"Alamak.. " panik blaze
Tiara yang mendengar suara sesuatu yang pecah pun langsung bergegas mencari asal suara. Ia sangat terkejut begitu melihat vas bunga kesayangannya pecah dan tengah di punguti oleh blaze.
"KAU..!!"
Plaaakkk..
Tubuh blaze langsung terhuyung saat mendapatkan tamparan yang amat keras. Blaze terus menerus berkata dalam hati agar ia tidak boleh menangis lagi.
"KAU INI!! DASAR ANAK SIALAN!! KENAPA KAU MENYUSAHKAN SAJA!! AKU MENYESAL TELAH MERAWATMU!!" bentak tiara sambil menjambak rambut blaze dan memaksa blaze untuk berdiri.
"Arrgh...ibu.. Sakitt!!" pekik blaze yang mencoba melepas tangan sang ibu
Bugghh...
"Aaakhh-"
Blaze langsung memegangi bibirnya yang baru saja menjadi sasaran empuk pukulan dari ibunya. Dapat blaze rasakan kalau hidung dan sudut bibirnya berdarah.
"ANAK SIALAN SEPERTIMU TAK PANTAS HIDUP DI KELUARGA KAMI! MATI SAJA KAU"
Blaze langsung dihempaskan keatas pecahan vas bunga sehingga beberapa vas bunga yang runcing langsung menusuk ketubuh blaze.
"BERSIHKAN SEMUA INI ATAU JANGAN HARAP BISA MAKAN!"
Tiara langsung pergi, blaze menatap tangannya yang mengalirkan darah segar karena tertusuk oleh pecahan pecahan vas itu.
'Apakah aku memang tak pantas hidup?'tanya blaze dalam benaknya
"Hmm, sampai kapan kau akan menatap tangan kotormu itu? Kau hanya terluka sedikit dan tak akan membuatmu mati! Ya tapi akan lebih bagus jika kau mati" ucap reverse yang tengah berdiri di ujung tangga paling atas.
Blaze hanya menatap datar kearah reverse, ia hanya mengusapkan darah yang sangat banyak itu ke sweater nya dan tak peduli jika sweater nya penuh dengan noda darah. Ia langsung memunguti pecahan vas bunga itu.
"Hahaha lihat, bahkan kak gempa sudah tak peduli lagi padamu.. Huhh lagian anak beban sepertimu tak pantas menerima kasih sayang, bye selamat bekerja aku akan menelfon kak gempa dulu"
Blaze hanya bisa menghela nafas saja. Ya selama 4 tahun terakhir ini blaze tak pernah menelfon gempa karena tidak diizinkan oleh orang tuanya, andai saja blaze sempat mengingat no.hp gempa mungkin setidaknya ia bisa bertanya kabar kakaknya.
Thorn dan solar sering menawarkan agar blaze menelfon gempa menggunakan ponsel mereka tetapi blaze tidak tahu no.hp gempa.
'Mungkin aku memang tak pantas dilahirkan'
Sraaakk...
"Aakkhh-- ayah!!" pekik blaze kaget
"SIAPA YANG MENYURUHMU BERMALAS MALASAN!! KAU INI TULI ATAU APA? AKU MEMANGGILMU SEJAK TADI!! DAN JANGAN PERNAH MEMANGGILKU AYAH LAGI!! KAU BUKAN ANAKKU!!"
"ma-maaf ayah.. Blaze tak mendengar"
"AARRGH!! ALASAN!! PERGI KAU DARI SINI!!"
untuk yang ke 2 kalinya blaze dihempaskan. Kali ini ia langsung berlari kebawah dan mengambil kunci motor dan helm nya. Ya walau masih dibawah umur tapi blaze sudah terbiasa membawa motor, blaze juga menggunakan uang tabungannya untuk membeli motornya itu.
"Huhh.. Ayah lihat, anak seperti dia tak seharusnya ayah pelihara" ucap tiara
"Huhh.. Siapa yang memelihara dia? Sudah lama aku ingin mengusirnya"
Motor blaze melaju kencang dijalanan, fikirannya kacau, ia tak tahu akan kemana. Bahkan ia tak fokus saat mengendarai motornya, air mata yang sudah membendung di pelupuk matanya membuat pandangan nya buram.
Ttiiiiiddd....
"Hah?"
Bbrraaakk...
Blaze tak sempat mengerem kendaraannya, alhasil motornya langsung menabrak mobil truk yang tengah melaju untung saja mobil truk itu berhenti tepat waktu jadi motor blaze tidak rusak hanya sedikit lecet saja. tubuh blaze langsung terpental ke pinggir jalan jadi ia baik baik saja. Namun kecelakaan itu membuat jalanan macet.
