π™Ύπšžπš› π™³πšŽπšœπšπš’πš—πš’ (#𝟸 𝙴...

By _sidedew

640K 31.3K 2.5K

#Book-2# BIJAKLAH DALAM MEMBACA! 18++ . . . π‘Ήπ’Šπ’„π’‰π’†π’π’π’† π‘ͺπ’“π’†π’”π’†π’π’„π’Šπ’‚ π‘¬π’…π’Žπ’π’π’… π’Žπ’†π’π’šπ’Šπ’Žπ’‘π’–... More

CAST
-Prolog-
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68 [END]
-Epilog-
EXTRA CHAPTER

Chapter 46

9.1K 458 30
By _sidedew

Playlist : Little Mix ft Kid Ink - Worth it

⚠️ WARNING YAA ⚠️

Please, walau pun enggak parah-parah amat tapi chapter ini udah termasuk 18+
So, hati-hati kalo komentar jangan sampe ada yg lapor terus di banned deh sama pihak wattpad.
Tolong lah kerjasama nyaaa hiks hiks

🌷🌷🌷


"Apa kau juga mau? Tapi nanti kau akan menerima amukan dia. Alaric tidak suka jika aku disentuh oleh pria lain." Richelle masih terus meracau. Sesekali ia terkekeh yang terdengar amat lucu. Tentunya senyum kecil Alaric pun muncul kala mendengarnya.

"Tentu saja aku marah. Kau milikku, sayang! Valid!" Jawab Al seorang diri tanpa mengalihkan perhatiannya pada sosok yang kini mengerjap pelan dengan wajah sayu nya.

Ada waktu beberapa detik keduanya saling diam dengan posisi yang begitu dekat, hingga Alaric lengah. Pun sekarang dia lah yang berada di bawahnya.

"Kenapa pria tampan sepertimu harus gay! Kau merusak citra dari populasi pria hot sekarang."

Dan saat itu juga ia langsung menyerang laki-laki yang bahkan ia tidak tahu siapa. Pikir Alaric.

Alaric senang? Harusnya begitu tapi nyatanya tidak karena saat ini Logan lah yang sedang Richelle pikirkan.

Belum ada satu menit saja Alaric sudah mendorong Richelle dan membuatnya terlentang dalam kuasanya.

"Katakan padaku! Siapa yang kau inginkan?" Geramnya dengan suara rendah dan beratnya. Ia menelan ludah kuat-kuat diiringi getaran keras pada rahangnya.

Tak sadar jika pergelangan tangan Richelle telah teremas kuat.

"Kau... Alaric. Kau yang aku inginkan."

Richelle memang dalam pengaruh alkohol tetapi tidak semua kesadarannya hilang. Ia tahu dengan siapa ia berbicara. Ia kenal dan amat sangat kenal pada wajah tampan yang menatapnya intens di atasnya ini. Dan ia juga sadar dengan perkataannya barusan.

"Malam ini jadikan aku wanita seutuhnya. Milikku hanya akan terbuka untukmu, sayang." Bersamaan dengan ucapannya, Richelle melebarkan kedua kakinya.

"Miliki aku, Al. Please.. don't leave me again, don't make any woman your wife because it hurts me. Make me the only one in your life."

Kedua matanya berkaca-kaca dan saat itu juga bulir air mata pun meluncur dari sudut matanya.

Alaric tertegun, ia ikut merasakan ketulusan dari wanita yang sudah ia kecewakan. Tapi kenapa Richelle harus memintanya? Karena pada akhirnya, sekarang, Alaric akan memberikan seluruh hidupnya untuk Richelle seorang. Tidak ada lagi wanita mana pun yang ia inginkan.

Alaric akui bahwa Richelle adalah seseorang yang berhasil mengambil seluruh perhatiannya bahkan saat Richelle masih dalam perut Stephanie.

Lucu memang. Malam itu, selepas acara ulangtahun Skyla, mengesampingkan rasa malunya-- Alaric yang baru berusia sepuluh tahun itu mendatangi Skyla di kamarnya lantas ia bertanya,

"Mom, apa diperut Aunty Steph ada bayi perempuan?"

"Entahlah. Aunty belum mengiyakan pertanyaan Mommy. Memangnya kenapa?"

"Eemm... soal kalian yang akan menjodohkan kami saat dewasa nanti, itu tidak bercanda, kan? Aku mau, Mom. Aku ingin menikahi putri Stephanie nanti. Boleh?"

