I'am The Irregular Villain Of...

By Kanade_Ren

1.1K 247 31

[ Volume 1: Arc Soul Revenge ] Sinopsis: Di dunia ini dominasi dunia meliputi yang kuat akan selalu menang da... More

Soul 0 - [Kemalangan]
Soul 1 - [Kelahiran Penjahat]
Soul 2 - [Estimasi Skill]
Soul 3 - [Beite]
Soul 4 - [Gadis bertanduk]
Soul 5 - [Pengintai]
Soul 6 - [Luka yang membekas]
Soul 7 - [Di antara 'Half']
Soul 8 - [Kota Damansus]
Soul 9 - [Sebelum malam dimulai]
Soul 10 - [Lord of Kijin, telah lahir!]
Soul 11 - [Kekuatan Kijin]
Soul 12 - [Dimana semua berawal]
Soul 13 - [Bolehkah sedikit serakah?!]
Soul 14 - [Tanya diri sendiri!]
Soul 15 - [Fakta Kerajaan Vascelia]
Soul 16 - [Apakah dendam itu Dosa?!]
Soul 17 - [Ini adalah keputusan masing-masing]
Soul 18 - [Perang saudara!]
Soul 20 - [Jati diri?!]
Soul 21 - [Demonic God, Gremory!]

Soul 19 - [Bentuk lain dari simpati]

29 6 1
By Kanade_Ren

Di tengah alun-alun perang telah dimulai dan terlihat sangat menginginkan klimaks.

Sementara itu sebelum perang dimulai. Saat semua orang panik dan berlarian keluar dari bangunan, hanya beberapa dari mereka yang masih menetap.

Yup, Cain serta Jeane dan Zepdis masih berada di kamar penginapan.

Sebuah guncangan besar yang hampir setara dan mungkin bisa dianggap seperti gempa.

"Apa ini?! Apa yang terjadi? "

Dari mata Jeane menunjukkan bahwa dia cemas. Sementara Cain dan Zepdis seperti telah menduga ini akan terjadi.

"Sepertinya sudah dimulai! "

Ujar Cain, membuat kesunyian dalam diamnya Zepdis serta Jeane.

Getaran tanah jika dilihat dari dunia Cain, maka sedang ada proses kontruksi yang sedang terjadi, namun ini bukanlah kontruksi melainkan klausal dari sebuah fenomena alami yang terjadi di antara subyek dan objek.

Menduga ini akan terjadi, dimalam ini saat menatap keluar jendela, Cain merasa bahwa angin malam ini terasa berbeda. Aromanya, serta tiupannya, seolah itu mengganggunya.

Disini Zepdis ber argumen dan seperti biasa dialah pemecah kesunyian ini.

"Tuan Cain, bagaimana selanjutnya? "

Berpikir sejenak, Cain terlelap ke dalam lautan pikirannya.

Seperti yang diperkirakan bahwa ini akan terjadi. Apa ini keputusanmu, Ernez?!.

Kekacauan ini adalah akibat dari apa yang kau lakukan, pandangan seperti apa yang sedang kau perlihatkan?

Pada siapa kau melakukan ini semua?

Sudahkah kau melihat wajah dari orang-orang yang menjadi korban yang tak bersalah?

Jika seperti itu, kau dan aku tak ada bedanya... Hanya, kau 5 tahun lebih mudah dariku, itu sungguh disayangkan!

Sebuah bencana tak bisa dihentikan, entah itu akibat dan fenomena dari alam itu sendiri, atau ulah dari umat manusia.

Dalam sebuah perkataan, bahwasanya kau takkan mampu menjadi dewa yang menghentikan malapetaka.

Tapi, ini dan itu adalah sesuatu yang berbeda. Ernez, kau mungkin tak melibatkanku.

Tapi, kau melibatkan dua orang yang paling merepotkan ini ke dalam skenario yang kau ciptakan. Akankah narasimu menjadi lebih baik dari yang kuciptakan?

Ini adalah tanahmu. Aku menghormati itu. Tapi, maaf saja, aku tidak bisa mengikuti peraturan yang ada di tanahmu!

