rissa terdiam cukup lama, dia menatap Kana dalam-dalam dan selanjutnya bertanya sedikit dengan nada horor

"Di masa depan... lo meninggal?"

.
.
.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

228K 11.5K 32
"eh masak mati sih cuman kesedak jajan belum ketemu ayang yoongi elah" batin Aileen. Bukannya ke alam baka menemui kedua orang tuanya Aileen memasu...
1M 107K 63
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟒) ⚠ (PART KE ACAK!) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀ...
1.1M 75.2K 47
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
314K 18.4K 40
CERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA TIDAK TERSEDIA DI APK LAIN~~~ Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya i...