Nyatanya ucapan dari seorang bocah itu masih ia pertahankan hingga sekarang hanya saja seiring bertambahnya usia, Alaric sadar bahwa gadis yang dimaksudkannya itu masih lah gadis belia.

Itu mengapa sebelum benar-benar bisa bersanding dengannya, Alaric berkenalan dengan wanita yang sebaya tanpa menaruh cinta yang berlebihan tentunya.

Kala itu, Vanessa adalah sosok wanita yang dewasa dan memiliki wawasan yang luas dalam bicara pun mereka sangat seimbang. Alaric memang menaruh hati padanya akan tetapi tidak sampai sedalam itu.

Bahkan ketika ia tahu Vanessa bermain api dengan pria yang ternyata akan dijodohkan dengannya-- Alaric marah bukan karena kecewa. Dia hanya tidak terima bisa dipermainkan begitu cantik oleh Vanessa.

Pun kembali menjalin hubungan hanya sekedar menganggapnya teman tidur bukan wanita yang layak ia jaga apalagi saat itu Vanessa sudah berstatus janda.

Tidak jarang Vanessa kerap kali mendapatkan kekerasan seksual sebab alih-alih melampiaskan amarahnya pada alkohol atau narkoba, Al justru melampiaskannya dengan cara yang kasar pada Vanessa.

Dan wanita itu sama sekali tidak memprotes. Dalam hati, Alaric tersenyum mengejek karena beranggapan bahwa Vanessa mengakui sebagai budak sex nya semata.

"Kau tidak harus memohon, sayang. Karena kali ini aku lah yang mengaku kalah. Aku sangat mencintaimu dan bersumpah akan ku jadikan kau ratu di hidupku."

Andai saja mereka berdua sadar tanpa ada yang terpengaruh alkohol mungkin suasana romantis lah yang berpadu dalam ruangan yang menaburkan buih cinta diantara keduanya.

Hingga detik terlewat menjadi hitungan menit-- kini, bibir keduanya saling bermain lihai penuh hasrat. Kasar. Liar. Bahkan terkesan buru-buru.

Sesak adalah hal yang dirasakan Richelle dan mengharuskan ia mendorong dada pria itu. Mungkin hanya tiga detik yang diberikan untuk meraup oksigen sebanyak mungkin sebelum Alaric kembali membungkamnya tanpa ampun.

Tangan kekarnya bergerilya menyentuh tiap lekuk tubuh Richelle. Meremas pinggulnya dengan sensual sehingga desahan demi desahan berpadu menjadi melodi erotis di malam itu.

Dalam satu tarikan kuat, bagian atas dari gaun yang dipakainya sudah terkoyak tak berbentuk-- terus sampai menjadi dua bagian sehingga tidak perlu meloloskan kain tersebut dari atas kepala.

Richelle pasrah saat lagi-lagi bagian dadanya menjadi serangan Alaric. Mulutnya terkatup lalu melenguh dengan tubuh yang juga ikut menggeliat akibat rasa geli, nikmat dan-- entah. Richelle tidak bisa berkomentar lagi sebab yang dialaminya ini sulit sekali ia hindari mencoba menghentikan Alaric yang begitu lihai dan senang bermain-main di puncak dadanya.

Di tengah kesadarannya yang sedikit mulai kembali, Richelle terkesiap saat kain tipis yang membungkus asetnya di bawah sana perlahan-lahan melewati kedua kakinya dengan Alaric yang mengangkatnya ke atas.

Pun setelah terbebas, Alaric melebarkan seraya memegang lembut pergelangan kakinya yang jenjang nan halus.

Richelle tersipu dan merasa malu saat miliknya dalam keadaan polos mendapatkan tatapan intens dengan mata yang berkabut penuh gairah dari pria itu.

"Lepas, Al.. jangan dilihat begitu." Ucapnya sayu.

"Cantik. Milikmu sangat cantik, sayang." Katanya yang semakin membuat Richelle berpaling mata karena tersipu malu.

Kemudian bibir itu mulai bermain ahli pada satu tungkai kaki dan Richelle dibuat frustrasi.

"Ugh, A-Al.... Itu - menjijikan. No!" Suaranya nyaris putus-putus melihat aksi pria yang sedang membenamkan kepalanya di tengah milik Richelle yang sudah basah sedari tadi.

Menyangga kedua siku dan memperhatikan kegiatan Alaric yang masih mencicipi kewanitaannya yang selalu terawat. Richelle tidak usah khawatir karena selain bersih dari rambut-rambut halus yang tak pernah tumbuh sedari dulu. Richelle juga sangat menjaga kebersihan pada miliknya.

