Be a Good Mother [Terbit]

By annisanhl_

5.2M 751K 73.5K

Riona Amara tak pernah menyangka jika ia akan meninggal karena dibunuh oleh keempat putranya sendiri dan mati... More

Prolog
1. Mama Boleh Ikut Makan?
2. Mama Jangan Pergi
3. Mama, Cepat Sembuh
4. Date With Me, Queen?
5. Pengakuan dan Kencan
6. Basket dan Morfeo
7. Mama, Jangan Berubah
8. Maafin Mama, Nak
9. Maaf, Sayang
10. Oh My Eyes!
11. Nanti Aku Cemburu
12. Hunting Jajan
13. Mama Bangga
14. Neraka Jalur VIP
15. Mama Sayang Kalian
16. Cerita Singkat
17. Bocah Prik
18. Feo Cuma Cemburu
19. Vian Sayang Kalian
20. Aku Ikhlas, Mas
21. Kok Bau Pandan
22. Keluarga
23. Ibunda Wylan
24. Papa Brengsek
26. Sang Moirai
27. I'm Pregnant
28. Apa Kalian Tega?
29. Cepat Lahir, ya!
30. Jangan Main-main
31. Lo Jahat, Kak
32. Papa Ceroboh!
33. Mama Terbaik di Dunia
34. Cap Cay Seafood
35. Janji, Satu Kali
36. Selamat, Morfeo
37. Undangan
38. Dendam Adalah Racun
39. Wanita Itu
40. I Love You
41. Digulai Atau Disate
42. Sumpah Wylan
43. Mimpi Buruk
44. Hanya Mimpi Buruk
45. Are You Happy?
46. Siap, Bu Bos!
47. Maureen
48. Seperti Mama
49. Selamat Datang
50. Papa Gak Kreatif!
51. Kalah Lucu
52. Mampus Gue!
53. Habis Ini Aku, Ya
54. Oppa-oppa Ganteng
Epilog
Spesial Part
Be a Good Version
Info Penting
• Vlog Azriel •
• Casvian Vlog •
OPEN PRE-ORDER

25. Mama Bangun!

94.1K 14.2K 1.3K
By annisanhl_

"Mama, ayo turun sarapan," ajak Casvian setelah mendapatkan izin untuk masuk ke kamar orang tuanya.

Ia sama sekali tak mengindahkan adanya sosok Wylan di kamar itu, ia hanya memanggil Riona dan berbicara dengan Riona seorang.

Semenjak percakapan mereka pada malam terakhir di Australia, Casvian benar-benar marah kepada Wylan. Ia bahkan mendiami pria itu semenjak seminggu belakangan ini, tak berbicara atau menyapa Wylan sepatah kata pun.

Bagi Casvian, lebih sakit mendengar cerita penderitaan sang ibu selama ini daripada mendengarkan fakta bahwa ia adalah anak di luar nikah. Apalagi setelah mengetahui semua ini Casvian perlahan mulai mengerti dengan apa yang diperbuat oleh Riona beberapa tahun belakangan padanya dan keempat adiknya.

Casvian benar-benar menyayangi Riona, bahkan lebih besar dari alam semesta ini.

"Abang, ayo duduk dulu di sini sama Mama," ajak Riona seraya menepuk tepi ranjangnya.

Tanpa menjawab, Casvian hanya langsung berjalan mendekati Riona dan duduk sesuai perintah wanita itu. Ia menatap khawatir sang ibu yang wajahnya tampak memucat dari biasanya.

"Mama lagi sakit? Kok pucat banget sih, Ma," tanya Casvian khawatir.

Kedua sudut bibir Riona tertarik membentuk senyuman yang cukup indah, kontras dengan wajahnya yang pucat.

Sementara Wylan yang mendengar penuturan putranya sontak mendekat ke arah istri dan anaknya, ia meneliti wajah Riona yang polos tanpa riasan pagi ini.

"Sayang, ada apa? Are you okey?" tanya Wylan ikut khawatir.