"Ini perintah! Selamatkan mereka dan bunuh yang menghalangi! "

Hal ini berlaku pada hal kedua yang dijelaskan oleh Zepdis kepada Cain saat ia menelusuri Istana dan menggali informasi.

Zepdis paham ini, memantapkan pandangannya dan segera menunduk ke bawah.

"Baik! Tuan Cain! "

Disini Zepdis diperlihatkan kembali, meski apa yang diinginkannya tak ia ucapkan, Cain selalu bisa menebak dan selalu memprioritaskan ini untuknya.

Apa karena kasihan? Pemikiran ini salah sejak awal. Jika Zepdis tahu, bahwa Cain melakukan ini dan selalu mendahulukan kehormatan Zepdis maka akan di anggap penghinaan. Namun, sejak awal Cain menjadikan ini hanya sebagai bentuk simpati konyol yang ia lakukan secara cuma-cuma.

Jadi, bahkan di antara Jeane atau Zepdis takkan ada yang tahu. Bahwa tidak ada niatan sama sekali Cain memperhatikan hal lain selain apapun yang menyangkut tujuan hidupnya.

Segera Cain menyuruh Zepdis pergi, dengan cepat Zepdis melopat dari jendela dan menghilang bersama angin.

Jeane disini ragu akan perannya yang tak tahu menahu.

"Tidak usah khawatir, setelah ini peran kita akan berjalan, sesuai narasi! "

Jeane mengerti akan ucapan Cain, namun ekspresinya tak berubah meski ia tahu bahwa gilirannya belum tiba. Hanya saja, perasaan yang ia rasakan bukanlah keraguan, melainkan cemas.

Sejak awal Cain akan menjadi pusat dari datangnya masalah, disini Jeane sungguh mengerti.

Namun, pada akhirnya juga Cain akan melibatkan dirinya sendiri dan takkan mempedulikan apapun disekitarnya.

Perasaan ini, hanya cemas yang tak bisa tersampaikan atau mudah untuk diungkapkan.

Jeane memandang keluar, keributan ini semakin menjadi pertanda buruk bagi dirinya.

Skill, buatkan aku senjata dengan memproyeksikan kejadian yang ada di dunia ini, dimana sebuah senjata yang dapat menghancurkan kekacauan!

Klip. Skill menjawab dalam kepala Cain yang di mulai dari suara dengingan.

[Lapor. Jawab. Baik, Master. Memulai melakukan perhitungan Estimasi, menulis Formula, menyambungkan Sirkuit antar sejarah di dunia. Sistem mencoba menerobos dan mendapatkan gambaran. Proyeksi, Starting!]

Ledakan gugus terjadi di dalam ruang tak terbatas, berenang ke seluruh lautan yang ada di ruang yang hanya terlihat bintang-bintang.

Bola cahaya menerobos keseluruh medan yang ada, mencoba mematerialisasikan semua yang ada disana.

Membentuk jaringan sirkuit, aliran saraf menjadi deras, menyatu dengan seluruh cahaya yang ada disana.

Dan pada akhirnya, setelah bola cahaya selesai di materialisasikan, bola itu membesar dan membentuk sebuah pusaran. Itu bukan pusaran biasa, ia mengambil sebuah bentuk.

[Lapor. Bentuk spiritual telah di tetapkan, penulisan Formula selesai, penilaian Estimasi selesai, Wujud berhasil di dapatkan, Materialisasi tahap akhir selesai, proyeksi berakhir.]

[Lapor. Pseudo-Weapon 'Golden Heart of Lancer - Rhongominiad'. Discharge!]

Klop. Berakhir dengan bunyi pemantik dan perlahan menghilang.

Cain yang terlelap dalam dasar laut pikirannya kembali mendapatkan kesadarannya.

Seolah di telan oleh kehampaan, berbeda dari penciptaan senjata pertama dan kedua. Senjata kali ini, memakan banyak sekali jiwa yang ada di <<Soul Coridor>>, pembentukan sirkuit, serta penulisan formula yang memakan waktu.

Tanpa sadar, Cain sudah terlelap selama 30 menit lamanya.