Dan malam itu, sepuluh menit berlangsung Richelle bagai ikan yang terdampar di daratan sampai akhirnya ia meliuk serta merasakan gelombang itu akan sampai dan benar saja-- Alaric mengecap habis sisa-sisa yang keluar deras.

Richelle sudah sangat kelelahan. Kepalanya pening dan nafas pun tersengal-sengal mendapat orgasme yang pertama.

Tanpa melepas tatapan darinya, Alaric segera melepas semua kain yang membungkus tubuh besarnya sampai ia benar-benar telanjang bulat dengan miliknya yang sudah mengacung gagah.

Tapi sayangnya, Alaric tidak sampai menyetubuhi Richelle karena wanita yang terbaring lemah itu sudah jatuh ke pelukan malam. Richelle tertidur begitu pulasnya.

"Shit! Sudah membangunkan milikku tapi kau malah tidur." Tuturnya dengan nada frustrasi.

Lantas ia berdiri dan mencak-mencak di tempat. Ditariknya selimut untuk menutupi ketelanjangan Richelle sebelum ia berjalan panjang ke dalam kamar mandi.

Alaric butuh air dingin untuk mengguyur seluruh tubuhnya.

Hingga dua puluh menit kemudian, setelah mengenakan celana pendek tanpa atasan, Alaric bergabung dalam selimut yang sama sembari memeluk tubuh kecil wanitanya.

Ia harus segera tidur di tengah-tengah hasrat yang tertahan agar tidak kembali menyerang Richelle saat ini juga.

Lain halnya dengan pasangan yang lain tengah memadu kasih tanpa ada yang terlewat.

Oliver menggagahi sang istri di balik dinding kaca yang mengarah pada pemandangan laut lepas. Payudaranya yang sekal terhimpit oleh jendela itu.

Sedangkan Marcella bersama teman kencannya. Jamie. Tidak memasalahkan tempat yang mereka pilih. Di balkon kamar dengan hembusan angin menerpa ketelanjangan mereka.

Begitu juga dengan Elouis yang harus menahan desahannya agar tidak sampai membangunkan Ryker. Yang seharusnya dia tidur sampai pagi malah harus terbangun karena Alejandro justru menyetubuhinya saat tengah tertidur.

🌷🌷🌷

Udara terasa hangat pada pukul sembilan pagi ini. Dua manusia tanpa terhalang apapun berpelukan begitu intim. Dengan Alaric yang terlentang sedangkan Richelle terbaring menyamping meletakkan pipinya tepat di dada polos pria itu. Tak lupa sebelah tangannya ikut memeluk perut dengan bentuk otot yang diidamkan banyak kaum Adam.

Richelle mulai terusik saat kelopak mata yang terpejam seakan diketuk pelan oleh semburat matahari yang menerobos masuk lewat jendela kamarnya.

Pun ia berbalik memunggungi sinar tersebut sehingga melepaskan rangkulannya dari Alaric dan kembali melanjutkan tidurnya.

Namun dua jam setelahnya, Kesadarannya mulai kembali terusik karena merasakan sesuatu yang berada di bawah perutnya.

"Eemhhh... Aahh." Entah mengapa ia mendesah dan tak mau membuka kelopak matanya karena masih bingung siapa dan apa yang sedang menggelitik kewanitaannya di sana.

Sesuatu yang besar tertutupi selimut yang tidak lain adalah tubuh Alaric menjadi pemandangan yang mengejutkan tat kala ia melebarkan matanya.

"A-Al. Apa yang kau-- ahhh. Lakukan, damn!" Badannya melemas dengan getaran yang terasa linu pada setiap otot tubuhnya saat cairan itu keluar tak putus-putus yang langsung di sesap oleh Alaric tanpa ragu.

"Morning, honey!" Ucap Alaric ketika keluar dari tempat persembunyiannya dan memberi ciuman panjang dengan gemas di bibir Richelle.

Richelle hanya tersenyum sayu lalu memeluk Alaric yang sudah menjatuhkan diri di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan pada ku?" Pecah Ichel setelah melewati jeda yang hening.

"Melakukan sesuai keinginan mu." Jawabnya.

Alisnya mengernyit halus. Richelle mendongak meminta penjelasan.

"Semalam kau ingin lidahku bermain di area kewanitaan mu, baby."

Belum ada respon apa pun dari wanita yang masih menatapnya bingung dengan tampang tolol yang sayangnya terlalu menggemaskan bagi Alaric wajar saja pria itu kembali mencium serta bermain-main pada bibir yang ranum itu.