Ia berniat memegang kening Riona, tetapi langsung ditepis oleh Casvian yang menatapnya tajam dan dingin. Anak itu mengeluarkan aura permusuhan yang kuat dengan Wylan.

"Jangan sentuh Mama!" bentak Casvian kasar.

"Papa cuma mau pastiin keadaan Mama, Vian!" balas Wylan tak terima.

Di lain sisi Wylan merasa berhak untuk menyentuh istrinya dan memeriksa keadaan Riona yang pasti sedang tak sehat, sementara di sisi lain Casvian merasa Wylan adalah sosok berbahaya yang harus dijauhkan dari Riona.

Ia takut. Ia takut jika Wylan berada di dekat ibunya, maka Wylan akan menyakiti Riona lagi.

"Pokoknya Papa jangan dekat-dekat sama Mama! Jangan coba-coba sakiti Mama lagi!" ucap Casvian seraya memeluk Riona erat.

Wylan menghela napas panjang dan pasrah, ia memilih mengalah dan menjauh sedikit dari Riona dan Casvian. Daripada membuat ribut di pagi hari, Wylan memilih menjaga Riona dari jauh saja. Lagipula ia yakin jika Casvian bisa diandalkan.

"Nak, jangan seperti itu sama Papa kamu. Papa kan juga sudah minta maaf dan Papa juga sudah berubah, Papa tidak seperti dulu lagi. Selama ini juga Papa yang selalu urus Vian dan adik-adik dengan baik, kan?" tegur Riona lembut.

Casvian terdiam. Ia merasakan tangannya diusap oleh telapak tangan lembut milik Riona.

"Papa cuma mau memiliki Mama, caranya memang tidak bisa dibenarkan. Tapi, kamu tidak boleh bersikap seperti ini sama Papa kamu, bagaimana pun dia tetap Papa kamu dan adik-adik kamu. Jangan jadi anak yang durhaka, ya, Nak," pesan Riona.

"Sejahat apapun Papa, dia tetap papa kamu. Mama ceritakan semua ini ke kalian bukan karena mau kamu seperti ini, tapi kami mau kalian tidak mengulangi kesalahan kami di masa lalu."

Kepala Casvian tertunduk, ia mencuri pandang ke arah Wylan yang masih berdiri santai di ujung ruangan. Wylan tampak menikmati adegan ibu dan anak itu, seperti menonton drama Korea yang sedang trend.

"Tapi Papa jahat! Papa jahat sama Mama, Papa jahat sama aku dan adik-adik yang lain!" ucap Casvian membantah. "Selama ini Papa selalu ajar Vian dan yang lain untuk menghormati perempuan, tapi kenapa Papa sendiri enggak pernah bisa menghormati Mama?"

Wylan terdiam.

"Apa Papa selama ini menghormati Mama? Papa emang enggak pernah mukul Mama, Papa selalu kelihatan sebagai sosok pria sekaligus suami yang sempurna. Hebat, ya? Papa ternyata hebat menipu dunia selama ini, termasuk Vian dan yang lain."

"Tapi ternyata semua itu cuma akting Papa. Bagus. Papa udah cocok jadi aktor film layar kaca," sindir Casvian yang setengah-setengah.

Saat melihat Wylan hendak membantah, Casvian kembali menatap pria itu tajam seraya mengangkat tangannya.

"Papa enggak pernah lukain fisik Mama, tapi Papa selalu lukain mental Mama yang bahkan lebih sulit untuk disembuhkan dari sekadar luka fisik. Apa Papa tahu? Secara gak langsung Papa yang bersalah atas semua perlakuan Mama ke kami selama ini. Papa yang membentuk sosok Mama yang seperti monster di mata Vian dan adik-adik Vian."

"Papa yang harusnya lebih berhak bertanggung jawab atas semua rasa sakit, malu, sedih dan kecewa kami dibanding Mama."

Riona membawa Casvian ke dalam pelukannya, ia tak ingin anak itu kehilangan kontrol lebih jauh dari ini.