Kerja bagus, terima kasih.

Skill? Buatkan lebih banyak senjata atas material dunia dan memproyeksi sejarah, bahkan jika itu menghabiskan seluruh jiwa yang ada di Soul Coridor.

Cklik. [Lapor. Jawab. Baik, Master. Tapi, akan memakan waktu sangat lama jika melakukan Estimasi tanpa memakai kesadaran anda. Apakah diteruskan?]

Cain terdiam, wajahnya menatap lantai bawah.

Sudah kuduga, ternyata inilah penyebab aku tak sengaja terlelap. Sepertinya pembuatan senjata akan lebih cepat jika Skill dan aku melakukan sinkronisasi total agar resonansi terjadi lebih cepat dari batas waktu kejadian.

Tidak masalah, ambilah waktumu sendiri.

[Lapor. Jawab. Izin diterima. Jumlah jiwa yang ada di <<Soul Coridor>> saat ini adalah 300.795.000. Skill meminta jiwa dari <<Soul Coridor>> untuk masuk ke tahap pembuatan. Sejumlah 100.795.000 jiwa akan dikonsumsi sebagai katalis pembuatan senjata. Starting!]

Skill menghilang setelah mengatakan kalimat terakhirnya dalam pikiran Cain.

Cain menyentuh dahinya, lenguhan terdengar dalam nafasnya.

Cain mencoba untuk mengembalikan kejernihan pikirannya, karena seperti berenang ke dasar laut, ia hampir seperti terlahap dan dasar kehampaan tanpa bisa menggerakkan tubuhnya.

Tiba-tiba Jeane mengkagetkan Cain dengan nada paniknya.

"Tuan Cain! Api menyelimuti seluruh bangunan! Sebaiknya kita pergi sebelum apinya merambat kemari! "

Walaupun Jeane menjelaskan ini, Cain tak bergeming saat tubuhnya seperti dihentakkan dengan paksa.

Jeane bukan takut akan apinya, melainkan ia tak peduli. Yang ia pedulikan adalah Cain yang tertidur tadi membuatnya khawatir akan mengganggunya. Dan mungkin saja dengan terpaksa Jeane akan menggendong Cain keluar bangunan.

Jika itu terjadi... Sepertinya akan menjadi sebuah kesalahpahaman diantara mereka nanti, apalagi saat Cain bangun nanti. Itulah hal yang sebenarnya ia khawatirkan.

Walau sudah melihat wajah Jeane yang telah mengeluh, Cain berdiri dan menyentuh lehernya.

"Baiklah, kita pergi dari sini. "

Sementara itu di tempat lain, karena telah memakan waktu 30 menit kini orang ini telah sampai di belakang tembok bagian belakang Istana, tepatnya di dekat Pelabuhan.

Yap, Zepdis telah berada disana.

Kini ia sedang mengamati situasinya dengan menekan auranya lebih dalam agar tak diketahui oleh siapapun.

Diam-diam dia berjalan mengikuti jalannya tembok, dan disana Zepdis melihat.

40 orang yang sepertinya adalah pembunuh bayaran berdiri dan menjaga di sekitar pelabuhan. Disana juga Zepdis melihat di dekat perairan ada 3 kapal besar yang di awasi oleh mereka.

Zepdis tahu bahwa kapal-kapal itu berisi Demi-Human yang dikurung di dalamnya.

Zepdis memprediksi bahwa jumlah yang mengawasi kapal ada 25 orang, sedangkan yang 15 masing-masing 5 orang menjaga bagian dalam kapalnya.

Manusia licik sialan! Zepdis memaki dalam hatinya.

Disini Zepdis ingat perintah dari Cain. Bahwa, selamatkan mereka dan habisi semua yang menghalangi!

Ini adalah perintah mutlak yang Cain berikan. Saat tahu bahwa Cain memperdulikan perasaannya serta Jeane, kini Zepdis tak ingin berlama-lama menunggu.

Dari balik tembok Zepdis menerjang maju ke depan, kakinya berlari sangat cepat.