"Hahhh.. aku, bilang begitu?" Alaric memang keterlaluan karena membuat pasokan oksigen Richelle menipis oleh aksinya.

"Hem."

"Ah! Ya, aku baru ingat dengan ucapan ku semalam." Ringisnya tiba-tiba. "Aku pasti sudah seperti jalang, kan? Benar-benar murahan" Ada kesenduan juga rasa malu dalam perkataannya.

"No! Apa kau tahu arti jalang yang sebenarnya? Ia adalah wanita yang rela berbagi lubangnya pada banyak pria sedangkan kau tidak! Selama ini kau tidak pernah merayu atau menggoda pria lebih dulu bahkan selalu menolak ajakan mereka selain dengan cara licik yang mereka lakukan."

Kini, Richelle kembali dibuat bingung dan terkejut dalam waktu bersamaan.

"Tapi untungnya, tak satu pun pria yang berhasil menyetubuhi mu walau sudah mencekoki kau dengan obat bius."

Kernyitan di kening pun semakin menguat sehingga potongan-potongan kejadian yang lalu, masuk dalam ingatannya.

"Apa yang kau ucapkan semalam dengan tingkah nakal mu adalah sikap yang hanya dilakukan padaku seorang. Dan kau sama sekali bukan wanita murahan. Jangan pernah sekali pun merendahkan harga dirimu, sayang."

"Al?"

"Hem?"

"Darimana kau tahu semua itu? Penjelasan mu sangat detail karena yang kau katakan barusan adalah pengalaman yang pernah ku alami."

Shit.

Alaric tidak sadar sudah membeberkan fakta yang tak pernah diketahui oleh siap pun selain dia dan orang-orang suruhannya.

"Jelaskan! Ada hal yang tidak ku ketahui, benar?"

Pun. Alaric tidak bisa mengelak karena Richelle takkan menyerah sampai semuanya terjawab.

"Aal...." Richelle merengek. Ia bangun dari terbaringnya, duduk dan tidak lupa menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos.

"Aku--" menggaruk ujung hidung yang tiba-tiba gatal. Sebenarnya Alaric enggan untuk menjelaskan.

"Ya, selama ini aku memata-matai mu jadi aku tahu siapa saja orang-orang yang berusaha bertindak lebih padamu." Jelasnya.

"Termasuk mencelakai pria-pria itu?!" Matanya melebar dengan wajah yang syok.

"Tentu. Masih untung aku tidak membunuh mereka." Lugasnya tanpa beban.

"Oh my god!" Richelle berbisik lirih dengan ekspresi tak percaya. Apa tadi? Masih untung ia bilang?

Richelle menatap takjub. Ia pikir karena ada campur tangan sang Papa ternyata Alaric lah yang berperan sebagai pria posesif tak kasat mata.

"Kau sudah keterlaluan. Apa kau tahu? Mereka bahkan ada yang kehilangan kaki juga pekerjaannya. Kenapa harus sampai segitunya? Benar-benar tidak ber-pri-ke-ma-nu-si-aan." Jelasnya dengan satu kata penekanan di bagian kata terakhir. Bibirnya mencebik tidak suka.

"Itu semua ku lakukan agar milikku ini tetap terjaga dari kebrengsekan pria." Katanya dengan menjawel pangkal hidung Richelle. "Aku yakin saudara terutama ayahmu pun akan melakukan hal yang sama hanya saja aku sudah memintanya lebih dulu agar aku saja yang mengurus keparat itu meski aku berada di jauh sekali pun." Lagi dengan nada otoriternya.

"Posesif, huh?"

Dan Alaric mengangguk mantap. "Jadi,"

Richelle memekik ketika tubuhnya terangkat hingga duduk mengangkang di pangkuan Alaric. Ia heran, apakah tubuhnya memang seringan itu hingga mudah sekali bagi Alaric mengangkatnya.

"Mulai sekarang, tidak ada yang boleh mengganggu wanita ku. Kekasihku. Calon istriku. Dan calon ibu dari anak-anakku." Tegasnya tanpa menghilangkan kesan lembut untuk Richelle.

Richelle dibuat tersipu karenanya. Hei, sejak kapan Alaric jadi pintar merayu dan berperan sebagai perayu ulung. Astaga...

"Sejak kapan aku jadi wanita mu?" Tanya Richelle menggigit ujung bibirnya yang terlihat nakal bagi penglihatan Alaric.