"Ssshh.. Aw.. "
"Hey adik adik tak apa apa?" tanya seorang pengendara yang menjadi saksi kecelakaan.
"Uh~ aku baik baik saja" jawab blaze
Orang orang mengerubuni blaze dan menyangka blaze terluka parah karena noda darah di pakaiannya membuat semua orang berfikir kalau perut blaze terluka. Namun blaze hanyalah lecet lecet saja.
"Maaf kan saya, saya tadi melamun. Tapi saya baik baik saja" ucap blaze meminta maaf pada supir truk yang ikut turun
"Huhh lain kali hati hati dik, kau bisa membahayakan pengendara yang lain, tapi kau tidak apa apa kan?"
"Iya paman"
Blaze langsung berdiri kembali, ya kecelakaan itu tidak memakan korban.
"Blaze!"
Mendengar suara orang yang memanggilnya, blaze langsung menoleh.
"Thorn?"
"Blaze kau baik baik saja kan?kenapa kau bisa seperti ini?"tanya Thorn khawatir yang langsung memegang pundak blaze
"Ckh! Aku tak apa apa!" ketus blaze yang langsung menepis tangan thorn
Dengan cepat blaze langsung pergi dari tkp dengan menancap gas. Thorn yang melihatnya sangat khawatir.
"Huhh anak tak tahu diuntung! Teman bertanya malah marah marah dan pergi" kesal pengemudi 1
"Iya, dasar anak anak zaman sekarang" jawab pengemudi 2
"Paman! Jangan membicara kan sahabatku seperti itu! Paman tak tahu apa apa tentangnya, dia seperti itu karena tak disayangi oleh keluarganya! Dia kesepian!" marah Thorn pada om om yang membicarakan blaze
Sontak ke 2 pengemudi yang membicarakan blaze langsung terdiam.
"Huhh, Thorn harus mengikutinya"
Thorn yang kebetulan bisa motor juga langsung menyusul blaze, walau Thorn tak yakin blaze pergi ke mana tapi tak ada salahnya mencoba pergi ke tempat favorit blaze.
Setelah aksi kebut kejutan itu akhirnya Thorn tiba di taman tepi danau. Rupanya perkiraan nya benar, blaze ada disitu, blaze tengah berdiri sambil memandang danau dengan tatapan kosong. Thorn berjalan mendekati blaze.
"Huhh... Apakah aku salah jika dilahirkan?" tanya blaze tanpa menoleh kearah Thorn
Thorn tertunduk mendengar pertanyaan blaze.
"Tentu tidak" jawab Thorn
"Apa salah jika aku disayangi? Apakah aku tak pantas mendapatkan kasih sayang?" tanya blaze lagi
"Tidak blaze itu tidak benar"
"LALU KENAPA AKU TIDAK BISA MENDAPATKAN KASIH SAYANG? KENAPA AKU SELALU DIBENCI SEMUA ORANG? KENAPA THORN!?" bentak blaze tiba tiba yang langsung mencengkram pundak Thorn dengan kasar.
Thorn memejamkan matanya kuat, ia cukup takut dan terkejut saat tiba tiba blaze marah marah.
"Sabarlah blaze, tenangkan dirimu" ucap Thorn
Perlahan cengkraman pada baju Thorn pun melanggar, blaze melepaskan cengkraman nya dan langsung duduk, ia memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya.
"Untuk apa aku hidup jika pada akhirnya aku hanyalah sampah yang tidak berguna,hahahaha bukankah lebih baik aku mati? " ucap blaze sambil tertawa hambar
Thorn langsung ikut duduk di samping blaze, ia memeluk blaze untuk memenangkan nya.
"Kau jangan seperti itu blaze"
"Aku lelah Thorn, bukankah bagus jika aku mati?"
"Kenapa kau ingin mati?"tanya Thorn
" aku tak dibutuhkan, aku hanyalah sampah, tak ada yang menyayangiku"jawab blaze pelan
"Huhh.. Aku tahu kau lelah blaze, tapi apa maksud ucapan tak ada yang menyayangimu? Lalu kak gempa kau anggap apa? Bukankah kau sangat menyayanginya? Aku dan solar peduli padamu blaze.. Jadi kau jangan menyerah begitu saja, ingatlah masih ada orang yang menyayangimu, jika blaze ingin menyerah karena hal hal besar cobalah tetap bertahan demi hal hal kecil seperti menunggu sebuah senyuman dari kak gempa saat melihatmu nanti, kau harus bertahan blaze. "
Bersambung...