"Stt, Vian anak hebat. Vian anak yang hebat dan prajuritnya Mama. Sudah, ya, Nak? Sudah. Jangan bertindak terlalu kasar dengan Papa, bagaimana pun dia adalah Papa kamu," bujuk Riona.

Di tengah-tengah proses menenangkan Casvian, Riona bisa merasakan kepalanya berdenyut dan seperti tertusuk-tusuk jarum halus. Pandangannya berkunang-kunang, membuat ia tak bisa memandang dengan jelas.

Beberapa kali Riona mengedipkan matanya, berusaha mengembalikan penglihatannya agar menjadi normal.

Sementara itu, Wylan yang seperti ditampar oleh ucapan putranya kini berlutut di lantai yang dingin.

"Maaf, Nak. Maafin Papa. Papa belum bisa menjadi orang tua sekaligus suami yang baik buat kalian dan Mama kalian," gumam Wylan.

Riona melepaskan pelukannya pada Casvian, ia berusaha berdiri dari ranjang dan melawan rasa sakit yang hebat di kepalanya. Riona berusaha menggapai Wylan yang berjarak beberapa sentimeter darinya, tetapi ia terjatuh ke lantai sebelum bisa menggapai tubuh pria itu.

"RIONA!" pekik Wylan saat melihat Riona tergeletak tak sadarkan diri di hadapannya.

Buru-buru ia dan Casvian mendekati Riona, ia langsung menggendong Riona dan membaringkan tubuh Riona di atas kasur. "Cepat telepon dokter keluarga, Vian."

"CEPAT VIAN!" teriak Wylan lagi saat melihat putra sulungnya masih saja terbengong di ujung ranjang.

Suara teriakan Wylan yang cukup keras itu berhasil mengejutkan Casvian dan mengembalikan jiwanya ke alam sadar, ia bergegas meraih ponsel Riona yang berada di atas ranjang.

Jemarinya bergerak cepat di atas layar benda pipih itu, mencari nomor dokter yang sudah dipercaya oleh keluarga mereka selama bertahun-tahun.

Sementara Wylan terus saja menggosok telapak tangan dan kaki Riona bergantian, tangannya bisa merasakan betapa dingin suhu badan Riona saat ini. Bibir wanita cantik itu pucat sepenuhnya.

Wylan maupun Casvian benar-benar khawatir saat ini. Mereka kalut. Mereka takut.

"Bang? Papa? Mama? Kalian kok be—" Ucapan Azriel sontak terhenti kala melihat Riona yang terbaring di atas ranjang dan wajah Papanya yang panik. "Mama kenapa?"

Buru-buru Azriel berlari mendekati sang ibu. "Mama kenapa?! PAPA? ABANG? MAMA KENAPA?" tuntut Azriel.

Kedua mata remaja itu sudah berkaca-kaca, ia takut. Sungguh, semua orang yang ada di ruangan itu kini dirundung ketakutan besar, ketakutan akan kehilangan sosok wanita yang penting dalam hidup mereka.

"Mama, bangun," racau Azriel dengan suara serak. "Abang, dokternya mana? Kok lama banget? Suruh dokternya cepetan, Bang! Mama enggak bisa nunggu lama, nanti kalau Mama kenapa-napa gimana? Kalau Mama tambah sakit gimana?"

"DIAM RIEL, DIAM! GUE ENGGAK TAHU!" bentak Casvian pada sang adik. "Mending lo diam atau keluar dari kamar ini!"

----

To be continued...

Haii Bestie! Kira-kira Mama Riona kenapa, ya?

Oh iya, aku cuma mau infoin kalau cerita ini bakal ada sedikit taburan fantasi, ya! So, nikmatin aja^^

YUK SPAM NEXT BESTIE!!

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 6.7K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
7M 48.2K 60
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
263K 773 15
cerita pendek dewasa seorang gadis yang punya father issues
3.5M 254K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...