"Sejak kau memelukku di bandara menyambut kedatangan ku."

"Benarkah?"

Alaric hanya mengangguk dan menarik pinggang Richelle agar semakin menempel padanya.

Richelle tetap menjaga selimut agar tidak melorot. "Untuk kekasih, kapan aku resmi menjadi kekasih dari seorang pria tampan ini?"

Pertanyaan tersebut malah mengundang tawa pelan dan juga menular padanya. Alaric tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Cup.

Cup.

Cup.

Cup.

Empat kecupan pun Richelle terima darinya di bagian yang berbeda. Pipi kanan dan kiri, bibir, terakhir kening. "Sejak aku kembali setelah menyelesaikan urusanku. Kau resmi menjadi kekasihku dan tak lama lagi akan aku resmikan kau menjadi istriku. Setelah itu kubuat kau hamil lantas menjadi ibu dari sepuluh anak-anak ku yang lucu."

Richelle tertawa lepas. Ini menggelikan sekaligus membahagiakan. Alaric benar-benar menyayanginya dan tidak lagi menganggap nya adik tapi wanita di masa depannya. Jujur saja, Richelle terharu sekali.

"Itu kebanyakan! Kau pikir aku kucing bisa melahirkan anak sebanyak itu." Ia terkekeh lucu lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alaric.

"Aku tidak bercanda soal jumlah anak yang aku inginkan darimu, tapi semuanya kembali pada keputusan mu, sayang. Satu anak pun cukup asal kau ibunya dan aku ayahnya."

"Kalau begitu," Richelle menarik diri dan sedikit memberi jarak. Lantas ia menurunkan selimutnya sehingga bukit kembar dengan bekas ciuman Alaric pun kembali menggoda iman Alaric yang kadar keimanannya tidak seberapa itu. "Kita bisa menyicilnya dari sekarang, hem?"

Pun wanita yang memasang wajah seksi dengan tampang menggodanya sengaja menggesekkan tubuhnya di atas milik Alaric yang masih bersembunyi di sana.

Itu dilakukan sampai bermenit-menit lamanya dengan gerakan layaknya manusia yang sedang bercinta.

Sampai suatu titik dimana Richelle melemparkan selimut hingga jatuh ke bawah ranjang-- ia mundur agar mulutnya bisa sejajar dengan tubuh bagian tengah Alaric.

Alaric tentunya tidak dibuat bingung karena ia tahu maksud dari Richelle yang tiba-tiba secara perlahan menarik celana pendeknya.

Ia bergegas menghentikan Richelle. "Tidak. Kau tidak boleh melakukannya, sayang. Kau adalah kekasih ku dan mulut mu terlalu berharga untuk melakukan hal yang menjijikan."

"Itu tidak menjijikan. Kau bahkan sudah merasakan milikku."

"Biarkan saja tapi kau tidak boleh. Kau bukan pelacur, ingat? Sampai menjadi istriku kelak, jangan pernah bermain dengan mulut seksi mu ini. Okey?"

Richelle terdiam dan menahan senyum. Hatinya menghangat mendengar penuturan Alaric. Padahal Marcella pernah memberitahunya bahwa titik kepuasaan dari seorang pria salah satunya adalah dengan menjilatinya menggunakan mulut kita.

Dan entah mengapa Richelle ingin mencobanya untuk pertama kalinya sekaligus membalas atas apa yang sudah Alaric lakukan padanya semalam. Ia juga ingin memuaskan prianya ini.

.
.
.
-to be continued-

🌷🌷🌷

Gimana menurut kalian?
Segera menuju ending atau bikin konflik baru lagi yang nantinya bakal makin panjang aja terus si OliVio di pending lagi dahh 🤣

Ayolah dijawab 😳
Biar update cepet

🌷🌷🌷

Yuk kasih komentar buat Adek

Komentar kalian buat Babang Hot!

Komentar buat Dew nyaa 🤪

-Luv youuu-

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 197 14
Judul Singkat:FTS Judul Asli:δΈΊδΊ†ζ΄»ε‘½θ’«θΏ«ζ΅·ηŽ‹
1.8M 68.7K 48
(18+) FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Ryan Addison. Tuan muda yang selalu dipuja oleh banyak wanita karena kesempurnaan hidupnya di segala sisi. Kesempur...
1.5M 117K 37
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
2.2M 75.9K 49
[COMPLETED] cover by kkenzobt Limerence (n): sebuah kondisi saat kita sedang tergila-gila dengan seseorang. A Toxic Relationship Tangan Kenzie turun...