Di bagian pertama kapal tempat Zepdis menerjang, salah satu dari mereka menyadari kehadirannya.

"Siapa— " Crash! sebelum selesai dalam kalimatnya, Zepdis dengan cakar pada jarinya langsung membelah lehernya.

Dan karena ini seketika semua perhatian dari orang-orang yang menjaga tertuju pada Zepdis.

"Penyusup! Bunuh dia! " karena panik akan ketahuan, salah satu dari mereka berteriak ketakutan ketika melihat kemunculan Zepdis yang tiba-tiba.

Dilanjutkan oleh Zepdis, tanpa basa-basi dan panjang lebar ia melompat dengan tinggi, lompatannya memutar kepalanya ke bawah dan kakinya ke atas.

Zepdis melakukan lompatan vorteks dan mendaratkan kakinya dengan menekuk lutut.

Mengambil ancang-ancang, Zepdis memutar tubuhnya ke belakang dan menebas kedua kaki orang yang ada di belakangnya dengan cakarnya.

Tajam seperti mata dari bilah itu sendiri, cakar Zepdis bertabrakan dengan pedang-pedang pembunuh bayaran disini.

Tak menyangka akan hal ini bahwa kuku cakar dari Zepdis akan sangat kokoh dari besi sebuah senjata, dan saat itu juga sala satu dari mereka menyadari bahwa Zepdis bukan orang biasa.

"D-dia bukan manusia! " setelah mengatakan ini, orang ini mengangkat pedangnya ke atas dan melakukan tebasan garis lurus, namun tubuh Zepdis yang fleksibel menyeret kaki kirinya ke belakang dan melakukan sebuah dorongan untuk menggerakan tubuh bagian atasnya ke samping.

Menghindari serangan ini, Zepdis sudah tak bisa mempertahankan ini semua. Karena sudah ketahuan bahwa bukan manusia, telinga dan ekor harimau Zepdis keluar.

Matanya yang kini menatap orang yang berani mengayunkan pedang padanya, itu adalah mata seekor binatang buas yang hendak memangsa targetnya.

Sudah terlambat untuk menghindar, tanpa sadar orang ini kehilangan kehendak untuk menggerakan kepalanya.

Menekan kakinya, retakan tanah terjadi. Zepdis dengan cepat menerjang seperti badai dan mencabik puluhan orang yang ada di depannya dengan ganas.

Dan setelah ini, dari dalam kapal yaitu tempat mereka memasukan barang dan muatan keluar beberapa orang dari dalam sana.

Saat orang-orang ini mendengar suara keributan dari luar, disini mereka melihat, bahwa yang tadinya ribut menjadi tenang, setenang gelombang air dilaut.

Mayat berserakan dan nyawa dari rekan mereka telah dimangsa oleh seekor binatang yang lepas dari kandangnya.

Dan ditengah itu semua, berdiri satu orang dengan tangan penuh darah, dan pakaiannya penuh corakan warna merah.

Mata buas Zepdis menatap mereka!

Sudah terlambat bagi mereka merealisasikan ini semua dan menangkap gambaran ini ke dalam isi kepala mereka, mereka hanya berpikir apa yang mereka lihat mungkin saja ilusi. Tapi, sayang sekali saat mereka termakan ilusi buatan mereka, Zepdis yang berdiri setelah menghabisi puluhan orang, menguatkan tekanan aura dalam tubuh, radiasi tubuhnya naik, dia menerjang mereka.

Craash!! Zepdis melahap mereka dengan wujud transformasinya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 75.1K 47
Daddyyyyyy😡 "el mau daddy🥺"
229K 22.7K 31
Karel terjebak dalam sebuah novel remaja dan harus memerankan sosok penjahat berusia 18 tahun. Namun, ia merasa bersyukur karena karakter penjahat ya...
238K 5K 77
~ Novel Terjemahan ~ Cara paling kejam untuk menjatuhkan musuh adalah dengan membuat mereka jatuh cinta. "Sally, kamu wangi sekali." Kapten Leon Wins...
314K 18.3K 40
CERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA TIDAK TERSEDIA DI APK LAIN~~~ Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya i...